Anda di halaman 1dari 14

AIDS

DEFINISI
Kumpulan gejala atau penyakit yang
disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi oleh
virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus)
AIDS merupakan tahap akhir dari
infeksi HIV

PATOGENESIS
Limfosit CD4+ merupakan target
utama infeksi HIV karena virus
mempunyai afinitas terhadap
molekul permukaan CD4+

PATOFISIOLOGI
Satu kali seseorang terinfeksi HIV,
seumur hidup ia akan tetap terinfeksi
Setelah terinfeksi virus HIV :
sebagian menjadi AIDS sesudah 3
thn
50 % menjadi AIDS sesudah 10 thn
hampir semua menjadi AIDS sesudah
13 thn

PATOFISIOLOGI
Terinfeksi HIV 3-6 minggu demam,
nyeri menelan, pembengkakan KGB,
ruam, diare, batuk HIV
asimptomatik selama 8-10 th AIDS,
ditandai infeksi oportunistik, seperti
berat badan menurun, demam lama,
lemah, pembesaran KGB, diare
kronik, tuberkulosis, infeksi jamur, dll

TES HIV
Pemeriksaan untuk mendeteksi virus HIV
Pemeriksaan penyaring terhadap antibodi HIV
Window period (4-8 minggu) : waktu dari
sejak terinfeksi HIV sampai terbentuk
antibodi.
Strategi 3
Pemeriksaan I : reaktif
Pemeriksaan II : reaktif
terinfeksi
Pemeriksaan III : reaktif
HIV

TES HIV
Strategi 3
Pemeriksaan I : reaktif
Pemeriksaan II : reaktif
Pemeriksaan III : non reaktif
atau
Pemeriksaan I : reaktif
Pemeriksaan II : non reaktif
Pemeriksaan III : non reaktif
Disebut indeterminate bila pasien mempunyai
riwayat paparan atau berisiko tinggi tertular HIV
Disebut non reaktif bila pasien tidak mempunyai
riwayat paparan atau tidak berisiko tinggi tertular
HIV

KRITERIA DIAGNOSIS
Terinfeksi HIV : pemeriksaan
terhadap antibodi HIV dengan tes
ELISA 3 kali reaktif dengan reagen
yang berbeda atau pemeriksaan
terhadap virus positif
AIDS : Terinfeksi HIV dengan adanya
infeksi oportunistik atau limfosit
CD4+ < 200 sel/mmk

STADIUM HIV
STADIUM I
Asimtomatik
Limfadenopati generalisata
STADIUM II
Berat badan turun < 10%
Manifestasi mukokutan minor (dermatitis
seboroik, prurigo, infeksi jamur kuku, ulkus oral
rekuren, cheilitis angularis)
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
Infeksi saluran napas atas rekuren

STADIUM HIV
STADIUM III
Berat badan turun > 10%
Diare yang tidak diketahui penyebabnya, > 1
bulan
Demam berkepanjangan (intermiten atau
konstan), > 1 bulan
Kandidiasis oral
Oral hairy leucoplakia
Tuberculosis paru
Infeksi bakteri berat (pneumonia, piomiositis)

STADIUM HIV
STADIUM IV
HIV wasting syndrome
Pneumonia pneumocystis carinii
Toksoplasma serebral
Kriptosporidiosis dengan diare > 1 bulan
Sitomegalovirus pada organ selain hati, limpa atau kelenjar getah bening
(misalnya retinitis CMV)
Infeksi herpes simpleks, mukokutan (> 1 bulan) atau visceral
Progressive multifocal leucoencephalopathy
Mikosis endemic diseminata
Kandidiasis esophagus, trakea dan bronkus
Mikobakteriosis atipik, diseminata atau paru
Septikemia salmonella non tifosa
Tuberkulosis ekstrapulmoner
Limfoma
Sarkoma Kaposi
Ensefalopati HIV

TUJUAN PENGOBATAN
Menekan replikasi virus HIV dengan obat ARV
Mengatasi infeksi oportunistik
Pengobatan suportif
OBAT ARV
Nucleosida reverse transciptase inhibitor
Non-nucleosida reverse transcriptase
inhibitor
Inhibitor protease

OBAT ARV
Diberikan bila :
Pasien simptomatis AIDS tanpa melihat jumlah limfosit
CD4+
Pasien asimptomatik + limfosit CD4+ <200 sel/mmk
Pasien asimptomatik dgn limfosit CD4+ 200 350
sel/mmk, dapat ditawarkan untuk memulai terapi
Pasien asimpomatik dgn limfosit CD4+ > 350
sel/mmk dan viral load > 100.000 kopi/ml, terapi ARV
dapat dimulai, namun dapat pula ditunda
Terapi ARV tidak dianjurkan pada pasien dengan
limfosit CD4+ > 350 sel/mmk dan viral load <
100.000 kopi/ml

Terapi ARV
Kolom A
Lamivudin + Zidovudin
Lamivudin + Didanosin
Lamivudin + Stavudin
Lamivudin + Zidovudin
Lamivudin + Didanosin
Lamivudin + Stavudin
Lamivudin + Zidovudin
Lamivudin + Didanosin
Lamivudin + Stavudin

Kolom B
Evafirenz

Nevirapin

Nelvinafir

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai