Anda di halaman 1dari 8

1

IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO AKNE VULGARIS PADA MAHASISWA FAKULTAS


KEDOKTERAN UNSYIAH
Sheikha Nabila
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.
ABSTRAK
Akne vulgaris menjadi masalah pada hampir semua remaja. Akne vulgaris adalah penyakit kulit
paling sering terjadi. Faktor yang berperan yaitu usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara
tidak langsung dapat memicu proses patogenesis akne. Umumnya insidens terjadi pada sekitar umur 1417 tahun pada wanita, 16-19 tahun pada pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
riwaat keluarga, makanan, cara membersihkan wajah dan kosmetik dengan akne vulgaris di Fakultas
Kedokteran Unsyiah Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
rancangan Cross sectional survey. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa Fakultas
Kedokteran Unsyiah Banda Aceh Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2009, 2010 dan 2011.
Cara pengambilan sampel adalah Stratified Random Sampling. Pengumpulan data primer dilakukan
melalui wawancara dan pembagian kuesioner dan didapatkan sampel sebanyak 100 responden. Analisis
yang digunakan adalah analisis bivariat yaitu uji chi square. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat
hubungan antara riwayat keluarga (p = 0,000 ; RR = 1,62), cara membersihkan wajah (p = 0,014 ; RR=
1,26) kosmetik (p = 0,000 ; RR = 1,56) dengan akne vulgaris dan tidak ada hubungan antara makanan
( p = 0,214 p > 0,05) dengan akne vulgaris. Kesimpulan pada penelitian ini terdapat hubungan antara
riwayat keluarga, cara membersihkan wajah, dan kosmetik dengan akne vulgaris dan tidak terdapat
hubungan antara makanan dengan akne vulgaris. Diharapkan adanya edukasi lebih lanjut tentang akne
vulgaris oleh dokter ahli kulit agar mahasiswa dapat melakukan tindakan pencegahan dini terhadap
timbulnya akne vulgaris.
Kata kunci: Akne vulgaris, riwayat keluarga, makanan, kosmetik, cara membersihkan wajah
*Risiko Relatif (RR)
ABSTRACT
Acne vulgaris a problem in almost all teenagers. Acne vulgaris is the most common skin
disseases. Factors that contribute to the age, race, familial, food, weather/seasons that can indirectly
lead to the pathogenesis of acne. Incidence generally occurs around age 14-17 years in women, 16-19
years in men. This research aims to determine the relationship family history, food, cleaning and
cosmetic facial acne vulgaris with the Faculty of Medicine Syiah Kuala University Banda Aceh. This
research is analytical observational with cross-sectional survey design. Samples in this research were
part of the Faculty of Medicine Syiah Kuala University Banda Aceh, Doctor of Education Studies
Program class of 2009, 2010 and 2011. Way of sampling is the Stratified Random Sampling by
collecting primary data through interviews and questionnaires distribution and obtained a sample of
100 respondents. The analysis used is a bivariate analysis the chi square test. The results of statistical
tests indicate there is a relationship between family history (p = 0,000; RR = 1,62), way of cleaning
face (p = 0,014; RR= 1,26) cosmetics (p = 0,000; RR = 1,56) with acne vulgaris and there is no
relationship between food (p = 0,214 p > 0,05) with acne vulgaris. Conclusions in this research that
there is a relationship between family history, way of cleaning face, and cosmetics with acne vulgaris
and there is no relationship between food and acne vulgaris. Education is expected to emerge more

2
about acne vulgaris by a dermatologist so that students can take action early prevention of the onset of
acne vulgaris.
Key words: Acne Vulgaris, Family History, Food, Cosmetics, Way of Cleaning Face.

PENDAHULUAN
Akne
vulgaris
adalah
penyakit
peradangan folikel pilosebasea yang ditandai
dengan adanya komedo, papula, pustula, dan
kista yang terutama terjadi pada remaja.
Predileksi akne biasanya pada wajah, bahu,
ekstremitas atas, dada, dan punggung
(Zaenglein dkk, 2008; Widjaja, 2000).
Akne vulgaris menjadi masalah pada hampir
semua remaja. Akne ringan dialami oleh 85%
remaja. Gangguan ini masih dapat dianggap
sebagai proses fisiologik. 15% remaja menderita
akne berat sehingga mendorong mereka untuk
berobat ke dokter (Widjaja, 2000).
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
Amerika Serikat, akne vulgaris adalah kondisi
dermatologi paling sering terjadi, mempengaruhi
lebih dari 17 juta orang Amerika dari segala usia
terutama pada remaja. Sekitar 80-90% dari
remajanya mengalami jerawat parah yang
dikaitkan dengan perasaan rendah diri dan depresi
(Spencer dkk, 2009).
Di kawasan Asia Tenggara, terdapat 40-80%
kasus akne, sedangkan di Indonesia dari catatan
kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia,
menunjukkan 60% penderita akne pada tahun 2006
dan 80% pada tahun 2007. Dari kasus pada tahun
2007, kebanyakan penderitanya adalah remaja dan
dewasa berusia antara 11-30 tahun, sehingga
beberapa tahun belakangan ini para ahli
dermatologi di Indonesia mempelajari patogenesis
lebih dalam pada terjadinya akne vulgaris (Aprilia,
2010).
Dengan bertambahnya usia, angka
kejadiannya akan berangsur berkurang,
meskipun kadang-kadang terutama pada
wanita, akne vulgaris menetap sampai pada
usia 30 tahun atau bahkan lebih. Akne vulgaris
pada pria lebih cepat berkurang, namun dari
hasil penelitian diketahui bahwa justru gejala
akne vulgaris yang berat biasanya terjadi pada
pria (Wasitaatmadja, 2008).
Etiologi pasti dari penyakit akne vulgaris
belum diketahui dengan pasti, namun ada

beberapa faktor yang berkaitan dengan


patogenesis penyakit akne vulgaris yaitu
perubahan pola keratinisasi dalam folikel
pilosebasea, produksi sebum yang meningkat,
terbentukanya fraksi asam lemak bebas,
peningkatan jumlah flora folikel yaitu
Propionibacterium acnes, peningkatan kadar
hormon androgen, anabolik, kortikosteroid,
gonadotropin serta ACTH. Faktor lain yang
berperan yaitu usia, ras, familial, makanan,
cuaca/musim yang secara tidak langsung dapat
memicu
proses
patogenesis
akne
(Wasitaatmadja, 2008; Fulton, 2009).
Umumnya insidens terjadi pada sekitar
umur 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun
pada pria dan pada masa itu lesi yang
predominan adalah komedo dan papul dan
jarang terlihat lesi beradang (Wasitaatmadja,
2008).
Menurut penelitian Ghodsi dkk (2009),
masa pubertas, kulit berminyak, fase
pramenstruasi, stress mental, makanan manis
dan berminyak diakui sebagai faktor risiko
untuk jerawat sedang sampai berat. Sebaliknya
jenis kelamin, makanan pedas, dan merokok
tidak berhubungan dengan keparahan jerawat..
Perumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara riwayat keluarga
dengan akne vulgaris di Fakultas Kedokteran
Unsyiah Banda Aceh?
2. Apakah ada hubungan antara makanan dengan
akne vulgaris di Fakultas Kedokteran Unsyiah
Banda Aceh?
3. Apakah
ada
hubungan
antara
cara
membersihkan wajah dengan akne vulgaris di
Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh?
4. Apakah ada hubungan antara kosmetik dengan
akne vulgaris di Fakultas Kedokteran Unsyiah
Banda Aceh?
Tujuan Penelitian

3
1. Untuk mengetahui hubungan riwayat keluarga
dengan akne vulgaris di Fakultas Kedokteran
Unsyiah Banda Aceh.
2. Untuk mengetahui hubungan makanan dengan
akne vulgaris di Fakultas Kedokteran Unsyiah
Banda Aceh.
3. Untuk
mengetahui
hubungan
cara
membersihkan wajah dengan akne vulgaris di
Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh.
4. Untuk mengetahui hubungan kosmetik dengan
akne vulgaris di Fakultas Kedokteran Unsyiah
Banda Aceh.
Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
1. Penelitian ini dapat menambah wawasan
dan memperluas pengetahuan tentang
faktor yang berhubungan dengan kejadian
akne vulgaris.
2. Memperoleh pengalaman belajar dan
pengetahuan dalam melakukan penelitian.
3. Penerapan ilmu kedokteran yang dimiliki
yang didapat selama pendidikan di
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala selama ini.
4. Peningkatan kemampuan komunikasi
peneliti dengan masyarakat.
5. Pengembangan daya nalar, minat, dan
kemampuan peneliti dalam bidang
penelitian.

vulgaris pada mahasiswa Fakultas kedokteran


Unsyiah.
METODELOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik
observasional dengan rancangan Cross
sectional survey
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di FK Unsyiah kota
Banda Aceh. Pengambilan data dilakukan pada
tanggal 1 sampai 15 April 2012.
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran
Unsyiah Program Studi Pendidikan Dokter
angkatan 2009, 2010 dan 2011. Populasi pada
penelitian ini berjumlah sebanyak 757 orang.
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian
dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsyiah
Banda Aceh Program Studi Pendidikan Dokter
angkatan 2009, 2010 dan 2011 yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
a. Kriteria Inklusi
- Mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
UNSYIAH Program Studi Pendidikan
Dokter tahun angkatan 2009. 2010 dan
2011 yang aktif.
- Bersedia menjadi responden dan
menandatangani surat persetujuan.
b. Kriteria Eksklusi
- Mahasiswa yang tidak hadir pada saat
dilakukan penelitian.
Instrumen Penelitian
Alat
yang
digunakan
dalam
pengumpulan data pada penelitian ini adalah
kuesioner yang diberikan kepada responden
yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran
UNSYIAH angkatan 2009, 2010 dan 2011
yang berisi pertanyaan tentang beberapa faktor
risiko yang dapat menyebabkan terjadinya
akne vulgaris.

b. Bagi Masyarakat
1. Memberikan gambaran wawasan mengenai
faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian akne vulgaris.
2. Menjadi dasar untuk melakukan upaya-upaya
peningkatan pengetahuan tentang akne
vulgaris.
3. Sebagai masukan bagi instansi pendidikan,
kesehatan, media informasi dan komunikasi,
serta pihak-pihak lain yang terkait dalam
melaksanakan penyuluhan kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang penyakit
akne vulgaris.
.
iHipotesis
Terdapat hubugan antara riwayat
keluarga, makanan, cara membersihkan wajah
dan kosmetik terhadap timbulnya akne

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Responden

4
Karakteristik
sampel
penelitian
diperlihatkan pada tabel berikut.
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkatan
Angkatan
Tingkatan Kelas
2009
2010
2011
Total

Jumlah (n)
32
35
33
100

Persentasi (%)
32
35
33
100

Berdasarkan Tabel 1.1 rincian jumlah


responden yang terbanyak berasal dari
angkatan 2010 sebanyak 35 orang (35%).
Distribusi Frekuensi Akne Vulgaris Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
UNSYIAH
Akne Vulgaris

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Ada

83
17

83
17

Total

100

100

Tidak

Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga Pada


Mahasiswa Fakultas Kedokteran
UNSYIAH
Riwayat
Keluarga

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Ada

69

69

Tidak ada

31

31

Total

100

100

Distribusi

Frekuensi
Makanan
Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran

UNSYIAH
Makanan
Frekuensi (n)

Persentase (%)

Berpengaruh

86

86

Kurang berpengaruh

14

14

Total

100

100

Distribusi

Frekuensi Cara Membersihkan


Wajah Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran UNSYIAH

Cara Membersihkan
Wajah

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Tidak Baik
Baik

31
69

31
69

Total

100

100

Distribusi

Frekuensi

Kosmetik

Pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSYIAH


Kosmetik Frekuensi (n)Persentase (%)
Berpengaruh
Tidak
berpengaruh
Total

57
43

57
43

100

100

Analisis Bivariat
Hubungan Riwayat Keluarga dengan Akne
Vulgaris Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran UNSYIAH
Akne Vulgaris
Riwayat
Keluarga

Ada
n

Ada

Tidak ada
n

Total

p value RR

65 94,2

5,8

69

Tidak ada 18 21,7


Total 83
115,9

13
17

41,9
47,7

31
100,0

0,000 1,62

Hubungan Makanan dengan Akne Vulgaris Pada


Mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
UNSYIAH
Makanan
n
Berpengaruh
Kurang
berpengaruh
Total

Akne Vulgaris
Ada
Tidak ada Total P value
%
n %
73
84,9
13
15,1 86
10
71,4
4
28,6 14 0,214
83

156,3

17

43,7 100,0

Hubungan Cara Membersihkan Wajah dengan


Akne Vulgaris Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran UNSYIAH

5
Akne Vulgaris
p value
RR

Cara
Membersihkan Ada
wajah

Tidak ada

Tidak baik

30

96,8

Baik
Total

53 76,8 16
83 173,6 17

Total
%

3,2

31

0,014 1,26
23,2 69
26,4 100,0

Hubungan Kosmetik dengan Akne Vulgaris


Pada
Mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
UNSYIAH
Kosmetik
Berpengaruh
Tidak
berpengaruh
Total

Akne Vulgaris
RR
Ada Tidak ada Total p value
n
%
n
%
56 98,2
1
1,8 57
27 62,8 16 37,2 43 0,000 1,56
83

161,0

17

39,0 100,0

Pembahasan
Hubungan Riwayat Keluarga dengan Akne
Vulgaris
Hasil penelitian menunjukkan bahwa akne
vulgaris cenderung terjadi pada responden
yang memiliki riwayat keluarga akne vulgaris
yaitu sebanyak 94,2% (65 orang). Berdasarkan
hasil uji statistik dengan chi-square pada
0,05 dan confidence interval 95 % didapatkan
nilai P-value 0,000 (p < 0,05). Sehingga
hipotesis
diterima yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara riwayat
keluarga
dengan akne vulgaris Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSYIAH
Banda Aceh dan responden yang memiliki
riwayat keluarga akne vulgaris memiliki
peluang 1,62 kali untuk menderita akne
vulgaris.
Hubungan Makanan dengan Akne Vulgaris
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
akne vulgaris cenderung terjadi pada
responden yang mengkonsumsi makanan yang
berpengaruh terhadap terjadinya akne vulgaris
yaitu sebanyak 84,9% (73 orang). Berdasarkan
hasil uji statistik dengan chi-square pada
0,05 dan confidence interval 95 % didapatkan
nilai P-value 0,214 (p > 0,05) yang berarti
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
makanan dengan akne vulgaris Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSYIAH

Banda Aceh. Hasil penelitian ini sesuai dengan


penelitian yang dilakukan oleh Bancin (2007),
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
konsumsi makanan cepat saji dengan akne
vulgaris pada mahasiswa FK USU stambuk
2007 (P = 0,730).
Hubungan Cara Membersihkan Wajah
dengan Akne Vulgaris
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
akne

vulgaris

responden

cenderung

yang

membersihkan

wajah

terjadi

melakukan
tidak

baik

pada
cara
yaitu

sebanyak 96,8% (30 orang). Berdasarkan hasil


uji statistik dengan chi-square pada 0,05 dan
confidence interval 95 % didapatkan nilai Pvalue 0,014 (p < 0,05). Sehingga hipotesis
diterima yang berarti terdapat hubungan yang
signifikan antara cara membersihkan wajah
dengan

akne

vulgaris

Pada

Mahasiswa

Fakultas Kedokteran UNSYIAH Banda Aceh


dan

responden

yang

melakukan

cara

membersihkan wajah yang tidak baik memiliki


peluang 1,26 kali untuk menderita akne
vulgaris.
Hubungan Kosmetik dengan Akne Vulgaris
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
akne vulgaris cenderung terjadi pada
responden yang menggunakan kosmetik yang
berpengaruh yaitu sebanyak 98,2% (56 orang).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan chisquare pada 0,05 dan confidence interval 95
% didapatkan nilai P-value 0,000 (p < 0,05).
Sehingga hipotesis diterima yang berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara
penggunaan kosmetik dengan kejadian akne
vulgaris Pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
UNSYIAH Banda Aceh dan responden yang
menggunakan kosmetik berpengaruh memiliki
peluang 1,56 kali untuk menderita akne
vulgaris.

6
KESIMPULAN
1. Terdapat hubungan antara riwayat keluarga
dengan

akne

vulgaris

pada

mahasiswa

jumlah sampel dan dilakukan juga pada


mahasiswa lain untuk mengetahui lebih dalam
tentang akne vulgaris.

Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh.


2. Tidak terdapat hubungan antara makanan

DAFTAR PUSTAKA
dengan akne vulgaris pada mahasiswa Fakultas Aprilia, E. 2010. Hubungan Antara Menstruasi
dengan Eksaserbasi Akne Vulgaris pada
Kedokteran Unsyiah Banda Aceh.
Santriwati Pondok Pesantren Modern
3. Terdapat hubungan antara cara membersihkan
Islam Assalaam Surakarta. Surakarta:
wajah dengan akne vulgaris pada mahasiswa
Skripsi FK UMS.
Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
4. Terdapat hubungan antara kosmetik dengan
Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta.
akne vulgaris pada mahasiswa Fakultas
Jakarta. Hal 45-46.
Kedokteran Unsyiah Banda Aceh.

Aziz, NA. 2010. Pengaruh Cara dan Kebiasaan


Membersihkan
Wajah
Terhadap
SARAN
Pertumbuhan Jerawat di Kalangan Siswa
1. Angka kejadian akne vulgaris pada mahasiswa
Siswi SMA Harapan 1 Medan. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara.
Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh
tinggi, maka penulis mengharapkan adanya Bancin, BP. 2010. Hubungan Konsumsi
Makanan Cepat Saji Terhadap Kejadian
edukasi lebih lanjut seperti memberi kuliah
Akne Vulgaris Pada Mahasiswa FK USU
pakar tentang akne vulgaris oleh dokter ahli
Stambuk 2007. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara.
kulit atau menampilkan artikel penelitian pada
majalah dinding kampus agar mahasiswa dapat Bowe, WP. 2010. Diet and Acne. Journal of
melakukan tindakan pencegahan dini terhadap
timbulnya akne vulgaris.
2. Untuk tenaga kesehatan diharapkan dapat
mensosialisasikan

mengenai

pencegahan

American Academy of Dermatology.


Available

from:

http://www.mayoclinic.com/health/acne/
DS00169/DSECTION=prevention

kepada masyarakat untuk menghindari faktor

[Accesed 1 December 2011]


risiko akne vulgaris.
Cunliffe WJ, Gollnick HPM. 2001. Acne
3. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan dengan
Diagnosis and Management. Martin
menambahkan variabel-variabel penelitian
Dunitz Ltd. London.
lainnya yang merupakan bagian dari faktor
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku: Patofisiologi.
risiko terjadinya akne vulgaris.
Jakarta : EGC. Hal 487.
4. Mengingat keterbatasan waktu, penelitian ini
hanya dilakukan pada mahasiswa Fakultas Chandra. 2008. Metode Penelitian Kesehatan.
Penerbit EGC. Jakarta. Hal 40-41.
Kedokteran Unsyiah Banda Aceh, maka untuk
kedepannya penulis menyarankan dilakukan Fulton, J. 2009. Acne Vulgaris. Available
from: http: //emedicine. medscape.
penelitian yang sama dengan menambahkan

7
com/article/1069804
December 2011].

[Accessed 10

Ghodsi, Orawa, Zouboulis. 2009. Prevalence,


Severity, and Severity Risk Factors of
Acne in High School Pupils: A
Community-Based Study. Journal of
Investigative Dermatology. Volume 129.
Graham, R dan Burns T. 2005. Lecture Notes
on
Dermatology:
Akne,
Erupsi
Akneiformis , dan Rossasea. Penerbit
Erlangga. Jakarta. Hal 59-60.
Kern, W.D., 2010. How to wash your face.
Available
from
http://www.acne.org/wash-face.html
[Accessed 15 December 2011]
Longshore SJ dan Hollandsworth K. 2003.
Acne Vulgaris: One treatment does not
fit all. Journal of Dermatology.
Murasmita, A. 2007. Riwayat Keluarga dan
Kejadian Akne Vulgaris. Skripsi.
Universitas Negeri Surakarta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Scanlon, VC dan Sanders, T. 2006. Buku Ajar
Anatomi & Fisiologi: Sistem Integumen.
Penerbit EGC. Jakarta. Hal 79-85.
Seantero, J. 2010. Hubungan Antara
Penggunaan Pelembab Dengan Kejadian
Akne Vulgaris Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Skripsi.
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari
Sel ke Sistem. Penerbit EGC. Jakarta. Hal
403-404.
Siregar, RS. 2004. Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit. Penerbit EGC. Jakarta.
Hal 178.
Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk
Pemula. Penerbit EGC. Jakarta. Hal 84.

Spencer, Ferdowsian, Barnard. 2009. Diet and


Acne: a review of the evidence.
International Journal of Dermatology.
Volume 48.
Tjekyan, SR. 2009. Kejadian dan Faktor
Resiko Akne Vulgaris. Media Medika
Indonesiana. Volume 43 No. 1.
Tranggono, IR. 2007. Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Gramedia. Jakarta. Hal 48.
Wasitaatmadja, Sjarif. 2008. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin: Akne, Erupsi
Akneiformis,
Rosasea,
Rinofima.
Penerbit FKUI. Jakarta. Hal 254-256.
Widjaja, E. 2000. Ilmu Penyakit Kulit:
Rosasea dan Akne Vulgaris. Penerbit
Hipokrates. Jakarta. Hal 35-37.
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI. 2008.
Fitzpatricks Dermatology In General
Medicine.
The
McGraw-Hill
Companies Publisher, United States of
America: 690.
Zaenglein, Graber, Thiboutot, Strauss. 2008.
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine:
Acne
Vulgaris
and
Acneiform Eruptions. The McGrawHill Companies Publisher, United
States of America: 690-691.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. PT.
Rineka Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai