KKK
KKK
Diajukan oleh
Muhammad Baharudin Yusuf
NPM 09320293
Kepada
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA, ILMU PENGETAHUAN ALAM
DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2015
Halaman Persetujuan
Proposal penelitian berjudul
PANGARUH LAMA FERMENTASI NATA KULIT PISANG RAJA TERHADAP
KETEBALAN DAN KADAR SERAT SERTA IMPLEMENTASINYA SEBAGAI LKS
BERBASIS ENTREPRENEURSHIP
yang diajukan oleh :
Muhammad Baharudin Yusuf
NPM. 09320293
telah disetujui untuk dilaksanakan
Semarang, ......................
Pembimbing I
Pembimbing II
Prasetiyo, M.Pd.
NIDN.062308700
NIDN.0602038401
Mengetahui,
Dekan FPMIPATI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, komoditas pisang menduduki tempat pertama
di antara
Hanum
dkk; 2012
) dalam penelitiannya
berdasarkan data terakhir yang diperoleh, saat ini luas lahan yang
ditanami pisang di daerah Sumatera Utara berkisar 3.195,60
hektar dengan produktivitas 5,32 kuintal per hektar. Setiap
tahunnya daerah tersebut bisa menghasilkan 160.888 ton buah
pisang,
termasuk
di
dalamnya
buah
pisang
raja
(Musa
buah
pisang
rupanya
tidak
diikuti
dengan
memiliki
nilai
jual
yang
menguntungkan
apabila
dalam
kulit
pisang
merupakan
syarat
utama
untuk
adanya
pemanfaatan
penumpukan
sampah.
limbah
Salah
tersebut
satu
untuk
mengurangi
pengolahannya
dijadikan
oleh
bakteri
Acetobacter
xylinum
yang
memiliki
(growth
promoting
factor)
akan
meningkatkan
meningkatkan
aktivitas
enzim
kinase
dalam
dan
berkembang
membentuk
nata
karena
adanya
yang
diberikan
berupa
sukrosa
(karbon)
dan
urea
meningkatkan
aktivitas
Acetobacter
xylinum
dalam
materi
Bioteknologi,
sehingga
pendidikan
1. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang berkaitan dengan pisang raja adalah
sebagai berikut:
a. Ketersedian pisang raja yang sangat melimpah sehingga
berpotensi menghasilkan limbah kulit pisang yang banyak.
b. Kulit pisang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
pakan ternak kambing, sapi, dan kerbau.
c. Pemanfaatan
buah
pisang
pada
umumnya
hanya
kurangnya
pengetahuan
masyarakat
dalam
untuk
mendapatkan
hasil
yang
optimal
dengan
pengetahuan
baru
terhadap
civitas
akademik
untuk
menghasilkan
produk
dan
adalah
nama
umum
yang
diberikan
pada
nata
merupakan
strain
murni
Acetobacter
Acetobacter
xylinum
sangat
diperlukan
untuk
3. Nata
Nata adalah bahan menyerupai gel (agar-agar) yang terapung pada
medium yang mengandung gula dan asam hasil bentukan mikroorganisme
Acetobacter xylinum. Nata pada dasarnya merupakan selulosa. Apabila dilihat
dibawah mikroskop akan tampak sebagai suatu massa fibril tidak beraturan
yang menyerupai benang atau kapas (Sutarminingsih, 2004).
4. Ketebalan
Nomina (kata benda) perihal (keadaan) tebal (Anton,
2005).
5. Serat
Serat pada nata kulit pisang raja yaitu jalinan mikrofibril
selulosa yang dihasilkan bakteri Acetobacter xylinum pada
lembaran nata.
6. Fermentasi
Fermentasi adalah suatu proses pengubahan senyawa
yang terkandung di dalam substrat oleh mikroba (kultur)
misalkan
senyawa
gula
menjadi
bentuk
lain
(misalkan
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pisang raja
a. Deskripsi dan morfologi pisang raja
Tanaman pisang tergolong dalam suku Musaceae. Ciriciri umum morfologinya antara lain : perakaran serabut,
terna yang besar, sering dengan batang semu tang terdiri
atas upih daun yang balut membalut, dengan daun yang
lebar, bangun jorong atau memanjang, ibu tulang tebal,
beralur di sisi atasnya, jelas berbeda di sisi atasnya, jelas
berbeda dari tulang-tulang cabangnya yang menyirip. Bunga
banci atau berkelamin tunggal, zigomorf, terdapat susun
sinsiunus yang terdapat dalam ketiak daun pelindung yang
besar dan berwarna menarik. Keseluruhan rangkaian bunga
merupakan tenda dengan bunga betina di bagian pangkal
dan bunga-bunga jantan di bagian perbungaannya. Hiasan
bunga
jelas
mahkotanya.
dapat
Kelopak
dibedakan
berbentuk
dalam
tabung,
kelopak
dan
memanjang,
benang, kepala
sari
ketika
matang,
meskipun
ada
beberapa
yang
: Monocotylae
Bangsa
Suku
: Zingiberales
: Musaceae
Marga
Jenis
: Musa
: Musa sapientum
Pisang
memiliki
banyak
jenis
dan
macamnya.
Sumber : id.wikipedia.org
Gambar 2.1 Buah pisang raja
Pisang raja memiliki karakteristik morfologi sebagai berikut:
1). Buahnya mirip pisang ambon namun memiliki kulit lebih
tebal. Berwarna kuning muda, kuning tua, dan juga ada
yang berwarna merah daging.
Jumlah
90
22,8
Gula
Lemak (g)
Protein (g)
Serat
Vitamin A (ug)
12,23
0,33
1,09
2,26
3
Vitamin B1 (mg)
Vitamin B2 (mg)
Vitamin B3 (mg)
0,31
0,073
0,665
Vitamin B5 (mg)
0,334
Vitamin B6 (mg)
0,367
Vitamin B9 (ug)
20
Kalium (mg)
8,7
Besi (mg)
Vitamin C (mg)
0,26
Magnesium (mg)
27
Fosfor (mg)
22
Potasium (mg)
358
Seng (mg)
Sumber: Kaleka (2013)
0,15
Tabel 2.2 Komposisi gizi kulit pisang raja per 100 gram
Kandungan Zat gizi
Air (g)
Karbohidrat (g)
Lemak (g)
Protein (g)
Kalsium (mg)
Potasium (mg)
Zat besi (mg)
Mangan (mg)
Sodium (mg)
Sumber: Anhwange (2009)
Kadar
6,7002,22
59,001,36
1,700,10
0.900,24
19,200.00
78,106,58
0,600,22
76,200,00
24,300,12
2. Nata
Istilah nata berasal dari bahasa Spanyol yaitu nadar
yang
berarti
merupakan
terapung-apung.
pelikel
atau
Nata
polisakarida
sendiri
sebenarnya
ekstraseluler
yang
polisakarida
ekstraseluler
yang
tersusun
oleh
Acetobacter.
xylinum
tergolong
familia
Achromobacter,
Aerobacter,
Agrobacterium,
Azotobacter,
penting
dalam
pembentukan
nata.
Untuk
dari
luar
untuk
mencukupi
jumlah
yang
: Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Alphaproteobacteria
Ordo
: Rhodospirillales
Famili
: Pseudomonadaceae
Genus
: Acetobacter
Spesies
: Acetobacter xylinum
dari
sifat
morfologi,
sifat
fisiologi,
dan
pertumbuhan selnya.
1) Sifat morfologi
Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk
batang pendek yang memiliki panjang 2 mikron dan lebar
0,6 mikron, dengan permukaan dinding yang berkendir.
Bakteri ini bisa membentuk rantai pendek dengan satuan
6-8 sel. Bersifat nonmotil dan dengan pewarnaan gram
menunjukkan gram negative.
Bakteri ini tidak membentuk endospore maupun
pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel
alcohol,
dan
propil
alcohol,
dan
mempunyai
dikenal
sebagai
nata.
Factor
dominan
yang
sel
bakteri
didefinisikan
sebagai
sel.
Lama
fase
ini
ditentukan
oleh
fase
ini,
bakteri
membelah
dengan
dapat
dicapai
dalam
waktu
antara
1-5
hari
nata
mengeluarkan
enzim
ekstrasfeluler
Pada
fase
diperlambat
ini,
terjadi
karena
pertumbuhan
ketersediaan
yang
nutrisi
telah
kondisi
lingkungan
yang
ekstrim
jika
bakteri
Acetobacter
xylinum
dalam
kemampuan
umumnya,
dan
karakteristik
bibit
nata
lebih
mampu
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
bakteri
Acetobacter xylinum
Pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum dipengaruhi
beberapa factor sebagai berikut:
1) Sumber karbon
Menurut
Purwanto
(2012)
medium
fermentasi
untuk
memperoleh
energi,
pertumbuhan,
untuk
pertumbuhan
mikrobia
harus
Sumber
karbon
yang
utama
adalah
disakarida
(maltosa,
laktosa,
sukrosa),
selulosa).
Pembentukan
nata
oleh
bakteri
maltosa,
laktosa,
sukrosa,
dekstrin
dan
xylinum
adalah
glukosa
dan
sukrosa.
glukosa,
yang
paling
sukrosa,
banyak
dan
laktosa.
digunakan
adalah
dapat
diperoleh
dengan
mudah.
Sukrosa
bahan
pembentukan
bekerja
indusier
enzim
menyusun
pembentukan
nata
yang
ekstraseluler
berperan
polymerase
benangbenang
dapat
dalam
nata,
maksimal.
yang
sehingga
Penambahan
penambahan
berlebihan
2) Sumber nitrogen
dapat
mempengaruhi
secara
teknis
urea
kurang
menguntungkan
atau
mempersulit
pertumbumbuhan
nitrat,
asam-asam
Senyawa-senyawa
amino,
tersebut
pepton,
dan
digunakan
oleh
fermentasi
faktor
yang
penghambat
bersifat
bagi
asam
juga
pertumbuhan
asam,
sehingga
menguntungkan
bagi
pertumbuhan
pH
optimum
biasanya
pertumbuhan
ditambahkan
Acetobacter
satu
factor
yang
mempengaruhi
kebutuhannya
terhadap
suhu,
bakteri
ini
xylinum
ekstraseluler
yang
akan
telah
mati
meskipun
hasilkan
tetap
enzim
bekerja
membentuk nata.
Suhu
inkubasi
terbaik
untuk
pertumbuhan
dibandingkan
temperatur
temperatur
200
inkubasi
pertumbuhan
yang
bakteri
lain.
Pada
terhambat
Kondisi
inkubasi
dengan
kisaran
temperatur
nata
Acetobacter
aerobik,
dalam
xylinum
merupakan
pertumbuhannya,
udara
terlalu
kencang
dapat
menyebabkan
dibandingkan
tumbuhan.
Selulosa
dengan
selulosa
berfungsi
dalam
yang
berasal
proteksi
dari
terhadap
sederhana
dari
pembentukan
selulosa
selulosa
dengan
bantuan
enzim
selulosasintase
serat
yang
dianjurkan
berdasarkan
Angka
serat
yang
dianjurkan
berdasarkan
Angka
Gambar:
2.2
Mekanisme
pembentukan
Selulosa
oleh
Acetobacter
xylinum
6. Lembar
Kerja Siswa
(LKS)
Menurut
Trianto
(2011) lembar
kegiatan
siswa
(LKS)
digunakan
untuk
adalah
panduan
panduan
siswa
yang
dalam
bentuk
panduan
eksperimen
atau
harus
dilakukan
oleh
siswa
untuk
memaksimalkan
Majid
(2008)
lembar
kerja
siswa
adalah
langkah-langkah
untuk
menyelesaikan
suatu
tugas.
secara
mandiri
dan
belajar
memahami
dan
yang
tersebut.
Lembar kerja siswa sebagai bahan ajar merupakan
lembar kegiatan yang berisikan suatu ilmu pengetahuan hasil
dari
analisis
tehadap
kurikulum
dalam
bentuk
tertulis.
Pengajaran dengan menggunakan LKS atau melalui latihanlatihan dengan baik menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
a. Siswa akan selalu dapat mempergunakan daya fikirnya yang
semakin lama bertambah baik, karena dengan pengajaran
yang baik maka siswa menjadi lebih teratur dan teliti dalam
mendorong daya ingatnya ini berarti daya fikir bertambah.
b. Pengetahuan siswa bertambah dari berbagai segi, dan anak
didik tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih
baik dan lebih mendalam. Guru berkewajiban menyelidiki
sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam
yang
membuat
siswa
mampu
memperoleh
alternatif
bagi
guru
untuk
mengarahkan
siswa
dapat
mengoptimalkan
yang
alat
telah
bantu
diri
siswa
dan
kemampuan
siswa
dalam
memecahkan masalah.
Cara penyajian materi pelajaran dalam LKS meliputi
penyampaian materi secara ringkas kegiatan yang melibatkan
siswa secara aktif misalnya latihan soal, diskusi dan percobaan
sederhana. Selain itu penyusunan LKS yang tepat dapat
digunakan
untuk
mengembangkan
keterampilan
proses
(Widjajanti, 2008).
B. Kerangka Berpikir
Penelitian ini didasarkan pada kerangka berpikir yaitu
adanya permasalahan bahan buangan (limbah buah pisang) yang
banyak, yaitu sekitar 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas.
Kulit pisang juga memiliki kandungan gizi yang melimpah tidak
kalah jauh dari daging buahnya. Sedangkan saat ini kulit pisang
belum dimanfaatkan secara nyata untuk meningkatkan nilai
ekonomisnya agar tidak menjadi limbah organik yang digunakan
sebagai pakan sapi, kambing, atau kerbau. Jumlah kulit pisang
yang sangat banyak akan memiliki nilai jual yang menguntungkan
apabila dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan.
Nata adalah suatu zat yang menyerupai gel, tidak larut
dalam air dan terbentuk pada permukaan media fermentasi.
Namun,
dalam
nyatanya
banyak
masyarakat
yang
belum
Permasalahan
Pemecahan
masalah
Hasil yang
diharapkan
C. Hipotesis
1. Hipotesis penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Demak
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September sampai
Oktober 2015
B. Subjek (Populasi dan Sampel)
Subjek dalam penelitian ini adalah kulit pisang raja dengan
parameter lama fermentasi pembuatan nata menggunakan wadah
nampan sejumlah 20 buah.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Panci Stainless steel
b. Timbangan digital dengan ketelitian
c. Kompor gas
d. Pengaduk kayu atau stainless
e. Pisau
f. Nampan plastik
g. Saringan
h. Blender
i. Koran
j. Gelas ukur
k. Thermometer raksa
l. Karet ban
m. Jangka sorong
2. Bahan
a. Kulit pisang raja
b. Sukrosa
c. Asam cuka glasial 0,8%
d. Ammonium sulfat
e. Bakteri Acetobacter xylinum
f. Alcohol 70%
: 2 buah
1 gram
: 1 buah
: 1buah
: 2 buah
: 1buah
: 12 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 12 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 12 buah
: 1 buah
: 2 kg
: kg
: 100 ml
: 60 gr
: 300 ml
: 100 ml
g. Aquades
: 100 ml
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah waktu lama
fermentasi untuk pembentukan nata selama 5, 7. 9, 11, 13 hari.
2. Variabel terikat
Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah ketebalan dan
kadar serat nata kulit pisang raja.
3. Variabel kendali
Dalam penelitian ini variabel terkendalinya adalah volume
ekstrak kulit pisang raja, suhu, tingkat keasaman, sumber
karbon dan nitrogen.
E. Desain Eksperimen
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap monofaktor (RAL
monofaktor), dengan perlakuan sebanyak 5 (lima) perlakuan. Variabel dependen
adalah ketebalan dan kadar serat dan variabel independen adalah lama fermentasi.
Masing-masing percobaan dilakukan ulangan sebanyak 4 kali, sehingga akan
diperoleh unit percobaan sebanyak 20 unit percobaan.
Tabel 3.3 Pendenahan rancangan percobaan
Lama
Fermentasi
(hari)
5
7
9
11
13
Pengulangan
1
L5.U1
L7.U1
L9.U1
L11.U1
L13.U1
L5.U2
L7.U2
L9.U2
L11.U2
L13.U2
L5.U3
L7.U3
L9.U3
L11.U3
L13.U3
L5.U4
L7.U4
L9.U4
L11.U4
L13.U4
Keterangan :
L
: ulangan (ke 1, 2, 3, 4)
3. Pelaksanaan
a. Memasak
air
ekstrak
kulit
pisang
cuka
glasial
Total /
Perlakuan
lama
Rata
rata
(T)
ferment
asi
L5
.......
..........
..........
.........
................
................
L7
..
.......
..........
..........
.
.........
..
................
.
................
L9
..
.......
..........
.
.........
..
................
.
................
L11
..
.......
..........
..........
.
.........
..
................
.
................
L13
..
.......
..........
..........
.
.........
..
................
.
................
..
..........
..
Jumlah
umum
Tabel 3.5 Pengamatan kadar serat pada nata kulit pisang raja
Perlakua
n
Total /
Perlakuan
lama
ferment
asi
(T)
1
Rata
rata
L5
.......
L7
..
.......
L9
..........
..........
.........
................
................
..........
..........
.
.........
..
................
.
................
..
.......
..........
..........
.
.........
..
................
.
................
L11
..
.......
..........
..........
.
.........
..
................
.
................
L13
..
.......
..........
.
.........
..
................
.
................
..
..........
..
Jumlah
umum
H. Analisis dan Interpretasi Data
Db
Perlakuan t-1=V1
Galat
(rt-1)-(t-
Jk
KT
FH
JKH
JKG
JKH/V1
JKG/V2
KTH/KTG*
1)=V2
Total
rt-1
JKT
Sumber: Hanafiah, Kemas Ali, 1994
Keterangan:
t
: Banyaknya perlakuan
: Banyaknya ulangan
Sk
: Sumber keragaman
F tabel
5% 1%
F(V1, V2)
Db
: Derajat bebas
Jk
: Jumlah kuadrat
KT
: Kuadrat tengah
FH
: F hitung
JKP
: Jumlah pengulangan
G2
n
1. Faktor koreksi FK =
JK Umum
X 21
i=1
-F.K
T 21
JK perlakuan
JK Galat
= JK umum JK perlakuan
i 1
-F.K
Dimana :
Xi : Pengukuran
n : Banyaknya peta percobaan
Ti : Jumlah perlakuan
G = x
3. Untuk menghitung Kuadrat Tengah (KT)
KT Perlakuan =
JK Perlakuan
t1
KT Galat
JK Galat
t (r 1)
KT Perlakuan
KT G alat
BNT a
2
R(p.v).(t. Sy)
bersifat
positif
atau
sebaliknya
jika
pengaruh
DAFTAR PUSTAKA
Anhwange, B. A. et al. 2009. Chemical Composition Of Musa Sapientum
(Banana)
Peels.
EJEAFChe,
8
(6):
437-442.
http://www.researchgate.net/publication/233760453
Anton, M. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III. Jakarta : Balai
Pustaka
Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Atmawati, 2005. Pengaruh penambahan kadar gula dalam pembuatan
nata de pina dari kulit nanas. Laporan Akhir tidak dipublikasikan.
Farming Semarang.
Ayusnika, R. et al.2014. Membran Komposit Ca-Ps Pemisah Limbah Batik
(Rhodamine B) Dengan Dead-End Membrane Reactor. Pharmacy
11 (02): 200-214
Bielechi, ES. & Kristynowicz, EA. 2002.
http//www.wiley-vch-de/books/biopolymer.
Bacterial
cellulose.
nata
de
coco.
Tumbuhan
(Spermatophyta).