Halusinasi 4
Halusinasi 4
4.Halusinasi
Mrpk salah satu gang.persepsi, dimana tjd
pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan
sensorik (persepsi indera salah).
Cook & Fontaine, 1987 : Persepsi sensorik ttg suatu
objek, gambaran & pikiran yg sering terjadi tanpa
adanya rangsangan dari luar, yg dpt meliputi semua
sistem penginderaan.
Wilson, 1983: Gang.penyerapan/persepsi panca indra
tanpa adanya rangsang dari luar yg dpt tjd pd sistem
penginderaan dimana tejd pd saat kesadaran individu
itu penuh & baik
Halusinasi
Salah satu disfungsi yg paling sering terjadi pd
Skizoprenia & mengganbarkan hilangnya kemampuan
menilai realita.
Skizoprenia diawali dg tjdnya anxietas yg berat & tdk
dpt diatasi oleh klien.
Klien tdk mampu mengatasi & mengontrol
pikiran,perasaan, persepsi & perilakunya. Fungsi
egonya terpecah & tak terintegrasi shg gagal mengenal
diri sendiri dan berintegrasi dg lingkungannya
Dg halusinasi klien mencoba memenuhi keinginan yg
tdk terpenuhi didunia nyata (mis: Komunikasi &
Ketergantungan).
6. Psikopatologi Halusinasi
a.
7. ETIOLOGI
Mary Durant Thomas, 1991 : Skizoprenia, depresi atau
keadaan psikosa lain, keadaan delirium, demensia &
kondisi yg berhubungan dg alkohol & zat.
Dpt juga pd Epilepsi, infeksi sistemik & gang.
Metabolik.
Dpt sbg efek samping pengobatan anti depresant,
antikolinergik, anti inflamasi, antibiotik &
halusinogenik lain.
Dpt tjd pada orang normal pd individu yg mengalami
isolasi, perubahan sensorik (buta, tuli & permasalahan
pd pembicaraan)
8. Manifestasi Klinik
Tahap I
Menyeringai atau tertawa yg tdk sesuai
Menggerakkan bibirnya tanpa bersuara
Gerak mata yg cepat
Respon verbal yg lambat
Diam & dipenuhi oleh sesuatu yg mengasikkan
Tahap II
Peningkatan aktivitas SSO yg menunjukkan ansietas :
TPR naik.
Penyempitan kemampuan konsentrasi
Dipenuhi pengalaman sensori & mungkin kehilangan
kemampuan membedakan halusinasi & kenyataan.
Tahap III
Lebih mengikuti perintah halusinasi dibandingkan dg
menolak halusinasinya
Kesulitan dlm berhubungan dg orang lain
Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik
Gejala fisik ansietas berat : spt berkeringat, tremor,
ketidak mampuan mengikuti petunjuk.
Tahap IV :
Perilaku menyerang, teror seperti panik.
Sangat berpotensi bunuh diri atau
membunuh orang lain
Kegiatan fisik yg merefleksikan halusinasi
spt amuk, agitasi, menarik diri atau kataton.
Tdk mau berespon thd petunjuk yg
kompleks
Tdk mampu berespon thd lebih dari satu
orang
B. Asuhan Keperawatan
Klien dg halusinasi sukar mengontrol diri & sukar
berhubungan dg orang lain.
Perawat harus punya kesadaran diri yg tinggi agar
dpt mengenal, menerima & mengevaluasi
perasaan sendiri shg dpt menggunakan diri scr
teraupetik.
Dibutuhkan sikap jujur, empati, terbuka, selalu
memberi penghargaan namun tdk boleh tenggelam
& menyangkal halusinasi klien.
1. Pengkajian
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan : Jika tugas perkembangan
mengalamai hambatan & hub. Interpersonal
terganggu maka individu akan mengalami stress &
kecemasan.
2) Faktor Sosio Kultural : Fakto ryg menyebabkan
seseorang merasa disingkirkan shg merasa kesepian
thd lingkungan dimana klien dibesarkan.
b. Faktor Presipitasi
Stimulus yg dipersepsikan klien sbg tantangan,
ancaman/ tuntutan yg memerlukan energi ekstra untuk
koping.
Rangsangan lingkungan yg berlebihan : Partisipasi
klien dlm kelompok, terlalu lama berkomunikasi, objek
yg ada dilingkungan, suasana isolasi & kesepian sbg
pencetus halusinasi. Dan tubuh mengeluarkan zat
halusinogenik.
c. Prilaku
Respon klien thd halusinasi dpt berupa :
Curiga, ketakutan, rasa tdk aman, gelisah,
bingung, perilaku merusak diri, kurang
perhatian, tdk mampu mengambil
keputusan dan tak dapat membedakan
antara keadaan nyata dan tak nyata.
1)
3)
4)
5)
d. Sumber Koping
Suatu evaluasi pilihan koping & strategi klien.
Ind. Yg stress & ansietas akan menggerakkan
sumber koping dilingkungan.
Sbg modal pemecahan masalah, dukungan sosial
& keyakinan budaya yg membantu
mengintegrasikan pengalaman yg menimbulkan
stress & mengadopsi strategi koping yg berhasil.
e. Mekanisme Koping
Upaya yg dilaksanakan pd pelaksanaan
stress, termasuk upaya penyelesaiaan
masalah langsung & mekanisme pertahanan
yg digunakan untuk melindungi diri.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko PK pd diri & orla
Defisit Perawatan diri
Efek
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
Hadapi
stress dg
dewasa
Atasi
masalah
tanpa Emangnya
masalahPegadaian..!
Ok, baby
Its right coy..!
SP I
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi
6. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
7. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
SP II
SP III
SP IV
Tujuan:
Keluarga dapat terlibat dalam perawatan
pasien baik di di rumah sakit maupun di
rumah
Keluarga dapat menjadi sistem pendukung
yang efektif untuk pasien.
Evaluasi
Menilai kemampuan pasien dan keluarga
serta perawat
Gunakan format yang tersedia lihat
modul
Menghardik
Bercakap-cakap
Membuat jadwal kegiatan
Melakukan kegiatan sesuai jadwal
Menggunakan obat secara teratur
TERAPI AKTIVITAS
KELOMPOK
Sesi I: Mengenal halusinasi
Sesi II: Mengontrol dengan menghardik
Sesi III: Mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan
Sesi IV: Mencegah halusinasi dengan bercakapcakap
Sesi V: Mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat
Kelompok kecil:
Sharing cara merawat pasien di rumah
Terimakasih