Pleno
Pleno
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demensia merupakan kumpulan gejala yang ditandai dengan berbagai
gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran.Fungsi kognitif yang dapat
dipengaruhi pada demensia adalah intelegensia umum, belajar, memori, bahasa,
memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan,
dan kemampuan sosial.Kepribadian pasien juga terpengaruhi.Jika pasien
mempunyai suatu gangguan kesadaran, maka pasien kemungkinan memenuhi
kriteria diagnostik untuk delirium.
Di samping itu, suatu diagnosis demensia menurut Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorder edisi keempat (DSM-IV) mengatakan
bahwa gejala menyebabkan gangguan fungsi sosial atau pekerjaan yang berat dan
merupakan suatu penurunan dari tingkat fungsi sebelumnya.
Butir klinis penting dari demensia adalah indentifikasi gejala dan pemeriksaan
klinis tentang penyebabnya.Gangguan mungkin progresif atau statis, permanen
atau reversibel.Suatu penyebab dasar selalu diasumsikan, walaupun pada kasus
yang
jarang
adalah
tidak
mungkin
untuk
menentukan
penyebab
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skenario
LUPA
Tuan H berusia 67 tahun datang diantar oleh istrinya ke praktik dokter
untuk berkonsultasi tentang masalah yang sedang di alami oleh Tuan H
belakangan ini. Tuan H adalah seorang pensiun PNS sejak 6 tahun yang lalu.
Menurut cerita dari istrinya Tuan H belakangan ini sering mengulang
perbuatannya seperti makan dan mandi, karena tiba tiba lupa sudah makan atau
mandi sebelumny. Keadaan ini dialamu oleh Tuan H sejak 5 tahun yang lalu,
namu belakangan ini menjadi semakin parah. Tuan H belakangan ini juga sering
murung dan suka marah serta lebih sering menyendiri di dalam kamarnya dan jika
berbicara cenderung menggunakan kata kata yang sulit dimengerti oleh
keluarganya. Tidak terdapat riwayat serupa di keluarganya , dan tidak ada riwayat
stroke maupun riwayat penurunan kesadaran lainnya. Si istri bertanya kepada
dokter, apakah sebenarnya penyakit tuan H dan apa yang harus dilakukan
kepadanya.
2.2 Permasalahan
1) Hubungan usia dan dan keluhan sering lupa.
2) Kenapa tuan H suka murung, marah dan menmyendiri.
3) Penyebab keluhan tuan H.
4) Tujuan dokter menanyakan riwayat stroke dan penurunan kesadaran.
2.3 Mild Cognitive Impairment (MCI)
2.3.1 Definisi
Mild Cognitive Impairment (MCI) merupakan stadium gangguan
kognitif yang melebihi perubahan normal yang terkait dengan
penambahan usia, akan tetapi aktivitas fungsional masih normal dan
belum memenuhi kriteria demensia. Istilah MCI secara luas dapat
diartikan sebagai stadium/tahapan intermediet penurunan kognitif,
terutama yang mengenai gangguan fungsi memori, yang diduga
merupakan prediktif demensia, terutama demensia Alzheimer. Fenomena
MCI terutama dipergunakan sebagai peringatan bahwa penyandangnya
sering
terganggu.
Bentuk
non-amnestik
tersebut
dapat
2.3.2 Epidemiologi
Menurut WHO, Organisasi Kesehatan Dunia (2009), jumlah orang
yang berusia 60 tahun ke atas akan meningkat dua kali lipat menjadi 1,2
miliar orang pada tahun 2025. Penemuan ini memiliki implikasi penting
sebagai prevalensi gangguan kognitif yang positif berkaitan dengan usia
lanjut (Ritchie, 2010).
Penelitian MCI belum banyak dilakukan karena masalah ini
memang baru. Berbagai acuan menunjukkan prevalensi yang bervariasi.
Menurut Finland 6,5% pada umur 60-70 tahun, 18-35% pada umur lebih
stress
oksidatif,
perubahan
reseptor
post-sinaps,
dipelajari
sebelumnya).
Gejala-gejala
terkait
mencakup
Fungsi
eksekutif,
seperti:
kesulitan
dengan
pengambilan
10
Delirium hiperaktif
Delirium hiperaktif merupakan delirium yang paling
menunjukkan
perilaku
tersebut.
Delirium
11
12
2.4.4 Patofisiologi
Mekanisme penyebab delirium masih belum dipahami secara
seutuhnya. Delirium menyebabkan variasi yang luas terhadap gangguan
structural dan fisiologik. Neuropatologi dari delirium telah dipelajari pada
pasien dengan hepatic encephalopathy dan pada pasien dengan putus
alcohol. Hipotesis utama yaitu gangguan metabolisme oksidatif yang
reversibel dan abnormalitas dari multipel neurotransmiter.
Neurotransmiter utama yang berperan terhadap timbulnya delirium
adalah asetilkolin dan daerah neuroanatomis utama adalah formasio
retikularis. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa berbagai faktor
yang menginduksi delirium diatas menyebabkan penurunan aktivitas
13
Asetilkolin
Data studi mendukung hipotesis bahwa asetilkolin
Dopamine
14
pasien yang
mengalami
gejala putus
dorsal
diproyeksikan
dari
formation
retikularis
15
16
17
lainnya,
masing-masing
18
Demensia Kortikal
Siaga, sehat
Normal
Lurus, tegak
Normal
Demensia Subkortikal
Abnormal, lemah
Lamban
Bongkok, distonik
Ataksia, festinasi, seolah
Gerakan
Output verbal
Normal
Normal
berdansa
Tremor, khorea, diskinesia
Disatria, hipofonik, volum
Berbahasa
Kognisi
suara lemah
Normal
Tak terpelihara (dilapidated)
Memori
Kemampuan visuo-spasial
memanipulasi pengetahuan)
Abnormal (gangguan belajar)
Abnormal (gangguan
Keadaan emosi
konstruksi)
Abnormal (tak memperdulikan,
gerakan)
Abnormal (kurang dorongan
Contoh
tak menyadari)
Penyakit Alzheimer, Pick
drive)
Progressive Supranuclear
Palsy, Parkinson, Penyakit
Wilson, Huntington.
Tabel 2. Beberapa penyebab demensia pada dewasa yang belum dapat diobati/
irreversibel.
Primer degenerative
- Penyakit Alzheimer
-
Penyakit Pick
Penyakit Huntington
Penyakit Parkinson
Degenerasi olivopontocerebellar
19
Infeksi
- Penyakit Creutzfeldt-Jakob
-
Penyakit Kuf
Gangliosidoses
Dikutip dari Guberman A. Clinical Neurology. Little Brown and Coy, Boston,
1994, 67.
Tabel 3. Beberapa penyebab demensia yang dapat diobati/ reversibel.
Obat-obatan
Metabolik-gangguan sistemik
Gangguan intrakranial
Keadaan defisiensi
Gangguan collagen-vascular
Intoksikasi eksogen
syndrome Behcet.
alcohol, carbon monoxide, organophosphates, toluene,
trichloroethylene, carbon disulfide, timbal, mercury, arsenic,
thallium, manganese, nitrobenzene, anilines, bromide,
hydrocarbons.
Dikutip dari Gilroy J. Basic Neurology. Pergamon press, New York, 1992, 195.
2.5.4 Etiologi
Demensia mempunyai banyak penyebab tetapi demensia tipe
Alzheimer dan demensia vaskular secara bersama-sama berjumlah
sebanyak 75 persen dari semua kasus. Penyebab demensia lainnya yang
20
penyakit
Huntington,
penyakit
Parkinson,
human
amiloid
yang
merupakan
tanda
utama
neuropatologi
gangguan
dalam
sekurangnya
beberapa
kasus.
21
menunjukkan
bahwa
pada
manusia
penyakit
22
postmortem
tetapi
tidak
diperlukan
untuk
5) Penyakit Huntington
Penyakit Huntington biasanya disertai dengan perkembangan
demensia.Demensia yang terlihat pada penyakit Huntington adalah tipe
demensia subkortikal, yang ditandai oleh kelainan motorik yang lebih
banyak dan kelainan bicara yang lebih sedikit dibandingkan tipe
demensia kortikal.Demensia pada penyakit Huntington ditandai oleh
23
24
25
GAD., CAT
pengurangan neuro peptide : somatostatin, dll.
2.5.6 Gejala Klinis
Gejala dini dari demensia seringkali berupa kesulitan mempelajari
informasi baru dan mudah lupa terhadap kejadian yang baru dialami. Pada
keadaan lebih lanjut muncul gangguan fungsi kognitif kompleks disertai
gangguan perilaku, yaitu;
a
b
c
d
e
f
g
26
selama
perjalanan
penyakit
demensia.Sebagai
bagaimana
beratnya
disorientasi,
pasien
tidak
dengan
ungkapan
kata-kata
yang
panjang,
dan
27
keterampilan
memasak,
mengenakan
pakaian,
menggambar.
Agnosia
Adalah
ketidakmampuan
untuk
mengenali
atau
merupakan
gejala
yang
sering
dijumpai
pada
28
frontal
dan
temporal
kemungkinan
mengalami
nondominan.
Refleks
primitif-seperti
refleks
29
Goldstein
juga
menggambarkan
suatu
reaksi
30
terjadi pada pasien lanjut usia yang mengalami sedasi berat dan
pada pasien demensia yang bereaksi secara menyimpang bahkan
terhadap dosis kecil obat psikoaktif. Sindroma juga terjadi pada
pasien demensia jika stimuli eksternal, seperti cahaya dan isyarat
yang menyatakan interpersonal, adalah menghilang.
Pemeriksaan neurologis dasar tidak menemukan sesuatu yang
abnormal. Hasil dari semua pemeriksaan laboratorium adalah
normal, termasuk B12, folat, T4 dan serologi; tetapi pemeriksaan
tomografi komputer menunjukkan atrofi kortikal yang nyata.
2.5.7 Diagnosis
a) Anamnesis
- Riwayat kesehatan
Ditanyakan faktor resiko demensia. Misalnya untuk demensia
vaskular ditanyakan riwayat seperti hipertensi, diabetes
melitusdan hiperlipidemia. Juga riwayat stroke atau adanya
-
infeksi SSP.
Riwayat obat-obatan dan alkohol
Adakah penderita peminum alkohol yang kronik atau
pengkonsumsi obat-obatanyang dapat menurunkan fungsi
b) Pemeriksaan Fisik
Pada demensia, daerah motorik, piramidal dan ekstrapiramidal
ikut terlibat secara difus maka hemiparesis atau monoparesis dan
diplegia dapat melengkapkan sindromdemensia. Apabila manifestasi
gangguan korteks piramidal dan ekstrapiramidal tidak nyata, tandatanda lesi organik yang mencerminkan gangguan pada korteks
premotorik atau prefrontal dapat membangkitkan refleks-refleks.
Refleks tersebut merupakan petanda keadaan regresi atau kemunduran
kualitas fungsi.
31
c) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin
Pemeriksaan
laboratorium
hanya
dilakukan
begitu
status
mentalmini
atau
Mini-Mental
State
32
neurologic
kerusakan
otak
fokal
seperti
33
vaskuler
F00.9DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER YTT
F01 DEMENSIA VASKULAR
Pedoman diagnostik
-
disertai
meningkatkan
adanya
kemungkinan
gejala
neurologis
diagnosis
fokal
demmensia
dengan
pemeriksaan
CT-scan
atau
pemerikasaan neuropatologis
F01 DEMENSIA VASKULAR ONSET AKUT
- Biasanya terjadi secara cepat setelah terjadi serangkaian
stroke akibat thrombosis sereb vascular, embolisme, dan
34
berasal
dari
gambaran
klinis,
hasil
atau
35
dapat
dicapai
perbaikan
hidup
sehari-hari
dari
36
Donepezil
Donepezil adalah obat yang diminum secara oral untuk
mengobati
penyakit
Alzheimer
taraf
rendah
hingga
Rivastigmine
Rivastigmine adalah obat yang diminum secara oral untuk
mengobati
penyakit
Alzheimer
taraf
rendah
hingga
medium.Setelah enam bulan pengobatan dengan Rivastigmine, 2530% penderita dinilai membaik pada tes memori, pengertian dan
aktivitas harian dibandingkan pada pasien yang diberikan plasebo
hanya 10-20%.
Rivastigmine biasanya diberikan dua kali sehari setelah
makan. Karena efek sampingnya pada saluran cerna pada awal
pengobatan, pengobatan dengan Rivastigmine umumnya dimulai
dengan dosis rendah, biasanya 1,5 mg dua kali sehari, dan secara
bertahap ditingkatkan tidak lebih dari 2 minggu.
Dosis maksimum biasanya hingga 6 mg dua kali sehari. Jika
pasien mengalami gangguan pencernaan yang bertambah parah
karena efek samping obat seperti mual dan muntah, sebaiknya
minum obat dihentikan untuk beberapa dosis lalu dilanjutkan
dengan dosis yang sama atau lebih rendah.
-
Galantamine HBr
Galantamine biasanya diberikan dua kali sehari, setelah
37
Tacrine
Salah satu obat yang menghambat enzim asetilkolinesterase
Asetilkolin.
Bila
penyakit
Alzheimer
semakin
Banyak
pasien
dengan
demensia
terutama
dalam
khas
(seperti
38
bagaimana
memorinya
disamping
mereka
menggunakan
memikirkan
penyakit
lagi
fungsi
yang
sedang
perasaan
bersalah,
kesedihan,
kemarahan,
dan
39
radang
paru-paru
(pneumonia).Selain
itu,
memori
terhadap
penderita
demensia
40
mungkin
disebabkan
oleh
kerusakan
yang
berkurangnya
kapasitas
untuk
pengambilan
41
tidak ada obat bagi alzheimer tapi perawatan yang segera bisa
membantu untuk meringankan banyak gejala dan dapat menunda
perkembangan penyakit.
Prognosis vaskular demensia tergantung pada tingkat
kerusakan sebelum diagnosis dan perawatan lebih lanjut.Ada
kerusakan di pembuluh darah otak demensia adalah tidak
reversibel tetapi kerusakan yang lebih parah dapat dicegah dengan
mengambil obat-obatan untuk mengendalikan faktor resiko seperti
tekanan darah tinggi, diabetes dan obat-obatan untuk tinggi
kolesterol (statin). Obat ini tidak membalikkan ada kerusakan otak
dan demensia, tetapi lebih rendah resiko depan stroke dan penyakit
jantung yang bisa meningkatkan kerusakan otak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demensia merupakan kerusakan progresif fungsi-fungsi kognitif tanpa
disertai gangguan kesadaran.Demensia dapat diklasifikasikan berdasarkan umur,
perjalanan penyakit, kerusakan struktur otak, sifat klinisnya dan menurut
klasifikasi PPDGJ-III, DSM-IV.
Demensia disebabkan oleh bermacam-macam penyebab.Memperhatikan
faktor penyebab tadi, maka ada beberapa jenis demensia yang dapat ditolong
dengan mengobati penyebabnya walaupun kadang-kadang tidak mempunyai hasil
sempurna. Disamping itu ada jenis demensia yang sampai saat ini belum ada
obatnya, ialah demensia pada Creutzfeldt-Jakob dan AIDS. Sementara itu, untuk
demensia Alzheimer belum ada obat yang benar-benar manjur.
Diagnosis demensia ditegakkan berdasarkan pemenuhan kriteria yang
telah ditetapkan/disepakati dalam DSM-IV.Untuk itu diperlukan kehati-hatian
dalam melakukan pemeriksaan.Penentuan faktor etiologi merupakan hal yang
sangat esensial oleh karena mempunyai nilai prognostik.
42
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan H.I., Sadock B.J. 2010. Sinopsis Psikiatri Jilid 1. Tangerang: Bina Rupa
Aksara.
Maslim.Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa. Utika Atmajaya. Jakarta
Maramis WF. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi ke-8. Surabaya:
Airlangga University Press.
Ongkowidjojo,
Anita.
2012.
Referat
Dementia.
Diunduh
dari:
https://id.scribd.com/doc/214821596/Referat-Dementia-Anita#download,
pada
Madjid,A.
Rachman,A.M.
Tambunan,A.S.
Nurman,A.
43