Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KIMIA FISIKA

VOLUME MOLAR GAS

Anggota Kelompok :
Andrew Hartono

6103013082

Gabriella Rizki A. S 6103013152


C-9

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2014

TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan volume satu mol gas CO2 hasil uraian termal NaHCO3.
DASAR TEORI
Hipotesis Avogadro menyatakan bahwa semua gas mempunyai volume yang sama pada
kondisi suhu dan tekanan yang sama, mengandung jumlah molekul yang sama pula. Hal ini berarti
satu mol gas tentu memiliki volume yang sama dengan satu mol gas lainnya. Volume molar gas
adalah volume yang ditempati oleh satu mol gas pada keadaan tertentu (STP). Volume molar gas
sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Oleh karena itu, melihat suhu dan tekanan udara pada
saat percobaan merupakan hal yang sangat penting. Pada kondisi STP, volume molar gas bernilai
22,4 L/mol (chemistry.tutorvista.com). Pada gas nyata, terkadang ada penyimpangan dari perilaku
ideal, maka volume molar gasnya mungkin agak berbeda dari 22,414 L/mol, mungkin lebih tinggi
atau lebih rendah. Namun, nilai yang dibulatkan, yaitu 22,4 L/mol akan selalu digunakan
(Rosendberg, 1996).
Persamaan reaksi kimia menunjukkan secara langsung volume gas yang terlibat dalam
reaksi itu. Volume itu dihubungkan dengan jumlah molekul yang ditunjukkan dalam persamaan dan
dapat dihitung tanpa melihat bobot gas yang bereaksi. Contoh: 4NH 3(g) + 3O2(g) --> 2N2(g) +
6H2O(g). Suhu dan tekanan sangat mempengaruhi reaksi ini. Di atas 1000C, 7 satuan volume
pereaksi akan menghasilkan 8 satuan volume produk (2N 2 + 6H2O(g)). Pada suhu 00C, H2O akan
mengembun menjadi air dan volumenya dapat diabaikan (0,005 dalam satuan volume yang sama).
Dalam hal ini, 7 satuan volume pereaksi hanya menghasilkan 2 satuan volume (2N 2) gas
(Rosendberg, 1996).
Penentuan volume molar gas CO2 dilakukan dengan pemanasan kering NaHCO3. Gas CO2
yang dihasilkan dari peruraian termal tersebut ditampung di gelas berskala yang terisi air sehingga
dapat diukur volume dan tekanannya dengan alat. Massa gas CO 2 yang dihasilkan merupakan
selisih massa tabung+NaHCO3 sebelum dan sesudah peruraian. Gas CO 2 yang tertampung masih
mengandung uap air dari dalam alat sehingga tekanan gas CO 2 merupakan tekanan total dikurangi
tekanan parsial uap air pada suhu percobaan. Setelah data suhu, tekanan, dan volume terkumpul,

maka volume molar gas pada kondisi STP dapat dihitung dengan rumus

Po . Vo
=

P.V
.
T

Perhitungan ini memiliki asumsi bahwa gas memenuhi hukum gas ideal (Tim Dosen FTP UKWMS,
2014).

ALAT DAN BAHAN


ALAT

Seperangkat alat dekstruksi senyawa


Spiritus
Barometer
Timbangan kasar

BAHAN

NaHCO3
Air kran

CARA KERJA

Timbangan analitis
Kertas timbang
Gelas ukur 100 ml
Beaker gelas

Skema seperangkat alat destruksi senyawa

Keterangan :
A = Tabung Reaksi
B = Selang
C = Botol Gelas Berisi Air

D = Gelas Ukur
E = Senyawa NaHCO3
F = Selang Kaca

Skema kerja

Merangkai alat destruksi (kecuali tabung A)


Air
(hingga batas leher botol)

Botol kaca

Mengulangi percobaan 3x

NaHCO3

Menimbang tabung A

(0,1000 0,1500 g)
Memasang tabung A ke alat destruksi
Mengamati sikap setimbang permukaan air
Memanaskan tabung A dengan spirtus
Mencatat volume yang terukur dalam gelas ukur
Mencatat suhu kamar dan sikap barometer
Melepaskan tabung A
Mengulangi percobaan 3x
Mendiamkan tabung A sampai dingin
Membersihkan tabung A dari jelaga
Menimbang tabung A
Menghitung volume molar gas CO2

REAKSI
2 NaHCO 3 ( s) T =50 CO 2(g )+ Na 2 CO3 (s) + H 2 O ( g ) T =100 Na2 CO3 (s)

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


Pbar = 741,5 mmHg
Suhu = 303 K
Tabel Pengamatan NaHCO3

Ber
at
Tab
ung
Ko
son
g+
Be
ker

Sebelum
Pemanasan
Berat
Ber
Tabu
at
ng +
Na
Beker
HC
Gelas
O3
+
anal

Sesudah Pemanasan

Berat
Tabu
ng +
Beker
Gelas
+

Bera
t
NaH
CO3
anali
tis

Volu
me
Air
(ml)

NaH
CO3
(g)

Gel
as
81,
389
0
81,
678
0
81,
502
0

81,56
12

0,1
272

81,47
70

0,08
80

26

81,82
10

0,1
430

81,77
80

0,10
00

24

81,60
80

0,1
060

81,57
50

0,07
30

21

Perhitungan
Interpolasi

Koreksi Barometer

Pbar

750

3,66

741,5

740
X 2 X
X 2X 1

3,61
Y 2Y
Y 2Y 1

7 41,5740
750740

PH

0,075

=
=

C3,61
0,05

10C 36,1

C
= 3,6175 mmHg
Tekanan Parsial Uap Air

29

30,1

30

32
X 2 X
X 2X 1

35,7

Y 2Y
Y 2Y 1

3230
3229

C3,61
3, 663, 61
1,5
10

(g)

NaH
CO3
(g)

itis
(g)

35,7Y
35,730,1

2
3
11,2

=
=

107,111,2
3

35,7Y
5,6
107,1 - 3 Y
Y

= 31,9667 mmHg

PCO

= (Pbar C) 30,1 (1 0,8)

=P

PH

(1 r )

= (741,5 - 3,6175) 31,9667 (1 0,8)


= 731,4892 mmHg

Rumus

Mol CO2 (secara teoritis) =


Mol CO2 (praktek) =

1
2

Massa awal NaHCO 3


Mr NaHCO3

selisi h massa zat sebelum dan sesuda hreaksi


Mr CO2
3

Vol molar CO2 pada tekanan dan suhu ruang =

Vol molar CO2 STP :

Data 1

Mol CO2 (secara teoritis) =

Mol CO2 (praktek) =

P xV
T

P0 x V 0

=
1
2

vol air x 10
mol CO2 ( praktek)

0,1272
84

0,12720,0880
44

= 7,5714.10-4 mol

= 8,9090.10-4 mol
26 x 103
8,9090.104

Vol molar CO2 pada tekanan dan suhu ruang =

Vol molar CO2 STP :

731,4892 x 29,1836
303

Efisiensi percobaan =

V0 = 25,3077 L/mol
8,9090.104
7,5714.104 x 100% = 117, 67%

Data 2

Mol CO2 (secara teoritis) =

Mol CO2 (praktek) =

1
2

0,1430
84

0,14300,1000
44

= 29,1836 L/mol

760 x V o
273

= 8,5119.10-4 mol

= 9,7727.10-4 mol
3

Vol molar CO2 pada tekanan dan suhu ruang =

24 x 10
4
9,7727.10

= 24,5582 L/mol

760 x V 0
273

Vol molar CO2 STP :

731,4892 x 24,5582
303

Efisiensi percobaan =

V0 = 21,22966 L/mol
9,7727.104
8,5119.104 x 100% = 114,81%

Data 3

Mol CO2 (secara teoritis) =

Mol CO2 (praktek) =

0,1060
84

0,10600,0730
44

= 7,5.10-4 mol
21 x 103
7,5. 104

Vol molar CO2 STP :

Efisiensi percobaan =

V0 = 24,2813 L/mol
7,5.104
6,3095.104 x 100% = 118,87%

Rata-rata

Vm

%Error =

23,628522,4
22,4

Rata-rata efisiensi percobaan =

CO2 praktek

= 28 L/mol

760 x V 0
273

731,489228
303

= 6,3095.10-4 mol

Vol molar CO2 pada tekanan dan suhu ruang =

1
2

25,3077+ 21,2966+24,2813
L
=23,6285
3
mol

x 100% = 5,4844 %
117, 67 +114,81 +118,87
3

= 117,12%

PEMBAHASAN
Penentuan volume molar gas CO2 dilakukan dengan cara yang sama dengan
penentuan kecepatan reaksi pembentukan gas CO2 dari pemanasan soda kue (NaHCO3).
Perbedaannya hanya terletak pada model pemanasan. Penentuan kecepatan reaksi
menggunakan pemanasan basah, sedangkan penentuan volume molar gas menggunakan
pemanasan kering. Pemanasan kering ini berarti soda kue (NaHCO 3) langsung dipanaskan
tanpa dicampur dengan air terlebih dahulu. Prinsip dari penentuan volume molar gas adalah
pemanasan NaHCO3 sehingga terurai menjadi gas CO2. Gas CO2 yang dihasilkan kemudian

dialirkan melalui selang kaca ke dalam botol berisi air. Gas CO 2 yang dihasilkan kemudian
diukur volumenya dari volume air yang tertampung di dalam gelas ukur. Hal ini
menggunakan prinsip Archimedes, yaitu volume zat yang masuk sama dengan volume zat
yang keluar. Dalam hal ini, zat yang masuk adalah gas CO 2 dan zat yang keluar adalah air.
Volume air yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan volume molar gas CO 2 pada
keadaan STP.

Penghitungan volume molar gas CO2 dilakukan dengan menggunakan rumus


(Po.Vo)/To=(P.V)/T dengan Po adalah tekanan gas (STP); Vo adalah volume molar gas
(STP); To adalah suhu gas (STP); P adalah tekanan gas pada kondisi percobaan; V adalah
volume molar gas pada kondisi percobaan; T adalah suhu gas pada kondisi percobaan. Ratarata hasil perhitungan volume molar gas CO2 pada keadaan STP adalah 23,6285 L/mol.
Error dari percobaan ini sebesar 5,4844 %. Seharusnya, volume molar gas CO 2 pada kondisi
STP adalah 22,414 L/mol (Rosendberg, 1996). Mol praktik pun berbeda dengan mol teoritis
sehingga efisiensi percobaan lebih besar dari 100%.

Faktor yang pertama yang menyebabkan keasalahan adalah kebocoran gas CO 2


melalui celah pada selang atau botol. Kebocoran ini menyebabkan volume gas yang
dihasilkan tidak terukur seluruhnya. Hal ini tentu berdampak pada perhitungan berikutnya
sehingga volume molar yang dihitung kurang tepat. Faktor kedua yang menyebabkan
kesalahan adalah kemungkinan kesalahan penimbangan NaHCO3. Kesalahan penimbangan
tentu membuat mol yang dihitung kurang tepat sehingga penentuan volume molar gas tidak
tepat. Kesalahan pembacaan barometer juga dapat menyebabkan kesalahan penentuan
volume molar gas.

Saran agar penentuan volume molar tepat adalah menutup rapat celah pada selang
atau botol sehingga gas CO2 yang dihasilkan dapat terukur seluruhnya. Penimbangan yang
lebih teliti juga sangat diperlukan agar mol CO 2 dapat dihitung secara tepat. Tekanan
barometer juga harus dibaca dengan tepat agar volume molar gas dapat ditentukan dengan
tepat.

KESIMPULAN

Volume molar gas CO2 pada kondisi STP adalah 23,6285 L/mol.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Molar Volume. http://chemistry.tutorvista.com/inorganic-chemistry/molarvolume.html (29 Agustus 2014)

Rosendberg, J.L. 1996. Kimia Dasar Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga

Tim Dosen FTP UKWMS. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Surabaya: FTP
UKWMS

Anda mungkin juga menyukai