Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
Kasus abortus dapat terjadi dimana saja dan kapan saja baik di negara yang sudah maju maupun negara
yang sedang berkembang. Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas dimana masa gestasi
belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500 gram. Secara hukum abortus berarti tindakan
menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran tanpa melihat usia
kandungannya. Abortus dapat terjadi secara alami (spontaneus), dapat pula terjadi karena dibuat atau
disengaja (abortus provokatus).
Abortus provokatus sendiri dibagi menjadi abortus provokatus medisinalis (teraupetik) dan abortus
provokatus kriminalis. Abortus kriminalis ini dilakukan tanpa adanya indikasi medis. Secara
statistik, 40% dari semua kasus abortus merupakan abortus provokatus kriminalis.
Kasus abortus di indonesia jarang diajukan ke pengadilan, karena pihak siibu yang
merupakan korban juga sebagai pelaku sehingga sukar diharapkan adanya laporan abortus.
Umumnya kasus abortus diajukan ke pengadilan hanya bila terjadi komplikasi atau bila ada
pengaduan dari si ibu atau suaminya.
Pemeriksaan forensik pada kasus abortus provokatus kriminalis bertujuan mencari bukti
dan tanda kehamilan, mencari bukti abortus dan kemungkinan adanya tindakan kriminal
dengan obat-obatan atau instrumen dan menentukan kaitan antara sebab kematian dengan
abortus.1

BAB II
KASUS
Anda kebetulan sedang berdinas jaga di laboratorium di sebuah rumah sakit tipe B.
seorang anggota polisi membawa sebuah botol ukuran 2 liter yang disebutnya sebagai botol
dari sebuah alat suction curret milik seorang dokter di kota anda. Masalahnya adalah bahwa
dokter tersebut disangka telah melakukan pengguguran kandungan yang illegal dan di dalam
botol tersebut terdapat campuran darah dan jaringan hasil suction. Polisi menerangkan dalam
surat permintaannya, bahwa darah dan jaringan dalam botol berasal dari tiga perempuan yang
saat ini sedang diperiksakan ke bagian kebidanan di rumah sakit anda. Penyidik
membutuhkan pemeriksaan laboratorium yang dapat menjelaskan apakah benar telah terjadi
pengguguran kandungan dan apakah benar bahwa ketiga perempuan yang sedang diperiksa di
kebidanan adalah perempuan yang kandungannya digugurkan oleh dokter tersebut. Hasil
pemeriksaan tersebut penting agar dapat dilanjutkan ke proses hukum terhadap dokter
tersebut.
Anda tahu bahwa harus ada komunikasi antara anda dengan dokter kebidanan yang
memeriksa perempuan-perempuan di atas, agar pemeriksaan medis dapat member manfaat
yang sebesar-besarnya bagi penyidikan dan penegakan hukum.

BAB III
PEMBAHASAN KASUS

Kronologis kasus
Pada tanggal 13 oktober 2012 saat sedang berdinas jaga di laboratorium rumah sakit B,
seorang anggota polisi datang dengan membawa botol berisi campuran darah dan jaringan
yang berasal dari alat suction curret. Diduga darah dan jaringan berasal dari tiga perempuan
yang saat ini sedang diperiksa ke Bagian Kebidanan. Ketiga perempuan tersebut adalah
marisi, kalima dan kukila. Dicurigai dokter yang melakukan pengguguran kandungan pada
ketiga perempuan tersebut adalah dr.Ex. Kecurigaan bermula pada saat salah seorang
perempuan tersebut, marisi, menceritakan tentang pengguguran kandungannya pada salah
satu temannya. Secara tidak disangka, cerita marisi menggugurkan kandungannya telah
tersebar di kalangan warga. Warga pun tidak tinggal diam dan mencari tahu kebenaran dari
cerita tersebut. Kecurigaan makin menjadi saat ditemukannya botol berisi darah dan jaringan
di tempat sampah dekat dengan tempat praktek dr.Ex. Penyidik membutuhkan pemeriksaan
laboratorium yang dapat menjelaskan apakah benar telah terjadi pengguguran kandungan dan
apakah benar bahwa ketiga perempuan yang sedang diperiksa di kebidanan adalah perempuan
yang kandungannya digugurkan oleh dokter tersebut.
ASPEK HUKUM
Pasal 15 UURI Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
1) Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya,
dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
2.) Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan :
a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnyatindakan tersebut
b.Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dankewenangan untuk itu dan
dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serat berdasarkan pertimbangan tim ahli
c.Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suamiatau keluarganya
d.Pada sarana kesehatan tertentu

3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dan (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 75 UURI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi
2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
a) Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang
mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetic berat
dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b) Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi
korban perkosaan.
3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah
melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan
konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan
berwenang.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis danperkosaan,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan peraturan
pemerintah.
Pasal 299 KUHP
1) Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya diobati,
dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan,diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling
banyak empat puluh ribu rupiah.
2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan,atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencaharian ataukebiasaab atau jika dia seorang tabib,
bidan atau juru obat, pidana dapat ditambah sepertiga.
3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencaharian,
maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencaharian.
Pasal 346 KUHP
Seorang

perempuan

yang

sengaja

menggugurkan

kandungan

atau

mematikan

kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam pidana penjara paling lama 4
tahun.

Pasal 347 KUHP


1) Barangsiapa dengan sengaja mengugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita
tanpa persetujuan, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun
2) Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut,dikenakan pidana penjara paling
lama lima belas tahun
Pasal 348 KUHP
1) Barang siapa dengan sengaja mengugurkan kandungan ataumematikan kandungan seorang
wanita dengan persetujuannya,diancam dengan pidana paling lama lima tahun enam bulan.
2) Jika perbuatan tersebut mengakibatkan matinya wanita tersebut,dikarenakan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
Pasal 349 KUHP
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut
pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat
ditambah sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalammana
kejahatan dilakukan.2
PROSEDUR MEDIKOLEGAL
Prosedur medikolegal meliputi:
1. Pengadaan visum et repertum.
2. Tentang pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka
3. Pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan pemberian keterangan ahli
di dalam persidangan.
4. Kaitan visum et repertum dengan rahasia kedokteran.
5. Tentang penerbitan Surat Keterangan Kematian dan Surat Keterangan Medik.
Adapun kategori penyidik menrut KUHAP pasal 6 ayat (1) jo PP 27 tahun 1983 pasal 2 ayat
(1) adalah Pejabat Polisi Negara RI yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang
dengan pangkat serendah-rendahnya Pembantu Letnan Dua. Sedangkan penyidik pembantu
berpangkat serendah-rendahnya Sersan Dua.
Menurut KUHAP pasal 133 ayat (1) penyidik berwewenang mengajukan permintaan
keterangan ahli. Dijelaskan juga yang berwenang melakukan pemeriksaan forensik yang
menyangkut tubuh manusia dan membuat keterangan ahli adalah dokter ahli kedokteran
5

kehakiman (forensik), dokter dan ahli lainnya. Sedangkan dalam penjelasan KUHAP tentang
pasal tersebut dikatakan bahwa yang dibuat oleh dokter ahli kehakiman disebut keterangan
ahli sedangkan yang dibuat oleh selain ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan.
Permintaan Keterangan Ahli oleh penyidik harus dilakukan secara tertulis, dan hal ini secara
tegas telah diatur dalam KUHAP pasal 133 ayat (2), terutama korban mati. Penggunaan
keterangan ahli atau dalam hal ini visum et repertum adalah hanya boleh diserahkan kepada
penyidik (instansi) yang memintanya. Keluarga korban atau pengacanya dan membela
tersangka pelaku pidana tidak dapat meminta keterangan ahli langsung kepada dokter
pemeriksa, melainkan melalui aparat peradilan (penyidik, jaksa atau hakim).3
PEMERIKSAAN MEDIS
Pemeriksaan terhadap perempuan tersangka pengguguran
Pemeriksaan pada pelaku aborsi yang masih hidup, perlu dilakukan oleh dokter untuk
mendapatkan tanda-tanda sisa kehamilan dan usaha penghentian kehamilan, pemeriksaan
toksikologi, pemeriksaan terhadap jaringan dan janin yang mati serta menentukan cara
pengguguran. Berikut adalah hasil dari pemeriksaan medis yang didapat pada kasus ini.
- Pemeriksaan fisik :
o Mamae membesar dan mengeluarkan asi
o Areola hitam berbintil
o Terdapat memar dan udem pada alat kelamin
Pada pemeriksaan fisik ini didapat cirri-ciri tanda kehamilan.
- Pemeriksaan ginekologis:
o Uterus tampak membesar
o Tedapat lochia dari vagina
o Terdapat striae dan perlukaan pada portio
Hasil ini menunjukkan adanya tanda-tanda pengguguran
Pemeriksaan terhadap hasil suction di dalam botol:
- Terdapat jaringan desidua yang tercampur dengan bekuan darah.
- ditemukan vili korialis
Teknik aborsi menggunakan suction dapat memberikan perkiraan usia kehamilan,
yaitu antara 0-2 bulan.
PEMERIKSAAN LAB
o Uji bHCG positif. Ini menandakan adanya tanda kehamilan pada perempuan
tersebut. Pemeriksaan test kehamilan masih bisa dilakukan beberapa hari sesudah bayi
dikeluarkan dari kandungan, dimana serum dan urin wanita memberikan hasil positif
untuk hCG sampai sekitar 7-10 hari.
6

o Pemeriksaan DNA mitokondria: ditemukan DNA janin sama persis dengan


DNA ibu yang diduga melakukan aborsi. Ini dapat membuktikan bahwa
perempuan tersebut benar telah melakukan aborsi.4

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


Bagian Ilmu Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jl. Kyai Tapa gedung B Telp 665410, Fax 665411 Jakarta 11440
Nomor : 3456-SK III/2345/16/10
Jakarta, 6 Oktober 2012
Lamp. : Satu sampul segel-------------------------------------------------------------------------------Perihal : Hasil pemeriksaan-------------------------------------------------------------------------------Atas korban pengguguran kandungan Nn. Marsini-----------------------------------------PROJUSTITIA
Visum Et Repertum
Yang bertandatangan dibawah ini, dokter ahli forensik pada Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Trisakti Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis
dari Kepolisian Resort Polisi Jakarta No.Pol: B/789/VR/X/08/Serse tertanggal 6 Oktober
2012, maka pada tanggal enam oktober dua ribu dua belas, pukul sepuluh pagi waktu
Indonesia Bagian Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Bagian Forensik Kedokteran
7

Universitas Trisakti telah melakukan pemeriksaan jenazah yang menurut surat permintaan
tersebut adalah: --------------------------------------------------------------------------------------------Nama
:
Marsini
------------------------------------------------------------------------------Jenis kelamin
:
Perempuan--------------------------------------------------------------------------- Umur
: 22
tahun------------------------------------------------------------------------------Kebangsaan :
Indonesia---------------------------------------------------------------------------Agama
: ---------------------------------------------------------------------------------------Pekerjaan
: Pelajar-------------------------------------------------------------------------------Alamat
: ---------------------------------------------------------------------------------------Hasil pemeriksaan
1. Perempuan tersebut adalah seorang perempuan berumur duapuluh dua
tahun dengan kesadaran baik, berpenampilan rapi dan keadaan emosional
korban tampak sedih dan gelisah--------------------------------------------------2. Keadaan umum jasmaniah baik, tekanan darah seratus sepuluh per tujuh
puluh milimeter air raksa, denyut nadi seratus dua puluh delapan kali per
menit,
pernapasan
dua
puluh
tujuh
kali
per
menit--------------------------------------------------3. Pemeriksaan fisik :
a. Mamae membesar dan mengeluarkan asi-----------------------------b. Areola hitam berbintil---------------------------------------------------c. Terdapat memar dan udem pada alat kelamin------------------------4. Pemeriksaan ginekologis:
a. Uterus tampak membesar-----------------------------------------------b. Terdapat lochia dari vagina---------------------------------------------c. Terdapat striae dan perlukaan pada portio----------------------------5. Pemeriksaan lab:
a. Uji bHCG positif. Ini menandakan adanya tanda kehamilan pada
perempuan tersebut.--------------------------------------------------------b. Pemeriksaan DNA mitokondria: ditemukan DNA janin sama persis
dengan DNA ibu yang diduga melakukan aborsi----------------------Kesimpulan
Pada pemeriksaan fisik perempuan ini didapat ciri-ciri tanda kehamilan yaitu Mamae
membesar dan mengeluarkan asi, areola hitam berbintil, terdapat memar dan udem pada alat
kelamin. Pada pemeriksaan ginekologisnya terdapat tanda tanda pengguguran. Hasil lab
menunjukkan uji bHCG positif dan Pemeriksaan DNA mitokondria ditemukannya DNA janin
sama persis dengan DNA ibu yang diduga melakukan aborsi.--------------------------------------Demikian saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang sebaikbaiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP--------------------------------------------------Dokter yang memeriksa,

dr. Salim A Sp.F


NIP 130003060..............

BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi abortus
Berdasarkan ilmu kedokteran, abortus adalah terputusnya suatu kehamilan dimana fetus
belum mampu hidup di luar uterus. Belum mampu diartikan apabila fetus belum dapat hidup itu beratnya 400
1000 g, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.
Pengertian abortus menurut hukum tentu saja berbeda dengan pengertian abortus
menurut ilmu kedokteran. Abortus menurut hukum adalah pengguguran kandungan atau
tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktunya kelahiran, tanpa
melihat usia kandungannya. Juga tidak dipersoalkan,apakah dengan pengguran tersebut lahir
9

bayi hidup atau mati. Yang dianggap penting adalah bahwa sewaktu pengguran kehamilan,
kandungan tersebut masih hidup.4
4.2 Klasifikasi Abortus
1.Abortus Spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun
medisinalis, semata-mata disebabkan faktor alamiah.
2.Abortus provokatus
Abotus provokatus merupakan abortus yang sengaja dilakukan, baik dengan menggunakan alat-alat maupun
obat-obatan. Abortus provokatus ini terbagi lagi menjadi :
a. Abortus provokatus medisinalis
Abortus ini merupakan abortus yang dilakukan dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan , dapat

membahayakan nyawa ibu. Syarat dilakukan abortus provokatus medisinalis :


Dilakukan oleh tenaga kesehatan yeng memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukannya ( dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan

tanggungjawab profesi
Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama,hukum, psikologi)
Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.
Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatanyang memadai.
Prosedur tidak dirahasiakan
Dokumen medik harus lengkap

b. Abortus provokatus kriminalis


Yaitu tindakan abortus yang tidak mempunyai alasan medis yang dapat dipertanggungjawabkan atau
tanpa mempunyai arti medis yang bermakna. Abortus kriminal dapat dilakukan oleh wanita
itu sendiri atau dengan bantuan orang lain (dokter, bidan, perawat, dukun beranak dan
lain-lain). 5
Metode Abortus
1. Kekerasan mekanik
Dapat dilakukan dari luar maupun dari dalam. Kekerasan ini dapat dilakukan oleh ibu
sendiri atau dengan bantuan orang lain. Kekerasan ini terdiri dari :
a. Umum
10

Metode ini dilakukan secara langsung pada uterus atau tidak langsung dengan menyebabkan kongesti dari
organ-organ pelvis dan menyebabkan perdarahan diantara uterus dan membran pelvis. Metode
yang dilakukan seperti penekanan pada abdomen seperti pemukulan, pengurutan dan
melompat-lompat. Aktifitas yang berlebihan seperti mengendarai sepeda, mengangkat benda
berat. Cupping : meletakkan sumbu api pada daerah hipogastrium dan menutup nya dengan
sebuah mangkuk yang menimbulkan penarikan oleh mangkuk yang menyebabkan separasi
dari plasenta dibawahnya.
b. Lokal
Yaitu kekerasan yang dilakukan dari dalam dengan manipulasi vagina dan uterus. Misalnya,
dengan penyemprotan air sabun atau air panas pada porsio, pemasangan laminaria stif
atau kateter kedalam serviks, manipulasi serviks dengan jari tangan, manipulasi uterus
dengan melakukan pemecahan selaput amnion atau penyuntikan ke dalam uterus.
Penyuntikan ini dapat menyebabkan emboli udara.
2. Obat-obatan
Dalam masyarakat, penggunaan obat tradisional seperti nanas muda, jamu peluntur dan
lain-lain sudah lama dikenal. Abortivum, obat yang sering dipakai di masyarakat awam untuk
pengguguran dapat dia bagi dalam beberapa golongan.
a. Emmenogogues : obat yang merangsang atau meningkatkan aliran darah menstruasi (peluruh
haid) seperti apiol, minyak pala,oleum rutae.
b. Ecbolics : obat ini membuat kontraksi uterus seperti derivat ergot, kinina, ekstrak pituitary,
estrogen sintetik dan strychine. Obat jenis ini harus digunakan dalam dosis besar untuk
pengguguran sehingga dapat menimbulkan bahaya.
c. Obat yang bekerja pada gastrointestinal yang menyebabkan muntah (emetikum)
seperti asam tartar, obat ini menyebabkaneksitasi uterus untuk berkontraksi dengan
adanya kontraksi paksadari lambung dan kolon serta dapat menyebabkan hiperemia.
d. Obat-obat yang bekerja melalui tarktus digestivus bekerja sebagai pencahar seperti,
castor oil, croton oil, magnesium sulphate danlain-lain, menyebabkan peredaran darah
di pelvik meningkat,sehingga mempengaruhi hasil konsepsie.
e. Obat-obat yang bersifat iritan pada traktus genitourinarius yang memepngaruhi refleks
kontraksi uterus seperti tansy oil, turpentine oil, ekstrak chantaridium (dalam dosis besar
menyebabkan inflamsi ginjal dan albuminuria), kalium permanganas menyebabkan
inflamasi dan perdarahan karena erosi pembuluh darah.

11

f. Obat-obat iritan yang bersifat racun, seperti iritan inorgancmetalik (timah, antimony,
arsenik, fosforus, mercury), iritan organik ( pepaya, nanas muda, akar Plumago rosea dan
juscalatropis).6
Komplikasi abortus kriminalis
1. Perdarahan akibat luka jalan lahir, diatesa hemorargik dan lain-lain.Perdarahan dapat
timbul segera pasca tindakan, dapat pula timbul lama setelah tindakan.
2. Syok (renjatan) akibat refleks vasovagal atau neurogenik. Komplikasi ini dapat menimbulkan
kematian yang mendadak.
3. Emboli udara, dapat terjadi pada teknik penyemprotan cairan ke dalam uterus. Hal ini
terjadi karena pada waktu penyemprotan, selain cairan juga gelembung udara masuk ke dalam
uterus, sedangkan di saat yangsama sistem vena di endometrium dalam keadaan terbuka.
4.Inhibisi vagus, hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yangdilakukan tanpa anestesi
pada ibu dalam keadaan stress, gelisah dan panik. Hal ini dapat terjadi akibat alat yang
digunakan atau alat suntik secara mendadak dengan cairan yang terlalu panas atau terlalu dingin.
5. Keracunan zat abortivum
6. Infeksi dan sepsis. Komplikasi ini tidak timbul segera, tapi memerlukan waktu.7

BAB V
KESIMPULAN
Pada hasil pemeriksaan medik dan laboratorium, ketiga wanita yang diduga melakukan aborsi
didapatkan tanda-tanda kehamilan dan juga tanda pengguguran dengan alat bukti berupa
suction curett yang berisi janin dan bekuan darah. Dokter yang telah melakukan praktik
aborsi dapat dikenakan pasal 349 KUHP dan pencabutan Surat Ijin Praktek.

12

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Kedokteran Forensik FK UI. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : bagainkedokteran
Forensik FK UI, 1997. 159-164
2. Amir, amri. Abortus. Dalam : Amri Amir. Ilmu Kedokteran forensik edisi II.Medan :
Ramadhan, 2005. 159-168
3. Azhari. Masalah abortus dan kesehatan reproduksi perempuan. Palembang :Bagian
Obstetri dan Ginekologi FK Unsri. 1-19
4. Mansjoer, Arief. Pengguran kandungan dan pembunuhan anak sendiri. Dalam:
Mansjoer, arief. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media AesculapiusBadan Penerbit
FK UI, 2007. 225-226

13

5. Amir, amri. Autopsi pada bayi baru lahir. Dalam : Amir, amri. Autopsimedikolegal edisi II.
Medan : USU Press, 2001. 40-44
6. Mochtar, R. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Edisi 2.Jilid 1.
Jakarta : EGC, 1998. 209
7. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran forensik. Jakarta : Bina Rupa Aksara,1997

14

Anda mungkin juga menyukai