Anda di halaman 1dari 28

Teori difraksi sinar-X

Hamburan dan gelombang


Hamburan: interaksi antara sinar-X (gelombang
e.m.) dan elektron perlu pemahaman tentang
kelakuan gelombang
Jika gelombang e.m. menabrak sistem elektron,
maka komponen magnet dan listrik gelombang
mendesak elektron sehingga elektron berosilasi
dengan frekuensi yang sama dengan
gelombang penabrak.
Osilasi elektron bekerja sebagai penghambur
sinar dengan frekuensi sama
Intensitas sinar hamburan pada jarak R adalah:

e
2 1 + cos 2
I 0 .( 2 ) .
mc R
2
2

I=

Faktor
polarisasi

Difraksi: hasil dari penjumlahan gelombanggelombang yang dihamburkan oleh elektron


Gelombang elektromagnet fungsi waktu dan
jarak
Terdapat komponen magnet yang tegak lurus
terhadap komponen medan listrik
Pada XRD, variasi medan listrik menjadi
perhatian karena interaksinya dengan elektron

Fungsi gelombang (E)


E(t=0; z) = A cos 2 (z/)
E: kekuatan medan elektromagnet
A: amplitudo gelombang
: panjang gelombang; frekuensi: = c/

Selama waktu t, gelombang bergerak sejauh


tc=t
Sehingga, E(t; z) = E(t=0; z t )
E(t; z) = A cos 2/ (z t )
= A cos 2 (z/ t )
= A cos 2(t - z/c)
Jadi, E(t,z=0) = A cos 2t = A cos t

Cara lain
Gelombang sebagai fungsi waktu (arah tertentu)
Fungsi cosinus
Amplitudo (tinggi puncak), A = 3
Frekuensi (pengulangan per satuan waktu), = 2
Periode gelombang, 1/ = 0,5

A cos(2t) = A cos t
Gelombang sebagai fungsi arah sebaran (waktu tertentu)
Fungsi cosinus
Amplitudo (tinggi puncak), A = 3
Panjang gelombang (jarak antar puncak), = 2

A cos(2z/) atau
A cos(2z/)

Pergeseran gelombang
Gelombang pertama: E1(t,z=0) = A cos t
Gelombang kedua dengan A dan sama, tetapi
bergeser sejauh Z
Pergeseran ini terkait dengan pergeseran fase
Z/ 2 =

Jadi, E2(t,z) = A cos (t + )


A cos (t + ) = A cos cos t + A sin sin t
= A cos cos t + A sin cos (t +
90)
Gelombang baru dapat dilihat sebagai dua gelombang
1. Amplitudo A cos dan sudut fase 0
2. Amplitudo A sin dan sudut fase 90

Diagram Argand
Gelombang merupakan
kombinasi bagian sumbu
nyata dan sumbu ghaib
Sudut dengan sumbu
nyata adalah sudut fase
()
Penjumlahan gelombang
adalah pejumlahan
bagian nyata dan bagian
ghaib
Cara lain penulisan
vektor gelombang
E = A cos + iA sin
= A exp [i]
A cos cos t + A sin cos(t+90)
i

Gelombang sebagai vektor

E = A cos + iA sin
= A exp [i]
ampitudo

fase

Sifat gelombang sebagai vektor dalam bidang:


panjang vektor mewakili amplitudo gelombang (A), dan
sudut yang terbentuk dengan sumbu horisontal mewakili fasenya ()

Penjumlahan gelombang
A cos(+1) + B cos(+2)

Hasil: gelombang cosinus dengan panjang gelombang sama


tetapi berbeda amplitudo dan fase yang diberikan melalui jumlah
dua vektor

Sistem dua elektron


r: jarak antara 2 elektron
so: vektor gelombang
datang dengan panjang
1/
s: vektor gelombang
terdifraksi dengan
panjang 1/
S = sso
p = rso dan q = rs
Beda jarak antara dua
gelombang yang
dihamburkan dua
elektron = p + q =
r(sos)
Ingat: p = r cos = r (1/ cos rso Perbedaan fase adalah
beda jarak (2/) =
Tanda minus pada beda fase karena
2r(sos)) = 2rS
e2 muncul dibelakang e1

so vektor gelombang datang dengan panjang 1/


s vektor gelombang terdifraksi dengan panjang 1/
S = s so
Panjang S = |S| = |s| sin + |so| sin = 1/ sin + 1/ sin
= (2 sin /

Penulisan gelombang e1 dan


e2 dengan beda fase 2 rS
T=1+2
= 1 + 1 exp[2i rS]
= 1 + exp[2i rS]

Andaikan titik rujukan digeser R:


T=1+2
= exp[2i RS] + exp[2i (R+r)S]
= exp[2i RS] {1 + exp[2i rS]}
Artinya pergeseran R meningkatkan
semua sudut fasa 2i RS namun
amplitudo dan intensitas gelombang T
tidak berubah

Hamburan oleh atom


(banyak elektron), f
2 elektron (satu sebagai asal):
amplitudo hamburan bersih = 1
+ exp(2i rS)
Banyak elektron (tidak ada yang
sebagai asal):
exp(2i rjS)
Andaikan atom dianggap simetri
bola, dengan kerapatan elektron
pada posisi r ditulis (r)
Faktor hamburan atom (f)
= r(r) exp[2i rS] dr
= r(r) {exp[2i rS] +
exp[ 2i rS]} dr

=2

r(r) cos[2 rS) dr

Contoh: faktor hamburan atom


karbon sebagai fungsi resolusi

Hamburan oleh satu sel satuan


(banyak atom), F(S)
Merupakan jumlah dari
semua hamburan atom-atom
dalam sel satuan
Hamburan (Faktor struktur,
F(S)), yang tergantung pada
penataan atom-atom dalam
sel satuan
Faktor hamburan (fj), yang
tergantung pada jumlah
elektron dalam atom

F(S) = fj exp [2i rjS]

Hamburan oleh satu kristal


(banyak sel satuan), F(hkl)
Hanya hamburan dari semua sel satuan yang
berfase sama memberikan sinyal kuat
Andaikan hamburan satu sel satuan
F1 = fj exp[2i rjS]
Hamburan sel berikutnya (dalam 1 dimensi)
F2 = fj exp[2i rjS] exp[2i aS]
= fj exp(2i (rj+a)S]
Untuk semua tiga arah sel satuan (vektor a, b, c)
F2 = fj exp[2i (rj + a)S] exp[2i (rj + b)S]
exp[2i (rj + c)S]

Hamburan oleh satu kristal, F(hkl)


Interferensi membangun hanya jika
aS = h (h bilangan bulat)
bS = k (k bilangan bulat)
cS = l (l bilangan bulat)
Andaikan koordinat fraksi atom ke-j adalah xj, yj, zj,
maka rj = axj + byj + czj
Selanjutnya, rjS = xjaS + yjbS + zjcS
= hxj + kyj+ lzj
Jadi, faktor struktur kristal adalah

F(S) = fj exp(2i (hxj + kyj+ lzj ) = F(hkl)

Kondisi difraksi
Kondisi Laue
aS = h, bS = k, dan cS = l
(h,k,l bilangan bulat)
Hukum Bragg

n = 2 d sin
Bila n = 1
sin/ = 1/(2 d)
d = /(2 sin) resolusi
Bila sudut datang = sudut pantul, maka sinar datang berfase sama dengan
sinar pantul, tanpa menghiraukan di mana mereka mengenai bidang

Memahami konsep jarak resiprok

Makin besar sudut difraksi


Makin kecil jarak pada pola difraksi
Makin peka

Jarak resiprok (S)


s

so
d

S
so

S = s so

S = jarak resiprok (tegak lurus bidang kristal) = normal bidang


Panjang S = |S| = |s| sin + |so| sin = 1/ sin + 1/ sin =
(2 sin / = 1/d

Bola Ewald
Bola Ewald merupakan bola dengan jari-jari 1/

Bola Ewald akan memroyeksikan lingkaran bintik-bintik


difraksi sekeliling posisi cahaya lurus

Bola Ewald

1/d = jarak resiprok

Pertanyaan
Anggap kristal satu dimensi dengan atom-atom
identik pada posisi x=0,0, x=0,25, x=0,5, dan
x=0,75. Anggap faktor hamburan atom sama
dengan 6 pada semua resolusi. Hitung faktor
struktur pada sumbu nyata dan sumbu ghaib, dan
hitung pula sudut fase faktor struktur dengan h =
010 , k = 0, l = 0.
(F(0,0,0), F(1,0,0), F(2,0,0), F(3,0,0), , F(10,0,0))
Petunjuk gunakan program excell untuk
menghitung
F(hkl) = 72

Mekanika kuantum
Foton dihamburkan ke arah tertentu
diberikan melalui kuadrat dari amplitudo
jumlah sinar-sinar yang dihamburkan
Intensitas bintik difraksi (yang sebanding
dengan jumlah foton pada spot)
Akar kuadrat intensitas sebagai bagian
penentuan amplitudo pada perhitungan
kerapatan elektron

Perhitungan kerapatan elektron,


(xyz)
Persamaan tranformasi Fourier menghubungkan
faktor struktur dengan kerapatan elektron (bolakbalik)
F (hkl) = F(S) = fj exp(2i (hxj + kyj+ lzj )
= sel(r) exp[2i rjS] dv
= (xyz) exp[2i (hxj + kyj+ lzj )] dx dy dz
Kebalikan transformasi Fourier:
(xyz) = 1/V |F(hkl)| exp [2i (hx+ky+lz) +
i(hkl)]
atau
(xyz) = 1/V |F(hkl)| cos [2(hx+ky+lz)
(hkl)]

Untuk apa informasi pola difraksi?


Dari pola difraksi dapat dihitung distribusi
kerapatan elektron
Dengan kerapatan elektron model molekul
dibangun

Anda mungkin juga menyukai