PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Setiap peserta didik mempunyai kepribadian yang berbeda, begitu juga dengan
pengalaman yang mereka alami selama proses perkembangan. Sebagai calon pendidik,
pendidik perlu memahami perkembangan dan kepribadian dari masing - masing peserta
didiknya. Hal itu dilakukan agar pendidik mampu menerapkan metode belajar yang tepat
untuk peserta didiknya agar ilmu yang ditransmisikan pada peserta didik benar benar
diterima dan diterapkan dalam kesehariannya.
Dalam teori belajar dan pembeajaran terdapat beberapa teori yang bisa diterapkan dalam
proses pembelajaran, pada makalah kami kali ini kami akan menyajikan tentang Implikasi
Perkembangan Kognitif dalam Belajar.
1.3. Tujuan
a. Mengetahui biografi Jean Piaget
b. Mendefinisikan Perkembangan Kognitif
c. Mendeskripsikan proses Perkembangan Kognitif menurut Piaget
d. Mengetahui apa saja tahapan-tahapan dalam perkembangan kognitif menurut Piaget
e. Menganalisis Implikasi perkembangan kognitif dalam Belajar
f. Mengetahui bagaimana cara seorang guru mengevaluasi level-level perkembangan pada
siswanya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Biografi Jean Piaget
saat
di
dia
Sekolah
Menengah.
Saat remaja Piaget berlibur bersama walinya,
seorang sarjana Swiss. Melalui kunjungan inilah Piaget
mulai
tertarik
pada
filsafat
pada
umumnya
kesalahan serupa dibuat oleh anak yang usianya kira-kira sama dan jenis kesalahan yang dibuat
oleh anak usia tertentu berbeda secara kualitatif dengan jenis kesalahan yang dibuat oleh anak
usia yang berbeda. Piaget, mengamati lebih jauh bahwa sifat dari kesalahan ini tidak dapat
dijelaskan secara memadai dalam situasi tes yang sangat terstruktur, dimana anak menjawab
pertanyaan secara benar atau salah. Piaget menggunakan metode klinis yang berupa bentuk
pertanyaan terbuka. Dengan menggunakan metode klinis, pertanyaan-pertanyaan Piaget akan
ditentukan oleh jawaban si anak. Jika anak mengatakan sesuatu yang menarik, Piaget akan
menyusun sejumlah pertanyaan yang dirancang untuk mengeksplorasi pertanyaan itu secara lebih
mendalam.
Selama bekerja di Laboratorium Binet, Piaget mulai menyadari bahwa inteligensi tidak
dapat disamakan dengan soal tes yang dijawab dengan benar. Menurut Piaget, mengapa beberapa
anak mampu menjawab beberapa pertanyaan secara benar dan anak lainnya tidak, atau mengapa
seorang anak mampu menjawab sebagian soal dengan benar tetapi salah untuk sebagian salah
untuk soal lainnya. Piaget mulai mncari variabel-variabel yang memengaruhi kinerja tes anak.
Pencariannya menghasilkan pendapat tentang Inteligensi yang oleh beberapa pihak dianggap
sama revolusionernya dengan pandangan Freud tentang motivasi manusia 1.
B.R.Hergehahn & Matthew H.Olson.Theories Of Learning Terjemahan oleh Tri Wibowo B.S. Teori
Belajar.Jakarta:Kencana.2008.Hlm 311-312
Pra-operasional
2 sampai 7 tahun
Operasional Konkret
7 sampai 11 tahun
Operasional Formal
11 tahun sampai dewasa
Tahap-tahapan tersebut hanya digambarkan secara singkat, berikut ini adalah penjelasan
masing-masing tahap diatas :
1. Tahapan sensorikmotor (Lahir-2 tahun)
Yaitu anak mulai mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dengan
penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan menggerak gerakannya. Tingkat
sensori motor menempati dua tahun pertama dalam kehidupan, selama periode ini
bayi
tidak
mempunyai
berpikir masa yang telah lewat. Mereka belum mampu berpikir dengan lebih dari satu
dimensi pada satu saat. Jadi ketika mereka fokus pada panjang, mereka akan
cenderung berpikir bahwa benda yang lebih panjang (sebuah tiang ukur) itu lebih
besar daripada benda yang lebih pendek (sebuah batu bata) meskipun benda yang
lebih pendek lebih lebar dan dalam. Tahap pemikiran pra operasional dibagi menjadi dua:
a.
adalah sapi .
b. Periode Pemikiran Intuitif (4-7 tahun)
Pada tahap kedua dari pemikiran pra-operasional , anak-anak
memecahkan
problem secara intuitif, bukan berdasarkan kaidah-kaidah logika. Ciri paling menonjol
dari pemikiran anak pada tahap ini adalah kegagalannya untuk mengembangkan
konservasi , konservasi didefinisikan sebagiai kemampuan untuk menyadari bahwa
jumlah, panjang, substansi , atau luas akan tetap sama meski mungkin hal-hal seperti itu
direpresentasikan kepada anak dalam bentuk yang berbeda-beda. Misalnya : seorang
anak ditunjukkan pada wadah berisi air dalam beberapa volume tertentu.
Pada tahap perkembangan ini, anak, yang melihat bahwa wadah pertama kali
sejumlah cairan, kini akan cenderung mengatakan bahwa wadah
bentuknya berisi lebih banyak air karena isinya lebih tinggi daripada wadah pertama.
Anak pada tahap ini secara mental tidak bisa membalikkan operasi kognitif, yang berarti
ia tidak dapat secara mental menuangkan air dari wadah yang tinggi ke wadah yang lebih
pendekdan tidak dapat melihat jumlah bahwa jumlah cairan itu sebenarnya adalah tetap
sama.
Menurut Piaget, konservasi adalah kemampuan yang muncul sebagai hasil dari
akumulasi pengalaman anak dengan lingkungan, dan bukan kemampuan yang dapat
diajarkan sampai anak memiliki pengalaman awal ini. Sebagaimana halnya dengan teori
tahapan lainnya , pengajaran adalah isu penting. Apakah berbagai kemampuan muncul
sebagai hasil dari pengalaman tertentu (belajar) ataukah muncul sebagai fungsi dari
pendewasaan yang ditentukan secara genetik ? Menurut Piaget, jawabannya adalah
kedua-duanya. Pendewasaan menghasilkan struktur otak dan sensori yang dibutuhkan,
6
3.
dengan
tindakan-tindakan
(misalnya;
kejujuran
adalah
merujuk pada kematangannya. Dengan demkian maka semua pembelajaran dan masukan yang
diperoleh seseorang harus cocok (match) dengan perkembangan skema seseorang.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa, oleh sebab itu guru dalam
mengajar harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara belajar anak
b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru
harus membantu anak, mengakomodasikan agar anak dapat berinteraksi dengan lingkungan
sebaik- baiknya
c. Bahaan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan sebagai bahan baru tetapi tidak asing
d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya
e. Didalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temannya
Terkait dengan langkah-langkah pembelajaran yang merupakan bagian dari metode
pembelajaran, menurut konsep piaget langkah-langkah pembelajaran meliputi aktivitas sebagai
berikut :
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Memilih materi pembelajaran
c. Menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik-topik tersebut, misalnya penelitian,
memecahkan masalah, diskusi, simulasi dan sebagainya
d. Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreativitas dan cara berfikir siswa
e. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa 2
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran . Bandung : PT. REMAJA ROSDAKARYA.2011.hlm 87-89.
yang
membutuhkan
penalaran
abstrak.
Jadi,
ia
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Menurut Piaget, Perkembangan kognitif tergantung empat faktor: pertumbuhan biologis,
pengalaman dengan lingkungan fisik, pengalaman dengan lingkungan sosial, dan
ekuilibrasi.
2. Tahap-tahapan Perkembangan Kognitif Piaget diantaranya yaitu: sensorikmotor, praoperasional, operasional konkret, operasional formal. Dalam tahapan sensorikmotor,
tindakan-tindakan anak spontan dan menunjukkan usaha untuk memahami dunia. pada
tahapan pra-operasional memperlihatkan ireversibilitas; yaitu, ketika sesuatu yang telah
dilakukan, sesuatu tersebut tidak dapat diubah. Tahapan operasional konkret ditandai
dengan pertumbuhan kognitif yang luar biasa dan merupakan tahapan formatif dalam
pendidikan sekolah. Anak-anak mulai menunjukkan beberapa pemikiran abstrak
3
Dale Schunk. Teori-teori Pembelajaran Perspektif Pendidikan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Hlm 330-336
10
3.2. Saran
Sebagai calon pendidik, hendaknya mengetahui Tahap tahap perkembangan Kognitif
pada setiap usia, agar pendidik mengetahui materi yang tepat untuk diajarkan kepada para peserta
didik sesuai dengan kemampuan kognitifnya.
Daftar Pustaka
Suyono dan Hariyanto. 2011.Belajar dan Pembelajaran . Bandung : PT. REMAJA ROSDAKARYA.
Schunk, Dale.1992. Teori-teori Pembelajaran Perspektif Pendidikan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Hergenhahn, B.R & Olson, Matthew H. 2008.Theories Of Learning.Terj Triwibowo B.S. Teori
Belajar.Jakarta : Kencana.
11