A. PENGANTAR
Dasar-dasar teori dibutuhkan untuk melakukan proses konseling
yang baik. Tanpa teori, konselor akan bekerja secara sembarangan
dengan trial and error. Hal inilah yang memungkinkan terjadinya
harmful helping dan proses konseling menjadi tidak efektif.
Adapun definisi teori merupakan suatu sistem yang terdiri atas
data empiris yang didapat melalui observasi dan/ eksperimentasi
dan interpretasinya (Wolman, 1973),
Teori konseling sendiri didifinisikan sebagai suatu model
tentatif, yang atas dasar hal tersebut dikembangkan berbagai
macam rencana dan tindakan (Hansen, Stevic dan Warner, 1986).
Adapun teori konseling menurut Brammer, Abrego, dan Shostrom
(1993), merupakan sebuah struktur dari berbagai hipotesis dan
generalisasi yang didasarkan pada pengalaman konseling dan studi
eksperimental.
2.1 BAGAN KEDUDUKAN TEORI DALAM KONSELING:
TEORI SEBAGAI STRUKTUR
DATA
PEMECAHAN
MASALAH
teori
membantu
konselor
mengevaluasi
pendekatan-
membantu
konselor
dalam
membuat
prediksi,
b.
menggunakan
berbagai
teori
pendekatan
ekletik,
atau
berarti
mengkombinasikan
mengintegrasikan
beberapa
dalam
proses
konseling,
seperti:
pendekatan
sangatlah
kompleks.
Berbagai
pendekatan
dalam
praktik
konseling,
tanpa
menganut
teori
yang
mendasarinya.
2. Eklektisme Teori (theoretical eclecticism)
mengembangkan kerangka berpikir dengan cara mensintesa
dua teori atau lebih dengan asumsi hasilnya akan lebih kaya
dibandingkan teori tunggal.
3. Ekletisme Faktor Umum (common factors eclecticism)
mencoba menemukan elemen-elemen atau kualitas yang
hampir sama dari berbagai praktisi yang efektif, tanpa
mempedulikan model teori apa yang dianut. Yang dicari lebih
pada unsur-unsur apa saja yang mampu memberi kontribusi
terhadap efektivitas konseling, misal: bagaimana berempati,
mendukung klien.
Pendekatan Sintesis-Kreatif
Dalam menciptakan pendekatan yang ekletik tidaklah mudah
karena tidak dilakukan dengan acak, tetapi perlu pemikiran yang
mendalam mengenai pemilihan pendekatan apa saja yang sesuai.
Diperlukan proses sintesis, yaitu dengan memperhatikan konsep
yang
akan
dipadukan
secara
sederhana,
berdasarkan
data,
dan
B. PENDEKATAN PSIKOANALITIK
Pandangan Tentang Manusia
Manusia ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman masa
kanak-kanak awal. Motif dan konflik yang tidak disadari amat
mempengaruhi tingkah-laku. Manusia didorong oleh impuls agresif
dan seks. Masalah pada individu dewasa bersumber pada konflik
yang direpresi pada masa lalu.
Penekanan Teori
Perkembangan kepribadian yang normal didasarkan pada
kesuksesan dalam melewati tahapan psikoseksual. Id, Ego, dan
Superego
merupakan
dasar
struktur
kepribadian.
Kecemasan
Peran
konselor
psikoanalisa:
menjadikan
kesadarannya.
kepribadian
dapat
Konselor
dasar
klien,
dilihat
dalam
tujuan
konseling
ketidaksadaran
klien
menjadi
diharapkan
dengan
dapat
cara
merekonstruksi
membantu
klien
D. PENDEKATAN HUMANISTIK
Pandangan Tentang Manusia
Manusia diyakini memiliki kapasitas kesadaran diri, kebebasan
menentukan
nasibnya
sendiri,
tanggung
jawab,
kecemasan,
Penekanan Teori
Merupakan teknik terapi yang experiential, daripada sekedar
teori. Perkembangan kepribadian didasarkan pada keunikan tiap
individu. Kesadaran akan diri telah muncul sejak masa bayi.
Penekanan lebih pada masa kini, pengalaman, dan pengungkapan
perasaan, serta beorientasi masa depan. Kesehatan mental individu
merupakan kesesuaian antara ideal self dengan riil self-nya.
Fungsi dan Peran Konselor
Tugas konselor adalah membantu klien untuk melihat bahwa
sebenarnya
mereka
bebas
dan
menyadari
kemungkinan-
E. PENDEKATAN SISTEM
Pandangan Tentang Manusia
Manusia merupakan integrasi dari pikiran, perasaan, dan
tingkah-laku. Manusia memiliki kemampuan mengenali pengaruh
masa lalu terhadap masa kini. Selain itu, manusia juga terhubung
pentingnya:
holisme,
pembentukan
figur, kesadaran,
10