Proposal Tesis - Arif Purnawan
Proposal Tesis - Arif Purnawan
PROPOSAL TESIS
Oleh
Arif Purnawan
NIM 0402514023
: Arif Purnawan
NIM
: 0402514023
Program Studi
Pembimbing I,
Pembimbing II,
NIP. -
BAB. I
PENDAHULUAN
bulan.
tersebut diatas. Chem Pocketbook yang merupakan buku saku kimia yang
berisi materi koloid bisa dibawa oleh siswa SMK pada saat melaksanakan
pembelajaran
mandiri
Chem
Pocketbook
2.
3.
4.
10
Pocketbook
terintegrasi
Program
Edmodo
yang
11
b.
c.
Prakerin adalah sebuah ajang bagi siswa SMK untuk menerapkan teoriteori yang diterima sesuai dengan bidang keahliannya saat proses
pembelajaran di bangku sekolah kedalam dunia kerja yang sebenarnya.
12
d.
Chem Pocketbook ialah buku saku berisi modul pelajaran kimia berukuran
11 cm X 8 cm berisi materi pokok koloid yang diintegrasikan dengan
Program Edmodo dalam evaluasinya.
e.
13
BAB. II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
KAJIAN PUSTAKA
3.7.1 Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik,
2001:27). Sedangkan menurut Siddiq, dkk. (2008:1-3), belajar adalah suatu
aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan
kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu
melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang
tadinya tidak terampil menjadi terampil.
Belajar juga merupakan suatu perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya (Sardiman, 2010:
20). Dan dari penjelasan Slameto (2010:2) menyatakan belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
14
memahami
apa
yang
dipelajari.
Sedangkan
menurut
aliran
15
kondisi belajar yang aktif dan menyenangkan sehingga tingkah laku siswa
berubah ke arah yang lebih baik.
3.7.2
Pembelajaran Mandiri
Pembelajaran mandiri adalah suatu proses belajar yang mengajak
menghubungkan pengetahuan akademik dengan kehidupan siswa seharihari secara sedemikian rupa untuk mecapai tujuan yang bermakna
(Johnson, 2009).
Dalam pembelajaran mandiri, siswa memiliki tipe seperti
mengatur diri mereka sendiri dalam artian memerintah diri sendiri.
Mereka mengambil keputusan sendiri dan menerima tanggung jawab untuk
itu. Dengan kata lain siswa mengatur dirinya sendiri untuk menyesuaikan
tindakan mereka untuk mencapai kepentingan atau tujuan tertentu.
Belajar mandiri adalah sebuah proses. Sebagaimana proses
lainnya, pola belajar ini mengikuti beberapa prosedur untuk bisa mencapai
satu tujuan. Proses belajar mandri adalah suatu metode yang melibatkan
siswa dalam tindakan-tidankan yang meliputi beberapa langkah, dan
menghasilkan baik hasil yang tampak maupun yang tidak tampak.
Langkah-langkah ini menggunakan berbagai keahlian yang telah di tuliskan
sebelumnya, juga menggunakan pengetahuan akademik.
Secara Umum, adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan
siswa untuk dapat belajar mandiri yaitu: (1) Siswa Mandiri Menetapkan
Tujuan, (2) Siswa Mandiri Membuat Rencana, (3) Siswa Mandiri
16
Belajar Tuntas
17
siswa
dipandang
tuntas
belajar
jika
ia
mampu
3.7.4
Model Pembelajaran
Prawiradilaga (2007:33) mengemukakan model pembelajaran
18
19
beberapa
metode
pembelajaran
yang
dapat
digunakan
untuk
3.7.5
Pendidikan Kejuruan
Evans & Edwin (1978:24) mengemukakan bahwa pendidikan
20
3.7.6
Kegiatan Prakerin
21
kepada
peserta
untuk
melatih
ketrampilanketrampilan
manajemen dalam situasi lapangan yang aktual. Hal ini penting dalam
rangka belajat menerapkan teori atau konsep atau prinsip yang telah
dipelajari sebelumnya, (2) memberikan pengalaman-pengalaman praktis
kepada peserta sehingga hasil pelatihan bertambah luas, (3) peserta
berkesempatan memecahkan berbagai masalah manajemen di lapangan
dengan
mendayagunakan
kemampuannya,
(4)
mendekatkan
dan
22
3.7.7
23
Berdasarkan
pendapat
Anderson
tersebut,
maka
Chem
dengan
dengan
menggunakan
maksud
prinsip-prinsip
untuk
teknologi
memudahkan
siswa
siswa.
Hal
ini
disebabkan
karena
materi
tersebut
Program Edmodo
24
Edmodo adalah jejaring sosial pribadi bagi guru dan siswa dengan
platform sosial yang aman. Dengan model kicauan seperti situs jejaring
sosial pada umumnya, Edmodo dapat menjadikan jaringan khusus bagi
guru dan siswa untuk berbagi ide, berkas, peristiwa, dan tugas (Shelly,
2001:6-54). Sedangkan menurut Wankel, (2011:24) Edmodo adalah jejaring
sosial dan layanan micro blogging yang di desain khusus untuk dunia
pendidikan, yang dapat dioperasikan seperti layaknya Twitter. Dengan
membatasi jalan akses ke ruang khusus atau grup, guru dan siswa dapat
saling mengirim catatan, link, berkas, pengumuman, tugas dan bertukar
informasi di lingkungan yang aman.
Pengertian lain tentang edmodo adalah website yang dapat
dijadikan sebuah wadah atau forum diskusi oleh kaum pembelajar yang
memiliki tampilan latar seperti Facebook atau Myspace. Pengguna Edmodo
dapat membuat profil dan berbincang dengan orang lain yang terhubung
dalam website tersebut. Selain itu siswa juga dapat meminta informasi
kepada guru tentang nilai atau tugas, dan guru dapat mengunggah nilai
siswa dan tugas di dalam web tersebut (A. Purcell, 2012:14).
Dapat disimpulkan bahwa Edmodo adalah situs jejaring sosial yang
diperuntukkan untuk membantu proses pembelajaran, dimana tampilan
Edmodo menyerupai tampilan Facebook yang mempermudah dalam
penggunaan.
Karena Edmodo merupakan kategori program baru, maka program
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan Edmodo
25
menurut Shelly Gary (2011:6-45) adalah: (1) Edmodo bisa membantu guru
dalam membuat berita dalam grup atau memberi tes yang bersifat
online. (2) Edmodo juga akan memungkinkan siswa untuk mengirim artikel
dan blog yang relevan dengan kurikulum kelas sesuai dengan perintah
guru. (3) Guru dapat menggunakan Edmodo untuk mengembangkan ruang
diskusi dimana siswa dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya
diwaktu yang sama. (4) Guru juga dapat menggunakan Edmodo untuk
menginstruksikan, menetapkan, dan membicarakan dengan siswanya secara
online diwaktu yang sama secara bersamaan.
Sedangkan kelebihan menurut Charles Wankel (2011:26) adalah:
(1) Mudah untuk mengirim berkas, gambar, video dan link. (2) Mengirim
pesan individu ke pengajar . (3) Membuat grup untuk diskusi tersendiri
menurut kelas atau topik tertentu. (4) Lingkungan yang aman untuk peserta
didik baru. (5) Pesan dirancang untuk lebih mudah dipahami dan tidak
dibatasi oleh jumlah karakter.
Dari beberapa ahli yang telah dipaparkan mengenai kelebihan
Edmodo, dapat disimpulkan bahwa kelebihan program ini adalah Edmodo
memberi kemudahan pada guru untuk melakukan pengajaran, berinteraksi
dengan siswa, memantau aktivitas siswa di grup, dan melakukan evalusi.
Adapun kekurangan Edmodo menurut Pierpaolo Vittorini (2012:40)
adalah (1) Tidak mempunyai pilihan untuk mengirim pesan tertutup antar
sesama siswa, komunikasi sesama siswa berlangsung secara global di
dalam grup tersebut. (2) Tidak adanya fasilitas chat seperti yang terdapat
26
pada jejaring sosial (Facebook, tuenti dan myspace) pada umumnya yang
menerapkan area untuk chating secara langsung. (3) Tidak adanya foto
album dan fasilitas tagging seperti jejaring sosial lainnya, Edmodo hanya
bekerja dengan file tipe generik dan tidak mengijinkan tagging. (4) Tidak
menerapkan beberapa halaman atau view yang dapat dilihat oleh user. (5)
Struktur Edmodo adalah pendidikan informal, walaupun begitu urutan dari
konten pada rangkaian materi bisa dijelaskan secara terbuka.
Sedangkan
kekurangan
Edmodo
menurut
Charles
Wankel
2.2
KERANGKA BERPIKIR
Salah satu permasalahan pembelajaran di SMK untuk mata
pelajaran non kejuruan pada saat siswa SMK kelas XI semester 2
melaksanakan prakerin (praktek kerja industri) yang merupakan kegiatan
wajib, sehingga pembelajaran non kejuruan ditiadakan. Dengan adanya
kegiatan ini yang dilaksanakan selama kurang lebih satu sampai dua bulan
27
permsalahan
diatas
adalah
dengan
mengembangkan
model
28
BAB. III
METODE PENELITIAN
29
design
(perancangan),
develop
(pengembangan)
define
dan
disseminate (penyebaran). Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi model 4D yaitu penyederhanaan dari empat tahap menjadi tiga tahap, yaitu define
(pendefinisian),
design
(perancangan),dan
develop
(pengembangan).
30
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
pengembangan
yang
31
Produk awal
Validasi ahli
Revisi produk
3.5 Instrumen Penelitian
Ujicoba skala kecil Revisi produk
Instrumen dalam penelitian pengembangan pembelajaran mandiri
pada siswa SMK yang sedang melaksanakan Prakerin dengan menggunakan
Ujicoba skala besar
chem pocketbook terintegrasi program edmodo meliputi :
a. SilabusProduk akhir
Produk akhir
32
33
Prakerin
dengan
menggunakan
chem
pocketbook
34
35
pembelajaran
mandiri
dengan
Ai
V A = i=1
n
Keterangan :
(Hobri, 2009)
3.7.2 Analisis uji coba tes
Sebelum instrumen tes diberikan kepada siswa, terlebih dahulu
dilakukan uji coba tes penguasaan konsep selanjutnya dianalisis
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda instrumen.
a. Validitas tes
36
Instrumen
37
X
Y
X2
}{N Y 2 ( Y 2 )}
X 2
{N
XY
N
r xy=
(Arikunto,2010: 213)
Keterangan:
r xy
n
xy
x2
y2
38
[ ][
Keterangan :
r11
= reliabilitas soal
K
= jumlah butir soal
M
= rata-rata skor soal
Vt
= jumlah butir soal
Harga r11 selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel product
moment dengan taraf signifikan 5%. Jika r hitung > r tabel maka
soal bersifat reliabel.
Kriteria tingkat reliabilitas:
0,000< r 0,200
: sangat rendah
0,200< r 0,400
: rendah
0,400< r 0,600
: cukup
0,600< r 0,800
: tinggi
0,800< r 1,000
: sangat tinggi
c. Tingkat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sulit. bilangan yang menunjukan sulit dan mudahnya
soal disebut indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk
menghitung indeks kesukaran (Arikunto, 2002)
39
P=
B
Js
Keterangan :
P
= indeks kesukaran
B
= banyak siswa yang menjawab soal dengan benar
Js
= jumlah siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran butir soal :
0,00 < P 0,30
: soal sukar
0,30 < P 0,70
: soal sedang
0,70 < P 1,00
: soal mudah
d. Daya beda
Rumus yang digunakan untuk mencari daya beda
(Arikunto, 2002)
BA BB
D=
JA JB
Keterangan :
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal
BB
dengan benar
= jumalh peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
Kriteria penentuan jenis daya beda.
0,00 < D 0,20
: kriteria jelek
0,20 < D 0,40
: kriteria cukup
0,40 < D 0,70
: kriteria baik
0,70 < D 1,00
: kriteria baik sekali
3.7.3 Analisis uji coba angket
a. Validitas
Untuk
mengetahui
validitas
angket
digunakan
40
lembar
observasi
menggunakan
Keterangan :
A = frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat yang
B
41
siswa
42
43
. x
= jumlah sampel
= rata-rata x
0
= nilai yang dihipotesiskan (KKM=70)
S
= simpangan baku
Dengan kriteria pengujian :
H0 ditolak jika thitung > ttabel dengan dk = n -1 dan = 5 %.
Jika sig < 0,05 maka H0 ditolk dan menerima Ha, ini berarti hasil
belajar siswa lebih dari KKM.
3.8 Penentuan Keberhasilan Penelitian
a. Indikator validitas instrumen
Pengembangan model
pembelajaran
berupa
perangkat
disesuaikan
dengan
kriteria
44
DAFTAR PUSTAKA
Allyn and Bacon. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Paractice.
Amerika.
Anas Sudijono, 2009, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta
Arikunto Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Asyhar,H.R, 2011. Kreatif mengembangkan media pembelajaran, Gaung
Persada(GP) Press Jakarta.
Balitbang Depdiknas. 2002. Kurikulum dan Hasil Belajar. Pusat Kurikulum
Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineke Cipta
Dunne, R. dan Wragg, T. 1996. Pembelajaran efektif. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hobri. 2009. Metodologi Penelitian Pengembangan (Developmental Research)
Aplikasi Penelitian Pendidikan Matematika. Jember: Universitas Jember.
Ihsan, M. 2006. Prinsip Pengembangan Media Pendidikan - Sebuah Pengantar .
Jurnal Pendidikan.
Johari,J.M.C.dkk. 2006. Kimia SMA untuk kelas XI. Jakarta:Erlangga.
45
Marno dan Idris M. 2009. Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta. Ar-Ruzza
Media
Mulyasa.2002. Kurikulum berbasis Kompetensi: Konsep,
Implementasi dan Inovasi.Bandung: Remaja Rosdakarya
Karakteristik,
46
2010.
Model
Pembelajaran
terpadu-konsep,
Strategi
dan