DAFTAR ISI
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Bacteriocin Garviecin LG34..................................................................... 1
1.2 Homology Modeling ................................................................................ 2
BAB 2 ..................................................................................................................... 3
HOMOLOGY MODELING ................................................................................... 3
2.1 Identifikasi Protein Target (Garviecin LG34) .......................................... 3
2.2 Sequence Alignment Protein Target dengan Protein Template
menggunakan BLAST (Basic Local Alignment Search Tool) dan ClustalX ..... 3
2.2.1
BLAST .............................................................................................. 3
2.2.2
ClustalX ............................................................................................ 6
2.3 Prediksi Struktur Garviecin LG34 dengan Bacteriocin Sakacin P
menggunakan Swiss Model................................................................................. 7
KESIMPULAN ..................................................................................................... 10
REFERENSI ......................................................................................................... 11
ii
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
LG34 yang berbeda dengan bakteriosin kelas II lainnya membuat Garviecin LG34
memiliki broad inhibitory spectrum dan berpotensial untuk digunakan sebagai
biopreservatif makanan (Yurang Gao, et. al., 2014).
1.2 Homology Modeling
Tujuan utama dari protein modeling adalah untuk memprediksi struktur
dari sekuens protein yang diketahui dengan keakurasian yang bisa dibandingkan
dengan hasil eksperimen terbaik. Istilah homology modeling, yang juga disebut
sebagai comparative modeling atau template-based modeling (TBM), mengacu
pada memodelkan struktur 3D protein dengan menggunakan struktur protein
homolog yang telah diketahui secara eksperimen sebagai template. Struktur
protein diteliti karena berkaitan dengan fungsi protein, dinamika, interaksi antara
ligan dan protein lain, dan bahkan desain obat bagi industri farmasi.
Homology modeling membantu molekuler biologis dan biokimiawan
dengan menyediakan struktur dengan resolusi rendah, yang mengandung
informasi mengenai penataan spasial dari residu penting pada protein, yang mana
akan
menuntun
sebuah
desain
eksperimen
baru.
Homology
modeling
Universitas Indonesia
BAB 2
HOMOLOGY MODELING
LAMVKYYGNGVSCNWRKHSCKKGLSVDWVYFGLLHNLGALRWYQHR
Urutan asam amino Garviecin LG34 ini kemudian di-input ke dalam BLAST
untuk dicocokkan dengan protein template yang identik.
2.2 Sequence
Alignment
Protein
Target
dengan
Protein
Template
2.2.1 BLAST
Salah satu algoritma yang paling banyak digunakan untuk melakukan
komparasi sekuens biologis primer, seperti sekuens asam amino, adalah
BLAST (Basic Local Alignment Search Tool). BLAST memungkinkan
peneliti untuk membandingkan sekuens yang hendak diteliti strukturnya
Universitas Indonesia
dengan sekuens dari suatu basis data, dan mengidentifikasi sekuens dari basis
data yang memiliki kemiripan dengan sekuens tak diketahui strukturnya
berdasarkan threshold (batasan) tertentu.
Sequence alignment dengan menggunakan BLAST dapat dilakukan
dengan
membuka
tautan
online
http://blast.ncbi.nlm.nih.gov/Blast.cgi
BLAST
dan
terlebih
kemudian
dahulu
mengklik
di
Protein
BLAST. Lalu setelah halaman Protein BLAST telah muncul, yang dilakukan
selanjutnya adalah:
1. Memasukkan sekuens asam amino Garviecin LG34 pada kolom sekuens
yang disediakan (Langkah 1 pada Gambar 2.1)
- Selain meng-input urutan asam amino secara langsung, sekuens asam
amino Garviecin LG34 dapat diinput melalui pengunggahan file
FASTA (apabila dimiliki).
2. Memilih Protein Data Bank proteins pada kolom Database (Langkah 2
pada Gambar 2.1)
3. Mengklik tombol BLAST (Langkah 3 pada Gambar 2.1)
1
2
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.2.2 ClustalX
Clustal series merupakan program untuk melakukan alignment yang
melibatkan lebih dari dua nukleotida (multiple sequence alignment). Namun,
Clustal juga bisa digunakan untuk melihat alignment secara lebih jelas dan
akurat dari dua sekuens, seperti pada alignment Garviecin LG34 dan Sakacin
P berikut ini.
Universitas Indonesia
SWISS-MODEL akan
menampilkan
laporan
pemodelan dengan detail struktur, nilai QMEAN Torsion, dsb. Terlihat bahwa Zscore bernilai agak kecil dimana nilai ini berarti pemodelan kurang baik atau biasa
saja.
Universitas Indonesia
Gambar 2.5 Hasil model Garviecin dari Swiss Model beserta alignmentnya dengan Sakaricin P
(Sumber: http://swissmodel.expasy.org/interactive/EGVQNQ/models/)
Gambar 2.6 Hasil pemodelan struktur Garviecin LG34 dari Swiss Model
(Sumber: http://swissmodel.expasy.org/interactive/EGVQNQ/models/)
Kemudian apabila file PDB dari hasil Swiss Model diunduh dan dibuka
dalam PyMOL, maka hasilnya akan terlihat seperti dibawah ini.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
10
KESIMPULAN
Universitas Indonesia
11
REFERENSI
Universitas Indonesia