MODUL 01
2 PERSIAPAN
http://nadp.sws.uiuc.edu/cal/PDF/MulltimeterUse.pdf
Instruksi manual penggunaan osiloskop (handbook/guidebook) .
Instruksi manual penggunaan signal generator (handbook/guidebook) .
Malvino, Albert, David J. Bates. 2007. Electronic Principle 7th ed. Singapore: McGraw-Hill.
page 7-24 (chapter 1) .
3 PERALATAN PRAKTIKUM
1 buah multimeter
1 buah osiloskop
2 buah probe osiloskop
1 buah signal generator
1 buah catu daya ( power supply)
4 buah probe capit (untuk signal
generator dan untuk catu daya)
1 buah breadboard
1 buah resistor 330
1 buah resistor 1k
1 buah resistor 5k
5 buah resistor dengan resistansi
bebas dan berbeda-beda
1 kit kabel jamper
4 DASAR TEORI
Multimeter merupakan instrumen yang
secara umum berfungsi mengukur besaran
elektronika meliputi tegangan (beda potensial),
hambatan, dan kuat arus. Beberapa jenis
multimeter juga memiliki kemampuan tambahan
untuk mengukur nilai kapasitansi, induktansi,
serta melakukan uji pada dioda dan transistor.
Pada umumnya terdapat dua jenis multimeter
yang digunakan, yakni multimeter analog dan
digital. Perbedaan dari kedua jenis multimeter ini
Gambar 1 . Multimeter analog dan digital.
ialah penyajian (pembacaan) data. Multimeter
digital menyajikan data dalam angka yang diskret, sedangkan multimeter analog menampilkan data
menggunakan jarum yang berada dalam suatu skala. Hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan
pengukuran menggunakan multimeter adalah letak pemasangan probe dan mode (jenis dan rentang
nilai besaran yang akan diukur). Kesalahan akibat kedua hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada multimeter.
Pengukuran Tegangan: guna melakukan pengukuran tegangan menggunakan multimeter, probe
multimeter harus diletakkan secara paralel terhadap hambatan (komponen yang akan diukur beda
potensial di kedua ujungnya).
Pengukuran Arus: guna melakukan pengukuran arus menggunakan multimeter, probe multimeter
harus diletakkan secara seri pada lintasan yang hendak diukur.
MODUL PRAKTIKUM ELE KTR O NIK A DAS AR
8
9
Inten
Focus
10
Ground
11
Level
Gambar 6 . Resistor.
Warna
Nilai
Faktor
Pengali
Toleransi
Hitam
Coklat
Merah
Oranye
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Abu-abu
Putih
Emas
Perak
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
10-1
10-2
1%
2%
3%
4%
0.50%
0.25%
0.10%
0.05%
5%
10%
Koefisien
Temperatur
(ppm/ O C)
100
50
15
25
10
5
-
Gelang warna pada resistor berjumlah 4 hingga 6 buah. Masing-masing resistor dengan jumlah
gelang warna yang berbeda tersebut memiliki cara pembacaan nilai yang berbeda.
Pita pertama : angka pertama dari nilai resistansi.
Pita kedua
: angka kedua dari nilai resistansi.
Pita ketiga
: nilai faktor pengali dengan satuan ohm (resistor dengan 4 gelang warna); atau
angka ketiga dari nilai resistansi (resistor dengan 5 dan 6 gelang warna).
Pita keempat : nilai toleransi (resistor dengan 4 gelang warna); nilai faktor pengali dengan
satuan ohm (resistor dengan 5 dan 6 gelang warna).
Pita kelima
: nilai toleransi (resistor dengan 5 dan gelang warna).
Pita keenam : koefisien temperatur dengan satuan part per millions (ppm) /OC.
Rangkaian setara Thevenin merupakan suatu metode untuk
menyederhanakan rangkaian elektronika secara teoretismatematis yang ditemukan pertama kali oleh seorang insinyur
asal perancis, M. L. Thevenin. Penyederhanaan ini dilakukan
terutama pada rangkaian elektronika yang kompleks agar
memudahkan analisa hubungan antara rangkaian kompleks
tersebut dengan komponen lain. Penyederhanaan menggunakan
teorema Thevenin menjadikan suatu rangkaian elektronika
kompleks menjadi sebuah rangkaian setara yang terdiri dari
sebuah sumber tegangan dan tahanan (resistor) yang terhubung
secara seri. Nilai dari tegangan serta tahanan tersebut telah diolah
secara matematis dan dinyatakan sebagai tegangan Thevenin
(VTH) dan hambatan Thevenin (RTH). Sebagai contoh, untuk
membuat rangkaian Thevenin dari gambar 8, langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut
Mencari tegangan Thevenin (VTH). Tegangan Thevenin
merupakan tegangan yang melalui rangkaian ketika hambatan
muat (load resistor) berada dalam kondisi terbuka (open
circuit) , oleh karena itu yang harus dilakuan pertama kali
adalah membuat rangkaian berada dalam keadaan terbuka
antara terminal A dan B (lihat gambar 9).
Ketika rangkaian berada dalam keadaan terbuka, maka tidak
ada arus yang mengalir dari A ke B, dengan demikian maka
tidak ada arus dan tegangan yang mengalir pada R3. Tegangan
Thevenin dapat diperoleh dengan menggunakan kaidah
pembagi tegangan.
2
=
1 + 2
Berikutnya, mencari hambatan Thevenin (RTH). Untuk
menghitung RTH rangkaian diasumsikan tidak memiliki beda
potensial atau sumber tegangan dianggap terhubung (lihat
gambar 10). RTH merupakan nilai resistansi yang terbaca oleh
ohmmeter jika dihubungkan pada terminal A dan B; yang
nilainya
= 3 + ( 1 ||2 )
1 2
1 + 2
Setelah memperoleh VTH dan RTH, rangkaian setara Thevenin
telah dapat digambarkan dengan skema seperti pada gambar
(8b) di atas.
= 3 +
5 TUGAS PENDAHULUAN
Kerjakan secara mandiri dengan jujur dan bertanggung jawab!
1. Apakah yang dimaksud dengan tegangan root mean square (VRMS) dan tegangan peak-topeak (VPP)? [nilai: 10]
2. Jelaskan perbedaan dari sinyal AC dan sinyal DC! [nilai: 10]
3. Jelaskan secara singkat mengenai multimeter dan osiloskop! Bagaimana cara melakukan
pengukuran menggunakan kedua alat ini? [nilai:20]
4. Jelaskan secara singkat cara melakukan pembacaan pada
a. nilai resistansi dan toleransi dari resistor! [nilai: 10]
b. nilai kapasitansi pada kapasitor! [nilai: 10]
5. Tentukan nilai tegangan dan arus yang mengalir di masing-masing hambatan pada
rangkaian berikut. Catatkan pula nilai yang diperoleh pada tabel percobaan 2 log aktivitas.
a. [nilai: 20]
b. [nilai: 20]
6 LANGKAH PERCOBAAN
Percobaan 1: Pengukuran Resistansi.
Siapkan 5 buah resistor dengan konfigurasi gelang warna yang berbeda kemudian tentukan
kode untuk masing-masing resistor (R1, R2, dst)
Siapkan dan nyalakan multimeter digital, kemudian atur dalam mode untuk mengukur
hambatan (bila tidak tahu bagaimana mengubah mode multimeter, segera tanyakan kepada
asisten).
Hubungkan kedua probe multimeter dengan kedua ujung dari resistor. Catat hasil
pengukuran.
Lakukan penghitungan nilai resistansi dan toleransi dari resistor secara manual. Catat hasil
pengukuran, dan bandingkan kedua hasil pengukuran yang diperoleh.
Percobaan 2: Pengukuran Tegangan dan Arus.
Susunlah rangkaian pada breadboard seperti pada gambar 11 dan 12. Sumber tegangan
nantinya akan menggunakan catu daya (power supply) .
Siapkan catu daya, pasang probe capit buaya kepada port catu daya yang menghasilkan nilai
tegangan yang diinginkan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, disarankan
menggunakan port variable (untuk jenis catu daya tertentu).
Ukur tegangan catu daya yang dihasilkan dengan menggunakan multimeter (probe merah
multimeter menuju port positif dan probe hitam multimeter menuju port negatif). Sebelum
itu pastikan multimeter telah diatur dalam mode pengukuran tegangan dengan rentang
yang sesuai. Catat nilai tegangan tersebut. Catatan: Nilai tegangan yang dicatat tidak perlu
7 TUGAS LAPORAN
1. Lengkapi tabel hasil percobaan pada log aktivitas kemudian bandingkan serta analisa setiap
hasil percobaan yang anda peroleh. Apakah antara eksperimen dengan teori/penghitungan
matematis maupun pembacaan manual telah sesuai? Ataukah terdapat perbedaan? Jika
berbeda mengapa dapat demikian; faktor apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan
tersebut? Jelaskan secara berurutan dari percobaan 1 hingga 5!
2. Jelaskan perbedaan pengukuran dengan menggunakan multimeter dengan osiloskop!
3. Pada percobaan mengukur arus DC, apakah terdapat perbedaan antara hasil yang diperoleh
dengan menggunakan multimeter dan dengan menggunakan osiloskop? Mengapa
demikian?
4. Tentukan faktor pengali dari VRMS terhadap VPP yang diperoleh dari hasil percobaan anda
dan sajikan dalam pengolahan data! Apakah nilai yang dihasilkan telah mendekati nilai
teoretis ( 2)? Jelaskan mengapa faktor pengali dari V RMS terhadap VPP secara teoretis
adalah 2!
5. Apakah frekuensi dari generator sinyal mempengaruhi nilai tegangan yang terbaca oleh
osiliskop dan multimeter? Berikan alasan atas jawaban anda!
6. Berikan aplikasi/penggunaan rangkaian setara Thevenin dalam dunia nyata (2)!
8 REFERENSI
[1] Malvino, Albert, David J. Bates. 2007. Electronic Principle 7th ed. Singapore: McGraw-Hill.
[2] http://www.circuitstoday.com/resistor-color-code-chart
LOG AKTIVITAS
Nama
NIM
Shift
:
:
:
Percobaan 1
Data hasil pengukuran nilai resistansi
Gelang Warna (Manual)
No Multimeter
Resistansi/R Toleransi/T
Rentang (R (T*R))
Percobaan 2
Data hasil pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian seri dan paralel
Rangkaian Seri (gambar xx)
Teori
(Matematis)
V1
V1
V2
V2
V3
I1
Eksperimen
V3
I1
I2
I2
I3
I3
Rangkaian Paralel (gambar xx)
Teori
(Matematis)
V1
V1
V2
V2
V3
I1
Eksperimen
V3
I1
I2
I2
I3
I3
Percobaan 3
Data hasil pengukuran tegangan DC menggunakan osiloskop dan multimeter
Tegangan
Volt/div
Time/div
Gambar
Multimeter
Osiloskop
Percobaan 4
Data hasil pengukuran tegangan AC menggunakan osiloskop dan multimeter
Volt/div
Time/div
Perioda
Tegangan
SG
MM
OS
OS
SG
MM
OS
OS
SG
MM
OS
OS
SG
MM
OS
OS
Gambar
Keterangan:
SG : Signal Generator
OS : Osiloskop
MM : Multimeter
Percobaan 5
Data hasil pengukuran nilai tegangan Thevenin dan hambatan Thevenin
Tegangan Thevenin (VTH)
Hambatan Thevenin (RTH)
Teori (Matematis)
Eksperimen
Teori (Matematis)
Eksperimen
Tegangan
Arus
Nilai RL
RL1
RL2
RL3
Teori
(Matematis)
Rangkaian
Asli
Rangkaian
Thevenin
Teori
(Matematis)
Rangkaian
Asli
Rangkaian
Thevenin
10