III ISI - Keganasan & Anomali Genital Pria
III ISI - Keganasan & Anomali Genital Pria
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem reproduksi pria terdiri dari struktur luar dan struktur dalam. Struktur luar
terdiri dari penis, skrotum dan testis. Sedangkan struktur dalam terdiri dari vas
deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesika seminalis.
Kelainan kongenital adalah kelainan dalam pertumbuhan janin yang terjadi sejak
konsepsi dan selama dalam kandungan. Diperkirakan 10-20% dari kematian janin
dalam kandungan dan kematian neonatal disebabkan oleh kelainan kongenital.
Khusunya pada bayi berat badan rendah diperkirakan kira-kiraa 20% diantaranya
meninggal karena kelainan kongenital dalam minggu pertama kehidupannya.
Malformasi kongenital merupakan kausa penting terjadinya keguguran, lahir mati, dan
kematian neonatal.
Kanker atau keganasan adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan
dan penyebaran jaringan secara abnormal. Kanker menyebabkan terjadinya perubahan
genetik yang dapat berupa mutasi, kelainan jumlah atau struktur.
Melengkapi tugas small group discussion skenario enam modul dua belas
dengan judul skenario Khitanan Massal.
Menambah khasanah ilmu pengetahuan para pembaca dan penulis.
Sebagai bahan referensi mahasiswa/I Fakultas Kedokteran UISU dalam
menghadapi ujian akhir modul.
Itulah merupakan tujuan dalam penyusunan makalah ini, dan juga sangat
diharapkan dapat berguna setiap orang yang membaca makalah ini. Semoga seluruh
tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik.
1.3
didapatkan
dari
berbagai
sumber tersebut
disimpulan
sesuai
dengan
pembahasan yang akan dilakukan dan sesuai dengan judul makalah dan dengan
tujuan pembuatan makalah ini.
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1 Skenario
SEMESTER IV MODUL 6 (SALURAN KEMIH)
SKENARIO 6
KHITANAN MASSAL
Pada suatu kegiatan khitanan massal di FK UISU, si X dan teman-temannya
mendapatkan dua kasus yang membutuhkan analisis. Kasus pertama mengenai
kesulitan mereka melakukan sirkumsisi pada seorang anak laki-laki berusia 12 tahun,
karena adanya perlengketan dinding dalam preputium dengan glans penis dan lubang
bagian ujungnya menyempit. Kasus kedua mengenai seorang anak laki-laki berusia 11
tahun, karena ada kelainan pada letak orificium uretra externa (OUE) dibawah penis
yang menurut orang tuanya sudah ada sejak lahir. Kedua kasus tersebut tidak dapat
ditangani oleh si X dan teman-temannya karena membutuhkan pemeriksaan khusus,
bahkan kasus terakhir harus dirujuk ke ahli bedah urologi.
Step 1:
1. Sirkumsisi
penis terbuka
2. Preputium
Step 2:
Kasus I:
-
Kesulitan sirkumsisi pad anak usia 12 tahun karena adanya perlengketan dinding
dalam preputium dengan glans penis dan lubang bagian ujungnya menyempit
Kasus II:
-
Anak 11 tahun terdapat kelainan pada letak OUE di bawah penis yang sudah
ada sejak lahir
Kedua kasus tersebut tidak dapat ditangani karena memerlukan pemeriksaan khusus,
dan kasus kedua dirujuk ke ahli bedah urologi.
3
Step 3:
1. Apa yang menyebabkan pada anak 12 tahun terjadi perlengketan dinding dalam
preputium dengan glans penis?
2. Apa yang menyebabkan kelainan OUE di bawah penis? Dan apa jenis kelainan
tersebut?
3. Apa indikasi dan kontra indikasi dari sirkumsisi?
4. Apa analisa yang didapat pada kedua kasus?
Jawab:
1. Karena lubang bagian ujungnya menyempit sehingga preputium tidak dapat
ditarik ke dalam
2. Kelainan klinis: - hipospadia: letak OUE berada di ventral penis
- epispadia: letak OUE berada di dorsal penis
- fimosis: perlengketan dinding dalam preputium dengan
glans penis
Tanpa klinis: hiperplasia, hipoplasia
3. Indikasi: agama, fimosis dan parafimosis
Kontraindikasi: hemofilia, alergi
4. Kasus I: mengalami kelainan bawaan dengan tanda klinis fimosis
Kasus II: mengalami kelainan bawaan dengan tanda klinis epispadia
Kedua kasus harus dirujuk ke ahli bedah urologi
skuamosa penis rendah. Di perkotaan India, kejadian kanker penis berkisar 0,7-2,3
kasus per 100.000 pria. Di pedesaan India, tingkat kejadiannya adalah 3 kasus per
100.000 pria . Menurut data dari The National Cancer Institutes Surveillance,
Epidemiology, and End Results (SEER), ditemukan bahwa kejadian kanker penis telah
menurun selama 3 dekade terakhir.
Perjalanan penyakit
Karsinoma penis pada stadium awal berupa bentukan tumor papiler, lesi eksofitik,
lesi datar, atau lesi ulseratif. Tumor kemudian membesar dan merusak jaringan
sekitarnya kemudian mengadakan invasi limfogen ke kelenjar limfe inguinal dan
selanjutnya menyebar ke kelenjar limfe di daerah pelvis hingga subklavia. Fasia Buck
berfungsi sebagai barier (penghambat) dalam penyebaran sel-sel kanker penis;
sehingga jika fasia ini telah terinfiltrasi oleh tumor, sel kanker menjadi lebih mudah
mengadakan invasi hematogen.
Stadium
Jackson (1966) membagi stadium karsinoma penis sebagai berikut:
I.
II.
III.
IV.
Tumor sudah melampaui batang penis dan kelenjar limfe inguinal sudah tak
dapat dioperasi atau telah terjadi metastasis jauh
Diagnosis
Dalam kebanyakan kasus, tanda pertama dari kanker penis adalah perubahan
kulit penis. Kulit bisa berubah warna menjadi lebih tebal. Adanya suatu ulkus (luka) atau
benjolan di penis juga dapat ditemukan pada penderita. Gejala lainnya adalah luka
pada penis, luka terbuka pada penis dan nyeri penis serta perdarahan pada penis
(pada stadium lanjut).
Kanker ini paling sering pertama kali bermetastase ke kelenjar getah bening di
selangkangan. Hal ini menyebabkan kelenjar getah bening menjadi bengkak.
Benjolannya mudah dirasakan di bawah kulit. Tanda- tanda dan gejala tersebut tidak
selalu berarti kanker penis. Bisa disebabkan juga oleh adanya infeksi. Diagnosa awal
pada kanker penis dapat dilakukan melalui anamnesa yang lengkap dengan pasien
untuk mengetahui gejala klinis serta faktor- faktor resiko yang mungkin dimiliki pasien.
Pemeriksaan fisik pada alat genital juga dapat dilakukan. Jika dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan klinis didapatkan tanda- tanda dari kanker penis, dapat dilakukan
pemeriksaan lanjutan seperti X-Ray, CT-Scan ataupun Ultrasound, lalu aspirasi biopsi
dan biopsi. Biopsi dilakukan untuk membantu diagnosa dokter secara akurat.
Terapi
Tujuan pengobatan pada tahap ini adalah menghilangkan lesi primer secara
paripurna, mencegah kekambuhan, dan jika mungkin mempertahankan penis agar
pasien dapat miksi dengan berdiri atau dapat melakukan senggama. Tindakan-tindakan
yang dapat dilakukan adalah:
a. Sirkumsisi
Sirkumsisi ditujukan untuk tumor-tumor yang masih terbatas pada prepusium
penis
b. Penektomi parsial
Penektomi parsial adalah mengangkat tumor beserta jaringan sehat sepanjang
2 cm dari batas proksimal tumor. Tindakan ini ditujukan untuk tumor-tumor
yang terbatas pada glans penis atau terletak pada batang penis sebelah distal
c. Penektomi total dan uretrostomi perineal
Penektomi total ditujukan untuk tumor-tumor yang terletak di sebelah proksimal
batang penis atau jika pada tindakan penektoi parsial, ternyata sisa penis tidak
cukup untuk dapat dipakai miksi dengan berdiri dan melakukan penetrasi ke
dalam vagian. Setelah itu dibuatkan uretrostomi perineal atau perineostomi
sehingga pasien miksi dengan duduk
d. Terapi laser dengan Nd:YAG
Beberapa klinik melakukan eksisi tumor dengan bantuan sinar laser
7
2-3
kasus
baru
dari
100.000
pria
di
Amerika
Serikat.
II.
Patofisiologi
Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang akhinya
mengenai seluruh parenkim testis. Sel-sel tumor kemudian menyebar ke rete
10
Pada pemeriksaan fisik testis terdapat benjolan padat keras, tidak nyeri
pada palpasi, dan tidak menunjukkan tanda transiluminasi. Diperhatikan
adanya
infiltrasi
tumor
pada
funikulus
atau
epididimis.
Perlu
dicari
11
kanker
ditemukan,
langkah
pertama
yang
dilakukan
adalah
Juga
digunakan
sebagai
pengobatan
utama
pada
untuk
membunuh
sel-sel
kanker.
Kemoterapi
telah
Tumor non-seminoma:
12
1. Stadium
diobati
dengan
orkiektomi
dan
kemungkinan
dilakukan
limfadenektomi perut.
2. Stadium II diobati dengan orkiektomi dan limfadenektomi perut, kemungkinan
diikuti dengan kemoterapi.
3. Stadium III diobati dengan kemoterapi dan orkiektomi.
Jika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis sebelumnya,
diberikan kemoterapi beberapa obat (ifosfamide, cisplastin dan etoposid atau
vinblastin). Kanker testikuler adalah salah satu tumor padat yang dapat
disembuhkan.
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk menyingkirkan penyakit dan
mencapai penyembuhan. Pemilihan pengobatan tergantung pada tipe sel dan
keluasan anatomi penyakit. Testis diangkat dengan orkhioektomi melalui
suatu insisi inguinal dengan ligasi tinggi korda spermatikus. Prosthesis yang
terisi dengan jel dapat ditanamkan untuk mengisi testis yang hilang. setelah
orkhioektomi unilateral untuk kanker testis, sebagian besar pasien tidak
mengalami fungsi endokrin. Namun demikian, pasien lainnya mengalami
penurunan kadar hormonal, yang menandakan bahwa testis yang sehat tidak
berfungsi pada tingkat yang normal. Diseksi nodus limfe retroperineal
(RPLND) untuk mencegah penyebaran kanker melalui jalur limfatik mungkin
dilakukan setelah orkhioektomi. Meskipun libido dan orgasme normal tidak
mengalami gangguan setelah RPLND, pasien mungkin dapat mengalami
disfungsi ejakulasi dengan akibat infertilitas. Menyimpan sperma di bank
sperma sebelum operasi mungkin menjadi pertimbangan.
Iradiasi nodus limfe pascaoperasi dari diagfragma sampai region iliaka
digunakan untuk mengatasi seminoma dan hanya diberikan pada tempat
tumor saja. Testis lainnya dilindungi dari radiasi untuk menyelamatkan
fertilitas. Radiasi juga digunakan untuk pasien yang tidak menunjukkan
13
testis
sangat
Kemoterapi
multiple
dengan
vinblastin,
bleomisin,
responsive
sisplantin
daktinomisin,
terhadap
dan
dan
terapi
preparat
medikasi.
lainnya
siklofosfamid
seperti
memberikan
persentase remisi yang tinggi. Hasil yang baik dapat dicapai dengan
mengkombinasi tipe pengobatan yang berbeda, termasuk pembedahan,
terapi
radiasi,
dan
kemoterapi.
Bahkan
kanker
testikuler
diseminata
atau
anak-anak
hingga
mencapai
usia
atau
dapat timbul
kemudian
setelah
lahir.
Hal
ini
berkaitan
dengan tingkat higienitas alat kelamin yang buruk, peradangan kronik glans
penis dan kulit preputium (balanoposthitis kronik), atau penarikan berlebihan
kulit preputium (forceful retraction). Pada fimosis kongenital umumya terjadi
akibat terbentuknya jaringan parut di prepusium yang biasanya muncul
14
Bila
fimosis
tidak
menimbulkan
ketidaknyamanan
dapat
diberikan
komplikasi
yang
membahayakan
jiwa
penderita
seperti
Timbul infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri dan kanan, kemudian
menimbulkan kerusakan pada ginjal.
Definisi
Parafimosis adalah prepusium penis yang diretraksi sampai disulkus
koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan
pada penis dibelakang sulkus koronarius.
Patogenesis
Menarik (retraksi) prepusium ke proksimal biasanya dilakukan pada saat
bersenggama/masturbasi atau sehabis pemasangan kateter. Jika prepusium
tidak secepatnya dikembalikan ke tempat semula, dapat menyebabkan
gangguan aliran vena superfisial sedangkan aliran arteri tetap berjalan
normal. Hal ini menyebabkan edema glans penis dan dirasakan nyeri. Jika
dibiarkan bagian penis di sebelah distal jeratan makin membengkak yang
akhirnya bisa mengalami nekrosis glans penis.
Penatalaksanaan
Prepusium diusahakan untuk dikembalikan secara manual dengan teknik
memijat glans selama 3-5 menit diharapkan edema berkurang dan secara
perlahan-lahan prepusium dikembalikan pada tempatnya. Jika usaha ini tidak
berhasil, dilakukan dorsum insisi pada jeratan sehingga prepusium dapat
dikembalikan
pada
tempatnya.
menghilang,
pasien
dianjurkan
Setelah
untuk
edema
menjalani
dan
proses
sirkumsisi.
inflamasi
Walaupun
17
2.3.3 Hipospadia
Definisi dan Epidemiologi
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan dimana meatus uretra
eksterna berada di bagian permukaan ventral penis dan lebih ke proksimal
dari tempatnya yang normal (ujung glans penis). Hipospadia terjadi kurang
lebih pada 1 dari 250 kelahiran bayi laki-laki di Amerika Serikat. Pada
beberapa negara insidensi hipospadia semakin meningkat. Laporan saat ini,
terdapat peningkatan kejadian hipospadia pada bayi laki-laki yang lahir
premature, kecil untuk usia kehamilan, dan bayi dengan berat badan rendah.
Hipospadia lebih sering terjadi pada kulit hitam daripada kulit putih, dan pada
keturunan Yahudi dan Italia.
18
Etiologi
Pembesaran tuberkulum kelamin dan perkembangan selanjutnya dari
penis dan uretra tergantung pada tingkat testosteron selama embriogenesis.
Jika testis gagal untuk menghasilkan jumlah yang cukup dari testosteron atau
jika sel-sel struktur genital kekurangan reseptor androgen yang memadai
yaitu
enzim
hipospadia.
konversi
Genetik
androgen-5
dan
faktor
alpha-reductase
nongenetik
dapat
terlibat
menyebabkan
dalam
penyebab
kromosom
ditemukan
secara
sporadis
pada
pasien
dengan
yang
lahir
dari
ibu
dengan
terapi
estrogen
selama
kehamilan.
19
ketelitian
teknik
operasi,
serta
perawatan
pasca
repair
hipospadia
adalah
fistula,
Perdarahan
Infeksi
Fistel urethrokutan
Divertikel uretra
Komplikasi
paling
sering
dari
reparasi
dari
fistula
adalah
nekrosis
20
dari
flap
yang
disebabkan
oleh
terkumpulnya darah dibawah flap. Fistula itu dapat dibiarkan sembuh spontan
dengan reparasi sekunder 6 bulan sesudahnya. Untuk itu kateter harus
dipakai selama 2 minggu setelah fistulanya sembuh, dengan harapan tepitepinya akan menyatu kembali, sedangkan kegunaannya untuk terus diversi
lebih lama dari dua minggu.
Penyempitan uretra adalah suatu masalah. Bila penyempitan ini padat,
maka dilatasi uretra akan efektif. Pada penyempitan yang hebat, operasi
sekunder diperlukan. Urethrotomy internal akan memadai untuk penyempitan
yang pendek. Sedang untuk penyempitan yang panjang uretra harus dibuka
disepanjang daerah penyempitan dan ketebalan penug dari graft kulit yang
dipakaiuntuk menyusun kembali ukuran uretra. Suatu kateter dapat dipakai
untuk mendukung skin graft.
2.3.4 Epispadia
Definisi dan Epidemiologi
Epispadia adalah suatu anomali kongenital yaitu meatus uretra terletak
pada permukaan dorsal penis. Berdasarkan beberapa pengertian epispadia
menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa epispadia adalah suatu
anomali kongenital yaitu kelainan letak lubang uretra ke sisi dorsal penis,
tidak meluas ke ujung penis karena tidak adanya dinding dorsal uretra.
Insiden epispadia yang lengkap sekitar 1 dalam 120.000 laki-laki dan 1
dari 450.000 perempuan. Keadaan ini biasanya tidak terjadi sendirian, tetapi
juga disertai
anomali
saluran
kemih. Inkontinensia
urine
timbul pada
22
Varian yang lebih parah dan lebih sering. Uretra terbuka sepanjang
perpanjangan seluruh hingga leher kandung kemih yang lebar dan
pendek.
Patofisiologi
Pada anak laki-laki yang terkena, penis biasanya luas, dipersingkat dan
melengkung ke arah perut (chordee dorsal). Biasanya, meatus terletak di
ujung penis, namun anak laki-laki dengan epispadias, terletak di atas penis.
Dari posisi yang abnormal ke ujung, penis dibagi dan dibuka, membentuk
selokan. Seolah-olah pisau dimasukkan ke meatus normal dan kulit dilucuti di
bagian atas penis. Klasifikasi epispadias didasarkan pada lokasi meatus
pada penis. Hal ini dapat diposisikan pada kepala penis (glanular), di
sepanjang batang penis (penis) atau dekat tulang kemaluan (penopubic).
Posisi meatus penting dalam hal itu memprediksi sejauh mana kandung
kemih dapat menyimpan urin (kontinensia). Semakin dekat meatus adalah
dasar atas penis, semakin besar kemungkinan kandung kemih tidak akan
menahan kencing.
Dalam kebanyakan kasus epispadias penopubic, tulang panggul tidak
datang bersama-sama di depan. Dalam situasi ini, leher kandung kemih tidak
dapat menutup sepenuhnya dan hasilnya adalah kebocoran urin. Kebanyakan
anak laki-laki dengan epispadias penopubic dan sekitar dua pertiga dari
mereka dengan epispadias penis memiliki kebocoran urin stres (misalnya,
batuk dan usaha yang berat). Pada akhirnya, mereka mungkin membutuhkan
bedah rekonstruksi pada leher kandung kemih. Hampir semua anak laki-laki
dengan epispadias glanular memiliki leher kandung kemih yang baik. Mereka
dapat menahan kencing dan melatih bak normal. Namun, kelainan penis
(membungkuk ke atas dan pembukaan abnormal) masih memerlukan operasi
perbaikan.
23
Penatalaksanaan
Berbeda dengan hipospadia di mana ada sejumlah besar teknik bedah
yang menawarkan pilihan terapi yang berbeda, karena koreksi epispadia
termasuk alternatif bedah dan hasil dari sudut pandang fungsional sering
tidak memuaskan. Ketika epispadias tidak terkait dengan inkontinensia urin
perawatan bedah terbatas pada rekonstruksi kepala penis dan uretra
menggunakan plat uretra.
Ketika
epispadia
dikaitkan
dengan
inkontinensia
urin
pengobatan
Pemanjangan penis
2.
Urethroplasty
3.
2.3.5 Kriptorkismus
Definisi
Kriptorkismus adalah suatu keadaan di mana setelah usia satu tahun,
satu atau kedua testis tidak berada di dalam kantong skrotum, tetapi berada
di salah satu tempat sepanjang jalur desensus yang normal. Kriptorkismus
berasal dari kata cryptos (Yunani) yang berarti tersembunyi dan orchis yang
dalam
bahasa
latin
adalah undescended
disebut
testis,
testis.
tetapi
Nama
mesti
lain
dari
dijelaskan
lagi
kriptorkismus
apakah
yang
Epidemiologi
Insidens undescended testis pada bayi baru lahir adalah 36%25; 1,8%
pada usia satu bulandan 1,5% pada usia 3 bulan28; serta 0,50,8% pada
anak usia satu tahun. Pada bayi cukup bulan, 3% di antaranya menderita
kriptorkismus dan pada bayi kurang bulan insidensnya lebih tinggi sekitar
33%. Pada bayi berat lahir rendah insidennya juga tinggi. Kriptorkismus
unilateral insidensnya lebih banyak daripada yang bilateral dan lokasinya
sebagian besar di kiri (52,1% kiri dan 47,9% kanan).
Etiologi dan Patogenesis
Penyebab kriptorkismus mungkin berbeda antara satu kasus dengan
yang lainnya. Namun, sebagian besar tidak diketahui penyebabnya. Ada
beberapa hal yang berhubungan dengannya, yaitu:
1. Disgenesis gonadal
Banyak kasus kriptorkismus yang secara histologis normal saat lahir,
tetapi testisnya menjadi atrofi/disgenesis pada akhir usia 1 tahun dan
jumlah sel germinalnya sangat berkurang pada akhir usia 2 tahun.
2. Mekanis/kelainan anatomis lokal
Testis yang kriptorkismus sering disertai dengan arteri spermatika yang
pendek, terganggunya aliran darah, hernia, kurang panjangnya vas
deferens, abnormalnya ukuran kanalis inguinalis atau cincin inguinal
superfisial, kurangnya tekanan abdominal dan tarikan gubernakulum
untuk mendorong testis ke cincin inguinal, serta adanya kelainan
epididimis.
3. Endokrin/hormonal
Meliputi
kelainan
aksis
hipotalamus-hipofise
testis
atau
kurang
Tingginya
pada
bayi
pada
tikus. Insulin-Like
Factor
3 (Insl3)
diperlukan
untuk
gejala-gejala
berbagai
sindrom
yang
berperan
dalam
proses
turunnya
testis
belum
skrotum,
memerlukan
aksi
androgen
yang
memerlukan
aksis
desensus
testis tidak
diketahui,
tetapi
diduga
membantu
26
Klasifikasi
Kriptorkismus dapat diklasifikasi berdasarkan etiopatogenesis dan
lokasi.
Klasifikasi berdasarkan etiopatogenesis:
1. Mekanik/anatomik (perlekatan-perlekatan, kelainan kanalis inguinalis,
dan lain-lain)
2. Endokrin/hormonal (kelainan aksis hipotalamus-hipofise-testis)
3. Disgenetik (kelainan interseks multiple)
4. Herediter/genetik
Klasifikasi berdasarkan lokasi:
1. Skrotal tinggi (supra skrotal) : 40%
2. Intra kanalikular (inguinal) : 20%
3. Intra abdominal (abdominal) : 10%
4. Terobstruksi : 30%
Manifestasi Klinis
Pasien biasanya dibawa berobat ke dokter karena orang tuanya tidak
menjumpai testis di kantong skrotum, sedangkan pasien dewasa mengeluh
karena infertilitas yaitu belum mempunyai anak setelah kawin beberapa
tahun. Kadang-kadang merasa ada benjolan di perut bagian bawah yang
disebabkan testis maldesensus mengalami trauma, mengalami torsio, atau
berubah menjadi tumor testis.
Penatalaksanaan
a. Terapi non bedah
Berupa terapi hormonal. Terapi ini dipilih untuk UDT bilateral
palpabel inguinal. Tidak diberikan pada UDT unilateral letak tinggi atau
intraabdomen.
Efek
terapi
berupa
peningkatan
rugositas
skrotum,
dari
orchidopexy
meliputi
tahap funikulolisis,
yaitu
dapat
memperpanjang
ukurannya.
Vasa
lebih
ke
medial
yang
akan
meluruskan
dan
bebas
dan
funikulus
spermatikusnya
cukup
panjang,
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini, kami membahas mengenai kelainan kongenital genital
eksterna pria dan keganasan genital eksterna pria.
Kelainan kongenital genital eksterna pria yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Fimosis
Fimosis adalah suatu kelainan dimana prepusium penis yang tidak dapat
di retraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke korona glandis. Fimosis dialami
oleh sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adhesi alamiah antara
prepusium dengan glans penis.
2. Parafimosis
Parafimosis adalah prepusium penis yang diretraksi sampai disulkus
koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan
pada penis dibelakang sulkus koronarius.
3. Hipospadia
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan dimana meatus uretra eksterna
berada di bagian permukaan ventral penis dan lebih ke proksimal dari
tempatnya yang normal (ujung glanss penis)
4. Epispadia
Epispadia adalah suatu anomali kongenital yaitu kelainan letak lubang uretra
ke sisi dorsal penis, tidak meluas ke ujung penis karena tidak adanya dinding
dorsal uretra.
5. Kriptorkismus
Kriptorkismus adalah suatu keadaan di mana setelah usia satu tahun, satu
atau kedua testis tidak berada di dalam kantong skrotum, tetapi berada di
salah satu tempat sepanjang jalur desensus yang normal.
29
Keganasan genital eksterna pria yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Tumor Penis
Tumor ganas yang terdapat pada penis terdiri atas: (1) karsinoma sel basal, (2)
melanoma, (3) tumor mesenkim, dan yang paling banyak dijumpai adalah (3)
karsinoma sel skuamosa. Karsinoma sel skuamosa ini berasal dari kulit
preputium, glans, atau batang penis.
2. Tumor testis
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis yang bisa
menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam
skrotum.
3.2 Saran
Dalam penyelesaian makalah ini kami juga memberikan saran bagi para pembaca
dan mahasiswa yang akan melakukan pembuatan makalah berikutnya :
30
DAFTAR PUSTAKA
-
De Jong Wim, Samsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. Penerbit Buku
31