Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok :

Rinawati
Siti Izaturrohmah
Nur Hikmah

Kelas

: X Akuntasi 1

KONFLIK TAWURAN ANTAR PELAJAR


Perkelahian atau yang sering disebut tawuran sering sekali terjadi diantara pelajar.
Bahkan bukan hanya pelajar SMA. tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus. Ada
yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja. Terlihat dari tahun ke
tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Tawuran yang terjadi apabila
dapat dikatakan hampir setiap bulan, minggu, bahkan mungkin hari selalu terjadi antar pelajar
yang kadang-kadang berujung dengan hilangnya satu nyawa pelajar secara sia-sia. Pelajar
yang seharusnya menimba ilmu di sekolah untuk bekal mass depan yang lebih baik menjadi
penerus bangsa malah berkeliaran diluar dan melakukan hal-hal yang dapat berakibat fatal.
Menurut saya, yang harusnya patut dipertanyakan tentang tanggung jawab itu yaitu
pihak keluarga mereka masing-masing. Salah satu faktor penyebab terjadinya tawuran antar
pelajar ialah ketidakmampuan orangtua menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya
dalam mendidik dan melindungi anak. Padahal, dalam Undang-Undang Perlindungan Anak
(UUPA) pasal 26 ayat 1 telah ditegaskan bahwa orangtua berkewajiban dalam melindungi
anak,

baik

dalam

hal

mengasuh,

memelihara,

mendidik,

melindungi,

maupun

mengembangkan bakat anak. Menyalahkan pihak sekolah atas terjadinya tawuran merupakan
sasarann yang kurang tepat karena mungkin pihak sekolah bukannya seperti menutup mata
atas apa yang terjadi pada anak didiknya, tapi semua itu karena terbatasnya kewajiban mereka
sebagai pendidik, yang secara tidak langsung dapat dikatakan pihak sekolah tidak dapat
selalu memantau apa yang terjadi di luar sekolah karena banyaknya anak-anak yang harus
mereka pantau.
Dalam

pandangan

psikologi,

setiap

perilaku

merupakan

interaksi

antara

kecenderungan didalam diri indivudu (sering disebut kepribadian, walau tidak selalu tepat)
dan kondisi eksternal. Begitu pula dalam hal perkelahian pelajar. Bila dijabarkan, terdapat
sedikitnya 4 faktor psikologis mengapa seorang pelajar/remaja terlibat perkelahian(tawuran).

Faktor Penyebab Terjadinya Tawuran


Terdpat dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar yaitu faktor internal dan factor
eksternal. Factor internal adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi diri
yang keliru oleh remaja dalam menanggapi milieu di sekitarnya dan semua pengaruh dari
luar. Perilaku merupakan reaksi ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap
lingkungan sekitar. Adapun faktor eksternal adalah sebagai berikut.
a. Faktor keluarga
Faktor keluarga terdiri dari sebagai berikut.
1) Baik buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknya sebuah rumah tangga.
2) Perlindungan lebih yang diberikan orang tua.
3) Penolakan orang tua, ada pasangan suami istri yang tidak pernah memikul tanggunf jawab
sebagai ayah dan ibu.
4) Pengaruh buruk dari orang tua, tingkah laku kriminal, dan tindakan asusila.
b. faktor lingkungan sekolah
lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupa bangunan sekolah yang tidak
memenuhi persyaratan, tanpa halaman bermain yang cukup luas, tanpa ruangan olahraga,
minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid di dalam kelas yang terlalu banyak dan padat,
ventilasi dan sanitasi yang buruk, dan sebagainya.
c. Faktor milieu/lingkungan
Lingkungan sekitar yang tidak baik dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan
remaja.
Terkait dengan konsep kelompok sosial, W.G. Summer membagi kelompok sosial menjadi
dua yaitu in-group dan out-group. Menurut summer, dalam masyarakat primitif yang terdiri
dari kelompok kelompok kecil dan tersebar di suatu wilayah terdapat pembagian jenis
kelompok yaitu kelompok dalam (in-group) dan kelompok luar (out-group). Kelompok dalam
(in-group) adalah kelompok sosial yang individu-individunya mengidentifikasikan dirinya
dengan kelompoknya. Adapun kelompok luar (out-group) merupakan merupakan kelompok
di luar kelompok in-group.

Di kalangan kelompok dalam di jumpai persahabatan, kerja sama, keteraturan, dan


kedamaian. Apabila kelompok dalam berhubungan dengan kelompok luar maka munculah
rasa kebencian, permusuhan, atau perang. Rasa kebencian itu di wariskan dari satu generasi
ke genarasi yang lain dan menimbulkan rasa solidaritas dalam kelompok (in-group feeling).
Anggota kelompok menganggap kelompo mereka sendiri sebagai pusat gejala-gejalanya
(etnosentrisme).

Solusi Untung Penanganannya :


Berikut ini merupakan beberapa solusi yang dapat digunakan untuk menangani konflik
mengenai tawuran antar pelajar yang sering terjadi di Indonesia.
a. Para siswa wajib diajarkan dan memahami bahwa semua permasalahan tidak akan selesai
jika cara penyelesaiannya menggunakan kekerasan.
b. Melakukan komunikasi dan pendekatan secara khusus kepada para pelajar untuk
mengajarkan cinta kasih.
c. Pengajaran ilmu beladiri yang mempunyai prinsip penggunaan untuk menyelamatkan
orang dan bukan untuk menyakiti orang lain.
d. Ajarkan ilmu sosial budaya karena sangan bermanfaat untuk pelajar khususnya agar tidak
salah menempatkan diri di lingkungan masyarakat.
e. Bagi para orang tua, mulailah belajar jadi sahabat untuk anak-anaknya.
f. Dibuatnya sekolah khusus dalam lingkungan penuh disiplin dan ketertiban bagi mereka
g.
h.
i.
j.

yang terlibat tawuran.


Perbanyak kegiatan ekstrakulikuler atau organisasi yang terdapat di sekolah.
Diadakannya pengembangan bakat dan minat pelajar.
Diberikannya pendidikan agama sejak usia dini,
Boarding school (sekolah berasrama).

Anda mungkin juga menyukai