Anda di halaman 1dari 51

DIAGNOSA KOMUNITAS DAN PLAN OF ACTION

DESA MOJOROTO WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME


KOTA KEDIRI TAHUN 2015

Pembimbing:
dr. Djaka Handaja, MPH
dr. Gita Sekar Prihanti, M.Kes

Oleh :
Hilman Luthfi Hardana

(201320401011134)

Hikmatul Maghfiroh

(201320401011119)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN

Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai


upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat
kesehatan setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang
dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. Dimana tujuannya adalah terselenggaranya
pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa. Baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna, sehingga tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dengan suatu metode pembelajaran yang dikenal dengan
diagnosa komunitas.
Diagnosa komunitas adalah upaya untuk menetapkan suatu permasalahan
kesehatan komunitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan
serta sumber daya yang di miliki suatu komunitas untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Pada pelaksanaan Kepaniteraan Klinik dokter muda FK UMM diharapkan
memiliki wawasan ilmu kedokteran yang seimbang serta mampu menyelaraskan
kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan terjun langsung ke
masyarakat untuk mempraktekkan ilmu klinik yang telah dimiliki dan belajar
berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
Kegiatan Diagnosa komunitas meliputi pengenalan medan, identifikasi
masalah, analisa masalah yang ada serta mencari alternatif pemecahannya melalui
2

penelitian yang melibatkan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas tersebut. Dengan


kegiatan ini diharapkan dokter muda dapat memahami masalah kesehatan di
lingkungan kerjanya serta mampu memecahkan permasalahan yang ada dan
meningkatkan partisipasi dan memberdayakan

masyarakat secara aktif untuk

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Dalam hal ini desa Mojoroto
kecamatan Mojoroto Kota Kediri merupakan desa yang dipilih dalam pelaksanaan
diagnosa komunitas, dikarenakan dari data-data yang ada merupakan salah satu desa
yang tingkat kesejahteraan kesehatannya masih rendah.

BAB II
DATA PEMANTUAN WILAYAH

2.1 Geografi
Desa Mojoroto merupakan salah satu dari 14 desa dari kecamatan Mojoroto.
Desa ini dibatasi oleh desa-desa sebagai berikut:
Utara
Selatan
Barat
Timur

: Desa Ngampel
: Desa Bandar Lor
: Sungai Brantas
: Desa Sukorame, Bujel

Luas wilayah desa Mojoroto adalah 76,65 Ha, dengan proporsi lahan sebagai
berikut:

Daerah pemukiman
Daerah persawahan
Daerah perkebunan
Daerah Kuburan
Daerah Pekarangan
Daerah Taman
Daerah Perkantoran
Daerah prasarana umum lainnya

: 0,00 Ha
: 10,00 Ha
: 11,00 Ha
: 3,50 Ha
: 0,00 Ha
: 1,00 Ha
: 10,00 Ha
: 41,15 Ha

Desa Mojoroto terdiri dari 49 RT dan 12 RW. Kondisi jalan penghubung di


Desa Mojoroto berupa jalan beraspal. Tingkat kesuburan tanah di desa Mojoroto ini
tergolong subur.
Dalam data Monografi yang dimiliki oleh Desa Mojoroto adalah sebagai
berikut:
1. Desa

: Mojoroto

2. Kecamatan

: Mojoroto

3. Kota

: Kediri

5. Propinsi

: Jawa Timur
4

2.2 Demografi / Kependudukan


Demografi / Kependudukan Desa Mojoroto tahun 2014 dapat dilihat pada
Tabel 1. Jumlah penduduk desa Mojoroto adalah 15.384 jiwa, yang terdiri dari Lakilaki : 7537 jiwa dan Perempuan : 7847 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga : 4755 Kepala
Keluarga. Kepadatan penduduk Desa Mojoroto sebesar /Km2.
Tabel 2.1 Distribusi Penduduk desa Tugu Mojoroto berdasarkan usia Tahun 2014
No

Golongan Umur

0 4 tahun

5 tahun 9 tahun

487

494

981

10 Tahun 14 Tahun

789

763

1.552

15 Tahun 19 Tahun

768

793

1.561

20 Tahun 24 Tahun

791

789

1.580

25 Tahun 29 Tahun

813

814

1.627

30 Tahun 34 Tahun

633

608

1.241

35 Tahun 39 Tahun

603

655

1.258

40 Tahun 44 Tahun

509

535

1.044

10

45 Tahun 49 Tahun

463

697

1.160

11

50 Tahun 54 Tahun

515

529

1.044

12

55 Tahun 59 Tahun

625

699

1.324

13

60 Tahun 64 Tahun

14

65 Tahun

7.537

7.967

15.504

JUMLAH

Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
541
591

Jumlah
1.132

Grafik 2.1 Distribusi Penduduk desa Tugu Mojoroto berdasarkan usia Tahun 2014
Dari data di atas, didapatkan jumlah penduduk usia produktif (umur 15-49
tahun) sebanyak 9.471 orang. Sedangkan jumlah penduduk usia non produktif (usia
0-14 tahun dan usia > 49 tahun) sebanyak 6.033 jiwa. Jadi, di desa Mojoroto
penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non produktif.
Tabel 2.2. Pertumbuhan Penduduk
No.
1.

Pertumbuhan
Angka kelahiran

2.

Pindah/Datang
Jumlah

Jumlah
28
51
79

3.

Angka kematian

11

4.

Pindah/pergi

34
Jumlah

45

Grafik 2.2. Pertumbuhan Penduduk

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan pertumbuhan desa


Mojoroto tahun 2014 tergolong tinggi. Hal tersebut menyebabkan kejadian penyakit
juga tinggi. Sehingga dengan pertumbuhan penduduk yang relative tinggi diperlukan
daya dukung di segala bidang termasuk di bidang kesehatan agar tidak terjadi
ketimpangan.

2.3 Pemerintahan
Pemerintah desa ini dipimpin oleh seorang kepala desa dan dibantu oleh
aparat pemerintah lainnya. Tabel 2.3 menunjukkan jumlah dan jabatan aparat
pemerintahan desa.
Tabel 2.3. Jabatan dan jumlah aparat pemerintahan desa

Jabatan

Jumlah

Kepala desa

Sekretaris

Ka. Ur. Pemerintahan

Ka. Ur. Pembangunan

Ka. Ur. Kesra

Ka. Ur. Keuangan

Ketua Dusun

Ka. Ur. Umum

Staf desa

16

Ketua RW

12

Ketua RT

49

2.4 Fasilitas Sosial


a. Fasilitas pendidikan formal
Tabel 2.4. Jumlah fasilitas pendidikan formal
No
1
2
3
4
5
6
7

Fasilitas
PAUD
TK/RA
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA
SMKN
Perguruan Tinggi

Jumlah
0
0
5
0
0
0
1

b. Fasilitas pendidikan non formal


Tabel 2.5. Jumlah fasilitas pendidikan non formal
No

Uraian

Jumlah

TPQ/TPA

Pondok Pesantren

Kursus, dll

c. Sarana ibadah
Tabel 2.6. Jumlah sarana ibadah
No
1
2
3
4
5

Uraian
Musholla
Masjid
Gereja
Pura
Candi

Jumlah
25
5
2
1
0

2.5 Pendidikan
Data pendidikan di desa Mojoroto dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut:
Tabel 2.7 Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
No Tingkat pendidikan

Jumlah

Pendidikan Prasekolah Play Group/TK/RA

574

Pendidikan Dasar tingkat SD

1.805

Pendidikan Lanjutan Tingkat SMP/MTS

1.355

Pendidikan Lanjutan Tingkat SLTA

4.145

Pendidikan Perguruan Tinggi

2.941

Lain Lain

1.748

TOTAL

12.568

Grafik 2.7 Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan


Dari tabel dan gambar di atas, didapatkan jumlah penduduk Pendidikan
Prasekolah Play Group/TK/RA sebesar 574 orang, Pendidikan Dasar tingkat SD
sebesar 1.805 orang, Pendidikan Lanjutan Tingkat SMP/MTS 1.355 orang.
Sedangkan penduduk Pendidikan Lanjutan Tingkat SLTA sebesar 4.145 orang ,
Pendidikan Perguruan Tinggi sebesar 2.941 orang, dan penduduk yang tidak tamat
SD sebesar 186 orang.

2.6 Mata pencaharian penduduk


Sebagian besar masyarakat Desa Mojoroto bekerja sebagai Pegawai Negeri
Sipil. Sebaran pekerjaan penduduk desa Mojoroto dapat dilihat pada tabel dan
gambar berikut:

Tabel 2.8 Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian


No. Mata pencaharian
Jumlah
1.
Petani
219

10

2.
3.
4.
5.
Total

Tenaga Kesehatan
PNS
TNI / POLRI
Pensiunan

72
355
205
365
4074

Diagram 2.8 Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk desa


Mojoroto terbanyak sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Pensiunan/Purnawirawan,
yakni sebanyak 355 orang dan 365 orang.
2.7 Kesehatan
2.7.1 Fasilitas dan tenaga kesehatan
Jumlah fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan ditunjukkan dalam tabel
berikut :
Tabel 2.9 Fasilitas dan tenaga kesehatan
No

Fasilitas

Jumlah
11

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

2.7.2
NO
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Rumah Sakit
Rumah Bersalin
PUSKESMAS
Puskesmas Pembantu
POLINDES
POSYANDU
Dokter Umum
Dokter Gigi
Dokter Spesialis
Bidan
Perawat
Kader kesehatan
Balai Pengobatan
Dukun

0
1
0
1
0
4
0
0
0
0
0
0
0
0

Morbiditas
Tabel 2.10 Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Sukorame tahun 2011
Daftar penyakit

ICD

JUMLAH

ISPA
Rheumatoid Arthritis yang lain
Hipertensi
Gastritis
Pulpitis
Diabetes Mellitus
Dermatitis Kontak Alergi
Hipotensi
Gangren Pulpa
Sakit kepala lainnya
JUMLAH

J.06.9
M.06
I.10
K.29.7
K.04.0
E.14
L.23
I.95.9
K.04.1
G.44

13390
6835
4557
2323
1813
1679
1005
918
720
627
33867

39,4
20,2
13,5
6,9
5,3
5,0
3,0
2,7
2,1
1,9
100

12

Gambar 2.4.Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Sukorame tahun 2011


Dari tabel diatas pada tahun 2011 pasien rawat jalan di Puskesmas Sukorame
didapatkan sebanyak 39,4% pasien menderita ISPA. Hal ini menunjukkan penyakit
ISPA masih merupakan penyakit yang paling sering diderita masyarakat Sukorame,
sedangkan urutan berikutnya penyakit Rheumatoid Arthritis yang lain adalah sebesar
20,2%, kemudian 13,5% hipertensi, 6,9% gastritis, 5,3% pulpitis, 5,0% diabetes
mellitus, 3,0% dermatitis kontak alergi, 2,7% hipotensi, 2,1% gangren pulpa ,dan
1,9% sakit kepala lainnya.

2.8 Sanitasi dan Kesehatan Perumahan


Tabel 2.11 Sarana Air minum
No.
1
2
3
4
5

Uraian
Sumur gali
Sumur pompa
Mata air
PDAM
Sungai

Jumlah
1785
479
0
0
0

%
70%
30%
0%
0%
0%

Dari tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk di desa


Mojoroto menggunakan sarana air minum dari sumur gali sebanyak 1785 penduduk
(70%), sumur pompa 479 (30%) tidak ada penduduk yang menggunakan air minum
dari PDAM, mata air ataupun sungai.
Tabel 2.12 Jenis dan distribusi rumah
No

Uraian

Jumlah

Rumah Tembok

4.725

Rumah Kayu

13

13

Rumah Bilik/Gedek

10

Dari tabel dan gambar di atas menunjukkan bahwa penduduk di desa


Mojoroto mempunyai rumah dengan dinding tembok sebanyak 4725 (95%) Keluarga,
rumah dengan dinding kayu sebanyak 13 (3%) Keluarga, dan rumah bilik / gedek
sebanyak 10 (2%) keluarga

BAB III
ANALISA DATA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN

LEMBAR KERJA I

ANALISA DATA
INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN

Profil Pencapaian Kegiatan Puskesmas Pembantu di Mojoroto selama periode tahun


2011

14

Jenis Kegiatan

Target

Realisasi

Kesenjangan (%)

o.
N

1.

IMR

2.

MMR

3.

Pemberantasan

120

70

55

45

25

1. K1

143

96

139

93

2. K4

138

93

136

91

20

27

90

70

pencegahan

dan
penyakit

menular
ISPA
- Penemuan Kasus Pneumonia

4.

Kesehatan Ibu dan Anak


1. Kesehatan ibu
- Ibu Hamil

3. Resti ditemukan nakes

15

4. Bumil resti dirujuk

19

80

11

57.8

22.2

5. Tablet Fe pada Bumil

141

95

136

91

- Bulin
1. Bulin ditolong nakes

136

96

112

82.3

13.7

- Bufas
1. Bufas mendapat pelayanan

135

95

125

82.3

12.7

nifas

11.3
2. Kesehatan anak

131

97

142

108.3

135

15

30

150

9.01

73

80

81

89.01

122

90

118

96

Akseptor Baru

208

100

208

100

Akseptor Akif

1241

70

1773

142

135

5.7

1. KN2
2. Neonatus resti
3. Rujukan neonatus resti
4. ASI Eksklusif
5. Kunjungan bayi
5.

Keluarga Berencana

Imunisasi

16

6.

7.

- BCG

128

95

134

100.7

- DPT I

128

95

128

100

12.1

- DPT II

122

90

134

102.1

24.8

- DPT III

122

90

156

114.8

3.5

- Polio I

128

95

130

98.5

2.6

- Polio II

122

90

126

92.6

4.8

- Polio III

122

90

128

94.8

7.8

- Polio IV

122

90

130

97.8

10

- Campak

122

90

122

100

11.5

- Hepatitis B

122

90

105

78,5

12

100

50

Gizi
Penemuan balita dengan Gizi

50

buruk

17

BAB IV
PERMASALAHAN KESEHATAN KOMUNITAS
LEMBARAN KERJA 2
LEMBAR KERJA 2
RESUME PERMASALAHAN
Penyajian daftar permasalahan dari data yang ada
No
1.

PERMASALAHAN
KOMENTAR
KESEHATAN IBU DAN ANAK ( KIA)
Terdapat
kesenjangan K1
(-3

%)

1) Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya kesadaran dan rendahnya pengetahuan
masyarakat mengenai pentingnya kunjungan ANC

18

sejak dini selama kehamilan.


2) Faktor perilaku / Life styles
Terlalu sibuk dengan pekerjaan dirumah sehingga
tidak bisa meluangkan waktu untuk berkunjung ke
Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan ANC.
Banyak yang tidak sadar kalau sedang hamil.
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan
upaya penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan
kesehatan ibu dan janin selama kehamilan karena

kurang tercukupinya SDM dan wilayah yang luas.


Kurang Tersedianya sarana & prasaran kesehatan
yang baik akan memudahkan masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

2.

Terdapat

berkualitas.
1) Faktor lingkungan/Environment

kesenjangan K4

Masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan


pentingnya memenuhi minimal kunjungan ANC

(- 2%)

sebanyak 4x selama kehamilan.


2) Faktor perilaku / Life styles

Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya ibu-ibu


hamil untuk melakukan pemeriksaan secara rutin,
dimana sebagian besar dikarenakan oleh waktu serta
pekerjaan.

3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services


Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan
19

upaya penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan


kesehatan ibu dan janin selama kehamilan karena
3

Pencapaian

kurang tercukupinya SDM dan wilayah yang luas.


1) Faktor lingkungan / environment
Ketidaktahuan masyarakat tentang manfaat Fe

pemberian tablet FE
bagi Bumil dan pentingnya pemeriksaan ANC
pada Bumil sebesar
sebab Fe akan diberikan jika kunjungan pertama
91% dari target 95%
dan kedua dilaksanakan.
2) Faktor perilaku / life styles
Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk melakukan
kunjungan pertama segera setelah dinyatakan
positif hamil dan ketidak rutinana Bumil ANC
setiap bulannya, hal ini berhubungan karena Fe
akan diberikan saat kunjungan 1 dan kunjungan
setelahnya.
3) Faktor pelayanan kesehatan / medical care
services
Kurang

aktifnya

tenaga

kesehatan

untuk

memberikan penyuluhan kepada Bumil tentang


pentingnya kunjungan pertama segera setelah
dinyatakan hamil dan kunjungan selanjutnya
untuk

mendapatkan

kurangnya
4

Pencapaian Bulin
yang ditolong Nakes

tenaga

tablet

Fe.

kesehatan

Selain

itu

memberikan

informasi manfaat dari pemberian Fe.


1) Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya Kesadaran warga untuk melakukan

20

sebesar 82,3% dari

persalinan secara aman.


Sudah terdapatnya rumah sakit bersalin swasta di

(kesenjangan

Kelurahan Mojoroto.
Anggapan bahwa biaya persalinan di Pelayanan

-13.7%)

Kesehatan mahal.
2) Faktor perilaku / Life styles
Banyaknya pendatang pada penduduk kelurahan

target 96%

Mojoroto

yang

kemudian

saat

mereka

akan

melahirkan kembali ke kampung halaman.


3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurangnya promosi mengenai layanan Jampersal ke

1)

masyarakat.
Bias pada pencatatan dan pelaporan ibu melahirkan.
Makin banyaknya pusat pelayanan swasta.
Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya ilmu pengetahuan masyarakat tentang

pelayanan nifas

pemeliharaan nifas setelah melahirkan.


Anggapan bahwa biaya perawatan nifas di Bidan

sebesar 82.3% dari

Kelurahan tidak terjangkau.


2) Faktor perilaku / Life styles
Terlalu sibuk mengurus bayinya sehingga lupa

Pencapaian Bufas
yang mendapat

target 95%
(kesenjangan
-12.7%)

memeriksakan dirinya sendiri.


Menganggap dirinya sehat dan tidak ada masalah.
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Tenaga atau kader kesehatan yang kurang aktif dalam
memberikan

informasi

mengenai

pentingnya

perawatan masa nifas.


Makin banyaknya pusat pelayanan swasta.

21

No

PERMASALAHAN

P2P
1. Penyakit ISPA
sebagai salah satu

KOMENTAR

1) Faktor lingkungan/Environment
Hal ini terkait dengan lingkungan yaitu berupa
lingkungan industri, yaitu dekat dengan Pabrik,

penyakit terbanyak

Terutama Pabrik Rokok sehingga menyebabkan

di Kelurahan
Mojoroto

tingkat polusi yang tinggi.


Lingkungan Perumahan yang padat penduduk,
sehingga

memudahkan

terjadinya

penularan

penyakit.
Padatnya penghuni rumah (satu rumah bisa diisi 2
keluarga) sehingga ventilasi udara kurang baik.

Hal ini juga terkait dengan rendahnya tingkat


pendidikan masyarakat, sehingga kesadaran akan
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
masih kurang.
2) Faktor perilaku / Life styles
Kebiasaan masyarakat yang

cenderung

suka

merokok. Membuang ludah di sembarang tempat.


Batuk dan bersin tidak ditutup. Kebiasaan cuci
tangan dan higine diri sendiri kurang diperhatikan.
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurangnya penyuluhan dari Puskesmas mengenai
pentingnya menjaga kebersihan untuk mencegah

22

terjadinya penyakit, terutama penyakit ISPA.

No

PERMASALAHAN

IMUNISASI
1. Pencapaian
imunisasi
B

masih

Hepatitis

KOMENTAR

1) Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya
kesadaran
masyarakat

kurang

memenuhi target.

pentingnya imunisasi Hepatitis B


Kurangnya
pengetahuan
masyarakat

mengenai

tentang

beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan


melakukan imunisasi.
2) Faktor perilaku / Life styles.
Masyarakat khususnya para ibu banyak yang lupa
tentang jadwal imunisasi.
Para ibu menganggap bayinya sehat dan tidak ada
masalah.
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurangnya keaktifan tenaga kesehatan dan kader
untuk melakukan penyuluhan mengenai pentingnya
dilakukannya imunisasi.

No

PERMASALAHAN

KOMENTAR

23

GIZI
1. Cakupan penemuan 4) Faktor lingkungan/Environment
Tingginya kesadaran masyarakat mengenai gizi
gizi buruk sebesar
buruk
50% dibandingkan 5) Faktor perilaku / Life styles.
Di wilayah Mojoroto warga memiliki pekerjaan yang
target sebesar 100%
tetap sehinga dapat memenuhi kebutuhan gizi
(-50%)
target
keluarga terutama anak anak.
terbalik
Para ibu lebih waspada dalam pemberian makanan
tambahan anak.
6) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Tingginya peran aktif tenaga kesehatan dan kader
untuk melakukan penyuluhan mengenai gizi buruk

No

PERMASALAHAN

KOMENTAR
GIZI

1.

D/S (-2,3%)

1) Faktor lingkungan/Environment
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
untuk datang ke posyandu.
2) Faktor perilaku / Life styles
Para ibu terlalu sibuk sehingga mereka lupa
membawa bayinya ke posyandu , tidak tertarik untuk
berpartisipasi

24

3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services


Kurang aktifnya nakes dalam melakukan upaya
penyuluhan tentang pentingnya peserta kader dalam
2.

memberikan pelayanan.
1) Faktor lingkungan/Environment

N/S (-16,6%)

Kurangnya kesadaran bahwa pentingnya balita


ditimbang setiap bulannya. Kurang mengerti makna
penimbangan berat badan.
Keadaan sosial-ekonomi yang rendah

3.

2)

1)

N/D (-14,1%)

Faktor perilaku / Life styles


Kurang makan makanan yang bergizi
Tidak telaten memberikan makan kepada anaknya
Faktor lingkungan/Environment

Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat


akan pentingnya posyandu
2) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurang aktifnya nakes dalam melakukan upaya
penyuluhan akan pentingnya posyandu

No

PERMASALAHAN

KOMENTAR

SANITASI LINGKUNGAN
1. Cakupan air bersih 1)
di
Kelurahan
Mojoroto
Dilihat
pencapaian

hanya

78%

target

dari

sebesar 80 %

penduduk yang terlalu padat dan daerah pemukiman

kurang.
dari

Faktor lingkungan/Environment
Hal ini juga terkait dengan lingkungan perumahan

yang dekat dengan sungai.


Kurangnya pengetahuan

masyarakat

tentang

penggunaan air bersih serta penyakit yang mungkin


ditimbulkan.
Letak sumur

kebanyakan

berdekatan

tempat

pembuangan sampah.

25

Letak sumber air berdekatan dengan kawasan


industri hal ini menyebabkan terjadinya tingkat

pencemaran air yang tinggi.


2) Faktor perilaku / Life styles
Kurangnya kesadaran masyarakat menjaga kualitas
air dengan masih banyaknya masyarakat membuang
sampah sembarangan.
Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, sehingga
kesadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) masih kurang.
3)

Faktor pelayanan kesehatan / Medical care


services
Kurangnya penyuluhan dari Puskesmas mengenai
pentingnya menjaga kualitas air bersih serta tidak

membuang sampah sembarangan.


4)
Faktor herediter atau Kependudukan / Heredity
Sudah turun temurun bahwa kebiasaan mengambil
air dari tempat tersebut tidak ada masalah dalam
kesehatannya.
2.

Jumlah

tempat 1)
pembuangan sampah

Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya pengetahuan masyarakat

kurang

hanya

pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta

tercapai

sebesar

penyakit yang dapat ditimbulkan.


Hal ini juga terkait dengan lingkungan perumahan

51%

dari

target

tentang

penduduk yang terlalu padat dan daerah pemukiman

sebesar 80%. (-29%)

yang dekat dengan sungai.


Minimnya kepemilikan

sampah dikarenakan sosial ekonomi yang rendah.


Kurangnya pengetahuan tentang pemisahan antara

tempat

pembuangan

sampah kering dan sampah basah.


2) Faktor perilaku / Life styles
Kebiasaan masyarakat yang suka membuang sampah

26

sembarangan di sekitar rumah ataupun di sungai.


3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurangnya keaktifan tenaga dan kader kesehatan
dalam

melakukan

upaya

penyuluhan

tentang

kebersihan lingkungan bagi masyarakat.


Kurangnya keatifan tenaga dan kader kesehatan
untuk memberikan pelatihan membuat tempat
sampah dari barang bekas.

LEMBAR KERJA 3
RESUME FAKTOR PENDUKUNG
Penyajian daftar Faktor Pendukung berdasarkan data yang ada

NO.

FAKTOR PENDUKUNG

KOMENTAR
KIA
Jumlah

tenaga

kesehatan

perawat 1, kader kesehatan 50 orang

kurang

karena

tidak

dan semuanya aktif

dengan luas wilayah dan jumlah

Jumlah, bidan Kelurahan 2 orang,


1.

masih

sebanding

penduduk Mojoroto, namun kader


2.

Jumlah Posyandu 10 buah dan 1

yang membantu cukup memberikan

buah pustu di kelurahan Mojoroto.

bantuan bagi bidan wilayah dan


perawat di kelurahan Mojoroto.
Lokasi Puskesmas induk dekat
sehingga

ikut

mendukung

27

pencapaian

program

KIA

di

Kelurahan Mojoroto.
Masyarakat ikut berperan aktif dalam
mensukseskan

program

Kelurahan

Mojoroto

KIA

di

yang

dilaksanakan oleh puskesmas

NO

FAKTOR PENDUKUNG

KOMENTAR

IMUNISASI
1.

Jumlah, bidan Kelurahan 0 orang


perawat 0, kader kesehatan 0 orang

Jumlah kader tidak memenuhi


Makin meningkatnya pengetahuan
masyarakat
untuk

2.

NO

Jumlah Posyandu 4 buah dan 1

mencegah

imunisasi

penyakit

di

kemudian hari.
Dapat digunakan sebagai sarana

buah pustu di kelurahan Mojoroto.

Tentang

imunisasi anak sekolah

FAKTOR PENDUKUNG

KOMENTAR
P2P

1.

Sarana pendidikan yang cukup

Dengan cukupnya sarana pendidikan tentunya


anak akan diajarkan perilaku hidup sehat dan
bersih,

beberapa

pengetahuan
28

tentang

.
2.

penyakit, pengobatan serta cara pencegahan


Jumlah 4 buah posyandu

penularannya terutama penyakit ISPA


Adanya sarana - sarana dari Puskesmas yang
bisa

digunakan

memberikan
Petugas puskesmas yang terlatih
3.

dan berpengalaman dalam

kesehatan lingkungan

sebagai

penyuluhan

media
tentang

untuk
P2P

sehingga bisa lebih efektif.


Dengan terdapatnya posyandu maka, dapat
digunakan sebagai media promotif dengan
tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat

4.

Cakupan penggunaan air besih


yang cukup tinggi.

tentang P2P
Tingginya penggunaan air bersih mendukung

pelaksanaan PHBS.
Penyuluhan yang dilakukan di Mojoroto
secara oral dari mulut ke mulut, hal ini
dilakukan saat diadakannya kegiatan program
puskesmas pembantu dan di posyandu

5.

posyandu.

Program penyuluhan tentang


PHBS yang berjalan

29

NO

FAKTOR PENDUKUNG

KOMENTAR
Kesehatan Gizi

1.

Jumlah Posyandu 4 buah dan 1

buah pustu di kelurahan Mojoroto

Dengan terdapatnya posyandu maka, dapat


digunakan sebagai media promotif dengan
tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat

2.

tentang gizi buruk

Adanya program pemberian

Pemberian makanan tambahan ini diberikan

makanan tambahan

guna menekan angka kejadian gizi buruk yang


terjadi di Mojoroto.

Program gizi yang dimilki Mojoroto sekarang


Terlaksananya program tentang
3.

gizi yang di jadikan satu dengan


KIA

penjalanan

program

dapat

dikerjakan

anak, dan ASI eksklusif.

FAKTOR PENDUKUNG

KOMENTAR

SANITASI DAN PERUMAHAN


1.

secara

beriringan seperti pemberian vit A bagi anak

NO.

menyatu dengan program KIA sehingga proses

Mayoritas rumah warga sudah

permanen sebesar 95,7%.

Dokter umum, bidan Kelurahan,


kader dan tokoh masyarakat bisa
memberikan

contoh

kepada

masyarakat terlebih dahulu.


Dengan banyaknya warga yang
memiliki rumah permanen, kualitas
kesehatan

dapat

semakin

30

meningkat.

LEMBAR KERJA 4
PENILAIAN PRIORITAS PERMASALAHAN

Permasalahan / health issue: KIA


KIA: Terdapat kesenjangan pada pencapaian program kerja kesehatan ibu hamil
al:K1, K4, pemberian tablet Fe pada ibu hamil, Bulin yang ditolong nakes, dan bufas
yang mendapat pelayanan nifas. Yaitu sebesar (3%, 2 %, 4%,13.7%, 12.7%)
Kriteria

Magnitude

Keseriusan
Feasibility

Subtotal
5

4
6

Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

15

Permasalahan / health issue

31

P2M : Penyakit ISPA menduduki peringkat tertinggi dalam 10 penyakit terbanyak.


Kriteria

Subtotal

Magnitude

Keseriusan

Feasibility

Lain

17

Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

17

Permasalahan / health issue


Sanitasi lingkungan : Terdapat kesenjangan antara target dengan pencapaian cakupan
air bersih yang dimiliki setiap rumah di kelurahan Mojoroto yaitu sebesar
Kriteria

Magnitude

Subtotal
6

Keseriusan

Feasibility

Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

14

DAFTAR PRIORITAS PERMASALAHAN KELURAHAN MOJOROTO


NO
1

PERMASALAHAN
ISPA

INDEKS PRIORITAS
17

32

KIA

15

Cakupan air bersih

14

LEMBAR KERJA 4
PERMASALAHAN KESEHATAN, FAKTOR RESIKO, SUMBER DAYA

No

Permasalahan

Faktor Resiko Potensial

Sumber Daya

P2P
1.

Adanya

Hal ini terkait dengan lingkungan di 1. Adanya

kesenjangan

Kelurahan

merupakan

jumlah

pada P2P (ISPA)

kawasan industri, dekat dengan pabrik

tenaga

di

terutama pabrik rokok.

kesehatan

Kelurahan

Mojoroto

yang

33

Kelurahan Mojoroto merupakan Kawasan

Mojoroto

pemukiman padat, sehingga ventilasi udara

yang

cukup

di kelurahan
Mojoroto.
2. Kader

pada setiap rumah kurang baik.


Hal ini juga terkait dengan rendahnya
tingkat pendidikan masyarakat, sehingga
kesadaran akan pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) masih kurang.

kesehatan di
kelurahan
Mojoroto
cukup

Kurangnya penyuluhan kepada masyarakat

banyak.
mengenai pentingnya menjaga kebersihan 3. Bisa
untuk

mencegah

terjadinya

penyakit,

terutama penyakit ISPA.

dilakukan
penyuluhan
tentang
PHBS kepada
masyarakat
dan

satu

persatu

saat

berobat

ke

puskesmas

2.

pembantu.
KIA
dan
Kurangnya kesadaran masyarakat terutama 1. kader

Adanya
kesenjangan

ibu-ibu hamil normal dan ibu hamil dengan

tenaga

KIA

resiko tinggi mengenai pentingnya

kesehatan

pada

34

kunjungan ANC sejak dini selama

pencapaian
program
K1,

kerja

K4,Resti

ditemukan
Nakes,

kehamilan

sudah

minimal kunjungan ANC sebanyak 4x


selama kehamilan

Bulin

ditolong Nakes,
Bufas

yang

yang cukup.
2. penyuluhan

dilakukan
secara berkala

pemeriksaan ANC rutin

di posyandu.

resiko komplikasi bagi bumil resti


pemeriksaan bayi setelah lahir

mendapat
pelayanan nifas,
Bayi

resti

Kelurahan
Mojoroto

di

perawatan setalah nifas


Kurangnya

jumlah

mengkoordinasi

kader

nakes

yang

(karena

faktor

kurangnya SDM dan luasnya wilayah)


dalam

melakukan

upaya

penyuluhan

tentang pentingnya
kunjungan ANC sejak dini selama
kehamilan
minimal kunjungan ANC sebanyak 4x
selama kehamilan
pemeriksaan ANC rutin
resiko komplikasi bagi bumil resti
pemeriksaan bayi setelah lahir
perawatan nifas

35

CAKUPAN AIR BERSIH


3.

Adanya

Kurangnya pengetahuan masyarakat 1. kader

dan

kesenjangan

tentang penggunaan air bersih serta

tenaga

negative

kesehatan

penyakit yang mungkin ditimbulkan.


Sosial ekonomi masyarakat yang

masih rendah.
Letak sumur kebanyakan berdekatan

tempat pembuangan sampah.


Letak sumber air berdekatan dengan

daerah industry.
Rumah di Mojoroto yang padat dan

pada

pencapaian
Cakupan

air

bersih,
jumlah

dan
tempat

pembuangan
sampah

di

saling berdempetan.

yang cukup.
2. Bisa
dilakukannya
penyuluhan
tentang
PHBS

dan

pelatihan

kelurahan
membuat
Mojoroto.
tempat
sampah dari
bahan bekas.

36

LEMBAR KERJA 5
PENILAIAN KETEPATAN INTERVENSI
A. Permasalahan / health issue
P2P: Besarnya Penyakit ISPA yang mana pada Kelurahan Mojoroto menduduki
masalah paling utama
NO Strategi / Intervensi

1. Penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya Y

kebersihan/Higienis personal dan lingkungan,


pentingnya rajin berobat, kontrol dan pemeriksaan
kesehatan serta penyuluhan tentang penyakit ISPA
terutama

mengenai

gejala

serta

pertolongan

pertama
2

Pemasangan pamflet dan poster di tempat umum

37

B. Permasalahan / health issue


KIA : Kesenjangan pada program KIA
NO Strategi / Intervensi
1

P E A R

Penyuluhan terhadap masyarakat terutama ibu-ibu hamil Y N Y Y

normal dan ibu hamil dengan resiko tinggi mengenai


pentingnya
kunjungan ANC (ANC dini, minimal ANC, ANC
rutin, resiko komplikasi bagi bumil resti dan
2

pemeriksaan bayi setelah lahir


Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan cara Y N Y Y

memotivasi agar lebih aktif memberikan penyuluhan


kepada masyarakat dalam segala kesempatan serta
mengadakan pelatihan, penyuluhan rutin dan pemberian
penghargaan untuk kader
3

Meningkatkan

peranan aktif tokoh masyarakat agar Y N Y Y Y

memotivasi masyarakat terutama ibu-ibu agar mau


melakukan pemeriksaan kehamilan demi kesehatan bayi
di dalam kandungan dan melakukan kunjungan bayi
4

Meningkatkan kunjungan Nakes ke rumah ibu hamil Y N Y Y Y


yang belum mengikuti ANC

C. Permasalahan / health issue

38

SANITASI LINGKUNGAN:

kesehatan lingkungan kelurahan Mojoroto masih

kurang dilihat dari cakupan air bersih, dan jumlah tempat pembuangan sampah yang
masih belum memenuhi target.
NO Strategi / Intervensi

1. Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan Y

cara memotivasi masyarakat tentang pentingnya


kebersihan/Higiens personal dan lingkungan serta
mengadakan pelatihan untuk membuat tempat
sampah,

penyuluhan

rutin

dan

pemberian

penghargaan untuk kader.


2

Pustu bekerjasama dengan masyarakat/kelurahan Y


mengadakan pelatihan untuk membuat tempat
sampah dari bahan bekas.

3. Pemasangan pamflet dan poster di tempat umum

39

BAB V
RENCANA KERJA DAN RENCANA EVALUASI
LEMBAR KERJA 6
PLAN OF ACTION
Permasalahan :Kesenjangan pada P2M di Kelurahan Mojoroto
Tujuan Jangka panjang : Menurunnya angka kesakitan pada pasien ISPA
Tujuan Jangka Pendek : Terlaksananya program kesehatan di Kelurahan Mojoroto

40

No

Strategi

Setting dan

Target

Peran dan

Sumber

intervensi

Metode

populasi

tanggung

daya

Penyuluhan

Setting

pada

PKM/

masyarakat

polindes/

tentang

posyandu

pentingnya

melakukan

kebersihan/

penyuluhan

Higiene

terhadap

: Semua
Masyarakat

jawab
Nakes:

Puskeskel

penyuluhan
Kader

Nakes
:

Evaluasi

Jumlah angka
kesakitan
akibat ISPA

Kader

mengumpulka
n

personal dan Masyarakat


lingkungan

Kelurahan
Mojoroto

Peningkatan
peran
kader

serta tempat kerja


dalam

deteksi
penyakit
ISPA.

Setting

dini

Metode
pembinaan
kader

: Nakes
Kader
: Lurah

- Nakes: pro Puskeskel

Peningkatan

aktif

jumlah

dalam gardu

mengatasi dan sehati

penemuan

mencegah

penyakit

penyakit ISPA
-PKM

Nakes
Kader

ISPA
kader.

menyiapkan
sarana
prasarana

41

oleh

Pemasangan
pamflet
poster

Setting

: Masyarakat

dan tempat

umum

di umum, pusat

tempat umum

keramaian
Metode
poster

Nakes

: Nakes

menyusun dan
mensosialisasi

dan

Kader
menyebarkan

Dana

dan

poster sudah
terpasang

Sarana

kan.
:

Kader

Pamflet

tempattempat
umum.

pamflet

42

di

PLAN OF ACTION
Permasalahan :Kesenjangan pada permasalahan kesehatan sanitasi lingkungan di
Kelurahan Mojoroto
Tujuan Jangka panjang : Meningkatnya perbaikan sanitasi lingkungan sesuai target
Tujuan Jangka Pendek : Memperbaiki sanitasi lingkungan di Desa Mojoroto dan
membentuk kaderisasi.

43

No

Strategi

Setting dan

Target

Peran dan

Sumber

intervensi

Metode

populasi

tanggung

daya

Penyuluhan

Setting

: Semua

tentang

Puskesmas/

masyarakat

pentingnya

polindes/

Mojoroto

penggunaan

posyandu

air bersih

melakukan

Evaluasi

jawab
Nakes:

Puskesmas

Peningkatan

penyuluhan

pembantu

cakupan

Kader

: Nakes

mengumpulka

penggunaan
air

Kader

n masyarakat.

bersih

oleh

penyuluhan

masyarakat

terhadap

kelurahan

masyarakat

Mojoroto.

Kelurahan
Mojoroto
2

Meningkatk

Setting

an

peran tempat

serta

kader (Balai Desa)

untuk

Metode

memeriksa
Rumah
Sehat

dan

PHBS.

: Nakes

kerja Kader

- Nakes: pro Puskeskel

Peningkatan

aktif

rumah

dalam Nakes

membina
:

Kader

kader

pembinaan

-Puskesmas

kader

menyiapkan

pemukiman
penduduk
Mojoroto

sarana

yang

ber

PHBS

dan

Rumah

prasarana

Sehat
3

Pemasangan

Setting : tempat Masyarakat Nakes

: Nakes

oleh

Kader.
Pamflet dan
44

pamflet dan umum,


poster

pusat umum

di keramaian

tempat

Metode : poster

umum

dan pamflet

menyusun dan
menyebarkan
Kader

poster sudah
Kader

terpasang di
tempat-

Sarana

menyebarkan
Dana

tempat
umum.

45

PLAN OF ACTION
Permasalahan

: kesenjangan pada Cakupan KIA di Kelurahan


Mojoroto

Tujuan jangka panjang

: Meningkatnya Cakupan KIA sesuai target

Tujuan Jangka Pendek

:Terlaksananya program Cakupan KIA di Kelurahan


Mojoroto

46

No

Strategi

Setting dan

Target

Peran dan

Sumber

intervensi

Metode

populasi

tanggung

daya

jawab
Nakes:

Penyuluhan

Setting : PKM/

Semua

terhadap

puskeskel/posya

ibu yang penyuluhan

masyarakat

ndu

hamil

terutama

Melakukan

dan

Pasangan

penyuluhan

wanita

Usia Subur

terhadap semua

usia

(PUS)

wanita usai

subur

subur, ibu hamil

Nakes

Tercapainya
semua
progam K1,

Kader:

Kader

Mengumpulka
n ibu hamil
dan

Puskeskel

Evaluasi

wanita

usia subur.

K4, Resti
ditemukan
nakes, Resti
ditemukan
masyarakat,

normal dan ibu

Ibu bersalin

hamil dengan

di tolong

resiko tinggi

nakes, Bufas

mengenai

yang

pentingnya

mendapat

kunjungan ANC

pelayanan

(ANC dini,

nifas.

minimal ANC,
ANC rutin, dan
pemeriksaan
bayi setelah
lahir

47

Peningkatan

Setting : tempat

Kader

- Nakes: pro

Puskeskel/

Penemuan

kinerja kader

kerja/posyandu

Nakes

aktif dalam

PKM

atau deteksi

pemeriksaan

Nakes

dini tentang

Metode :

ibu hamil

pembinaan
kader

Kader

ibu hamil.

- PKM
menyiapkan
sarana
prasarana

Peran aktif

Setting :

Masyara

Nakes :

Nakes

Peningkatan

tokoh

pertemuan

kat

menciptakan

Tokoh

kesadaran

masyarakat

warga

umum

hubungan

masyarakat

masyarakat

Metode :

yang baik

akan

memberikan

dengan tokoh

pentingnya

pesan khusus

masyarakat

KIA melalui

Tokoh

peningkatan

masyarakat :

jumlah

memberikan

kunjungan

pesan pada

ke posyandu

anggota
masyarakat
4

Meningkatka

Setting: rumah

Ibu hamil Puskesmas :

Nakes:

n kunjungan

ibu hamil

di

melakukan

Penanggung

>
90% ibu

48

Nakes ke

Metode : me-

keluraha

jawab progam pemeriksaan

hamil yang

rumah ibu

ngerahkan kader

Bidan

Kader:

termasuk

hamil yang

kesehatan di tiap Mojoroto

Kelurahan :

melakukan

kunjungan

belum

Kelurahan untuk yang

Penanggung-

kunjungan.

rumah

mengikuti

mendata ibu-ibu

belum

jawab

ANC

hamil di tiap

mengikut

Kelurahan yang

i ANC

di tingkat
Kelurahan.

belum
mengikuti ANC
serta melakukan
kunjungan
rumah untuk
memberikan

Kader

Kelurahan

melakukan
ANC di

Anggaran
dana

Posyandu
atau
Puskesmas

kesehatan :
Pelaksana
kunjungan
rumah

pengertian agar
ibu tersebut mau
memeriksakan
kehamilannya di
Polindes atau di
Puskesmas.

49

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan diagnosa komunitas Kelurahan Mojoroto yang mengacu
pada profil Kelurahan Mojoroto tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa prioritas
permasalahan Kelurahan Mojoroto yang paling utama adalah P2P: ISPA, KIA
dan Kesehatan Lingkungan.
Tingginya angka kejadian ISPA berhubungan dengan Sumber Daya Manusia
dan sanitasi lingkungan di Kelurahan Mojoroto yang masih buruk.
Tingginya permasalahan pada KIA berhubungan dengan Sumber Daya
Manusia dan tingginya pertambahan penduduk Kelurahan Mojoroto

6.2 Saran
1. Pencatatan tentang data penduduk desa secara rutin dan menyeluruh sehingga
didadapatkan data yang akurat untuk intervensi permasalahan yang tepat
sasaran.
2. Adanya koordinasi dan pelaporan data dari pihak desa ke pihak kecamatan
sehingga tidak ada perbedaan antara data yang didapatkan dari Kelurahan dan
Kecamatan.
3. Nakes/kader aktif dalam melakukan penyuluhan sehingga bisa mengurangi
masalah kesehatan yang ada.
4. Diperlukan peran aktif tokoh masyarakat sehingga bisa mempengaruhi warga
untuk menciptakan perilaku hidup sehat.

DAFTAR ACUAN

50

1. Profil Desa Mojoroto Kota Kediri 2014


2. Indikator standart pelayanan minimal dinas kesehatan Kota Kediri 2014
3. Rencana pembangunan jangka menengah Desa Mojoroto 2014

51

Anda mungkin juga menyukai