Anda di halaman 1dari 10

PR O GR AM S TUDI F ISI KA F MI PA ITB

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

MODUL 01

DASAR PENGUKURAN DALAM


ELEKTRONIKA
1 TUJUAN

Memahami cara penggunaan dan pengoperasian multimeter.


Memahami cara penggunaan dan pengoperasian osiloskop.
Memahami cara penggunaan dan pengoperasian signal generator.
Mampu menganalisis rangkaian setara Thevenin.

2 PERSIAPAN
http://nadp.sws.uiuc.edu/cal/PDF/MulltimeterUse.pdf
Instruksi manual penggunaan osiloskop (handbook/guidebook) .
Instruksi manual penggunaan signal generator (handbook/guidebook) .
Malvino, Albert, David J. Bates. 2007. Electronic Principle 7th ed. Singapore: McGraw-Hill.
page 7-24 (chapter 1) .
3 PERALATAN PRAKTIKUM

1 buah multimeter
1 buah osiloskop
2 buah probe osiloskop
1 buah signal generator
1 buah catu daya ( power supply)
4 buah probe capit (untuk signal
generator dan untuk catu daya)

1 buah breadboard
1 buah resistor 330
1 buah resistor 1k
1 buah resistor 5k
5 buah resistor dengan resistansi
bebas dan berbeda-beda
1 kit kabel jamper

4 DASAR TEORI
Multimeter merupakan instrumen yang
secara umum berfungsi mengukur besaran
elektronika meliputi tegangan (beda potensial),
hambatan, dan kuat arus. Beberapa jenis
multimeter juga memiliki kemampuan tambahan
untuk mengukur nilai kapasitansi, induktansi,
serta melakukan uji pada dioda dan transistor.
Pada umumnya terdapat dua jenis multimeter
yang digunakan, yakni multimeter analog dan
digital. Perbedaan dari kedua jenis multimeter ini
Gambar 1 . Multimeter analog dan digital.
ialah penyajian (pembacaan) data. Multimeter
digital menyajikan data dalam angka yang diskret, sedangkan multimeter analog menampilkan data
menggunakan jarum yang berada dalam suatu skala. Hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan
pengukuran menggunakan multimeter adalah letak pemasangan probe dan mode (jenis dan rentang
nilai besaran yang akan diukur). Kesalahan akibat kedua hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada multimeter.
Pengukuran Tegangan: guna melakukan pengukuran tegangan menggunakan multimeter, probe
multimeter harus diletakkan secara paralel terhadap hambatan (komponen yang akan diukur beda
potensial di kedua ujungnya).
Pengukuran Arus: guna melakukan pengukuran arus menggunakan multimeter, probe multimeter
harus diletakkan secara seri pada lintasan yang hendak diukur.
MODUL PRAKTIKUM ELE KTR O NIK A DAS AR

Pengukuran Hambatan: pengukuran hambatan menggunakan multimeter dilakukan dengan


menghubungkan probe pada kedua ujung hambatan yang tidak terhubung rangkaian (catu daya,
sumber tegangan, atau hambatan lain).
Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan multimeter:
Sebelum melakukan pengukuran besaran fisik perhatikanlah besaran apa yang hendak diukur dan
kira-kira berapa besarnya, kemudian pilihlah kedudukan selektor dan skala yang akan
dipergunakan. Perhatikan pula polaritas (tanda + dan -) bila diperlukan.
Bila besarnya arus/tegangan tidak dapat diperkirakan, maka mulailah dari batas ukur maksimal,
baru setelah itu selektor dapat dipindahkan menuju batas ukur yang lebih rendah untuk
memperoleh ketelitian lebih baik.
Jangan menyambungkan multimeter pada rangkaian, baru kemudian memilih kedudukan selektor
dan skala yang akan digunakan. Jika arus/tegangan melebihi ambang dari multimeter, maka dapat
menyebabkan kerusakan permanen pada multimeter.
Osiloskop merupakan instrumen elektronika yang juga digunakan sebagai alat ukur tegangan.
Berbeda dengan multimeter yang menyajikan data berupa nilai tegangan, osiloskop mampu
menampilkan bentuk dari sinyal (tegangan) listrik pada suatu rangkaian elektronika yang berubah
terhadap waktu. Bentuk osiloskop secara umum dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 . Osiloskop analog Goodwill seri 622G [1].

Beberapa bagian penting dari osiloskop beserta fungsinya:


No
Bagian Osiloskop
Fungsi
1
Channel 1
Tempat memasukkan (input) probe untuk mengukur data
sinyal atau tegangan.
2
Channel 2
Tempat memasukkan (input) probe untuk mengukur data
sinyal atau tegangan. Kedua channel dapat digunakan salah
satu ataupun keduanya secara bersamaan.
3
Position X (kontrol
Mengatur posisi citra sinyal di layar pada arah sumbu X.
horizontal)
4
Position Y (kontrol
Mengatur posisi citra sinyal di layar pada arah sumbu Y.
vertikal)
5
Volt/Div
Mengatur skala (faktor pengali) dari tegangan yang akan
diwakilkan oleh satu satuan persegi pada layar. Skala
tegangan dinyatakan secara vertikal.
6
Time/Div
Mengatur skala (faktor pengali) dari waktu yang akan
diwakilkan oleh satu satuan persegi pada layar. Skala waktu
dinyatakan secara horizontal.
7
Source
Menentukan channel pengukuran yang akan ditampilkan pada
layar.
MODUL PRAKTIKUM ELE KTR O NIK A DAS AR

8
9

Inten
Focus

10

Ground

11

Level

Mengatur tingkat kecerahan (intensitas cahaya) pada layar.


Mengatur tingkat ketajaman dari citra sinyal yang ditampilkan
pada layar untuk memperoleh gambar yang lebih jelas.
Menampilkan posisi ground (tegangan nol) pada channel
yang digunakan pada layar. Dimanfaatkan sebagai kalibrator.
Menghentikan gerak dari citra sinyal pada layar osiliskop.

Untuk lebih jelasnya, layar osiloskop nampak seperti gambar 3.


Nilai dari satu satuan persegi (division) pada layar osiloskop
bergantung pada pengaturan nilai Volt/div dan time/div yang
ditentukan. Sebagai contoh ketika osiloskop diatur pada posisi
1 Volt/div dan 1m time/div, maka satu kotak pada arah sumbu
y menyatakan nilai 1 Volt dan satu kotak pada arah sumbu x
menyatakan nilai 1 milisekon atau 0,001 sekon. Bila didapati
citra sinyal dengan amplitudo setinggi 2 kotak dan satu perioda
dari citra tersebut adalah sepanjang 5 kotak kita dapat segera
mengetahui sinyal tersebut meiliki nilai tegangan peak-to-peak
Gambar 3 . Layar osiloskop.
sebesar 4 Volt dan perioda senilai 5 ms, atau dengan kata lain
sinyal tersebut memiliki frekuensi 200 Hz. Perlu diperhatikan: untuk membandingkan dua atau lebih
sinyal masukan baik secara bersamaan maupun tidak harus menggunakan skala yang sama,
khususnya untuk skala sumbu y atau Volt/div. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada bagian
kiri bawah dari layar terdapat suatu male port berupa lempengan logam kecil dengan lubang bagian
tengahnya yang diberi label CAL 2Vp-p (lihat gambar 2). Bagian ini digunakan sebagai kalibrator
utama ketika osiloskop hendak digunakan pertama kali. Cara mengkalibrasikan osiloskop pertama
kali adalah sebagai berikut
Atur nilai volt/div sebesar 1V atau 2 V dan atur channel yang akan ditampilkan pada layar.
Hubungkan channel tersebut dengan probe osiloskop, kemudian sentuhkan probe tersebut pada
lempeng logam pada bagian kiri bawah layar tersebut.
Atur nilai time/div dan level sehingga citra dua buah garis dengan nilai tegangan peak-to-peak
sebesar 2 Volt tersebut nampak dengan jelas pada layar.
Atur posisi vertikal dengan menggunakan panel yang ada sehingga titik tengah dari kedua garis
itu tepat berada pada tengah layar (y=0), atau dengan kata lain kedua garis yang nampak berada
pada nilai positif dan negatif yang sama. Untuk penggunaan volt/div sebesar 1V, garis akan berada
dua kotak di atas dan dua kotak di bawah dari titik tengah.
Osiloskop telah terkalibrasi dan telah dapat digunakan untuk melakukan pengukuran.
Generator
sinyal
( signal
generator, SG) merupakan perangkat
elektronika yang berfungsi untuk
menghasilkan beberapa bentuk
sinyal dengan besar amplitudo serta
nilai frekuensi yang dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Adapun beberapa bentuk sinyal yang
dihasilkan
antara
lain
sinyal
sinusoidal, sinyal persegi ( square),

Gambar 3 . Sinyal kotak (kanan) dan sinyal segitiga (kiri).

MODUL PRAKTIKUM ELE KTR O NIK A DAS AR

dan sinyal segitiga/gergaji. Bentuk generator sinyal secara


umum dapat dilihat pada gambar 4. Beberapa bagian penting
yang umumnya terdapat pada sebuah generator sinyal adalah:
No Bagian SG
Fungsi
1
Saklar daya
Menyalakan generator sinyal.
(power switch)
2
Terminal Output Tempat memasangkan probe
output untuk menghasilkan
keluaran sinyal.
Amplitudo
Mengatur
besar
amplitudo
3
(tegangan) dari sinyal yang
dihasilkan.
4
Frequncy
Mengatur nilai frekuensi dari
sinyal yang dihasilkan.
5
Waveform
Memilih bentuk gelombang
Gambar 4 . Generator Sinyal.
keluaran.
Untuk mengatur nilai frekeuensi yang dihasilkan menggunakan signal generator analog (seperti
gambar 4), digunakan dua buah panel. Panel pertama berbentuk pemutar dengan skala 10 hingga
100 dan panel kedua berupa tombol yang menentukan faktor pengali dimulai dari 1 hingga 10.000.
Nilai frekuensi yang dihasilkan pada signal generator ini dalam satuan Hz (getaran per detik).
Perangkat penting lain yang
digunakan dalam modul praktikum
ini adalah breadboard. Breadboard
sendiri merupakan papan yang
digunakan
untuk
merangkai
rangkaian elektronika secara semi
permanen. Breadboard memiliki
sejumlah lubang yang dapat
digunakan untuk meletakkan
komponen-komponen elektronika.
Gambar 5 . Breadboard. Sambungan internal antartitik ditunjukkan
Lubang-lubang
ini
saling
oleh garis merah.
terhubung satu dengan yang lain
melalui bagian bawah breadboard dengan pola tertentu. Pola sambungan antarlubang yang dimiliki
breadboard ditunjukkan oleh garis merah pada gambar 5. Pada bagian tepi, lubang breadboard
terhubung secara memanjang dan hanya terpisah pada bagian tengah. Sementara pada bagian
tengah setiap lubang breadboard terhubung secara melebar. Lubang/titik yang saling terhubung ini
dapat dianggap sebagai suatu node, yakni titik dimana dua atau lebih komponen dapat terhubung.
Dalam melakukan perakitan elektronika menggunakan breadboard, yang perlu diperhatikan adalah
node dari ujung-ujung komponen tersebut, dengan komponen apa saja dia terhubung secara
langsung. Ujung-ujung komponen yang saling terhubung ini kita tempatkan pada lubang yang saling
terhubung secara internal. Pastikan setiap komponen diletakkan dengan benar dan tersambung ke
komponen lain yang sesuai, karena ketidaksesuaian dalam penyambungan komponen dapat
menyebabkan kecelakaan/kerusakan alat.
Resistor dalam elektronika juga dikenal sebagai
hambatan. Resistor memiliki fungsi untuk mengatur
arus listrik yang mengalir pada sebuah komponen.
Resistor memiliki nilai resistansi yang dinyatakan
dengan satuan ohm ( huruf yunani omega). Pada
resistor yang kita jumpai, nilai resistansi yang dimiliki
oleh sebuah resistor direpresentasikan oleh pita/garis
berwarna yang melintang pada badan resistor seperti
yang ditunjukkan pada gambar 6. Warna pita pada
resistor serta nilai resistansi yang direpresentasikan
dinyatakan dalam tabel di bawah ini.

Gambar 6 . Resistor.

MODUL PRAKTIKUM ELE KTR O NIK A DAS AR

Warna

Nilai

Faktor
Pengali

Toleransi

Hitam
Coklat
Merah
Oranye
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Abu-abu
Putih
Emas
Perak

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-

100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
10-1
10-2

1%
2%
3%
4%
0.50%
0.25%
0.10%
0.05%
5%
10%

Koefisien
Temperatur
(ppm/ O C)
100
50
15
25
10
5
-

Tabel 1 . Kode warna resistor[2].

Gelang warna pada resistor berjumlah 4 hingga 6 buah. Masing-masing resistor dengan jumlah
gelang warna yang berbeda tersebut memiliki cara pembacaan nilai yang berbeda.
Pita pertama : angka pertama dari nilai resistansi.
Pita kedua
: angka kedua dari nilai resistansi.
Pita ketiga
: nilai faktor pengali dengan satuan ohm (resistor dengan 4 gelang warna); atau
angka ketiga dari nilai resistansi (resistor dengan 5 dan 6 gelang warna).
Pita keempat : nilai toleransi (resistor dengan 4 gelang warna); nilai faktor pengali dengan
satuan ohm (resistor dengan 5 dan 6 gelang warna).
Pita kelima
: nilai toleransi (resistor dengan 5 dan gelang warna).
Pita keenam : koefisien temperatur dengan satuan part per millions (ppm) /OC.
Rangkaian setara Thevenin merupakan suatu metode untuk
menyederhanakan rangkaian elektronika secara teoretismatematis yang ditemukan pertama kali oleh seorang insinyur
asal perancis, M. L. Thevenin. Penyederhanaan ini dilakukan
terutama pada rangkaian elektronika yang kompleks agar
memudahkan analisa hubungan antara rangkaian kompleks
tersebut dengan komponen lain. Penyederhanaan menggunakan
teorema Thevenin menjadikan suatu rangkaian elektronika
kompleks menjadi sebuah rangkaian setara yang terdiri dari
sebuah sumber tegangan dan tahanan (resistor) yang terhubung
secara seri. Nilai dari tegangan serta tahanan tersebut telah diolah
secara matematis dan dinyatakan sebagai tegangan Thevenin
(VTH) dan hambatan Thevenin (RTH). Sebagai contoh, untuk
membuat rangkaian Thevenin dari gambar 8, langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut
Mencari tegangan Thevenin (VTH). Tegangan Thevenin
merupakan tegangan yang melalui rangkaian ketika hambatan
muat (load resistor) berada dalam kondisi terbuka (open
circuit) , oleh karena itu yang harus dilakuan pertama kali
adalah membuat rangkaian berada dalam keadaan terbuka
antara terminal A dan B (lihat gambar 9).
Ketika rangkaian berada dalam keadaan terbuka, maka tidak
ada arus yang mengalir dari A ke B, dengan demikian maka

Gambar 7 . (a) Blackbox dengan


rengkaian elektronika di dalamnya;
(b) Rangkaian Thevenin

Gambar 8 . Rangkaian pembagi


tegangan.

MODUL PRAKTIKUM ELE KTR O NIK A DAS AR

tidak ada arus dan tegangan yang mengalir pada R3. Tegangan
Thevenin dapat diperoleh dengan menggunakan kaidah
pembagi tegangan.
2
=

1 + 2
Berikutnya, mencari hambatan Thevenin (RTH). Untuk
menghitung RTH rangkaian diasumsikan tidak memiliki beda
potensial atau sumber tegangan dianggap terhubung (lihat
gambar 10). RTH merupakan nilai resistansi yang terbaca oleh
ohmmeter jika dihubungkan pada terminal A dan B; yang
nilainya
= 3 + ( 1 ||2 )
1 2
1 + 2
Setelah memperoleh VTH dan RTH, rangkaian setara Thevenin
telah dapat digambarkan dengan skema seperti pada gambar
(8b) di atas.

Gambar 9 . Rangkaian pembagi


tegangan dengan RL dalam kondisi
terbuka untuk mencari VTH .

= 3 +

Gambar 1 0 . Membuat VS bernilai


nol atau berada dalam keadaan
terhubung untuk mencari R TH .

5 TUGAS PENDAHULUAN
Kerjakan secara mandiri dengan jujur dan bertanggung jawab!
1. Apakah yang dimaksud dengan tegangan root mean square (VRMS) dan tegangan peak-topeak (VPP)? [nilai: 10]
2. Jelaskan perbedaan dari sinyal AC dan sinyal DC! [nilai: 10]
3. Jelaskan secara singkat mengenai multimeter dan osiloskop! Bagaimana cara melakukan
pengukuran menggunakan kedua alat ini? [nilai:20]
4. Jelaskan secara singkat cara melakukan pembacaan pada
a. nilai resistansi dan toleransi dari resistor! [nilai: 10]
b. nilai kapasitansi pada kapasitor! [nilai: 10]
5. Tentukan nilai tegangan dan arus yang mengalir di masing-masing hambatan pada
rangkaian berikut. Catatkan pula nilai yang diperoleh pada tabel percobaan 2 log aktivitas.
a. [nilai: 20]

Gambar 1 1 . Rangkaian seri.

b. [nilai: 20]

Gambar 1 2 . Rangkaian paralel.

MODUL PRAKTIKUM ELE KTR O NIK A DAS AR

6 LANGKAH PERCOBAAN
Percobaan 1: Pengukuran Resistansi.
Siapkan 5 buah resistor dengan konfigurasi gelang warna yang berbeda kemudian tentukan
kode untuk masing-masing resistor (R1, R2, dst)
Siapkan dan nyalakan multimeter digital, kemudian atur dalam mode untuk mengukur
hambatan (bila tidak tahu bagaimana mengubah mode multimeter, segera tanyakan kepada
asisten).
Hubungkan kedua probe multimeter dengan kedua ujung dari resistor. Catat hasil
pengukuran.
Lakukan penghitungan nilai resistansi dan toleransi dari resistor secara manual. Catat hasil
pengukuran, dan bandingkan kedua hasil pengukuran yang diperoleh.
Percobaan 2: Pengukuran Tegangan dan Arus.
Susunlah rangkaian pada breadboard seperti pada gambar 11 dan 12. Sumber tegangan
nantinya akan menggunakan catu daya (power supply) .
Siapkan catu daya, pasang probe capit buaya kepada port catu daya yang menghasilkan nilai
tegangan yang diinginkan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, disarankan
menggunakan port variable (untuk jenis catu daya tertentu).
Ukur tegangan catu daya yang dihasilkan dengan menggunakan multimeter (probe merah
multimeter menuju port positif dan probe hitam multimeter menuju port negatif). Sebelum
itu pastikan multimeter telah diatur dalam mode pengukuran tegangan dengan rentang
yang sesuai. Catat nilai tegangan tersebut. Catatan: Nilai tegangan yang dicatat tidak perlu

presisi karena terkadang multimeter digital menghasilkan pengukuran yang berubah


berdasarkan waktu. Ambil nilai yang paling sering muncul/rata-rata agar tidak
mempengaruhi kualitas hasil penghitungan.
Hubungkan catu daya pada rangkaian di
breadboard dengan memasangkan kabel probe
capit buaya dengan kabel jamper.
Ukur arus dan tegangan pada masing-masing
hambatan dengan menggunakan multimeter
dan catat hasilnya. Perhatikan baik-baik cara
mengukur arus dan tegangan menggunakan
multimeter.
Percobaan 3: Osiloskop (DC).
Persiapkan osiloskop, catu daya, serta multimeter. Hubungkan osiloskop dan generator sinyal
pada sumber listrik dan nyalakan osiloskop terlebih dahulu.
Setelah menyala, diamkan osiloskop selama sekitar 15-30 detik hingga berkas hijau yang
nampak pada layar terlihat dengan jelas dan konstan.
Atur nilai Volt/div dan time/div pada osiloskop, pasang dua buah probe pada kedua channel
yang dimiliki oleh osiloskop (channel A dan B/1 dan 2) kemudian lakukan kalibrasi untuk
setiap channel secara bergantian dengan langkah-langkah yang telah dipaparkan pada
bagian dasar teori.
Atur multimeter untuk bekerja dalam mode tegangan DC dengan rentang tertinggi.
Pasangkan probe capit buaya pada port catu daya disarankan untuk menggunakan port
variable.
Hubungkan probe dari catu daya dengan probe osiloskop serta probe multimeter. Pastikan
polaritas dari setiap probe terpasang dengan sesuai; probe positif dari osiloskop terhubung
dengan probe positif multimeter, demikian pula dengan probe negatif/ground yang dimiliki.
Nyalakan catu daya, kemudian catat nilai yang terbaca pada multimeter maupun osiloskop
serta ambil gambar citra layar osiloskop yang dihasilkan. Untuk menghasilkan pembacaan
osiloskop yang baik, atur nilai volt/div dari osiloskop pada nilai terbesar yang masih
memungkinkan berkas citra nampak pada layar.
Ulangi langkah percobaan di atas sebanyak dua kali untuk nilai tegangan yang berbeda.
Jika telah usai matikan dan lepaskan kabel power dari catu daya.

MODUL PRAKTIKUM ELE KTR O NIK A DAS AR

Percobaan 4: Osiloskop (AC).


Persiapkan osiloskop, generator sinyal, serta multimeter. Hubungkan generator sinyal pada
sumber listrik.
Atur nilai Volt/div dan time/div pada osiloskop kemudian kalibrasikan ulang osiloskop yang
hendak digunakan.
Atur multimeter untuk bekerja dalam mode AC dengan rentang tertinggi.
Pasangkan probe capit buaya pada port generator sinyal.
Hubungkan probe dari generator sinyal dengan probe pada osiloskop serta probe
multimeter. Pastikan polaritas dari setiap probe terpasang dengan sesuai; probe positif dari
osiloskop terhubung dengan probe positif multimeter, demikian pula dengan probe
negatif/ground yang dimiliki.
Nyalakan generator sinyal, kemudian atur untuk menghasilkan frekuensi serta amplitudo
gelombang sinusoidal sesuai dengan yang diinginkan.
Catat nilai tegangan yang terbaca pada osiloskop dan multimeter kemudian ambil gambar
citra yang dihasilkan dalam layar osiloskop. Untuk menghasilkan pembacaan osiloskop yang
baik, atur nilai volt/div dari osiloskop pada nilai terbesar yang masih memungkinkan berkas
citra nampak pada layar.
Ulangi langkah percobaan di atas sebanyak tiga kali; terdiri atas satu percobaan hanya
menggunakan nilai frekuensi yang berbeda, satu percobaan lain hanya menggunakan nilai
amplitudo yang berbeda, serta sisanya menggunakan nilai frekuensi dan amplitudo yang
berbeda dari percobaan yang pertama.
Percobaan 5: Rangkaian Thevenin.
Susun rangkaian pembagi tegangan seperti pada gambar 8 dengan V S=12 Volt, R1=1k,
R1=2k, R3=330 pada breadboard.
Hitung nilai tegangan Thevenin dan hambatan Thevenin baik secara matematis maupun
dengan melakukan pengukuran langsung menggunakan multimeter.
Buat rangkaian setara Thevenin berdasar hasil penghitungan matematis dari rangkaian
pembagi tegangan tersebut pada breadboard.
Siapkan 3 buah resistor dengan nilai resistansi yang berbeda untuk difungsikan sebagai R L.
Dengan urutan yang sama ukur nilai tegangan pada RL dari rangkaian pembagi tegangan
dan rangkaian setara Thevenin yang telah dibuat. Catat hasilnya.

7 TUGAS LAPORAN
1. Lengkapi tabel hasil percobaan pada log aktivitas kemudian bandingkan serta analisa setiap
hasil percobaan yang anda peroleh. Apakah antara eksperimen dengan teori/penghitungan
matematis maupun pembacaan manual telah sesuai? Ataukah terdapat perbedaan? Jika
berbeda mengapa dapat demikian; faktor apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan
tersebut? Jelaskan secara berurutan dari percobaan 1 hingga 5!
2. Jelaskan perbedaan pengukuran dengan menggunakan multimeter dengan osiloskop!
3. Pada percobaan mengukur arus DC, apakah terdapat perbedaan antara hasil yang diperoleh
dengan menggunakan multimeter dan dengan menggunakan osiloskop? Mengapa
demikian?
4. Tentukan faktor pengali dari VRMS terhadap VPP yang diperoleh dari hasil percobaan anda
dan sajikan dalam pengolahan data! Apakah nilai yang dihasilkan telah mendekati nilai
teoretis ( 2)? Jelaskan mengapa faktor pengali dari V RMS terhadap VPP secara teoretis
adalah 2!
5. Apakah frekuensi dari generator sinyal mempengaruhi nilai tegangan yang terbaca oleh
osiliskop dan multimeter? Berikan alasan atas jawaban anda!
6. Berikan aplikasi/penggunaan rangkaian setara Thevenin dalam dunia nyata (2)!

8 REFERENSI

[1] Malvino, Albert, David J. Bates. 2007. Electronic Principle 7th ed. Singapore: McGraw-Hill.
[2] http://www.circuitstoday.com/resistor-color-code-chart

MODUL PRAKTIKUM ELE KTR O NIK A DAS AR

LOG AKTIVITAS
Nama
NIM
Shift

:
:
:

Percobaan 1
Data hasil pengukuran nilai resistansi
Gelang Warna (Manual)
No Multimeter
Resistansi/R Toleransi/T
Rentang (R (T*R))

Percobaan 2
Data hasil pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian seri dan paralel
Rangkaian Seri (gambar xx)

Teori
(Matematis)

V1

V1

V2

V2

V3
I1

Eksperimen

V3
I1

I2

I2

I3

I3
Rangkaian Paralel (gambar xx)

Teori
(Matematis)

V1

V1

V2

V2

V3
I1

Eksperimen

V3
I1

I2

I2

I3

I3

Percobaan 3
Data hasil pengukuran tegangan DC menggunakan osiloskop dan multimeter
Tegangan
Volt/div
Time/div
Gambar
Multimeter
Osiloskop

MODUL PRAKTIKUM ELE KTR O NIK A DAS AR

Percobaan 4
Data hasil pengukuran tegangan AC menggunakan osiloskop dan multimeter
Volt/div

Time/div

Perioda

Tegangan

SG

MM

OS

OS

SG

MM

OS

OS

SG

MM

OS

OS

SG

MM

OS

OS

Gambar

Keterangan:
SG : Signal Generator
OS : Osiloskop
MM : Multimeter
Percobaan 5
Data hasil pengukuran nilai tegangan Thevenin dan hambatan Thevenin
Tegangan Thevenin (VTH)
Hambatan Thevenin (RTH)
Teori (Matematis)
Eksperimen
Teori (Matematis)
Eksperimen

Data hasil pengukuran tegangan dan arus pada RL


Hasil Pengukuran

Tegangan

Arus

Nilai RL
RL1

RL2

RL3

Teori
(Matematis)
Rangkaian
Asli
Rangkaian
Thevenin
Teori
(Matematis)
Rangkaian
Asli
Rangkaian
Thevenin

MODUL PRAKTIKUM ELE KTR O NIK A DAS AR

10

Anda mungkin juga menyukai