) AS FEED ADDITIVE ON
CARCASS QUALITY AND VISCERAL ORGANS WEIGHT OF BROILER
Yoyok Wiyono1, Osfar Sjofjan2 and Halim Natsir2
1)
2)
Student of Animal Nutrition and Feed Departement, Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya
Lecturer of Animal Nutrition and Feed Departement, Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya
Veteran Street, Malang (65145), Indonesia
E-mail : yoyok_wiyono@yahoo.com
ABSTRACT
The research was aimed to evaluate the effect of additional betel leaf meal (Piper betle L.) as
feed additive on carcass quality and visceral organs weight of broiler. The materials used were 100
DOC of broiler (unsexed) with average body weight 38.522.55g. The method used was experiment
with five treatments and five replications. The treatments were P0 = basal feed + 0% of betel leaf
meal (control), P1 = basal feed + 0.25% of betel leaf meal, P2 = basal feed + 0.5% of betel leaf meal,
P3 = basal feed + 0.75% of betel leaf meal and P4 = basal feed + 1% of betel leaf meal. Variables
measured were carcass percentage, carcass deposition, abdominal fat percentage and visceral organs
weight of broiler. Data obtained were analyzed by ANOVA of completely randomized design, if
there was a significant effect it would be tested by Duncan's Multiple Range Test. The result
showed that the addition of betel leaf meal didnt give significant effect (P>0,05) on carcass
percentage, carcass deposition, abdominal fat percentage and visceral organs weight of broiler. It
can be concluded that adding of betel leaf meal not yet improve carcass quality and didnt change
visceral organs weight.
Keywords: Betel leaf, quality carcass, visceral organs and broiler
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI ADITIF PAKAN
TERHADAP KUALITAS KARKAS DAN BOBOT ORGAN DALAM AYAM PEDAGING
Yoyok Wiyono1, Osfar Sjofjan2 and Halim Natsir2
1)
Mahasiswa Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Unibversitas Brawijaya
2)
Dosen Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya
Jl. Veteran, Malang (65145), Indonesia
E-mail : yoyok_wiyono@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan tepung daun sirih sebagai
aditif pakan terhadap kualitas karkas dan bobot organ dalam ayam pedaging. Materi yang
digunakan adalah 100 ekor DOC dengan rataan bobot badan 38,522,55 g/ekor. Metode yang
digunangan berupa percobaan lapang dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Adapun perlakuan
tersebut adalah P0 = pakan basal tanpa penambahan daun salam, P1 = Pakan basal + tepung daun
sirih 0,25%, P2 = Pakan basal + tepung daun sirih 0,5%, P3 = Pakan basal + tepung daun sirih
0,75%, P4 = Pakan basal + tepung daun sirih 1%. Variabel yang diamati yaitu persentase karkas,
deposisi bagian karkas (dada, paha dan sayap), persentase lemak abdominal dan bobot organ dalam
(jantung, hati dan gizzard). Data dianalisis statistik dengan analisis ragam (ANOVA) menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila terjadi perbedaan pengaruh maka dilanjutkan dengan Uji
Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh
tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap persentase karkas, deposisi bagian karkas, persentase lemak
abdominal dan bobot organ dalam ayam pedaging. Hal ini dapat disimpulan bahwa penambahan
tepung daun sirih sebagai aditif pakan hingga level 1% belum bisa meningkatkan kualitas karkas
dan tidak mempengaruhi bobot organ dalam ayam pedaging.
Kata Kunci: Daun sirih, kualitas karkas, organ dalam dan ayam pedaging
PENDAHULUAN
Keberhasilan usaha peternakan tidak
hanya ditentukan dari segi produktivitas
saja, akan tetapi juga dari segi finansial
(profit). Oleh karenanya efisiensi produksi
menjadi sangat penting. Efisiensi pakan
merupakan bagian dari efiensi produksi
yang cukup penting karena biaya pakan
berkontribusi 60-70% dari biaya produksi
usaha ayam pedaging. Oleh sebab itu perlu
adanya perbaikan efisiensi pakan melalui
peningkatan kecernaan pakan, salah
satunya melalui penambahan aditif pakan.
Antibiotik merupakan aditif pakan
yang umum digunakan. Namun diketahui
bahwa penggunaan antibiotik menimbulkan
efek negatif berupa residu pada produk
yang dihasilkan sehingga beberapa negara
di dunia melarang penggunaan antibiotik.
Oleh karena itu, perlu dicari aditif pakan
alternatif yang dapat menggantikan
antibiotik sehingga dapat menyediakan
produk ayam pedaging yang aman, sehat,
utuh dan halal (ASUH) bagi konsumen.
Fitobiotik merupakan salah satu jenis
aditif pakan alternatif. Bahan yang
tergolong fitobiotik yaitu tanaman herbal,
rempah-rempah, ekstrak tanaman dan
minyak esensial. Indonesia merupakan
negara tropis yang memiliki segudang
tanaman herbal yang berpotensi sebagai
aditif pakan, salah satunya yaitu tanaman
sirih (Piper betle L). Daun dari tanaman
sirih mengandung minyak atsiri yang
berfungsi meningkatkan sekresi enzimenzim pencernaan dalam tubuh sehingga
dapat menghasilkan kualitas karkas ayam
pedaging yang baik. Selain itu daun sirih
juga
mengandung
senyawa-senyawa
pholyphenol yang bersifat antibakteri,
antimikrobial, antifungal dan antioksidan
(Pradhan, Suri, Pradhan and Biswasroy,
2013)..
Berdasarkan uraian diatas, maka
perlu
dilakukan
penelitian
untuk
:
:
:
:
:
Terhadap
Pengaruh
perlakuan
terhadap
persentase karkas ditunjukkan pada Tabel
2. Rataan persentase karkas dari tertinggi
hingga terendah berturut-turut yaitu: P2
(67,542,05%); P4 (66,611,27%); P1
(65,981,78%); P0 (65,822,24%) dan P3
(65,301,53%).
Hasil analisis ragam menunjukkan
pengaruh yang tidak beda nyata (P>0,05)
20,50
3100,94
6,65
3,48
0,60
0,60
19,61
2843,02
4,42
2,92
-
19,08
2957,52
6,05
4,90
-
P0
65,822,24
P1
65,971,78
Perlakuan
P2
67,54 2,05
P3
65,301,53
P4
66,611,27
30,041,63
32,972,10
12,851,07
31,151,97
34,371,92
11,970,93
31,583,03
31,852,44
12,111,09
28,161,40
34,051,73
12,120,72
30,971,70
33,561,40
12,010,37
2,310,61
2,640,59
2,300,52
2,160,58
2,390,35
(31,593,03%); P1 (31,151,97%); P4
(30,971,70%); P0 (30,041,63%) dan P3
(28,161,40%). Hasil analisis ragam
menunjukkan pengaruh yang tidak beda
nyata (P>0,05) terhadap persentase dada.
Pengaruh
perlakuan
terhadap
persentase paha ditunjukkan pada Tabel 2.
P0
P1
Perlakuan
P2
P3
P4
1,780,12
2,040,15
0,670,02
1,640,14
2,010,13
0,650,03
1,860,24
1,940,13
0,610,08
1,880,22
2,090,12
0,600,06
1,830,14
1,890,10
0,580,02
Hati
Pengaruh perlakuan terhadap bobot
hati ditunjukkan pada Tabel 3. Rataan
bobot hati dari tertinggi hingga terendah
berturut-turut yaitu: P3 (2,090,12 g/100g
BB); P0 (2,040,15 g/100g BB); P1
(2,010,13 g/100g BB); P2 (1,940,13
g/100g BB) dan P4 (1,890,10 g/100g BB).
Hasil analisis ragam menunjukkan
pengaruh yang tidak beda nyata (P>0,05)
terhadap bobot hati. Hal ini menunjukkan
bahwa penambahan tepung dan sirih
sebagai aditif pakan hingga level 1% dari
pakan tidak berpengaruh negatif atau masih
aman pada proses metabolisme ayam
pedaging yang ditandai dengan bobot hati
yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan
kontrol. Selain itu dari hasil pengamatan,
kondisi hati dalam keadaan normal,
permukaannya halus dan tidak ditemukan
kerusakan pada hati. Hati yang diamati
memiliki warna yang hampir sama yaitu
coklat kemerahan. Hal ini sesuai pendapat
McLelland (1990), hati yang normal
berwarna coklat kemerahan apabila terjadi
keracunan, warna hati berubah kuning.
Kelainan fisik pada hati ditandai dengan
berubahnya warna hati, pembengkakan dan
pengecilan pada salah satu bagian serta
tidak adanya kantung empedu. Hati yang
normal diduga karena daun sirih memiliki
kemampuan hepato-protective activity
sehingga dapat melindungi hati dari
kerusakan dengan mencegah menipisnya
atau mengurusnya jaringan fibrosa pada
hati. Pradan et al. (2013), ekstrak daun sirih
mampu menurunkan ekspresi alphasmooth
muscle
actin
(alpha-SMA) yang
mempengaruhi aktifnya enzim matrix
metalloproteinase-2
(MMP2)
dan
menghambat level enzim tissue inhibitor
metalloproteinase-2
(TIMP2).
Kedua
enzim ini yang mempengaruhi menipisnya