Kelompok 3
Ati Wulandari
213.C.0008
Annisa Juliarni
213.C.0009
213.C.0019
Ady Hidayatullah
213.C.0023
213.C.0035
Afif Ubaidillah
213.C.0037
213.C.0042
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah dengan judul Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia Dari Aspek
Spiritual. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas II.
Selama proses penyusunan makalah ini penyusun tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak yang berupa bimbingan, saran dan petunjuk baik berupa moril,
spiritual maupun materi yang berharga dalam mengatasi hambatan yang
ditemukan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak Ns.Ramli Effendi,S.Kep.,M.Kep yang telah memberikan
bimbingan dan dorongan dalam penyusunan makalah ini sekaligus sebagai dosen
pengampu Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II.
Semoga Allah swt. membalas baik budi dari semua pihak yang telah
berpartisipasi membantu penyusun dalam membuat makalah ini. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penyusun
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
penyusunan selanjutnya.
Penyusun berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin
Wassalamualaikum wr.wb.
Cirebon, 19 September 2015
Penyusun,
DAFTAR ISI
ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................
BAB II Pembahasan
A. Pengertian .........................................................................................
E. Religiositas .......................................................................................
10
11
G. Integritasi ..........................................................................................
12
13
15
19
B. Saran .................................................................................................
19
iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa tua merupakan masa paling akhir dari siklus kehidupan manusia,
dalam masa-masa ini akan terjadi proses penuaan atau aging yang merupakan
suatu proses dari perubahan aspek seperti biologis, psikososial, spiritual, dan
kultural.
Spiritual berkaitan dengan aspek kepercayaan manusia terhadap
kekuasaan Sang Pencipta, meyakini wujud ciptaanNya berupa alam semesta
beserta isinya. Seperti halnya dengan keyakinan dalam agama maka spiritual
dan agama tidak dapat dipisahkan karena keduanya mempengaruhi kehidupan
manusia.
Spritualitas pada lansia bersifat universal, intrinsik, dan merupakan
proses individual yang berkembang sepanjang rentan kehidupan. Karena aliran
siklus kehidupan terdapat pada kehidupan lansia, keseimbangan hidup tersebut
dipertahankan sebagai efek positif harapan dari kehilangan tersebut. Lansia
yang telah mempelajari cara menghadapi perubahan hidup melalui mekanisme
keimanan akhirnya akan dihadapkan pada tantangan akhir, yaitu kematian.
Harapan memungkinkan individu dengan keimanan spiritual atau religius
untuk bersiap menghadapi krisis kehilangan dalam hidup samapai kematian.
Perkembangan spiritual yang matang akan membantu lansia untuk
menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan, maupun merumuskan
arti dan tujuan keberadaannya di dunia/kehidupan. Rasa percaya diri dan cinta
mampu membina integritas personal dan merasa dirinya berharga, merasakan
kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan, serta mampu mengembangkan
hubungan antara manusia yang positif (Graha Cendikia, 2009).
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas II dengan sub bab Peubahan yang terjadi pada lansia dari aspek
spiritual.
2. Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Spiritual adalah kebutuhan dasar dan pencapaian tertinggi seorang
manusia dalam kehidupannya tanpa memandang suku atau asal-usul.
Kebutuhan dasar tersebut meliputi: kebutuhan fisiologis, keamanan dan
keselamatan, cinta kasih, dihargai dan aktualitas diri. Aktualitas diri merupakan
sebuah tahapan Spiritual seseorang, dimana berlimpah dengan kreativitas,
intuisi, keceriaan, sukacita, kasih sayang, kedamaian, toleransi, kerendahatian
serta memiliki tujuan hidup yang jelas.
Beberapa istilah yang membantu dalam pemahaman tentang spiritual
adalah : kesehatan spiritual adalah rasa keharmonisan saling kedekatan antara
diri
dengan
orang
lain,
alam,
dan
lingkungan
yang
tertinggi.
menyadari
makna
dan
tujuan
hidupnya,
diantaranya
memandang
mengalami
stres, maka orang lain dapat memberi bantuan psikologis dan sosial.
Maaf
untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri seperti marah,
mengingkari, rasa bersalah, malu, bingung, meyakini bahwa Tuhan sedang
menghukum serta mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah
dari suatu kejadian atau penderitaan. Dengan pengampunan, seorang
individu dapat meningkatkan koping terhadap stres, cemas, depresi dan
tekanan emosional, penyakit fisik serta meningkatkan perilaku sehat dan
perasaan damai.
Cinta kasih dan dukungan sosial (Love and social support).
Keinginan untuk menjalin dan mengembangkan hubungan antar manusia
yang positif melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan
keluarga dekat dapat memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk
melawan banyak penyakit. Seseorang yang mempunyai pengalaman cinta
kasih dan dukungan sosial yang kuat cenderung untuk menentang perilaku
tidak sehat dan melindungi individu dari penyakit jantung.
3. Hubungan dengan alam
Harmoni merupakan gambaran hubungan seseorang dengan alam
yang meliputi pengetahuan tentang tanaman, pohon, margasatwa, iklim
dan berkomunikasi dengan alam serta melindungi alam tersebut.
mengerti spiritual dan menggali suatu hubungan dengan yang Maha Kuasa.
Hal ini bukan berarti bahwa Spiritual tidak memiliki makna bagi seseorang.
2. Peranan keluarga penting dalam perkembangan Spiritual individu
Tidak begitu banyak yang diajarkan keluarga tentang Tuhan dan
agama, tapi individu belajar tentang Tuhan, kehidupan dan diri sendiri dari
tingkah laku keluarganya. Oleh karena itu keluarga merupakan lingkungan
terdekat dan dunia pertama dimana individu mempunyai pandangan,
pengalaman tehadap dunia yang diwarnai oleh pengalaman dengan
keluarganya.
3. Latar belakang etnik dan budaya
Sikap, keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan
sosial budaya. Pada umumnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan
spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama,
termasuk nilai moral dari hubungan keluarga dan peran serta dalam berbagai
bentuk kegiatan keagamaan.
4. Pengalaman hidup sebelumnya
Pengalaman hidup baik yang positif maupun negatif dapat
mempengaruhi Spiritual sesorang dan sebaliknya juga dipengaruhi oleh
bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual pengalaman tersebut.
Peristiwa dalam kehidupan seseorang dianggap sebagai suatu cobaan yang
diberikan Tuhan kepada manusia menguji imannya.
5. Krisis dan perubahan
Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalam spiritual seseorang.
Krisis sering dialami ketika seseorang menghadadapi penyakit, penderitaan,
proses penuaan, kehilangan dan bahkan kematian, khususnya pada pasien
dengan penyakit terminal atau dengan prognosis yang buruk. Perubahan
dengan tuhan, sedangkan agama hanya satu cara untuk mengepresikan aspek
dari dalam keyakinan pribadi seseorang. Agama atau religiositas lebih
berhubungan dengan ibadah, praktik komunitas, dan perilaku eksternal.
Kebutuhan spiritual dapat dipenuhi dengan tindakan-tindakan keagamaan
seperti berdoa atau pengakuan dosa, tetapi banyak dari kebutuhan-kebutuhan
tersebut yang dipenuhi hanya dengan hubungan antar-manusia. Spritualitas
mencakup religiositas, tetapi religiositas tidak perlu mencakup spiritualitas.
E. Religiositas
Religiositas adalah derajat dan jenis ekspresi dan partisipasi religious
dari lansia. Sejumlah indicator religiositas telah ditentukan dari penelitian:
kehadiran di tempat ibadah, berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan,
mengetahui tentang ibadah dan teologi, beribadah, membaca itab suci, dan
melakukan kebaktian.
Kebutuhan religious dan spiritualitas dari lansia dalam salah satu studi
adalah kebutuhan akan kesempatan untuk beribadah sesuai dengan agama
saya sendiri, terutama di hari minggu dan kebutuhan akan sumber-sumber
untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan kehidupan pribadi saya kitab
suci, buku, catatan, tape dan program tv. Palmore menekankan bahwa tempat
ibadah adalah satu-satunya institusi komunitas yang paling pervasive yang
dimiliki lansia.
Di masyarakat yang mencakup lebih dari 1200 kelompok agama yang
berbeda dan berbagai subkelompok dan sekte yang tidak terhitung banyaknya,
perawat harus mendapatkan informasi dasar tentang kelompok agama yang
terbesar di wilayah mereka. Meskipun terdapat berbagai perbedaan antar
kelompok agama tersebut, tetapi di antaranya memiliki beberapa persamaan.
Enam karakteristik umum persamaan tersebut mencakup dasar otoritas atau
kekuatan, kitab suci yang sacral, kode etik yang mendefinisikan benar dan
salah, identitas kelompok, aspirasi atau harapn, dan pandangan tentang apa
10
yang terjadi setelah kematian. Sebagian besar agama juga memiliki rasa hormat
terhadap lansia.
Perhatian gereja terhadap kebutuhan lansia semakin berkembang. Lima
puluh dua layanan yang berbeda yang diberikan oleh berbagai gereja telah
diidentifikasi. Empat peran utama gereja adalah memberikan program
keagamaan, pelayanan pastoral, dan layanan sosial serta panduan pasif tentang
lembaga layanan. Akhirnya, tempat ibadah menjadi komunitas yang peduli
ketika lansia banyak membutuhkannya. Stcinitz mengindikasikan bahwa untuk
kebanyakan orang, tempat ibadah menjdi keluarga wali, yang terdiri dari ibu,
ayah, saudara perempuan dan saudara laki-laki dari segala usia. Tempat ibadah
menjadi kelompok pendukung yang tidak sama dengan kelompok pendukung
lainnya di masyarakat. Laporan dari National Interfaith Coalition on Aging
(NICA) lebih lanjut lagi menekankan bahwa afurmasi lansia terhadap
kehidupan sangat berakar pada partisipasi mereka dalam komunitas
keagamaan. Persahabatan di komunitas meningkatkan penerimaan akan masa
lalu, kegembiraan akan masa kini, dan harapan akan pemenuhan masa depan.
F. Kesejahteraan spiritual
Kesejahteraan
spiritual
meyerap
dan
mengikat
bagian-bagian
11
12
itu,
membahayakan
kesehatan
mental
dan
fisiknya.
Garret
13
penggunaan
sistem
pendukung,
ketidakmampuan
14
15
16
asuhan
spiritual
atau
kesejejahteraan
spiritual
dengan
17
18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Spiritualitas sering digunakan secara sinonim dengan agama atau
religiositas tetapi secara aktual dapat dibedakan dari hal tersebut. Spiritualitas
berhubungan dengan keyakinan internal seseorang dan pengalaman pribadi
dengan tuhan, sedangkan agama hanya satu cara untuk mengepresikan aspek
dari dalam keyakinan pribadi seseorang. Agama atau religiositas lebih
berhubungan dengan ibadah, praktik komunitas, dan perilaku eksternal.
Kebutuhan spiritual dapat dipenuhi dengan tindakan-tindakan keagamaan
seperti berdoa atau pengakuan dosa, tetapi banyak dari kebutuhan-kebutuhan
tersebut yang dipenuhi hanya dengan hubungan antar-manusia.
Kelompok usia pertengahan dan lansia mempunyai lebih banyak waktu
untuk kegiatan agama dan berusaha untuk mengerti agama dan berusaha untuk
mengerti nilai-nilai agama yang diyakini oleh generasi muda. Perasaan
kehilangan karena pensiun dan tidak aktif serta menghadapi kematian orang
lain (saudara, sahabat) menimbulkan rasa kesepian dan mawas diri.
Perkembangan filosofis agama yang lebih matang sering dapat membantu
orang tua untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan dan
merasa berharga serta lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yang
tidak dapat ditolak atau dihindarkan.
B. Saran
Diharapkan mahasiswa maupun pembaca lebih memahami aspek yang
terjadi pada lansia agar mampu mengaplikasikannya dalam praktik
keperawatan dan agar lebih banyak mencari sumber-sumber dari buku maupun
sumber bacaan lainnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Achir Yani. 2000. Buku Pedoman Askep Jiwa-1 Keperawatan Jiwa
Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Puchalski, C. 2004. Spirituality and health. Diambil dari http://www.s
spirituality health.com/gr/drop down.cgi? url: % 2 frewsh % 2 fit ems 5 2
fblank/ % 2 fitem 215. html & x = 22 & y=1. Diakses pada 15 September
2015.
Stanley, Mickey dan
iii