Desain Beton Bertulang
Desain Beton Bertulang
Ayf y
'
k 1 k 3 f cb
k 2 As fy
'
k 1 k 3 f cb
As fy
d
Mn
4000
lb/inci2, dan berkurang sebesar 0,05 untuk setiap kelebihan 1000 lb/inci 2 dari fc di atas
4000 lb/inci2. Harga dari 1 tidak boleh diambil kurang dari pada 0,65 (ACI-10.2.7.3)
Untuk SI, ACI 318-83M memberikan 1 = 0,85 untuk fc 30 Mpa dan
berkurang sebesar 0,08 untuk setiap kelebihan 10 Mpa dari fc di atas 30 Mpa, tetapi tidak
lebih kecil dari 0,65.
Dengan menggunakan tegangan persegi ekivalen, kekuatan lentur Mn dapat
diperoleh dengan menggunakan gambar sebagai berikut :
C = 0,85 fc b a
T = Asfy
Pemakaian fy memisalkan bahwa tulangan meleleh sebelum kehancuran beton.
Penyamaan C = T menghasilkan :
As fy
a=
0,85 f ' c b
Mn = As fy (d a /2)
Dengan memasukkan persamaan ke dalam persamaan memberikan persamaan :
Mn = Asfy ( d 0,59
As fy
'
f cb
Angka 0,59 mewakili besaran k2 (k1 k3). Peraturan ACI secara eksplisit memakai
bentuk persegi dari Whitney ini. Dapat juga dicatat bahwa 1 hanya diperlukan untuk
menetapkan letak dari garis netral di dalam penentuan regangan tulangan.
Di lain fihak bila As yang ada lebih kecil dari Asb maka gaya tarik akan mengecil
sehingga keseimbangan gaya akan mengurangi ketinggian a dari blok tegangan tekan (nilai
x menjadi lebih kecil dari nilai xb) dan memberikan s yang melebihi y. Dalam hal ini
dengan tulangan yang telah meleleh, balok akan memperlihatkan lendutan yang dapat
terlihat sebelum beton mencapai regangan runtuh sebesar 0,003.
Jumlah tulangan tarik yang dibandingkan relatif terhadap luas tulangan peda regangan
berimbang akan sangat mempengaruhi ragam keruntuhan.
Pada gambar kita dapat mendefinisikan perbandingan tulangan ( lazim disebut
persentase tulangan ) digunakan untuk menyatakan jumlah luas relatif dari tulangan tarik di
dalam suatu balok secara lebih mudah, dinotasikan dengan .
As
=
b.d
Perbandingan tulangan untuk keadaan regangan berimbang dapat diperoleh dengan
menggunakan syarat-syarat keseimbangan dan kompabilitas. Dari keadaan linear seperti
pada gambar, diperoleh:
Xb
cu
0,003
87000
=
=
=
d cu+ y 0,003+ fy/29000000 87000+fy
Gaya tekan Cb dan gaya tarik Tb berturut turut diberikan oleh
Cb=0,85 f ' c b 1 Xb
Tb=fy Asb=b b d fy
Penyamaan Cb dan Tb memberikan
b=
0,85 f ' c
Xb
1( )
fy
d
0,85 f ' c
87000
1
fy
87000+fy
Untuk menjamin pola keruntuhan yang daktail di dalam lentur, maka ayat peraturan
ACI-10.3.3 membatasi jumlah tulangan tarik untuk tidak melebihi 75% dari tulangan
keadaan renggang berimbang, yaitu
Maksimum = 0,75 b
Pembatasan dalam ini merupakan suatu cara tidak langsung di dalam pengendalian
dari bagan regangan diambang pintu keruntuhan ( yaitu hencurnya beton pada serat tekan
yang paling ekstrim)
Suatu cara yang lebih langsung di dalam pengendalian daktilitas adalah dengan jalan
menetapkan suatu harga maksimum dari jarak garis netral x pada saat mengancamnya
keruntuhan. Dapat diperharhatikan bahwa untuk penampang persegi yang bertulangan
tunggal, ayat ACI-10.3.3 adalah ekuivalen dengan dengan
x Maksimum = 0,75 xb
Dengan demikian cara langsung maupun yang tidak langsung menghasilkan
keruntuhan dektail yang sama untuk penampang persegi yang bertulangan tunggal.
Jika balok yang mempunyai tulangan di daerah tekan atau balok yang mempunyai
daerah tekan yang bukan persegi, cara tidak langsung (ACI 10-10.3.3) akan memberikan
hasil yang sedikit berbeda dengan hasil pembatasan x sebesar 0,75 xb.
Jadi persyaratan yang dimaksudkan dalam ACI 10-3.3.3 adalah untuk memudahkan
perhitungan maksimum untuk balok bertulangan teken ketimbang untuk mengatur
daktilitas yang diinginkan di ambang pintu keruntuhan. Pembatasan dengan jalan
memeksimumkan nilai x untuk tidak melebihi 0,75xb mempunyai hasil yang logis untuk
mensyaratkan tingkat daktilitas yang sama untuk semua balok.
b. Batasan tulangan minimum
Bila baja tulangan di dalam suatu unsur mengalami unsur dengan Mu yang kecil
hanya sedikit jumlahnya, balok akan berfungsi di dalam keadaan yang tidak retak. Akan
tetapi metoda yang dipakai untuk menghitung kekakuan lentur didasarkan pada anggapan
bahwa beton tarik telah mengalami retak.Dengan demikian untuk dimensi penampang yang
sama maka kemungkinan akan terjadi kekuatan nominal Mn yang dihitung akan lebih kecil
dari pada momen yang dihitung dengan anggapan beton polos (Mcr) Persyaratan
keruntuhan
yang
dektail
mengharuskan
digunakannya
tulangan
menghasilkan kekuatan yang sama atau lebih dengan balok tanpa tulangan.
Mn Mcr
minimum
yang
Kekuatan dari beton polos yang dinamakan sebagai momen retak Mcr dicapai bila
serat tarik maksimum dari beton mencapai modulus runtuh (modulus of rupture) fr untuk
beton berbobot normal Peraturan ACI menggunakan rumus
fr = 7,5 f ' c
Seperti yang diberikan oleh ACI-9.5.2.3. Dengan memandang beton polos tanpa
tulangan sebagai suatu bahan yang homogen, maka rumus lentur memberikan Mcr sebagai
Mcr=fr
Ig
yt
bh
'
3
12 7,5 f c b h
'
Mcr=7,5 f c
=
h
6
2
1,25 f ' c h
0,95 fy d
()
200
fy
Persamaan di atas adalah konserfatif untuk penampang persegi, bahkan untuk h/d=1,25
seperti pada plat tipis koefisien hanya akan mencapai harga 145. Karena persamaan diatas
terbukti konservatif untuk pelat, ACI-10.5.3 mengarahkan para perencana ke ACI-7.12, sebab
penulangan yang diisyaratkan untuk suhu dan susut berkisar sekitar harga yang diberikan
oleh persamaan tersebut.
7) Desain Penampang dengan Tulangan Tunggal
Di dalam perencanaan penampang persegi terhadap lentur dengan tulangan tarik saja,
permasalahan adalah untuk menentukan b, d, dan As untuk harga Mn = Mu / yang
diisyaratkan, dan sifat bahan fc dan fy yang diberikan.
Kedua syarat keseimbangan adalah
C=T
Dan
Mn = (C atau T) ( d -
a
2
Dengan adanya tiga bilangan anu dengan dua persamaan, ada banyak jawaban yang
mungkin. Jika perbandingan tulangan ditetapkan dulu, dari persamaan diperoleh
0,85 f b a = b d f
c
fy
d
a =(
'
o , 85 f c
Masukkan persamaan ke dalam persamaan dan menghasilkan
p
fy
d
Mn = bdfy d 2 ( 0,85 fc
Suatu koefisien lawan (coefficient of resistance) yang dinyatakan dengan Rn dapat
dan menuliskan
m=
Kemudian
p
fy
d
(
2
0,85 fc
dengan bd2
fy
0,85 f ' c
Mn
bd = pfy(1 -
1
2 pm)
Hubungan antara p dan Rn untuk bermacam macam harga dari fc dan fy diberikan di
dalam
Di dalam beberapa hal harga-harga dari b dan d ditentukan lebih dulu, yang juga
berarti menentukan Rn lebih dahulu. Untuk p dapat dengan jalan memecahkan persamaan
pangkat dua ........ jadi
Rn =pfy (1 -
1
2
m)
P=
1
m (1
2mRn
fy
Pb =
( 87.000+ fy
fy
Dan
= 0,85
1 =
f ' c4000
0,85 0,05 (
1000
0,65
2. Tentukan bd2 yang diperlukan dari
Mn perlu
bd2 perlu =
Rn
dimana
Rn = fy ( 1 dan
m=
1
2
m )
fy
0,85 f ' c
3. Pilihlah satu pasang harga-harga b dan d yang sesuai sehingga bd 2 yang ada
kurang lebih sama dengan bd2 yang disyaratkan. (Catatan : Sebenarnya bukan
d yang dipilih akan tetapi tinggi h, d dihitung dari h dengan menyediakan
selimut pelindung minimum yang diperlukan)
4. Tentukan harga yang baru setelah menghitung Rn = Mn / bd2 untuk
penampang yang dipilih dengan salah satu dari antara beberapa metode berikut
:
a) Dengan rumus yang hampir eksak
2m R n
1 1
f
=
1
b) Secara grafis
c) Dengan perbandingan pendekatan (berada di pihak yang aman bila R n yang
baru lebih kecil dari harga Rn yang lama), harga yang baru adalah
(Rn baru)
( lama )
( Rn lama)
5. Hitung As dari
As = ( baru) (bd ada)
6. Pilih tulangan dan periksa kekuatan dari penampang untuk memastikan bahwa
M
M n M u
M n u
atau
jarang. Alasan utama di dalam penggunaan tulangan tekan adalah untuk mengurangi
lendutan jangka pajang akibat rangkak dan susut.
Prosedur yang logis untuk perencanaan penampang bertulangan ganda adalah dengan
pertama-tama menentukan apakah tulangan tekan diperlukan atau tidak. Ini dapat
dilakukan dengan jalan membandingkan kekuatan momen yang diperlukan terhadap
kekuatan momen dari penampang yang sama akan tetapi menggunakan tulangan tarik
dengan jumlah maksimum yang diizinkan.
Setelah menentukan bahwa tulangan tekan harus digunakan, apakah untuk persyaratan
kekuatan atau untuk pengendalian lendutan, berikut dibutuhkan pemilihan tulangan tarik
As dan tulangan tekan As yang mencukupi. Untuk maksud ini kedua persamaan
keseimbangan dapat digunakan, yaitu :
Cc + C t = T
dan
M n=C c d
1 x
+C s (dd' )
2