Di susun oleh :
Khumaedullah
Ajijul
Edo Kuswanto
Sri apriyanti
TARBIYAH / IPA-BIOLOGI B
SEMESTER V
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai
antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan
antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik
tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat
keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu
cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada
kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan
dalam proses sterilisasi.
Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan
sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan
dimatikan. Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik
(pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Dalam tulisan ini hanya
difokuskan kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan kimia yang digunakan
serta aplikasinya.
Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi
umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi,
yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitu
senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa
terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung
gugus -X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium
kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.
Telah dilakukan perbandingan koefisien fenol turunan aldehid (formalin
dan glutaraldehid) dan halogen (iodium dan hipoklorit) terhadap mikroorganisme
Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi yang resisten terhadap ampisilin
dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan dari disinfektan turunan aldehid dan
halogen yang dibandingkan dengan fenol dengan metode uji koefisien fenol .
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Desinfektan?
2. Pengertian Antiseptik?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Desinfektan
1. Konsentrasi (Kadar)
2. Waktu
3. Suhu
C. Antiseptik
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.
Antiseptik adalah substansi kimia yang dipakai pada kulit atau selaput
lendir untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan menghalangi atau
merusakkannya. Sedangkan desinfektan, pada dasarnya sama, namun istilah ini
disediakan untuk digunakan pada benda-benda mati. Beberapa antiseptik
merupakan germisida, yaitu mampu membunuh mikroba, dan ada pula yang
hanya mencegah atau menunda pertumbuhan mikroba tersebut. Antibakterial
adalah antiseptik hanya dapat dipakai melawan bakteri.
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang
kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini mudah
sekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam berat itu
mudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahal
harganya. Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan merkuroklorida
(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita pakai
merkurokrom, metafen atau mertiolat.
2. Zat Perwarna
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor dengan
kapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untuk
mencuci alat-alat makan dan minum.
Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baik
khasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun
dengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektan
yang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang mencampurkan
bau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik.
5. Kresol
Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi juga
beberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai bakterisida,
dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun, agen ini
menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itu
digunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen lisol
(kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi konsentrasi
yang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.
6. Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan benzyl
alcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena efek
preservatifnya (sebagai pengawet).
7. Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Agen
ini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida. Dalam
larutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.
8. Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen pembunuh
bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang membuat
senyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya untuk
menembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun yang
tidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara komersial
untuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut.
Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah sebagian
besar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.
9. Hidogen Peroksida
10. Betapropiolakton
Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen ini
mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada yang
diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif. Efeknya cepat, ini diperlukan,
karena betapropiolakton dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukup cepat
untuk menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah beberapa jam tidak terdapat
betapropiolakton yang tersisa.
Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat subtituennya
mengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen. Senyawa –
senyawa ini bakteriostatis atau bakteriosida, tergantung pada konsentrasi yang
digunakan; pada umumnya, senyawa-senyawa ini jauh lebih efektif terhadap
organisme gram-positif daripada organisme gram-negatif.
13. Sulfonamida
14. Antibiotik
Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu
dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan
mikroorganisme yang lain.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://signaterdadie.wordpress.com/2009/10/08/desinfektan/
http://linkfadliblog.blogspot.com/2009/05/disinfektan.html.
http://abunidathoe.multiply.com/journal/item/32