III ISI - Anatomi Sistem Saraf
III ISI - Anatomi Sistem Saraf
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling
berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan,
mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan
sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagian besar
sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis
karena pengaturan hubungan saraf di antara berbagai sistem. Fenomena mengenai
kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan semuanya berasal dari
sistem ini.
Itulah merupakan tujuan dalam penyusunan makalah ini, dan juga sangat
diharapkan dapat berguna setiap orang yang membaca makalah ini. Semoga seluruh
tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik.
1.3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skenario
SEMESTER VII MODUL XXII (PERSARAFAN)
SKENARIO 1
Step 1
1. Cerebrum
: otak besar
2. Cingulate gyrus
4. Axon
: penghantar rangsangan
5. Node of Ranvier
6. Pons
Step 2
1. Anatomi sistem saraf
2. Fisiologi sistem saraf
Step 3
1. Bagian manakah di tubuh yang tidak memiliki sistem saraf?
2. Bagaimana proses refleks saraf?
3. Apa saja saraf yang bekerja secara motoris dan sensoris?
4. Kapan sistem saraf bekerja?
5. Bagian sel saraf mana yang pertama kali bekerja jika ada rangsangan?
6. Bagian tubuh manakah yang merupakan saraf simpatis dan parasimpatis?
Jawab:
1. Rambut, kuku, kulit (stratum korneum), gigi
2. Ada rangsangan (panas, dingin, sakit) saraf perifer aferen sistem
saraf pusat eferen
3. Olfaktori sensoris
Optikus sensoris
Okulomotor motoris
Troklearis motoris
Trigeminalis sensoris dan motoris
Abdusens motoris
Fasialis motoris
Vestibulokoklearis sensoris
Glosofaringeal motoris dan sensoris
Vagus motoris dan sensoris
Aksesoris motoris
Hipoglosal motoris
4. Saat ada rangsangan
5. Dendrit
6. Simpatis sistem gerak
Parasimpatis jantung, hati, paru-paru, dll
khusus, dan karena alasan inilah saraf ini dikelompokkan bersama dalam sistem saraf
otonom. Alasan pemisahan klasifikasi ini adalah karena sebagian besar sistem saraf
otonom berkaitan dengan aktivitas yang lebih kurang berlangsung secara otomatis.
Sistem ini membawa dorongan (impuls) dari SSS menuju kelenjar, otot-otot polos
(involunter) yang ditemukan dalam dinding saluran dan organ dalam, serta jantung.
Baik saraf spinal maupun saraf kranial keduanya membawa impuls sistem saraf
otoncm. Sistem ini di bagi lagi menjadi sistem saraf simpatis (sympathetic) dan
parasimpatis (parasympathetic). Sistem saraf otonom membentuk bagian sistem saraf
visceral atau involuntar yang mengontrol kelenjar, otot jantung, dan otot polos.
Sistem saraf somatik atau voluntar tersusun dari semua saraf yang mengontrol kreja
otot skelet yang ada di bawah kontrol kesadaran.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf
1. Reseptor
Adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2. Penghantar impuls
Dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang
memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
3. Efektor
Adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot
dan kelenjar.
Sel saraf disebut juga sebagai suatu neuron. Setiap neuron terdiri dari
badan/soma sel yang berisi nukleus dan serat saraf berupa lanjutan sitoplasma yang
seperti benang. Serat saraf ada dua macam yaitu dendrit yang membawa impuls
menuju ke badan sel dan axon/neurit yang membawa impuls menjauh dari badan sel.
7
Dendrit sel saraf sensorik (yang membawa impuls menuju ke SSS) berbeda
dengan sel saraf lainnya; bentuknya bisa panjang (terkadang bisa mencapai 1 m), bisa
pula pendek tetapi biasanya mereka tunggal serta tidak mempunyai penampilan yang
menyerupai pohon yang demikian khas seperti dendrit lainnya. Setiap dendrit
mempunyai bangunan tertentu yang dinamakan dengan receptor di mana suatu
stimulus diterima dan dorongan sensor mulai. Sensasi yang melibatkan sel saraf
sensor ini seperti rasa sakit, meraba, mendengar, dan melihat akan dibahas dalam bab
lebih lanjut.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson yang dapat pendek, panjang, atua
sedang-sedang saja, bergantung pada fungsi neuron tersebut. Panjang akson dalam
sistem saraf manusia dapat kurang dari 1 mm atau lebih dari 1 m. Beberapa axon di
dalam sistem saraf sentral dan perifer ditutup dengan myelin yaitu bahan selubung
berupa lemak. Pembungkus ini dihasilkan oleh sel khusus yang membungkus sekitar
axon dengan membentuk semacam sarung. Ruang kecil yang tersisa di antara sel
disebut dengan nodus berperan penting dalam konduksi dorongan saraf. Axon yang
dibungkus dengan myelin dinamakan serat putih dan dijumpai di dalam bahan putih
(substansia a!ba) otak dan sumsum tulang belakang maupun pada saraf di seluruh
bagian tubuh. Serat dan badan sel yang membentuk bahan abu-abu (substanisa grisea)
tidak dibungkus dengan myelin. Axon sistem saraf perifer yang terbungkus myelin
dibungkus lagi oleh suatu pembungkus bagian luar yang tipis yang disebut dengan
neurilemma. Neurilemma membantu memperbaiki serat saraf yang rusak.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan
fungsinya, yaitu:
1)
Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor
yaitu alat indera.
2)
Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke
efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang dihantarkan berasal atau
diterima dari
3)
Sel saraf penghubung. Adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu
dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum
tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan
sel saraf motorik.Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan.
Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara
dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung
yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-
Membran sel pada neuron (sel saraf) yang tidak distimulasi membawa muatan
listrik. Ion positif dan ion negatif terkonsentrasi pada kedua sisi membran ini, sisi
dalam membran saat 'istirahat' adalah negatifjika dibandingkan dengan sisi luarnya.
Impuls saraf adalah pembalikan lokal muatan pada membran sel saraf yang menjalar
di sepanjang membran seperti aliran listrik. Perubahan listrik yang mendadak ini
dinamakan potensial aksi. Dengan demikian stimulus adalah suatu daya yang dapat
memancing potensial aksi.
Perubahan listrik ini adalah hasil Sari perpindahan yang cepat antara ion kalium
(potassium) dan natrium (sodium) melintasi membran sel. Pembalikan terjadi dengan
sangat cepat (kurang dari 1/1000 detik) dan diikuti dengan cepat kembalinya
membran pada keadaan semula sehingga dapat distimulasi kembali. Serat saraf yang
bermyelin mengkonduksi impuls lebih cepat dibanding serat yang tidak ada
myelinnya, karena adanya "lompatan" impuls listrik dari satu nodus ke nodus lain
pada selubung myelin. daripada harus berjalan secara kontinu di sepanjang serat.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut
adalah sebagai berikut:
a.
Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.
10
b.
Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls
yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat
dan tidak melewati otak.
Sistem Saraf Pusat/Sentral
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada
tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi
penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang. Otak manusia
merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak. Sementara itu,
sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran
yang melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan meninges.
Meninges dari dalam keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu piamater, arachnoid, dan
duramater. Piamater merupakan lapisan membran yang paling dalam. Lapisan ini
berhubungan langsung dengan otak atau sumsum tulang belakang. Pada piamater
banyak terkandung pembuluh darah. Arachnoid merupakan lapisan yang berada di
antara piamater dan duramater. Adapun duramater adalah lapisan membran yang
paling luar. Duramater berhubungan langsung dengan tulang. Pada daerah di antara
piamater dan arachnoid, terdapat rongga yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini
berfungsi melindungi otak atau sumsum tulang belakang dari goncangan dan
benturan.
Selaput ini terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Piamater
11
1) Otak
12
Otak manusia kira-kira merupakan 2% dari berat badan orang dewasa (sekitar 3
pon). Otak menerima sekitar 20% curah jantung dan memerlukan 20% pemakaian
oksigen tubuh dan sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya. Otak merupakan
jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan
terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangat
rentan dan kebutuhan akan oksigen dan glukosa melalui aliran darah bersifat konstan.
Metabolisme otak merupakan proses tetap dan kontinu, tanpa ada masa istirahat. Bila
aliran darah terhenti selama 10 detik saja, keadaran mungkin sudah akan hilang, dan
penghentian dalam beberapa menit saja dapat menimbulkan kerusakan ireversibel.
Batang otak
Ke arah kaudal batang otak berlanjut sebagi medula spinalis dan ke rostral
berhubungan langsung dengan pusat-pusat otak yang lebih tinggi. Bagianbagian batang otak dari bawah ke atas adalah medula oblongata, pons, dan
mesensefalon (otak tengah). Selain nervus olfaktorius dan optikus, nuklei
nervus kranialis juga terletak dalam batang otak.
Medula oblongata merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung,
vasokonstriktor, pernapasan, bersin, batuk, menelan, salivasi, dan muntah.
Semua jaras asendens dan desendens medula spinalis dapat terlihat di sini. Pda
permukaan anterior terdapat dua pembesaran (disebut pidamid) yang terutama
mengandung serabut-serabut motorik voluntar. Di bagian posterior terdapat
pula dua pembesaran yang merupakan fasikuli dari jaras asendens kolumna
dorsalis yaitu fasikulus grasilis dan fasikulus kuneatus.
Pons, berupa jembatan serabut yang menghubungkan kedua hemisfer
hemisferium serebri, serta menhubungkan mesensefalon di sebelah atas dengan
medula oblongata di bawah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang
13
dengan
mesensefalon;
pedunkulus
serebeli
media
14
Diensefalon
Diensefalon adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan strukturstruktur di sekitar ventrikel ketiga dan membentuk inti bagian dalam serebrum.
Diensefalon biasanya dibagi menjadi empat wilayah: talamus, subtalamus,
epitalamus, dan hipotalamus. Diensefalon memproses rangsang sensorik dan
membantu memulia atau memodifikasi reaksi tubuh terhadap rangsangan
tersebut.
Talamus terdiri dari dua struktur ovoid besar, masing-masing mempunyai
kompleks nukleus yang saling berhubungan dengan korteks serebri ipsilateral,
serebelum, dan dengan berbagai kompleks nuklear subkortika seperti yang ada
15
16
pinealis. Epitalamus
17
Serebrum
Serebrum merupakan bagian otak yang terbesar dan paling menonjol. Di sini
terletak pusat-pusat saraf yang mengatur semua kegiatan sensorik dan motorik,
juga mengatur proses penalaran, ingatan, dan intelegensia. Serebrum dibagi
menjadi hemisfer kanan dan kiri oleh suatu lekuk atau celah dalam yang disebut
fisura longitudinalis mayor. Bagian luar hemisferium serebri terdiri dari
18
19
asal serabut-serabut sensorik yang akan menuju ke tingkat sistem saraf pusat lain
sesudah bersinaps dengan serabut sensorik dari saraf-saraf sensorik.
Substansia grisea juga mengandung neuron-neuron internunsial atau neuron
asosiasi, serabut aferen dan eferen sistem saraf otonom, serta akson-akson yang
berasal dari berbagai tingkatan sistem saraf pusat. Neuron internunsial menghantar
impuls dari satu neuron ke neuron lain dalam otak dan medula spinalis. Dalam
medula spinalis neuron-neuron internunsial mempunyai banyak hubungan antara satu
dengan yang lain, dan hanya beberapa yang langsung mempersarafi sel kornu
ventralis. Hanya sedikit impuls saraf sensorik yang masuk ke medula spinalis atau
impuls motorik dari otak yang langsung berakhir pada kornu ventralis (lower motor
neuron).
Sistem Saraf Perifer/Tepi
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian
tubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi terdiri atas reseptor sensorik dan
efektor motorik. Reseptor sensorik terletak pada organ, bertugas mendeteksi
perubahan lingkungan luar atau dalam tubuh, serta mengkomunikasikannya pada
sistem saraf pusat melalui saraf sensorik aferen.
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan
medulla spinalis (sumsum tulang belakang). Sistem ini juga mencakup saraf kranial
yang berasal dari otak, saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis, ganglia,
reseptor sensorik yang berhubungan, dan sistem saraf otonom yang mempunyai dua
divisi utama: sistem saraf simpatis (torakolumbar) dan sistem saraf parasimpatis
(kraniosakral). Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar (sistem saraf somatik)
dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol
aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol
20
aktivitas yang tidak dapat diatur otak, antara lain denyut jantung, gerak saluran
pencernaan, dan sekresi keringat.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik (sadar) dan sistem saraf
otonom (tak sadar).
a. Sistem Saraf Sadar (Somatik)
Sistem saraf sadar disusun oleh serabut saraf otak (saraf kranial), yaitu sarafsaraf yang keluar dari otak (saraf kranial) dan serabut saraf sumsum tulang
belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang. Saraf kranial dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali
nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga
perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah
jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan
sekaligus merupakan saraf kranial yang paling penting.
Serabut saraf otak (saraf kranial) ada 12 pasang yang terdiri dari:
1) Saraf Kranial I (Olfactorius)
Saraf Kranial I (olfactorius) merupakan saraf sensorik. Berfungsi untuk
penciuman, sensori menerima rangsang dari hidung, dan menghantarkannya
ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau II.
Mekanisme: sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima
rangsangan olfaktorius. Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang
serabut-serabutnya berasal dari membran mukosa hidung dan menembus
area kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius,
dan dari sinilah traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan
berakhir di lobus temporal bagian medial sisi yang sama.
2) Saraf Kranial II (Opticus)
21
kapsula
interna
dan
berakhir
di
korteks
visual
lobus
22
23
Saraf-saraf
spinal
diberi
nama
sesuai
dengan
foramina
27
alur saraf (neural groove). Perkembangannya kemudian, krista neuralis akan semakin
meninggi dan mendekat satu sama lain serta menyatu di garis tengah dan selanjutnya
terbentuk tabung saraf (neural tube). Penutupan tabung saraf umumnya dimulai dari
bagian tengah dan baru disusul oleh penutupan bagian kranial dan kaudal. Kedua
ujung tabung saraf menutup paling akhir (sehingga dalam hal ini tabung saraf masih
memiliki hubungan dengan rongga amnion), yakni bagian (neuroporus) anterior
menutup pada usia embrio pertengahan minggu ketiga (somit 18-20) sedangkan
neuroporus posterior pada akhir minggu ke tiga (somit 25).
Setelah tabung neural tertutup, pada bagian anteriornya akan mulai terbentuk
tiga buah gelembung, masing-masing adalah:
1) Prosensefalon (otak depan) yang kelak menjadi telensefalon dan diensefalon
2) Mesensefalon (otak tengah)
3) Rombensefalon (otak belakang) yang kelak menjadi metensefalon dan
mielensefalon
Pada kahir minggu ketiga atau awal minggu ke empat, ketiga gelembung tadi
telah berubah menajdi lima buah gelembung yaitu:
1) Telensefalon yang kelak menjadi hemisfer serebri
2) Diensefalon dengan dua buah tonjolan cikal bakal mata
3) Mesensefalon yang kemudian tidak banyak berubah
4) Metensefalon yang kelak membentuk pons dan serebelum
5) Mielensefalon yang kelak menjadi medula oblongata
Rongga di dalam gelembung-gelembung akan berkembang dan membentuk
sistem ventrikel cairan otak sebagai berikut:
a. Rongga dalam telensefalon (hemisfer serebri) akan membentuk ventrikel
lateralis kiri dan kanan
b. Rongga dalam diensefalon akan membentuk ventrikel III
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf secara struktural terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan medula
spinalis) dan sistem saraf perifer (sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom) yang
terdiri dari 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial. Kemampuan untuk
mengerti, belajar, dan merespons rangsangan adalah akibat fungsi integrasi dari
sistem saraf. Neuron-neuron dan neuroglia adalah sel-sel sistem saraf. Neuron adalah
dasar anatomi dan unit fungsional, sedangkan neuroglia adalah sel-sel pendukung dan
pemberi nutrisi.
Otak adalah jaringan tubuh yang paling banyak menghabiskan energi, dan
menerima sekitar 20% curah jantung. Sebagian besar bagian pusat sensoris dan
aktivitas motorik berhubungan dengan aktivitas bagian tubuh yang berlawanan
(kontrol kontralateral), karena menyebrangnya serat-serat asendens (sensoris) dan
desendens (motorik).
3.2 Saran
Dalam penyelesaian makalah ini kami juga memberikan saran bagi para
pembaca dan mahasiswa yang akan melakukan pembuatan makalah berikutnya :
30
DAFTAR PUSTAKA
-
Ganong, William F. 2003. Fisiologi Saraf & Sel Otot. Dalam H. M. Djauhari
Widjajakusumah: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. Hal. 49
Lumbantobing, S. M. 2012. Neurologi Klinik: Pemeriksaan Fisik dan Mental.
31