Anda di halaman 1dari 2

Cedera Otak Sekunder

Cedera otak sekunder merupakan lanjutan dari cedera otak primer


yang dapat terjadi karena adanya reaksi inflamasi, biokimia,
pengaruh
neurotransmitter, gangguan autoregulasi, neuro-apoptosis dan
inokulasi
Universitas Sumatera Utara
bakteri.Melalui mekanisme Eksitotoksisitas, kadar Ca++ intrasellular
meningkat, terjadi generasi radikal bebas dan peroxidasi lipid.
Faktor intrakranial (lokal) yang memengaruhi cedera otak sekunder
adalah adanya hematoma intrakranial, iskemia otak akibat
penurunan
tekanan perfusi otak, herniasi, penurunan tekanan arterial otak,
Tekanan
Tinggi Intrakranial (TTIK), demam, vasospasm, infeksi, dan kejang
(Cohadon, 1995).
Sebaliknya faktor ekstrakranial (sistemik) yang dikenal dengan
istilah nine deadly Hs adalah hipoksemia (hipoksia, anemia),
hipotensi
(hipovolemia, gangguan jantung, pneumotorak), hiperkapnia
(depresi
nafas), hipokapnea (hiperventilasi), hipertermi
(hipermetabolisme/respon
stres), hiperglikemia, hipoglikemia, hiponatremia,
hipoproteinemia,dan
hemostasis (Cohadon, 1995).Beratnya cedera primer karena
lokasinya
memberi efek terhadap beratnya mekanisme cedera sekunder (Li,
2004).
2.3 Penilaian Tingkat Kesadaran Cedera Otak
Metode yang dipakai dalam mengukur derajat keparahan
berdasarkan tingkat kesadaran cedera otak adalah beraneka ragam,
seperti GCS, Glasgow Liege Scale, Glasgow Pittsburg Coma Scoring
system, Head Injury Watch Sheet, Maryland Coma Scale, dan Leeds
Coma Scale. Dalam penelitian ini dipakai GCS. GCS cukup konsisten
dan
objektif ketika dilakukan oleh penilai yang berbeda. Penilaian GCS
cukup
sederhana, serta dapat berguna sebagai pedoman terapi dan
pemberi
informasi tentang prognosis (Stein, 1996). Kendala GCS adalah jika
Universitas Sumatera Utara
penderita mengalami edema palpebra atau terintubasi, maka akan
ada
variabel yang tidak bisa dinilai (Feldman et al, 1996).
Penilaian Glasgow Coma Scale (Teasdale dan Jennett, 1974)
adalah sebagai berikut:
8. Respon buka mata
4.1spontan 4

4.2atas perintah 3
4.3rangsangan nyeri 2
4.4tidak ada 1
9. Respon motorik
a. menurut perintah 6
b. melokalisir nyeri 5
c. fleksi normal 4
d. dekortikasi 3
e. deserebrasi 2
f. flasid 1
10.Respon verbal
a. orientasi baik 5
b. mengacau/bingung 4
c. kata-kata tidak teratur 3
d. tidak jelas 2
e. tidak ada 1
Universitas Sumatera Utara
2.4 Skala Fungsional Barthels Index
Skala Barthel atau Index Activities of Daily L

Anda mungkin juga menyukai