Task Reading
Task Reading
PROLAPS
RECTUM
BY : LITA, OLGA, KARTIKA DAN
HILAL
ANATOMI
Pada kanalis ani kira-kira 4 cm yang dibedakan menjadi
PROSES DEFEKASI
Ketika gelombang peristaltik mendorong feses ke dalam
2.
Sinyal
parasimpatis
gelombang
peristaltik,
merelaksasikan sfingter ani internus dan meningkatkan
refleks defekasi instrinsik.
Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut
dan diafragma yang akan meningkatkan tekanan abdominal
dan oleh kontraksi musculus levator ani pada dasar panggul
yang menggerakkan feses melalui saluran anus.
DEFINISI
Prolaps rektum adalah keluarnya mukosa maupun seluruh
EPIDEMIOLOGI
Insiden prolaps rektum pada pria lebih rendah daripada
KLASIFIKASI
a.
Prolaps internal
b.
Prolaps mukosa
c.
Prolaps eksternal.
ETIOLOGI
a.
b.
c.
d.
e.
PATOFISIOLOGI
2 teori utama yang menjadi dasar mekanisme terjadinya
GEJALA KLINIS
Salah satu gejala awal dari prolaps rektum
rasa tidak nyaman di sekitar anorektum selama defekasi.
Kesulitan dalam memulai defekasi,
batuk.
rektum yang menonjol kemudian tidak dapat lagi masuk atau
rektum yang menonjol keluar tidak dapat masuk lagi dan menjadi
prolaps terus-menerus.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda fisik dari prolaps rektum adalah sebagai
berikut:
Penonjolan mukosa rektum
Penebalan konsentris cincin mukosa
Terlihat adanya sulkus antara lubang anus dan rektum
Ulkus rektum soliter (10-25%)
Penurunan tonus sfingter anal
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan imaging
Barium Enema dan Kolonoskopi
Video Defekografi
Rigid Proctosigmoidoscopy
Tes lainnya
PENATALAKSANAAN
1. MEDIKAMENTOSA
prolaps internal dapat diterapi terlebih dahulu dengan agen bulking,
pelunak tinja, dan supositoria atau enema.
2. NON MMEDIKAMENTOSA
saat prolaps masih kecil, penderita diberi diet berserat untuk
memperlancar defekasi. Kadang dianjurkan latihan otot dasar panggul.
3. PEMBEDAHAN
Bila prolaps semakin besar dan makin sukar untuk melakukan reposisi,
akibat adanya udem, sehinga makin besar dan sama sekali tidak dapat
dimasukkan lagi karena rangsangan dan bendungan mukus serta
keluarnya darah. Dimana sfingter ani menjadi longgar dan hipotonik
sehingga terjadi inkontinensia alvi
Marlex Rectopexy
KOMPLIKASI
1. Infeksi
Sumber yang paling umum dari infeksi pada prosedur
pembedahan per abdomen adalah organisme kulit pada
luka
2. Pendarahan
Perdarahan paling sering terjadi dalam 2 situasi. Situasi
pertama melibatkan robeknya pembuluh darah presakrum
selama prosedur per abdomen, ketika rektum langsung
ditempelkan ke fasia presakrum. Hal ini dapat menyebabkan
hematoma presakrum atau perdarahan hebat
4. Kebocoran Anastomosis
Prosedur per abdomen dengan penyulit kebocoran mungkin
tidak memerlukan eksplorasi ulang jika kebocoran kecil dan
berisi, dan pasien stabil. Timbunan kebocoran dapat
ditangani dengan drainase perkutan, dan kebocoran ini
sering membaik dengan perawatan suportif.
PROGNOSIS
Prognosis umumnya baik dengan pengobatan yang tepat.