seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim
berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya disebut dengan
manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba
antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan
kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.
Menurut Depkes RI (1994) pengertian rekam medis sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang
dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan
kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan
pelayanan medik di rumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan
berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta
pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani
permintaan atau peminjaman dari pasien atau untuk keperluan lainnya.
2. [endif] Tujuan Rekam Medis
Menurut Depkes RI (1994) tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya
tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Hal ini harus di dukung oleh sistem
penyelanggaraan rekam medis yang baik dan benar. Tertib administrasi
merupakan salah satu factor yang menentukan di dalam upaya
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Kegunaan Berkas Rekam Medis
Menurut Depkes RI (1994) kegunaan berkas rekam medis dapat di lihat dari
berbagai aspek,
[if !supportLists]b. [endif]Aspek Medis
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai medik karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar merencanakan pengobatan atau
perawatan yang diberikan kepada pasien.
HUKUM PERDATA
HUKUM PIDANA
1
2
Rahasia Medik adalah adalah segala sesuatu yang dianggap rahasia oleh
pasien yang terungkap dalam hubungan medis dokter-pasien baik yang
diungkapkan secara langsung oleh pasien (subjektif ) maupun yang diketahui oleh
dokter ketika melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang ( objektif). Rahasia
medis ini juga sering disebut sebagai rahasia jabatan dokter yang timbul karena
menjalankan tugas profesionalnya sebagai dokter.
Rahasia medis merupakan hak pasien yang harus dilindungi dan dijunjung
tinggi oleh setiap penyelenggara pelayanan kesehatan. Pelanggaran terhadap hak
pasien ini merupakan sebuah kejahatan yang dapat dimintai pertanggung
jawaban hukum. Perlindungan terhadap hak rahasia medis ini dapat di lihat dalam
peraturan perundang-undangan antara lain:
Pasal 57 UU No.36/ 2009 tentang Kesehatan mengatakan bahwa setiap orang
berhak atas kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan
Pasal 48 UU No. 29/2004 tentang Praktek kedokteran mengatakan bahwa setiap
dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokterannya wajib
menyimpan rahasia kedokteran
Pasal 32 (i) UU No,44 Tentang Rumah Sakit mengatakan bahwa hak pasien untuk
mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya
Pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan tersebut diancam
pidana kurungan badan sebagai mana yang diatur dalam pasal 322KUHP yang
mengatakan : " barang siapa yang dengan sengaja membuka rahasia yang wajib
ia simpan karena jabatannya atau karena pekerjaannya, baik yang sekarang
maupun yang dahulu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya sembilan ribu rupiah.
Rahasia medis ini hanya dapat dibukan oleh rumah sakit, dokter dan tenaga
kesehatan lainnya dalam hal telah mendapatkan persetujuan dari pasien yang
bersangkutan, demi untuk kepentingan orang banyak atau untuk kepentingan
penegakan hukum.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka semua rahasia medis yang
tertuang dalam rekam medik adalah menjadi hak sepenuhnya dari pasien yang
bersangkutan dan oleh sebab itu maka berkas rekam medik perlu di jaga
kerahasiaanya agar tidak dengan mudah di baca oleh pihak-pihak yang tidak
berkompeten untuk mengetahui rahasia medis pasien tersebut. Di beberapa
negara yang menganut kebebasan mutlak melaksanakan perlindungan rahasia
medik dengan sangat ketat, sehingga rekam medik menjadi sangat konfidensial.
Seorang suami tidak dengan mudah mendapatkan isi rekam medik istrinya
ataupun sebaliknya jika oleh suami atau istri tersebut menyatakan bahwa hal
tersebut konfidens bagi pasangannya. Sebegitu ketatnya perlindungan rahasia
medis tersebut , terkadang sampai meninggalpun rahasia tersebut tetap
tersimpan rapi.
Perundang-Undangan yaitu di dalam KUHP, Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1992 Tentang Kesehatan dan bahakan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran, masing-masing menuangkan pengaturan tentang
Rahasia Kedokteran dengan kajian yang berbeda-beda, sedangkan
pertanggungjawaban pidana terhadap seorang tenaga kesehatan (dokter) dari
berbagai perundang-undangan tersebut masing-masing mempunyai kajian yang
berbeda tentang subjek tindak pidana yang dapat dimintai pertanggungjawaban
pidananya.
144
penegakan hukum , permintaan pasien sendiri , atau berdasarkan ketentuan
perundang undangan
3 Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan
Menteri .
- Sanksi
4