Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitianini dilakukan di Desa MalajuKecamatan Kilo Kabupaten
Dompudan berlangsung dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2014.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : bawang merah yang
diperoleh dari petani di Desa Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu Nusa
Tenggara Barat. Sedangkan alat yang digunakan adalah Timbangan, Karung
plastik, dan alat tulis-menulis yang digunakan dalam wawancara dengan petani.
B. Populasidan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random (acak sederhana)
yaitu petani yang mengikuti anjuran tehnikpascapanen pertanian yang ada di Desa
MalajuKecamatan KiloKabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat dengan jumlah
populasi 419 orang sedangkan yang di jadikan sampel 10% atau 42 orang.
C. MetodePengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data terdiri dari:
Pengamatan (observasi) yaitu suatu aktifitas yang dilakukan oleh peneliti
terhadapsuatu proses atau objek dengan memahami pengetahuan darisebuah
fenomena, Wawancara (Interview) adalah suatu proses pengumpulan data untuk
suatu penelitian kuesioner, yaitu suatu proses pengumpulan data atau informasi
yang memungkinkan.
D. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan adalah analisis deskriptif untuk mendapatkan


gambaran menyeluruh kegiatan prapanen dan pasca panen. Pada tahapan pra
panen (produksi) dan pascapanen

data-data diperoleh melalui wawancara

langsung

sumber

atau

kuisioner

sebagai

informasi

dideskripsikan

dan

diinterpretasikan sesuai keadaan yang berlangsung pada seluruh rangkaian


kegiatan tersebut.
Untuk mengetahui mutu bawang merah dihitung kadar air, kersentase
kehilangan, persentase kerusakan, persentase busuk dan persentase kotoran.
E.Prosedur Analisis Mutu Bawang
1. Perhitungan Kadar Air
Kadar air suatubahanbiasanyadinyatakandalampersentaseberatbahanbasah,
misalnyadalam gram air untuksetiap 100 gr bahandosebutkadar air beratbasah.
Kadar air basis basahdapatditentukandenganpersamaansebagaiberikut:
M=

Wm
Wm
x 100
x 100
Wm+Wd
Wd

Dimana :
M
=
Wm =
Wd
=
Wt
=

Kadar Air Basis Basah (%)


Berat Air dalam bahan (gr)
Berat Bahan Kering Mutlak (gr)
Berat Total = Wm + Wd (dalam gr)

2. Perhitungan Persentase Kehilangan


Untuk mengetahui kualitas bawang merah yang dihasilkan oleh petani di
Desa Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat, dilakukan
perhitungan persentase kerusakan, persentase busuk dan persentase kotoran
bawang merah.
Kehilangan (losses) pada bawang merah terjadi baik pada saat panen
maupun pascapanen. Bawang yang rusak dikumpulkan kemudian ditimbang
berdasarkan kriteria : rusak, busuk, dan mengandung kotoran.

a. Perhitungan Persentase Kerusakan


Dinyatakan rusak apabila mengalami kerusakan biologis, fisiologis,
mekanis, dan sebab-sebab lain yang mengenai 10% atau lebih dari permukaan
buah.
Persentase kerusakan bawang merah pada tahap panen dan pascapanen
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
bawangmerah rusak (g)
Kerusakan=
x 100
bawangmerah utuh(g)
b. Perhitungan Persentase Busuk
Dinyatakan busuk apabila mengalami kerusakan atau cacat seperti tersebut
diatas sedemikian rupa sehingga daging buahnya tidak dapat dipergunakan
(Anonim, 2005a).
Persentase Busukbawang merah pada tahap panen dan pascapanen
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Busuk=

bawang merahbusuk ( g)
x 100
bawang merahutuh (g)

c. Perhitungan Persentase Kotoran


Dinyatakanbebasbersihapabilabebasdarikotoranataubendaasinglainnyasepertitanah
, bahantanaman, dan lain- lain yang menempelpadabuahataupadakemasan yang
dapatmempengaruhikenampakannya.Bahanpenyekat

(pembungkus)

tidakdianggapsebagaikotoran.
PersentaseKotoran bawang merah pada tahap panen dan pascapanen
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
bawangmerah kotor (g)
Kotoran=
x 100
bawang merahutuh (g)

Anda mungkin juga menyukai