Anda di halaman 1dari 2

BUAH CINTA BERASAS

ebook by:
http://jowo.jw.lt

TAKWA

Inilah kisah indah percintaan seorang tabi'in mulia


. Namanya Mubarak.
Dulu, Mubarak itu seorang budak. Tuannya memerd
ekakannya karena keluhuran pekerti dan kejujurann
ya. Setelah merdeka ia bekerja pada seorang kaya r
aya yang memiliki kebun delima yang cukup luas. Ia
bekerja sebagai penjaga kebun itu. Keramahan dan
kehalusan tutur sapanya, membuatnya disenangi se
mua teman2nya dan penduduk disekitar kebun.
Suatu hari pemilik kebun itu memanggilnya dan ber
kata,
"Mubarak, tolong petikkan buah delima yang manis
dan masak!"
Mubarak seketika itu bergegas kekebun. Ia memeti
kkan beberapa buah dan membawanya pada Tuanny
a. Ia menyerahkan pada Tuannya. Majikan nya menc
oba delima itu dengan penuh semangat. Namun apa
yang terjadi, ternyata delima yang dipetik Mubarak
rasanya kecut dan belum masak. Ia mencoba semuan
ya satu persatu, semuanya kecut dan belum masak.
Pemilik itu gusar dan berkata,"Apakah kau tidak bi
as membedakan mana yang masak dan yang belum m
asak? Mana yang manis dan mana yang kecut?"
"Maafkan saya Tuan, saya sama sekali belum perna
h merasakan delima. Bagaimana saya bias merasaka
n yang manis dan yang kecut," jawab Mubarak.
"Apa? Sekian tahun kerja disini dan menjaga kebun
delima yang luas yang telah berpuluh kali panen ini
dank au bilang belum merasakan delima. Kau berani
berkata seperti itu!" Pemilik kebun itu marah mera
sa dipermainkan.
"Demi Allah Tuan, saya tidak pernah mencicipi satu
butir buah delimapun. Bukankah Anda hanya memeri
ntahkan saya menjaganya dan tidak memberi izin pa
da saya untuk mencicipinya?" lirih Mubarak.
Mendengar ucapan itu Pemilik kebun itu tersentak.
Namun ia tidak langsung percaya begitu saja. Ia lal
u pergi bertanya kepada teman2Mubarak dan tetang
ga disekitarnya tentang kebenaran ucapan Mubarak.
Teman2nya mengakui tidak pernah melihat Mubarak
makan buah delima. Juga tetangganya.
Seorang temannya bersaksi, "Ia orang yang jujur, s
elama ini tidak pernah berbohong. Jika ia tidak per
nanh makan satu buahpun sejak bekerja disini bera
rti itu benar."
*benar."
***
Kejadian itu benar2 menyentuh hati sang pemilik k
ebun. Diam-diam ia kagum dengan kejujuran pekerja
nya itu. Untuk lebih meyakinkan dirinya, ia kembali
memanggil Mubarak,

"Mubarak, sekali lagi, apakah benar kau tidak mak


an satu buahpun selama menjaga kebun ini?"
"Benar Tuan."
"Berilah aku alasan yang bisa aku terima!"
"Aku tidak tahu apakah Tuan akan menerima penjel
asanku apa tidak. Saat aku pertama kali dating unt
uk bekerja menjaga kebun ini, Tuan mengatakan tug
as saya hanya menjaga. Itu akadnya. Tuan tidak me
ngatakan aku boleh merasakan delima yang aku jag
a. Selama ini aku menjaga agar perutku tidak dimas
uki makanan yang syubhat apalagi haram. Bagiku ka
rena tidak ada izin yang jelas dari Tuan, maka aku
tidak boleh memakannya."
"Meskipun itu delima yang jatuh ditanah, Mubarak?
"
"Ya, meskipun delima yang jatuh ditanah. Sebab it
u bukan milikku, tidak halal bagiku. Kecuali jika pe
miliknya mengijinkan aku boleh memakannya."
Kedua mata pemilik kebun itu berkaca-kaca. Ia san
gat tersentuh dan terharu. Ia mengusap air matany
a dengan sapu tangan dan berkata,
"Hai Mubarak, aku hanya memiliki seorang anak per
empuan. Menurutmu aku mengawinkannya dengan si
apa?"
Mubarak menjawab,
"Orang-orang Yahudi mengawinkan anaknya dengan
seseorang karena harta. Orang Nasrani mengawinka
n karena keindahan. Dan orang Arab mengawinkan k
arena nasab dan keturunannya. Sedangkan orang Mu
slim mengawinkan anaknya pada seseorang karena
melihat iman dan takwanya. Anda tinggal memilih,
mau masuk golongan yang mana? Dan kawinkanlah p
utrimu dengan orang yang kau anggap satu golonga
n denganmu."
Pemilik kebun berkata,"aku rasa tak ada orang yan
g lebih bertakwa darimu."
Akhirnya pemilik kebun itu mengawinkan putrinya d
engan Mubarak. Putri pemilik kebun itu ternyata ga
dis cantik yang salehah dan cerdas. Ia hafal kitab
Allah dan mengerti sunah Nabi-Nya. Dengan kejujur
an dan ketakwaan, Mubarak memperoleh nikmat yan
g agung dari Allah Swt. Ia hidup dalam surga cinta.
Dari percintaan pasangan mulia itu lahirlah seoran
g anak lelaki yang diber
i nama "Ab
lahirlah seorang anak lelaki yang diberi nama "Abd
ullah". Setelah dewasa anak ini dikenal dengan seb
utan "Imam Abdullah bin Mubarak" atau "Ibnu Mubar
ak", seorang ulama dikalangan tabi'in yang sangat
terkenal. Selain dikenal sebagai ahli hadis, Imam A
bdullah bin Mubarak juga dikenal sebagai ahli zuhu
d. Kedalaman ilmu dan ketakwaannya banyak diakui
ulama pada zamannya

Anda mungkin juga menyukai