Pemilihan Artikel
Dipilih artikel dengan judul Antifungal therapy in the treatment of chronic
diunduh
dari
halaman
Resume Jurnal
III.1.
Rhinosinusitis kronik adalah suatu kondisi inflamasi yang terjadi pada hidung
dan sinus yang memiliki manifestasi klinis berupa hidung tersumbat, obstruksi,
kongesti, atau keluarnya discharge selama minimal 12 minggu dan disertai dengan
adanya gambaran abnormalitas endoskopi (polip, sekret mukopurulen, dan atau
pembengkakan mukosa) dan atau gambaran CT-Scan yang abnormal. Saat ini
telah banyak ditemukan gangguan-gangguan pada sinus yang disebabkan oleh
jamur dan menjadi penyebab terbanyak pada CRS (Chronic Rhinosinusitis), tetapi
kolonisasi jamur juga dapat ditemukan pada pasien normal. Sejak saat itu, timbul
kontroversi dan perbedaan hasil penelitian yang kontras mengenai penggunaan
anti jamur topikal dan sistemik dalam manajemen terapi CRS. Mengingat jamur
berpotensi cukup besar sebagai mediator penyebab CRS dan besarnya jumlah
populasi Eropa dan USA yang menderita CRS (>60 juta penduduk) maka sangat
penting untuk mengetahui dan melaporkan manfaat dan efek samping dalam
1
III.2. Metode.
III.3.
placebo controlled trials (RCTs) dimana setiap sampel penelitan yang digunakan
telah dianggap memenuhi kriteria inklusi yang dimaksud. Peserta penelitian ini
adalah dewasa dan anak-anak yang didiagnosis menderita CRS (definisi CRS
diambil menurut European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps
Criteria atau oleh American Academy of Otolaringology Head and Neck Surgery)
dan pasien yang puas dengan kriteria Bent-Kuhn. Diagnosis ditemukannya fungus
berdasarkan dari hasil pemeriksaan histologi dan atau kultur, sementara di luar
dari pemeriksaan tersebut tidak dimasukkan ke dalam kriteria inklusi.
III.4.
Intervensi yang digunakan dalam penelitian kali ini meliputi
penggunaan anti jamur topikal (douching, nebulisasi, atomisasi, inhalasi, irigasi,
spray, drops atau serbuk) dan sistemik (diberikan secara oral atau IV).
III.5.
III.10.
kali ini berjumlah 374 referensi (324 berasal dari tahun 2009 dan 50 pada Juni
2013) ; 269 referensi diantaranya tidak digunakan pada skrining pertama dan
menyisakan 105 artikel untuk digunakan lebih lanjut pada penelitian kali ini.
Terdapat 6 proses seleksi untuk mendapatkan referensi yang sesuai dengan kriteria
penelitian kali ini. Sehingga didapatkan 6 referensi yang digunakan dalam
penelitian kali ini
III.26. Criteria
III.28. Systematic review or meta-analysis of high-quality
randomized controlled trials
III.29. Appropriately designed randomized controlled
trial with adequate power to answer the question
III.30. Level 1b
III.32. Level 2
indisputable results
III.33. Randomized controlled trial or systematic overview
Grade
Grade A
Grade B
Grade C
Grade D
III.42.
III.44.
III.46.
III.48.
III.50.
Criteria
The best evidence was at Level 1
The best evidence was at Level 2
The best evidence was at Level 3
The best evidence was at Level 4 or
consensus
III.51.
III.52.
III.53.
Critical Appraisal
III.54. 1. VALIDITAS
III.55. A. Apakah distribusi pasien III.56. III.57. Pencarian referensi yang
terhadap
terapi
perlakuan
ya
dengan
sistem
elektronik
tanpa
mempertimbangkan
yang
bahasa
digunakan,
tahun
publikasi,
sehingga
Ya
metode
penelitian
kali
ini
juga
menggunakan double-blinded.
III.61. C.
Tida
kesimpulan
pengamatannya
(Apakah
yang
memenuhi
cukup
lengkap?)
III.64. D. Apakah pengamatan yang III.65. III.66. Penelitian ini hanya mengambil
dilakukan cukup panjang ?
Cant
tell
telah dilakukan
sebelumnya.
III.69.
III.67. E. Apakah subyek dianalisis pada III.68.
kelompok dimana subyek tersebut
dikelompokkan dalam randomisasi ?
Cant
tell
III.70.
III.72. Seberapa besar
efek terapi dan
seberapa tepat
estimasi efek terapi?
III.73.
III.71. Importance
III.74. Berdasarkan
kesimpulan
yang
telah
hasilnya
menunjukkan
representatif
substansi
heterogenitas
(X=17.03;
df
=2,
p=0.0002).
III.80. 2. Anti jamur sistemik vs plasebo.
III.81. a. Symptoms Score. Hasilnya menunjukan
bahwa
tidak
ada
perbedaan
manfaat
yang
pasien
kita
III.85. Applicable
III.87. Tidak III.88. Kesimpulan hasil studi
terlalu
berbeda
dengan
pasien
dalam
studi
dapat diterapkan?
baik
topikal
maupun
menderita
rhinosinusitis
dimana
sebaiknya
kronis,
tidak
III.90. Ya
terapi sehari-hari.
III.91. Keputusan untuk tidak
memberikan
terapi
10
tersebut
dalam
konteks
kita?
antijamur
baik
maupun
topikal
sistemik
pasien-pasien
pada
dengan
di
keputusan
III.92. Apa
kerugian
manfaat
yang
dan III.93.
dalam
manajemen
terapi sehari-hari.
III.94. Pemberian terapi anti
mungkin
tetap
terapi
memberikan
tersebut,
bisa
rasional
(useless).
pada
dasarnya,
Karena
kolonisasi
jamur
pada
normal
menderita
sehingga
maka
(tidak
rhinosinusitis),
jika
tidak
diberikan
menutup
dari
adverse
pengobatan