Anda di halaman 1dari 9

BAB 3

1) Dasar dari Kekuatan Lentur Nominal


Metoda anlalitik yang mutakhir di dalam peninjauan kekuatan balok bertulang
didahului oleh F Stussi pada tahun 1932. Kekuatan nominal dimisalkan tercapai bila
regangan di dalam serat tekan ekstrim sama dengan regangan runtuh beton cu. Sewaktu
beton runtuh (biasanya dengan tiba-tiba), regangan di dalam tulangan tarik As kemungkinan
lebih besar ataulebih kecil dari regangan y pada saat leleh pertama, tergantung kepada
perbandingan relatif dari tulangan terhadap beton. Jika jumlah tulangan cukup sedikit, maka
tulangan akan meleleh sebelum beton hancur yang menghasilkan ragam keruntuhan yang
bersifat daktail dengan deformasi yang besar. Di lain pihak jika jumlah tulangan yang cukup
banyak untuk memperkenankan tulangan agar teta berada di daerah elastis pada saat
kehancuran beton, maka akan menghasilkan ragam keruntuhan yang bersifat getas.
Gaya tekan C adalah penjumlahan daripada tegangan-tegangan tekan yang bekerja
pada daerah tekan beton, dan dapat dianggap sebagai isi dari benda tegangan (stress
solid), sebesar
C = k1 k3 fc xb
Dan untuk keadaan keruntuhan yang daktail, gaya tarik T adalah
T = Ay fy
Keseimbangan mengharuskan C = T, sehingga
x=

Ayf y
'

k 1 k 3 f cb

Kekuatan lentur nominal dapat dinyatakan sebagai


Mn = T(lengan) = T (d k2x)
= Asfy (d k2x)

Dengan mensubstitusikan persamaan x ke persamaan x terakhir menghasilkan

k 2 As fy
'
k 1 k 3 f cb
As fy

d
Mn

2) Distribusi Tegangan Persegi dari Whitney


Perhitungan dari kekuatan lentur Mn yang didasarkan pada distribusi tegangan yang
mendekati bentuk parabola dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan 5 untuk harga
k2 / (k1 k3) yang ditetapkan. Akan tetapi perencana cenderung menggunakan suatu metode
sederhana yang menggunakan keseimbangan statis dasar.
Di tahun 1930-an Whitney menyarankan penggunaan dari suatu distribusi tegangan
tekan pengganti yang berbentuk persegi. Lalu dipakai suatu tegangan persegi dengan besar
rata-rata 0,85 fc dan tinggi a = 1 x, yang ditetapkan sedemikian rupa sehingga a /2
= k2x. Whitney menetapkan harga 1 sebesar 0,85 untuk beton dengan fc

4000

lb/inci2, dan berkurang sebesar 0,05 untuk setiap kelebihan 1000 lb/inci 2 dari fc di atas
4000 lb/inci2. Harga dari 1 tidak boleh diambil kurang dari pada 0,65 (ACI-10.2.7.3)
Untuk SI, ACI 318-83M memberikan 1 = 0,85 untuk fc 30 Mpa dan
berkurang sebesar 0,08 untuk setiap kelebihan 10 Mpa dari fc di atas 30 Mpa, tetapi tidak
lebih kecil dari 0,65.
Dengan menggunakan tegangan persegi ekivalen, kekuatan lentur Mn dapat
diperoleh dengan menggunakan gambar sebagai berikut :
C = 0,85 fc b a
T = Asfy
Pemakaian fy memisalkan bahwa tulangan meleleh sebelum kehancuran beton.
Penyamaan C = T menghasilkan :
As fy
a=
0,85 f ' c b
Mn = As fy (d a /2)
Dengan memasukkan persamaan ke dalam persamaan memberikan persamaan :

Mn = Asfy ( d 0,59

As fy
'
f cb

Angka 0,59 mewakili besaran k2 (k1 k3). Peraturan ACI secara eksplisit memakai
bentuk persegi dari Whitney ini. Dapat juga dicatat bahwa 1 hanya diperlukan untuk
menetapkan letak dari garis netral di dalam penentuan regangan tulangan.

3) Analisis Penampang Persegi dengan Tulangan Tunggal


Besaran-besaran di dalam menentukan penampang persegi yang bertulangan tarik saja
adalah b,d, dan As. Penampang yang demikian dinamakan bertulangan tunggal. Luas
tulangan As tentu saja dihasilkan oleh gabungan luas dari sejumlah tulangan penguat.
Selimut beton pelindung diperlukan sekeliling batang tulangan untuk menjamin kerjasama
antara tulangan dan beton, dan yang juga penting, untuk memberikan perlindungan terhadap
kebakaran.
Karena kekuatan tarik beton pada biasanya diabaikan di dalam perhitungan lentur
maka bentuk dari penampang di daerah tarik dan besarnya selimut beton tidak
mempengaruhi kekuatan lentur. Dengan demikian tinggi penampang yang menentukan di
dalam perhitungan kekuatan adalah tinggi efektif d ketimbang total h. Tinggi efektif
dinyatakan sebagai jarak dari serat tekan yang paling luar terhadap titik berat dari tulangan
tarik.
4) Analisis Penampang Persegi dengan Tulangan Rangkap
5) Kondisi Regangan Berimbang
Pada keadaan regangan berimbang ( Gambar ) regangan maksimum cu pada serat
tekan maksimum beton tepat mensapai harga 0,003 bersamaan dengan dicapainya regangan
tulangan tarik sebesar y fy/Es. Pada gambar dapat dilahat definisi dari cu dan y. Dengan
luasan tulangan tarik sebesar Asb ( luas tulangan untuk menghasilkan kondisi berimbang)
akan menghasilkan garis netral xb (diukur dari serat yang mengalami cu ).
Jika sekiranya As yang ada ternyata lebih besar dari Asb maka jarak a (dari
keseimbangan C = T ) akan membesar dan menyebabkan naiknya nilai xb membesar
dengan demikian regangan s akan lebih kecil dari regangan y untuk nilai cu = 0,003.
Keruntuhan dari balok ini akan terjadi dengan tiba-tiba pada saat regangan beton mya tarik
akan mencapai 0,003, balok hanya memberi aba-aba dengan deformasi yang kecil (tulangan
belum meleleh)

Di lain fihak bila As yang ada lebih kecil dari Asb maka gaya tarik akan mengecil
sehingga keseimbangan gaya akan mengurangi ketinggian a dari blok tegangan tekan (nilai
x menjadi lebih kecil dari nilai xb) dan memberikan s yang melebihi y. Dalam hal ini
dengan tulangan yang telah meleleh, balok akan memperlihatkan lendutan yang dapat
terlihat sebelum beton mencapai regangan runtuh sebesar 0,003.
Jumlah tulangan tarik yang dibandingkan relatif terhadap luas tulangan peda regangan
berimbang akan sangat mempengaruhi ragam keruntuhan.
Pada gambar kita dapat mendefinisikan perbandingan tulangan ( lazim disebut
persentase tulangan ) digunakan untuk menyatakan jumlah luas relatif dari tulangan tarik di
dalam suatu balok secara lebih mudah, dinotasikan dengan .
As
=
b.d
Perbandingan tulangan untuk keadaan regangan berimbang dapat diperoleh dengan
menggunakan syarat-syarat keseimbangan dan kompabilitas. Dari keadaan linear seperti
pada gambar, diperoleh:
Xb
cu
0,003
87000
=
=
=
d cu+ y 0,003+ fy/29000000 87000+fy
Gaya tekan Cb dan gaya tarik Tb berturut turut diberikan oleh
Cb=0,85 f ' c b 1 Xb
Tb=fy Asb=b b d fy
Penyamaan Cb dan Tb memberikan
b=

0,85 f ' c
Xb
1( )
fy
d

Dengan mensubtitusi persamaan sebelumnya menjadi


b=

0,85 f ' c
87000
1
fy
87000+fy

Dimana fy dan fc dalam lb/inci2.


6) Batasan Tulangan Maksimum dan Minimum
a. Batasan tulangan maksimum.
Tinjauan mengenai tulangan maksimum dan minimum dalam hal ini dibatasi untuk
tulangan tunggal tarik saja.

Untuk menjamin pola keruntuhan yang daktail di dalam lentur, maka ayat peraturan
ACI-10.3.3 membatasi jumlah tulangan tarik untuk tidak melebihi 75% dari tulangan
keadaan renggang berimbang, yaitu
Maksimum = 0,75 b
Pembatasan dalam ini merupakan suatu cara tidak langsung di dalam pengendalian
dari bagan regangan diambang pintu keruntuhan ( yaitu hencurnya beton pada serat tekan
yang paling ekstrim)
Suatu cara yang lebih langsung di dalam pengendalian daktilitas adalah dengan jalan
menetapkan suatu harga maksimum dari jarak garis netral x pada saat mengancamnya
keruntuhan. Dapat diperharhatikan bahwa untuk penampang persegi yang bertulangan
tunggal, ayat ACI-10.3.3 adalah ekuivalen dengan dengan
x Maksimum = 0,75 xb
Dengan demikian cara langsung maupun yang tidak langsung menghasilkan
keruntuhan dektail yang sama untuk penampang persegi yang bertulangan tunggal.
Jika balok yang mempunyai tulangan di daerah tekan atau balok yang mempunyai
daerah tekan yang bukan persegi, cara tidak langsung (ACI 10-10.3.3) akan memberikan
hasil yang sedikit berbeda dengan hasil pembatasan x sebesar 0,75 xb.
Jadi persyaratan yang dimaksudkan dalam ACI 10-3.3.3 adalah untuk memudahkan
perhitungan maksimum untuk balok bertulangan teken ketimbang untuk mengatur
daktilitas yang diinginkan di ambang pintu keruntuhan. Pembatasan dengan jalan
memeksimumkan nilai x untuk tidak melebihi 0,75xb mempunyai hasil yang logis untuk
mensyaratkan tingkat daktilitas yang sama untuk semua balok.
b. Batasan tulangan minimum
Bila baja tulangan di dalam suatu unsur mengalami unsur dengan Mu yang kecil
hanya sedikit jumlahnya, balok akan berfungsi di dalam keadaan yang tidak retak. Akan
tetapi metoda yang dipakai untuk menghitung kekakuan lentur didasarkan pada anggapan
bahwa beton tarik telah mengalami retak.Dengan demikian untuk dimensi penampang yang
sama maka kemungkinan akan terjadi kekuatan nominal Mn yang dihitung akan lebih kecil
dari pada momen yang dihitung dengan anggapan beton polos (Mcr) Persyaratan
keruntuhan

yang

dektail

mengharuskan

digunakannya

tulangan

menghasilkan kekuatan yang sama atau lebih dengan balok tanpa tulangan.
Mn Mcr

minimum

yang

Kekuatan dari beton polos yang dinamakan sebagai momen retak Mcr dicapai bila
serat tarik maksimum dari beton mencapai modulus runtuh (modulus of rupture) fr untuk
beton berbobot normal Peraturan ACI menggunakan rumus
fr = 7,5 f ' c
Seperti yang diberikan oleh ACI-9.5.2.3. Dengan memandang beton polos tanpa
tulangan sebagai suatu bahan yang homogen, maka rumus lentur memberikan Mcr sebagai
Mcr=fr

Ig
yt

Untuk penampang persegi,


3

bh
'
3
12 7,5 f c b h
'
Mcr=7,5 f c
=
h
6
2

Ingat untuk balok persegi yang bertulangan, yerdapat persamaan


Mn=A s f y ( da/2 )
Dengan mengambil Mn Mcr, As=bd dan menaksir a/2 0,05d untuk harga
harga yang kecil maka akan menghasilkan
min

1,25 f ' c h
0,95 fy d

()

Ayat ACI-10.5.1 mensaratkan


min

200
fy

Persamaan di atas adalah konserfatif untuk penampang persegi, bahkan untuk h/d=1,25
seperti pada plat tipis koefisien hanya akan mencapai harga 145. Karena persamaan diatas
terbukti konservatif untuk pelat, ACI-10.5.3 mengarahkan para perencana ke ACI-7.12, sebab

penulangan yang diisyaratkan untuk suhu dan susut berkisar sekitar harga yang diberikan
oleh persamaan tersebut.
7) Desain Penampang dengan Tulangan Tunggal
Di dalam perencanaan penampang persegi terhadap lentur dengan tulangan tarik saja,
permasalahan adalah untuk menentukan b, d, dan As untuk harga Mn = Mu / yang
diisyaratkan, dan sifat bahan fc dan fy yang diberikan.
Kedua syarat keseimbangan adalah
C=T
Dan
Mn = (C atau T) ( d -

a
2

Dengan adanya tiga bilangan anu dengan dua persamaan, ada banyak jawaban yang
mungkin. Jika perbandingan tulangan ditetapkan dulu, dari persamaan diperoleh
0,85 f b a = b d f
c

fy
d
a =(
'
o , 85 f c
Masukkan persamaan ke dalam persamaan dan menghasilkan
p
fy
d
Mn = bdfy d 2 ( 0,85 fc
Suatu koefisien lawan (coefficient of resistance) yang dinyatakan dengan Rn dapat

diperoleh dengan jalan membagi persamaan Mn = bdfy d

dan menuliskan

m=

Kemudian

p
fy
d
(
2
0,85 fc

dengan bd2

fy
0,85 f ' c

Mn
bd = pfy(1 -

1
2 pm)

Hubungan antara p dan Rn untuk bermacam macam harga dari fc dan fy diberikan di
dalam
Di dalam beberapa hal harga-harga dari b dan d ditentukan lebih dulu, yang juga
berarti menentukan Rn lebih dahulu. Untuk p dapat dengan jalan memecahkan persamaan
pangkat dua ........ jadi
Rn =pfy (1 -

1
2

m)

Dari mana diperoleh

P=

1
m (1

2mRn
fy

Prosedur (tanpa memperhatikan beberapa ketentuan-ketentuan praktis tertentu) yang


digunakan didalam perencanaan kekuatan dari penampang persegi dengan tulangan tarik saja
menyangkut langkah langkah sebagai berikut :
1. Ambil suatu harga p yang sama atau lebih kecil dari 0,75pb, tetapi lebih besar
dari harga p minimum 200/fy (ACI-10.5). Harga berimbang pb dapat
diperoleh dari prinsip prinsip dasar atau dari persamaan
0,85 1 f ' y
87.000

Pb =
( 87.000+ fy
fy
Dan

Untuk fc 4000 lb/inci2

Untuk fc 4000 lb/inci2

= 0,85

1 =

f ' c4000

0,85 0,05 (
1000

0,65
2. Tentukan bd2 yang diperlukan dari
Mn perlu
bd2 perlu =
Rn
dimana
Rn = fy ( 1 dan
m=

1
2

m )

fy
0,85 f ' c

3. Pilihlah satu pasang harga-harga b dan d yang sesuai sehingga bd 2 yang ada
kurang lebih sama dengan bd2 yang disyaratkan. (Catatan : Sebenarnya bukan
d yang dipilih akan tetapi tinggi h, d dihitung dari h dengan menyediakan
selimut pelindung minimum yang diperlukan)
4. Tentukan harga yang baru setelah menghitung Rn = Mn / bd2 untuk
penampang yang dipilih dengan salah satu dari antara beberapa metode berikut
:
a) Dengan rumus yang hampir eksak
2m R n
1 1
f
=
1

b) Secara grafis
c) Dengan perbandingan pendekatan (berada di pihak yang aman bila R n yang
baru lebih kecil dari harga Rn yang lama), harga yang baru adalah
(Rn baru)
( lama )
( Rn lama)
5. Hitung As dari
As = ( baru) (bd ada)
6. Pilih tulangan dan periksa kekuatan dari penampang untuk memastikan bahwa
M
M n M u
M n u
atau

8) Desain Penampang dengan Tulangan Rangkap


Bila suatu penampang persegi dengan ukuran yang telah ditetapkan diperlukan untuk
memiliki kekuatan yang lebih besar dari kekuatan yang tersedia dengan menggunakan
tulangan tarik maksimum yang diizinkan saja, maka diperlukan tulangan tekan. Akan
tetapi

keperluan akan penggunaan tulangan tekan untuk menambah kekuatan adalah

jarang. Alasan utama di dalam penggunaan tulangan tekan adalah untuk mengurangi
lendutan jangka pajang akibat rangkak dan susut.
Prosedur yang logis untuk perencanaan penampang bertulangan ganda adalah dengan
pertama-tama menentukan apakah tulangan tekan diperlukan atau tidak. Ini dapat
dilakukan dengan jalan membandingkan kekuatan momen yang diperlukan terhadap
kekuatan momen dari penampang yang sama akan tetapi menggunakan tulangan tarik
dengan jumlah maksimum yang diizinkan.
Setelah menentukan bahwa tulangan tekan harus digunakan, apakah untuk persyaratan
kekuatan atau untuk pengendalian lendutan, berikut dibutuhkan pemilihan tulangan tarik
As dan tulangan tekan As yang mencukupi. Untuk maksud ini kedua persamaan
keseimbangan dapat digunakan, yaitu :
Cc + C t = T
dan

M n=C c d

1 x
+C s (dd' )
2

Anda mungkin juga menyukai