Anda di halaman 1dari 7

Bab 5 : Tanggung Jawab dan Tujuan Audit

BAB V
TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT

TUJUAN PEMERIKSAAN UMUM


Menyatakan pendapat atas kewajaran L/K yang disajikan secara wajar, dalam semua aspek yang
material, mengenai posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum.
TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN
Pihak manajemen bertanggung jawab untuk :

Menentukan kebijakan akuntansi

Menjalankan sistem pengendalian intern yang baik

Membuat penyajian yang wajar dalam L/K sekaligus menentukan pengungkapan yang diperlukan

TANGGUNGJAWAB AUDITOR
Sesuai SAS 53:

Audit dirancang untuk memberikan keyakinan memadai atas salah saji yang material dalam L/K

Audit harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap keraguan profesional dalam setiap
aspek penugasan.

Kekeliruan ( errors ) yaitu salah saji yang tidak disengaja dalam L/K
Contoh : kekeliruan saat mengalikan harga dengan kuantitas pada faktur penjualan dan mengabaikan
bahan mentah lama dalam menentukan LOCOM untuk persediaan.
Ketidakberesan ( irregularities ) yaitu salah saji yang disengaja dalam L/K
Contoh : pencurian aktiva (penggelapan atau fraud karyawan) dan pelaporan keuangan yang
dipalsukan (fraud manajemen)
Fraud Manajemen

Sulit diungkapkan karena kemungkinan anggota manajemen mengabaikan pengendalian intern


atau upaya dari pihak manajemen untuk menyembunyikan salah saji.

Audit tidak dapat diharapkan untuk memberikan tingkat keyakinan yang sama dalam
pendeteksian fraud manajemen yang material tetapi auditor bertanggungjawab untuk menemukan
fraud manajemen yang material.

Jika terdapat faktor-faktor sehingga auditor berkesimpulan bahwa terjadinya fraud manajemen
cukup tinggi , maka auditor harus lebih menekankan audit pada pencarian fraud manajemen yang
material.
1

Bab 5 : Tanggung Jawab dan Tujuan Audit

Jika selama audit ditemukan situasi yang menimbulkan kecurigaan terhadap fraud manajemen,
maka auditor harus mengevaluasi implikasinya dan mempertimbangkan untuk memodifikasi
bahan bukti audit.

Contoh : penghapusan transaksi atau pengungkapan, salah saji pada angka yang dicatat.

Fraud Karyawan

Pada tahap awal pemahaman SPI klien

dan penetapan risiko pengendalian , auditor harus

mengevaluasi kemungkinan fraud yang material oleh karyawan.

Bahan bukti audit harus diperluas jika auditor menemukan bahwa tidak terdapat pengendalian
yang memadai atau klien lalai mengikuti prosedur yang ditetapkan dan auditor percaya hal tsb
dapat menyebabkan ketidakberesan yang material.

Tindakan melanggar Hukum

Merupakan pelanggaran hukum atau peraturan perundang-undangan .


Contohnya: pelanggaran terhadap UU Perpajakan dan pelanggaran terhadap UU Perlindungan
Lingkungan.

Pelanggaran terhadap UU Pajak mempunyai dampak langsung terhadap L/K

Pelanggaran terhadap UU Perlindungan Lingkungan mempunyai dampak tidak langsung terhadap


L/K. Standar auditing secara tegas mengatur bahwa auditor tidak menjamin bahwa tindakan
melanggar hukum yang berdampak tidak langsung dapat ditemukan .

Pertanggungjawaban auditor dalam hubungannya dengan tindakan melanggar hukum :


1. Pengumpulan bahan bukti jika tidak ada alasan yang dapat dipercaya tentang terjadinya tindakan
melanggar hukum yang berdampak tidak langsung .
Prosedur audit yang dilakukan : membaca notulen rapat dewan direksi, melakukan tanya jawab
dengan penasihat hukum perusahaan klien tentang perkara pengadilan , bertanya kepada
manajemen mengenai kebijakan dalam perusahaan dalam mencegah tindakan melanggar hukum
2. Pengumpulan bahan bukti dan tindakan-tindakan lain jika ada alasan yang dapat dipercaya
tentang terjadinya tindakan melanggar hukum.
Jika auditor percaya telah terjadi pelanggaran hukum, auditor dapat mengambil tindakan sbb
a. Auditor mengadakan tanya jawab dengan manajemen pada tingkatan yang lebih tinggi yang
mungkin terlibat dalam tindakan pelanggaran hukum yang potensial.
b. Auditor membicarakannya dengan penasihat hukum klien atau spesialis lain yang mempunyai
pengetahuan tentang tindakan melanggar hukum potensial.

Bab 5 : Tanggung Jawab dan Tujuan Audit

c. Auditor harus mempertimbangkan untuk mengumpulkan bahan bukti tambahan untuk


menentukan apakah benar terjadi pelanggaran hukum
3. Tindakan saat auditor mengetahui terjadi tindakan melanggar hukum.
a. Auditor harus mempertimbangkan dampak pada L/K termasuk kecukupan pengungkapan.
Jika pengungkapan tidak memadai , auditor harus memodifikasi laporan auditnya.
b. Auditor harus mempertimbangkan pengaruh tindakan yang melanggar hukum terhadap
hubungannya dengan manajemen.
c. Auditor harus berkomunikasi dengan komite audit atau pihak berwenang lainnya untuk
memastikan apakah mereka mengetahui tindakan melanggar hukum tersebut. Jika klien
menolak laporan audit yang dimodifikasi atau lalai mengambil tindakan perbaikan , mungkin
auditor harus mundur dari penugasan.
MENETAPKAN TUJUAN AUDIT
ASERSI MANAJEMEN
penyampaian yang tersirat atau yang dinyatakan dengan jelas oleh manajemen tentang komponen
L/K.

Asersi manajemen

merupakan bagian dari kriteria manajemen untuk mencatat dan

mengungkapkan informasi akuntansi dalam L/K dan berhubungan langsung dengan standar akuntansi
yang berlaku umum.
Kategori Asersi Manajemen :
1. Asersi mengenai keberadaan atau keterjadian

Apakah aktiva, kewajiban dan modal yang tercantum dalam neraca benar-benar ada pada
tanggal neraca serta apakah pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan rugi laba
benar-benar terjadi selama periode akuntansi. Berkaitan dengan penyebutan angka yang
seharusnya tidak dimasukkan.
Contoh pelanggaran yaitu pencatatan suatu penjualan yang sebetulnya tidak terjadi.

2. Asersi mengenai kelengkapan

Semua transaksi dan perkiraan yang seharusnya ada dalam L/K

semuanya memang

dimasukkan. Berkaitan dengan kemungkinan hilangnya hal-hal yang harus dicantumkan


dalam L/K.
Contoh pelanggaran yaitu kegagalan mencatat penjualan yang memang terjadi.
3. Asersi mengenai penilaian dan alokasi

Apakah aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban telah dimasukkan kedalam L/K
dengan angka-angka yang wajar.

Bab 5 : Tanggung Jawab dan Tujuan Audit

Contoh : properti dicatat dalam biaya historis dan biayanya telah dialokasikan secara
sistematis pada periode akuntansi.
4. Asersi mengenai hak dan kewajiban

Apakah aktiva memang menjadi hak perusahaan dan utang menjadi kewajiban perusahaan
pada tanggal tertentu.

5. Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan

Apakah komponen dalam L/K diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dengan


semestinya.

TUJUAN AUDIT TRANSAKSI


Tanggungjawab utama auditor adalah memutuskan apakah asersi manajemen mengenai L/K dapat
dibenarkan. Tujuan audit yang berhubungkan dengan transaksi dimaksudkan untuk :

berfungsi sebagai kerangka kerja bagi auditor untuk mengumpulkan bahan bukti kompeten yang
cukup, yang dibutuhkan oleh standar audit lapangan dan memutuskan bahan bukti yang pantas
untuk dikumpulkan sesuai penugasan

TUJUAN UMUM ATAS AUDIT TRANSAKSI


1. Keberadaan (existence).
2. Kelengkapan ( Completeness ) transaksi yang ada telah dicatat.
3. Ketepatan ( Accuracy ) transaksi yang tercatat dinilai dengan jumlah yang benar.
4. Klasifikasi ( Classification ) Transaksi yang termasuk dalam jurnal telah diklasifikasikan
dengan tepat.
5. Waktu ( Timing ) Transaksi dicatat pada tanggal yang benar.
6. Posting dan Ikhtisar ( Posting and Summarization ) Transaksi yang dicatat telah termasuk dalam
master file dan telah diikhtisarkan dengan benar.
TUJUAN AUDIT SALDO PERKIRAAN
Perbedaan antara tujuan audit yang berhubungan dengan saldo perkiraan dan yang berhubungan
dengan transaksi adalah :
1. Tujuan audit, saldo perkiraan diterapkan pada saldo perkiraan dan seringkali diterapkan pada
saldo akhir pada neraca seperti pada hutang dagang, persediaan, dan notes payable.
Tujuan audit, transaksi diterapkan pada jenis-jenis transaksi seperti transaksi penjualan atau
transaksi pengeluaran kas.

Bab 5 : Tanggung Jawab dan Tujuan Audit

2. Lebih banyak tujuan audit yang dapat diterapkan pada saldo perkiraan daripada kelompok
transaksi.

TUJUAN AUDIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN SALDO PERKIRAAN


1. Keberadaan (Existence)- Angka-angka yang dicantumkan benar absah.
2. Kelengkapan (Completeness) Angka-angka yang ada telah dimasukkan semuanya.
3. Penilaian (Accuracy) Angka yang dimasukkan dinilai dengan benar.
4. Klasifikasi (Classification) Angka yang dimasukkan telah diklasifikasikan dengan tepat.
5. Cut off Transaksi dekat dengan tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat.
6. Akurasi mekanis (details tie in) Rincian dalam saldo perkiraan sesuai dengan angka-angka buku
besar tambahan, dijumlah ke bawah benar dalam saldo perkiraan , dan sesuai dengan jumlah
dalam buku besar.
7. Nilai Realisasi (Realizable value) Aktiva dicantumkan dengan jumlah yang diperkirakan akan
direalisasi.
8. Hak dan Kewajiban.
9. Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure) Saldo perkiraan dan persyaratan
pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan tepat dalam L/K.
Penyajian dan pengungkapan berhubungan erat dengan klasifikasi tetapi mempunyai perbedaan yang
jelas. Informasi akuntansi dalam hubungannya dengan audit saldo perkiraan diklasifikasikan dengan
benar jika semua informasi yang mendukung saldo perkiraan tersebut telah diikhtisarkan dalam
jumlah yang tepat. Informasi tersebut diungkapkan dengan benar jika saldo perkiraan dan informasi
pada catatan kaki yang berhubungan dengannya telah dikombinasikan, diuraikan dan disajikan dalam
L/K dengan tepat.
PENCAPAIAN TUJUAN AUDIT
Empat tahap dalam proses audit :
I. PERENCANAAN & PERANCANGAN PENDEKATAN AUDIT
Pertimbangan yang mempengaruhi pendekatan yang dipilih :

Bahan bukti kompeten yang cukup harus dikumpulkan untuk memenuhi tanggungjawab
profesional dari auditor

Biaya pengumpulan bahan bukti harus dibuat seminimum mungkin.

Beberapa hal yang memerlukan perencanaan dan perancangan audit :

Bab 5 : Tanggung Jawab dan Tujuan Audit

Mendapatkan pengetahuan mengenai bidang usaha klien.


Bertujuan untuk menginterpretasikan dengan benar maksud dari informasi yang

yang

diperoleh dalam audit. Aspek yang khas dari jenis usaha yang berbeda-beda akan tercermin
dalam L/K.

Memahami struktur pengendalian intern klien dan menetapkan risiko pengendalian.


Berguna untuk merencanakan pengumpulan bahan bukti audit yang mencukupi. Pemahaman
SPI diperoleh dengan meninjau bagan organisasi dan buku pedoman prosedur, mengadakan
pembicaraan dengan klien, melengkapi kuesioner dan bagan arus pengendalian intern, dan
mengamati aktivitas klien..
Jika SPI klien telah dipahami , auditor akan menetapkan risiko pengendalian yaitu proses
pengevaluasian efektif tidaknya pengendalian yang meliputi identifikasi pengendalianpengendalian spesifik yang mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang
akan terjadi dan tidak terdeteksi serta tidak diperbaiki dalam waktu yang tepat.

II. MELAKSANAKAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


ATAS TRANSAKSI
Auditor dapat memperkecil luas penilaiannya sampai suatu titik dimana ketepatan informasi L/K
yang berkaitan langsung dengan pengendalian itu harus diperiksa keabsahannya melalui
pengumpulan bahan bukti setelah terlebih dulu dilakukan pengujian atas keefektifan
pengendalian tersebut.

Prosedur pengujian ini disebut pengujian pengendalian.

Pengujian

pengendalian mencakup pemeriksaan dokumen-dokumen yang mendukung transaksi. Jika


dokumen transaksi diperiksa, hal ini disebut pengujian atas transaksi.
III. MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS DAN PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO
Prosedur analitis

: menetapkan kelayakan transaksi dan saldo secara keseluruhan

Contoh : membandingkan saldo tahun berjalan setiap perkiraan dengan saldo tahun sebelumnya
Pengujian terinci atas saldo : prosedur khusus untuk menguji kekeliruan moneter dalam saldosaldo L/K
Contoh : pengamatan persediaan yang sebenarnya.
Jika auditor

telah mempunyai keyakinan yang memadai terhadap kewajaran L/K

melalui

pemahaman terhadap SPI, penetapan risiko pengendalian, pengujian pengendalian, dan prosedur
analitis, maka pengujian terinci atas saldo dapat dikurangi, tetapi beberapa pengujian terinci atas
saldo perkiraan tetap dibutuhkan.
4. MENYELESAIKAN AUDIT DAN MENERBITKAN L/K
Merupakan proses yang sangat subyektif dan sangat tergantung pada pertimbangan profesional
auditor.

Bab 5 : Tanggung Jawab dan Tujuan Audit

Anda mungkin juga menyukai