BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Telinga
Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam.
terluar dari telinga dan tersusun dari kartilago yang elastis dan ditutupi oleh kulit.
Bagian superior dari auricle adalah helix sedangkan dibagian inferior merupakan
lobule. Kanalis auditorius eksternal berbentuk tabung berkurva yang memiliki
panjang 2,5cm yang terletak di tulang temporal dan mengarah ke membran
timpani. Membran timpani adalah selaput tipis dan semi transparan yang berada
diantara kanalis auditorius eksternal dan telinga tengah. (Tortora, Derrickson,
2009). Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang
telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu telinga. Bayangan penonjolan bagian
bawah maleus pada membran timpani disebut sebagai umbo. Dari umbo bermula
suatu refleks cahaya (cone of light) ke arah bawah yaitu pada pukul tujuh untuk
membran timpani kiri dan pukul lima untuk membran timpani kanan. Refleks
cahaya ialah cahaya dari luar yang dipantulkan oleh membran timpani. Pada
membran timpani terdapat dua macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah
yang menyebabkan timbulnya reflek cahaya yang berupa kerucut itu.
(Soepardi,dkk., 2010). Pada bagian eksterior, kanalis auditorius eksternal
memiliki beberapa helai rambut halus dan kelenjar minyak yang disebut
ceruminous glands yang mensekresi earwax atau cerumen. Rambut-rambut halus
dan cerumen ini mencegah masuknya debu dan benda asing masuk kedalam
telinga. Cerumen biasanya mengering dan keluar dari kanal telinga. Tetapi, ada
beberapa orang yang memproduksi cerumen dalam jumlah besar, yang dapat
bergumpal dan mengurangi jumlah hantaran suara yang masuk. Keadaan ini
dinamakan impacted cerumen. (Tortora, Derrickson, 2009). Telinga Tengah
(aurius media). Telinga tengah dipisahkan dengan telinga luar oleh membran
timpani. Dan dipisahkan dari telinga dalam adalah sebuah tulang tipis yang terdiri
dari oval window dan round window. Tulang-tulang pendengaran memanjang
sepanjang telinga tengah dan dihubungkan oleh ligamen , terdiri dari 3 tulang
yaitu malleus, incus dan stapes. Badan malleus terletak di bagian dalam membran
timpani sedangkan kepalanya menyatu dengan badan incus. Incus yang terletak di
antara malleus dan stapes, menyatu dengan kepala stapes. Bagian bawah daripada
stapes melekat di oval window. Tepat dibawah oval window terdapat round
window yang ditutupi sebuah membran, yang disebut membran timpani sekunder
( secondary membrane tympanic ). (Tortora, Derrickson, 2009). Otot tensor
timpani yang dipercabangi saraf kranial trigeminus, membatasi pergerakan dan
peningkatan tekanan pada membran timpani untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada membran timpani saat terpajan suara yang keras. Otot stapedius
dipersarafi oleh percabangan saraf kranial facia , jika terjadi getaran yang kuat
pada stapes akibat pajanan suara keras maka otot ini akan melindungi oval
window dan menurunkan sensitivitas untuk mendengar. (Tortora, Derrickson,
2009). Pada bagian dinding depan telinga dalam terdapat sebuah saluran yang
menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring yaitu tuba Eustachius
(Eustachian tube). Saat menelan makanan dan menguap, tuba ini akan membuka
untuk menyamakan tekanan di telinga tengah dengan tekanan atmosfer. (Tortora,
Derrickson, 2009). Telinga Dalam (aurius internal). Telinga dalam disebut juga
dengan labyrinth karena bentuk kanal yang sangat kompleks. Telinga dalam
terdiri dari bone labyrinth, sebuah rangkaian rongga pada tulang temporal yang
dilapisi periosteum yang berisi cairan peri-limfatik dan membranous labyrinth
yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe. Di depan labyrinth
terdapat cochlea (rumah siput). Penampang melintang cochlea terdiri atas scala
vestibuli, scala media dan scala tympani. Bagian dasar dari scala vestibuli
berhubungan dengan stapes melalui oval window, sedangkan scala tympani
berhubungan dengan telinga tengah melalui round window. (Tortora, Derrickson,
2009). Bagian atas scala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran
Reissner dan bagian bawah dibatasi oleh membran basilaris. Pada bagian atas
membran basilaris terdapat Organ of Corti yang berfungsi mengubah getaran
suara menjadi impuls. Organ of Corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong.
Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur,
sedangkan
sel
rambut
akan
dihubungkan
dengan
otak
melalui
saraf
cochlear nuclei yang berada di medulla oblongata. Beberapa akson yang berasal
dari cochlear nuclei akan bersilangan di medula, bergerak ke lateral meniscus di
sisi berlawanan dan berakhir di inferior colliculus yang berada di midbrain.
Akson lain yang berasal dari cochlear nuclei berakhir di superior olivary nucleus
yang berada di pons. (Tortora, Derrickson, 2009)
Waktu antara setiap impuls yang datang ke superior olivary nuclei dari
kedua telinga sangat berbeda tipis sehingga kita dapat mengetahui asal datangnya
suara yang kita dengar. Akson yang berasal dari superior olivary nuclei juga
bergerak ke lateral meniscus dan berakhir di inferior colliculi. Dari setiap inferior
colliculus, impuls akan dibawa ke medial geniculate nucleus di thalamus dan ke
primary auditory area di korteks serebri di bagian lobus temporal. (Tortora,
Derrickson, 2009)
2.2.
Cerumen (Earwax)
Cerumen adalah sekret kelenjar sebasea dan apokrin yang terdapat pada
bagian kartilago telinga yang memiliki fungsi sebagai pelindung kanalis
auditorius eksternal dari kerusakan oleh air, infeksi, trauma dan benda asing.
Jumlah cerumen yang terbentuk dan konsistensinya sangat bervariasi Cerumen
juga berfungsi sebagai pelumas dan dapat mencegah kekeringan dan pembentukan
fisura pada epidermis. Pada keadaan normal cerumen tidak akan tertumpuk di
liang telinga, tetapi akan keluar sendiri pada waktu mengunyah dan setelah
sampai diluar liang telinga akan menguap oleh panas. Penumpukan cerumen yang
berlebihan akan menimbulkan gangguan pendengaran, juga bila liang telinga
kemasukan air maka cerumen akan mengembang sehingga menyebabkan rasa
tertekan yang mengganggu pendengaran. (Dinces, 2012).
10
Cerumen secara umum dibagi menjadi: (1).. Tipe Basah, terdiri dari dua
sub-tipe yaitu Cerumen putih (White/Flaky Cerumen), sifatnya mudah larut bila
diirigasi dan Serumen coklat (light-brown), sifatnya seperti jeli, lengket; (2). Tipe
Kering. Cerumen gelap/ hitam, sifatnya keras, biasanya erat menempel pada
dinding liang telinga bahkan menutup liang sehingga menimbulkan gangguan
pendengaran. (Pray, 2005).
serumen.
Yang
terpenting
adalah
kelenjar
ceruminous
yang berjumlah 1000-2000 buah, kelenjar keringat apokrin tubular yang mirip
dengan kelenjar keringat apokrin yang terdapat pada ketiak. Kelenjar ini
memproduksi peptide, padahal kelenjar sebasea terbuka ke folikel rambut pada
kanalis akustikus eksternus yang mensekresi asam lemak rantai panjang
tersaturasi dan tidak tersaturasi, alkohol, skualan, dan kolesterol. (Pray, 2005)
11
Selain di telinga, sel epitel yang sudah mati dan keratin dilepaskan dengan
gesekan. Karena hal ini tidak mungkin terjadi dalam pada external auditory canal
migrasi epitel squamosa merupakan cara utama untuk kulit mati dan debris
dilepaskan dari dalam. Sel stratum korneum dalam membran timpani bergerak
secara radial dari arah area anular membran timpani secara lateral sepanjang
permukaan dalam pada external auditory canal. Sel berpindah terus ke lateral
sampai mereka berhubungan dengan bagian kartilago telinga luar dan akhirnya
dilepaskan, ketiadaan rete pegs dan kelenjar sub epitelial serta keberadaan
membran basal halus memfasilitasi pergerakan epidermis dari meatus ke lubang
lateral pergerakan
pengeluaran
epitel
dari
dalam
kanal
memberikan
mekanisme pembersihan alami dalam pada external auditory canal, dan bila
terjadi disfungsi akan menyebabkan infeksi. (G.B. dkk., 2001)
12
yang biasa menyebabkan otomikosis juga dapat dihambat dengan signifikan oleh
cerumen. Kemampuan anti mikroba ini dikarenakan adanya asam lemak
tersaturasi lisozim dan khususnya pH yang relatif rendah pada cerumen. (Roeser
& Roland, 1992).
2.3.
13
14
15
Ada dua tipe tes audiometri nada murni yang dipresentasikan yaitu melalui
hantaran udara dengan menggunakan earphone dan hantaran tulang melalui
sebuah alat penggetar. Apabila melalui hantaran udara dapat memeriksa seluruh
sistem auditorius. Ada dua tipe transduser yang digunakan dalam uji hantaran
udara yaitu supra-aural earphone dan insert earphone. Supra-aural earphone
diletakkan diluar telinga, tipe ini sudah lama dijadikan standar selama beberapa
tahun karena penderita mudah untuk menggunakannya dan mempermudah
kalibrasi (proses untuk memastikan bahwa output yang dihasilkan alat sudah
standar). Sedangkan insert earphone adalah tipe paling baru yang terdiri dari
loudspeaker yang diletakkan didalam sebuah kotak kecil yang akan mengirimkan
sinyal akustik melalui sebuah saluran pipa ke bagian earphone yang dimasukkan
16
ke liang telinga (cuff). Jika pasien dengan fungsi telinga luar dan tengah yang
normal, maka uji hantaran udara ini akan memberitahu sensitivitas pendengaran.
Sedangkan jika didapati kelainan fungsi telinga luar dan tengah maka uji ini akan
memberitahu tentang kerusakan sensorineural karena kelainan telinga dalam dan
kerusakan konduktif karena kelainan telinga luar dan dalam. Yang melalui
hantaran tulang, secara teori, ambang batasnya merefleksikan fungsi dari cochlea,
tanpa melihat kondisi telinga luar atau tengah. Jika pasien dengan fungsi telinga
tengah normal dan kemudian mengalami gangguan maka hantaran tulangnya tidak
akan berubah, sementara pendengaran melalui hantaran udara akan terpengaruh
(Stach, 1998).
17
pasen. Posisi ini membantu mencegah insersi terlalu kuat dari alat, serta
membantu menstabilkan tangan anda bila kepala pasien sewaktu-waktu bergerak;
(3). Masukkan spekulum dengan perlahan, cegah jangan sampai mengenai
dinding medial yang sensitif terhadap nyeri. Amati saluran telinga luar dari
kemerahan, pembengkakan, keluarnya cairan, benda asing serta lesi; (4). Inspeksi
gendang telinga, catatlah warnanya, kontour, serta integritas dari gendang telinga.
Rasional secara normal gendang telinga nampak licin berkilauan, transculent,
pearl-gray.Warna yang lain menunjukkan adanya infeksi, atau akumulasi
dari cairan serosa dibelakang gendang telinga. Perforasi gendang telinga terlihat
seperti area oval gelap atau lubang yang lebih besar pada gendang telinga; dan (5),
Amati Umbo, bagian yang memegang tulang maleus, serta cahaya kerucut
(Meeker, Rhoads, 2008).
2.4
Kemampuan Mendengar
18
Dalam proses belajar, telinga juga memegang peranan penting selain mata.
Gangguan pendengaran yang paling sering adalah ketulian atau kurang
pendengaran, merupakan kondisi dimana seseorang tidak dapat menerima
beberapa frekuensi suara yang normalnya dapat didengar oleh manusia normal.
Salah satu penyebab gangguan pendengaran adalah penyumbatan cerumen
(impacted cerumen). Secara umum kurang pendengaran ditujukan pada orang
yang relatif tidak peka terhadap suara pada frekuensi normal. Anak dengan kurang
pendengaran dibandingkan dengan anak normal menunjukkan kesulitan untuk
mempelajari kosakata, tatabahasa, kata perintah, ungkapan dan aspek lainnya dari
komunikasi verbal. (National Information Center for Children and Youth with
Disabilities, 2004).
BAB 3