PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Di era modern ini persaingan didunia jasa sangat ketat, salah satu cara
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan khusus oleh pemerintah
untuk menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia,
terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI,
Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya
ataupun rakyat biasa, bertugas agar setiap kebutuhan masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan bisa terpenuhi dan bisa memuaskan dalam setiap
pelayanan yang diberikan. BPJS Kesehatan menjalankan dan memantapkan sistem
jaminan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien dan bermutu kepada peserta
melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, setiap
pelayanan yang diberikan harus mampu memenuhi setiap kebutuhan peserta BPJS
Kesehatan.
Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan adalah
pemberian informasi yang tepat dan akurat, karena seperti yang dikatakan penulis
bahwa
informasi
merupakan
bagian
penting
dalam
setiap
pelayanan.
paham atau tidak memberikan informasi yang tepat kepada peserta atau karena
pemahaman dari peserta itu sendiri yang masih kurang.
Manusia selalu membutuhkan informasi dalam hidupnya, yang secara
sadar dan tidak sadar manusia selalu diterpa informasi. Sehingga dari banyaknya
informasi yang menerpa diri mereka, mereka harus menyeleksinya lagi dan
memilih informasi yang bisa menyelesaikan masalah mereka atau memenuhi
kebutuhan mereka. Krech, Crutchfield, dan Ballachey (Yusup, 1995: 8)
menjelaskan karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar
dapat memecahkan masalah tersebut. Sehinggan dalam penelitian ini, peserta
BPJS Kesehatan akan merasa terpenuhi kebutuhannya dan akan merasa puas
dengan pelayanan petugas BPJS Kesehatan setelah mereka mencari informasi
tentang ketentuan yang berlaku di BPJS Kesehatan.
Kepuasan pelanggan telah menjelma menjadi kosa kata wajib bagi setiap
organisasi bisnis, nirlaba, konsultan bisnis, peneliti pemasaran, eksekutif bisnis
dan dalam konteks tertentu, para birokrat dan politisi. Setiap slogan perusahaan
akan selalu menyinggung kata kepuasan pelanggan, karena kepuasan pelanggan
berpengaruh signifikan terhadap shareholder value, walaupun dampaknya
bervariasi antar industri dan antar perusahaan. Singkatnya, pelanggan dan
kepuasan pelanggan adalah hal paling utama dalam sebuah bisnis. (Ivonne Wood :
35).
Tjiptono (2004) mengungkapkan :
Kepuasan adalah Respon terhadap evaluasi ketidaksesuaian/diskonfirmasi
yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kerja lainnya) dan
kinerja aktual produk yang dirasakan oleh pengguna.
(form dimension) meliputi kejelasan, detail, urutan atau perintah, tampilan dan
media. 1
https://biginaict.wordpress.com/2010/03/25/mengukur-kualitas-informasi/
nilai kebaharuan atau paling tidak baru diketahui bagi si penggunanya sehingga
apabila seseorang yang mengakses informasi ke BPJS Center, merasa informasi
yang didapatkannya merupakan informasi yang baru diketahuinya.
Berdasarkan dari penjelasan diatas, teori yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Teori Pencarian Informasi (Information Seeking Theory). Teori ini
menjelaskan tentang pencarian, penginderaan, dan pemrosesan informasi. Asumsi
utamanya adalah bahwa orang cenderung menghindari informasi yang tidak
penting sesuai dengan image of reality-nya karena terasa membahayakan. Proses
pencarian informasi dalam teori ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu terpaan
stimuli, perbandingan stimuli dengan image of reality, stimuli menuntut atau
tidak, jika menuntut maka akan menghasilkan tindakan untuk mencari informasi
lebih jauh sehingga menghasilkan revisi image of reality, yaitu evaluasi dari
tindakan sebelumnya.
Pencarian informasi yang dilakukan oleh peserta BPJS Kesehatan menjadi
penting karena saat ini masih banyak peserta BPJS Kesehatan yang
pengetahuannya masih minim mengenai ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Ditambah lagi masih banyaknya kesimpang-siuran informasi yang didapat oleh
peserta BPJS Kesehatan menjadi alasan utama untuk melakukan pencarian
informasi. BPJS Center di setiap rumah sakit seharusnya menjadi sumber
informasi yang paling tepat dan akurat. Selain itu, informasi yang diberikan oleh
petugas BPJS Center seharusnya dapat menjawab setiap informasi yang
dibutuhkan oleh peserta BPJS Kesehatan. Dengan harapan, setiap peserta BPJS
Kesehatan yang melakukan pencarian informasi mengenai aturan dan ketentuan
dari BPJS Kesehatan ke petugas BPJS Center di setiap rumah sakit dapat
terpenuhi dan terjawab setiap informasi yang dibutuhkan oleh peserta yang pada
akhirnya akan menimbulkan kepuasan di dalam diri peserta BPJS Kesehatan. Dari
penjelasan-penjelasan diatas, penulis akan meneliti hubungan antara kualitas
layanan informasi BPJS Kesehatan dengan kepuasan peserta BPJS Kesehatan atas
pemenuhan pencarian informasi di rumah sakit mitra BPJS Kesehatan.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan di dalam latar belakang
1.3.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka peneliti mengidentifikasi
2.
Bandung?
Seberapa erat hubungan antara Timeliness (ketepatan waktu) BPJS
Kesehatan dengan kepuasan peserta BPJS atas pemenuhan pencarian
informasi di rumah sakit mitra BPJS Kesehatan wilayah Kabupaten
Bandung?
3.
4.
5.
1.4.
Tujuan Penelitian
Dari identifikasi masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara Pertinence (ketepatan
informasi) BPJS Kesehatan dengan kepuasan peserta BPJS atas
pemenuhan pencarian informasi di rumah sakit mitra BPJS Kesehatan
2.
3.
Bandung?
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara Accuracy (akurasi) BPJS
Kesehatan dengan kepuasan peserta BPJS atas pemenuhan pencarian
informasi di rumah sakit mitra BPJS Kesehatan wilayah Kabupaten
Bandung?
4.
5.
1.5.
Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, data, fakta, dan informasi yang diperoleh
dari objek yang diteliti diharapkan dapat bermanfaat untuk penerapan yang
bersifat praktis maupun relevansinya pada penerapan teori komunikasi.
1.5.1. Kegunaan Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ataupun referensi
dalam bidang kajian ilmu komunikasi, khususnya bidang komunikasi pemasaran
yang menyangkut kualitas layanan informasi dan kepuasan pelanggan.
1.5.2. Kegunaan Praktis
1.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau sebagai bentuk
saran dan evaluasi terhadap perusahaan mengenai kualitas layanan
informasi pada sebuah program yang diberikan oleh BPJS terhadap
pelanggan yang dapat dilihat dari aspek kepuasaan pelanggan dalam hal
2.
1.6.
Kerangka Pemikiran
10
4.1
Kerangka Teoretis
Perubahan paradigma dan perkembangan peran Jaminan Kesehatan
11
penggunanya.
Timeliness, yakni informasi tersebut harus tersedia pada saat dibutuhkan.
Accuracy, yakni informasi tersebut harus teliti dan akurat.
Reduced Uncertainly, yakni informasi tersebut harus mendekati ketepatan
4.2
Kerangka Konseptual
12
Dalam penelitian ini, terdapat dua konsep utama yaitu kualitas layanan
informasi BPJS Kesehatan sebagai variabel pertama dan kepuasan peserta BPJS
Kesehatan atas pemenuhan informasi BPJS Kesehatan sebagai variabel kedua.
1.6.2.1 Kualitas Layanan Informasi
Goetsch & Davis (1994) yang mendefinisikan kualitas sebagai kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses,
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. (Tjipto dan Chandra,
2007:110).
Informasi merupakan suatu kumpulan data yang terstruktur yang telah
dikomunikasikan kepada orang lain agar dapat bernilai guna bagi orang tersebut.
McFadden, dkk (dalam Kadir, 2003:31) mendefinisikan informasi sebagai data
yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan
seseorang yang menggunakan data tersebut. Jadi dapat disimpulkan, informasi
adalah suatu fakta, data dan pengetahuan yang ada di sekitar lingkungan kita yang
telah dikomunikasikan dan dapat dimanfaatkan oleh orang lain agar dapat bernilai
guna bagi orang yang membutuhkan.2
Layanan Informasi adalah penyampaian berbagai informasi kepada sasaran
layanan agar individu dapat mengolah dan memanfaatkan informasi tersebut demi
kepentingan hidup dan perkembangannya, 3 atau bisa juga layanan informasi
merupakan layanan bimbingan dan konseling yang ditujukan untuk pencari
informasi.
2
3
13
BPJS Kesehatan.
Timeliness, yakni informasi tersebut harus tersedia pada saat dibutuhkan.
Saat peserta BPJS Kesehatan membutuhkan informasi mengenai suatu
ketentuan BPJS Kesehatan, BPJS Center di setiap rumah sakit tepat waktu
memberikan informasi tersebut. Selain itu, berita perkembanganperkembangan mengenai perusahaan secara update disampaikan oleh
ini,
informasi-informasi
yang
berkenaan
mengenai
14
15
Kesehatan sehingga petugas BPJS Kesehatan harus mengamati apa harapan dari
peserta BPJS Kesehatan, kemudian berusahan menyeseuaikan dengan kinerja
pelayanan BPJS Kesehatan.
Fenomena :
cenderung
menghindari
informasi yangMenurut
tidak sesuai
dengan image
juga
mempunyai
cara masing-masing.
Sulistyoof reality-nya karena akan dianggap mengganggu dan mengecam
Basuki (2004:393) kebutuhan informasi adalah informasi yang diinginkan
keseluruhan system pada dirinya. (Donohew dan Tipton, 1973)
memenuhinya
PESERTA BPJSuntuk
KESEHATAN
seseorang untuk pekerjaan, penelitian, kepuasan rohaniah, pendidikan dan lainlain. Dapat disimpulkan, kebutuhan
informasi
Rumusan
masalah:adalah keinginan seseorang dalam
Seberapa erat hubungan antara kualitas layanan informasi BPJS Kesehatan dengan kepuasan peserta BPJS atas
pemenuhan informasi
BPJS Kesehatan
di rumah
mitra BPJS
memperoleh
pengetahuan
yangsakit
bernilai
gunawilayah
untuk Kabupaten
dirinya. 4 Bandung.
Variabel X:
Kualitas layanan Informasi BPJS
4.3KesehatanBagan Kerangka Pemikiran
Variabel Y:
Kepuasan Peserta BPJS Kesehatan
Sub Variabel Y:
Sub Variabel X:
Pertinence (ketepatan) informasi (X1)
Indikator :
Ketepatan sarana informasi
Pemahaman terhadap informasi
Timeliness (ketepatan waktu) informasi (X2)
ketidaksesuaian
Indikator :
Penyajian informasi tersedia setiap waktu
produk
yang
dirasakan
pengguna.
Indikator :
Respon terhadap evaluasi
informasi
Ketelitian informasi
4
Sulistyo-Basuki.
2004. Pengantar Dokumentasi. Bandung: Rekayasa Sains.
Kepercayaan
akan informasi
Reduce Uncertainly
informasi (X4)
(mengurangi ketidakpastian)
Indikator :
Kepastian pemahaman informasi
Penguatan keyakinan akan informasi
oleh
Harapan (Expectation)
Kinerja (Performance)
Tjiptono, 2004
16
David Kroenke,
1.7.
1.7.1
Operasionalisasi Variabel
Definisi Operasinal
Untuk memberikan kejelasan serta menghindari terjadinya kesalahan
dalam mengartikan maksud penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi dari
variabel-variabel dalam penelitian ini. Penelitian ini mencakup dua variabel yang
akan dioperasionalisasikan yaitu kualitas layanan informasi BPJS Kesehatan
(variabel X) dan kepuasan peserta BPJS Kesehatan atas pemenuhan kebutuhan
informasi (variabel Y).
Variabel bebas (X)
Definisi :
17
Indikator :
a. Ketepatan sarana informasi
Penilaian peserta BPJS Kesehatan tentang seberapa tepat pemanfaatan
informasi BPJS Center.
Alat ukur :
-
Sub Variabel X2
: Timeliness (ketepatan waktu) informasi
Definisi operasional :
Timeliness (ketepatan waktu) informasi adalah penilaian peserta BPJS
Kesehatan terhadap seberapa tepat waktu atau update informasi yang disampaikan
oleh petugas BPJS Center dalam memenuhi harapan peserta BPJS Kesehatan.
Indikator :
18
terbaru.
Alat ukur :
-
19
Sub Variabel X3
: Accuracy (Akurasi) informasi
Definisi operasional :
Akurasi informasi adalah penilaian peserta BPJS Kesehatan tentang
seberapa teliti, percaya, dan sesuai sebuah informasi yang terdapat di layanan
BPJS Center terhadap kepuasan mereka atas pemenuhan informasi yang sesuai
dengan harapannya.
Indikator :
a. Ketelitian informasi
Penilaian peserta BPJS Kesehatan mengenai tingkat detail sebuah
informasi yang terdapat di BPJS Center
Alat ukur :
-
Penilaian peserta BPJS Kesehatan atas faktualisasi informasiinformasi yang ada pada layanan BPJS Center membuat mereka
merasa perlu untuk terus memanfaatkan BPJS Center.
20
Sub Variabel X4
informasi
Definisi operasional :
Penilaian peserta BPJS Kesehatan tentang tingkat kejelasan dan kepastian
sebuah informasi yang ada pada BPJS Center sehingga terjadi penguatan
keyakinan akan informasi tersebut yang pada akhirnya mengurangi ketidakpastian
informasi.
Indikator :
a. Kepastian pemahaman informasi
Penilaian peserta BPJS Kesehatan terhadap pemahaman yang didapat
setelah menggunakan informasi yang disampaikan oleh petugas BPJS
Center.
Alat ukur :
-
21
22
23
1.8.
Hipotesis
1.8.1. Hipotesis Mayor
Dalam penelitian ini dikemukakan satu hipotesis, yaitu :
H0
: Tidak adanya hubungan yang erat antara kualitas layanan informasi BPJS
Kesehatan dengan kepuasan peserta BPJS Kesehatan
H1
: Adanya hubungan yang erat antara kualitas layanan informasi BPJS
Kesehatan dengan kepuasan peserta BPJS Kesehatan
1.8.2. Hipotesis Minor
X1
X2
Gambar 1.2 Struktur Hipotesis Minor
X3
Y
1. H0 : Tidak adanya hubungan yang erat antara Pertinence (ketepatan)
X4
layanan informasi BPJS Kesehatan dengan kepuasan peserta BPJS
KesehatanX5
H1 : Adanya hubungan yang erat antara Pertinence (ketepatan) layanan
informasi BPJS Kesehatan dengan kepuasan peserta BPJS Kesehatan
2. H0 : Tidak adanya hubungan yang erat antara Timeliness (ketepatan waktu)
layanan informasi BPJS Kesehatan dengan kepuasan peserta BPJS
24
25
pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan meratakan jalan untuk membuat
rancangan penelitian eksperimental (Rakhmat, 2005: 31).
Penelitian ini akan dianalisis secara kuantitatif. Kuantitatif yaitu data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistika. Analisis
kuantitatif dimaksudkan untuk memperkirakan keeratan hubungan secara
kuantitatif dari perubahan satu atau beberapa kejadian lainnya, dengan
menggunakan alat analisis statistik. Pengolahan data dengan analisis kuantitatif
melalui beberapa tahap. Kemudian, penelitian ini dirancang sebagai penelitian
survei yang bersifat eksplanatif atau eksplanatori. Penelitian survei adalah
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 1996: 3).
Peneliti menggunakan metode korelasional karena bertujuan untuk
mengetahui hubungan antar variabel kualitas layanan informasi dengan kepuasan
konsumen. Melalui studi ini, diperoleh hubungan antara variabel penelitian yang
dinyatakan dalam bentuk koefisien relasi. Penelitian korelasional dimaksudkan
untuk mencari atau menguji hubungan antar variabel. Peneliti mencari,
menjelaskan suatu hubungan, memperkenalkan, menguji berdasarkan teori yang
sudah ada.
1.9.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitian,
sebagai berikut :
1. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pernyataan dan
pertanyaan yang akan digunakan untuk mendapatkan data, baik yang dilakukan
melalui telepon, surat, atau bertatap muka (Ferdinand, 2006). Menurut Rangkuti
(1997) tujuan kuesioner adalah memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan
26
27
data
dengan
cara
28
prosedur
statistik
yang
dinamakan
analisis
hubungan,
dengan
29
tertentu. Misalnya data dipilih secara acak, data berdistribusi normal, data yang
dihubungkan berpola linear, dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan
yang sama sesuai dengan subjek yang sama.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert
1-7 (skoring rentang interval tingkat kepuasan atas layanan informasi). Skala
Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. dengan skala Likert,
variabel yang akan diukur pada penelitian ini dijabarkan menjadi indikator
variabel dan akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik
tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan
yang perlu dijawab oleh responden. (Ridwan dan Kuncoro, 2008: 20).
Untuk memungkinkan para peserta BPJS Kesehatan menjawab dalam
berbagai tindakan bagi setiap butir kepuasan, format jenis likert bisa digunakan.
R. A. Likert (1932) mengembangkan prosedur penskalaan dimana skala mewakili
suatu kontinum bipolar. Pada ujung sebelah kiri (dengan skala rendah)
menggambarkan suatu jawaban yang negatif, sedangkan ujung sebelah kanan
(dengan angka tinggi) menggambarkan yang positif.
Skor rentang interval yang digunakan dengan skala Likert 1-7 sebagai berikut :
13
Tidak Puas
45
Cukup Puas
67
Puas
Variabel-variabel jawaban tersebut mewakili butir-butir kepuasan yang
benar-benar menguraikan pelayanan perusahaan. Dari jawaban butir-butir data
mentah yang dihasilkan dan berhasil dikumpulkan tersebut, perlu dilakukan
pengolahan data atau dibuat statistik, yaitu berupa data ringkasan antara lain rata-
30
rata
dan deviasi
standar
untuk setiap
butir
kualitas dam karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 80). Populasi adalah
kumpulan objek yang akan diteliti (Rakhmat, 1991: 78).
Populasi yang akan diteliti yaitu masyarakat yang terdaftar menjadi
peserta dari BPJS Kesehatan Wilayah Kabupaten Bandung yang sudah di random
terlebih dahulu. Berdasarkan data yang diperoleh ada 5 Rumah Sakit Mitra BPJS,
26 PKM, dan 39 Klinik Keluarga yang berada di wilayah Kabupaten Bandung.
1.9.2
Sampel
Dalam penelitian sosial, dikenal adanya hukum kemungkinan atau hukum
31
Presisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10% yang berarti memiliki
tingkat kepercayaan 90%.
Metode sampling
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
32
33
apabila r hitung lebih besar atau sama dengan 0,30, maka butir penyataan
dari kuesioner tersebut sudah valid. Tetapi, apabila r hitung kurang dari
0,30, maka butir pernyataan dari kuesioner tersebut tidak valid.
Menurut Robert M. Kaplan, it is rare to see a validity coefficient larger
than 0,60 and validity coefficient in the range of 0,30 to 0,40 are commonly
considered high (Kaplan, 1993: 141). Kaplan menjelaskan bahwa koefisien
validitas dengan range 0,30 sampai 0,40 masih bisa diterima, oleh karena itu
penulis mengambil 0,30 sebagai titik kritis koefisien validitas.
Karena uji validitas menggunakan koefisien korelasi Pearsons Product
Moment, maka rumusnya adalah :
r=
n ( xy) (x . y)
34
k.r
1 + (k-1) r
= Koefisien reliabilitas
k = jumlah instrumen pernyataan
r = jumlah varian dari tiap instrumen
Syarat suatu alat ukur menunjukkan kehandalan yang semakin tinggi
adalah apabila koefisien reliabilitas () yang mendekati angka satu. Apabila
koefisien alpha () lebih besar dari 0.7 maka alat ukur dianggap handal atau
terdapat internal consistency reliability dan sebaliknya bila alpha lebih kecil dari
0.7 maka dianggap kurang handal atau tidak terdapat internal consistency
reliability.
Dengan demikian, uji reliabilitas merupakan suatu cara untuk menguji
konsistensi suatu kuisoner. Jika kuisoner tersebut dianggap reliabel, itu berarti
kuisoner tersebut memiliki konsistensi yang tinggi dan dapat disebarkan kepada
responden.
Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh hasil pengukuran dapat
dipercaya yang berarti skor hasil pengukuran tersebut dari kekeliruan pengukuran.
35
Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang
disebut koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach)
1.12.
yaitu berdasarkan data Fasilitas Kesehatan (FasKes) yang terpilih dengan hasil
random dengan waktu yang belum ditentukan karena disesuaikan dengan
perolehan data yang akan diteliti. Penelitian terdiri dari dari dua tahap yaitu
penelitian ke lapangan dengan penyebaran kuesioner serta wawancara dan
dilanjutkan dengan analisis hasil penelitian.