Anda di halaman 1dari 3

Gerakan Moral Tidak Korupsi Sebagai Alternatif

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat padat. Sebagai
negara yang besar, Indonesia juga tak luput dari berbagai macam permasalahan sosial dan
politik. Salah satu yang meresahkan adalah Korupsi. Indonesia memiliki rating yang tinggi
dalam hal tindak korupsi dibanding negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan
Thailand.
Kasus korupsi yang marak di Indonesia saat ini bukan hanya kasus korupsi yang
ditimbulkan oleh pejabat dan petinggi-petinggi negara, akan tetapi juga penguasahapengusaha papan atas yang ikut berperan serta dalam kasus tersebut. Bahkan akhir-akhir ini
korupsi seakan menjadi isu sosial politik yang tidak ada habisnya untuk dibahas. Mulai dari
kasus korupsi yang menggemparkan negara sampai dengan wacana hukuman mati bagi para
koruptor. Korupsi sangat bertentangan dengan etika dan moralitas, oleh karenanya perlu
adanya upaya dalam pemberantasan korupsi.
Menurut Pengertiannya, korupsi merupakan tindakan memperkaya diri yang
dilakukan oleh orang-peroangan atau kelompok dengan menyalahgunakan wewenang atau
jabatan resmi. Para pelaku korupsi biasanya adalah orang-orang dengan status atau jabatan
yang tinggi, namun tidak jarang juga dilakukan oleh orang biasa dengan dengan dalih untuk
pemenuhan kebutuhan hidup. Korupsi telah banyak merugikan negara dari dulu hingga
sekarang. Korupsi sangat merugikan negara karena fenomena korupsi telah merong-rong
nilai-nilai kerja keras, kebersamaan, tenggang rasa, dan belas kasih di antara sesama warga
negara Indonesia. Korupsi menciptakan manusia Indonesia yang apatis terhadap nasib dan
penderitaan sesama khususnya rakyat kecil sebagai pihak yang sangat dirugikan.
Pada dasarnya motif/alasan yang mendorong seseorang melakukan tindakan korupsi
ada dua penyebab yaitu dorongan kebutuhan dan dorongan kerakusan. Korupsi yang
disebabkan oleh dorongan kebutuhan biasanya dilakukan oleh masyarakat kalangan
menengah kebawah untuk menunjang pemenuhan kebutuhan hidupnya, karena penghasilan
yang diperoleh dirasa tidak cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Namun
adakalanya korupsi dilakukan karena adanya desakan untuk memperoleh kenikmatan dan
kenyamanan hidup dengan selera tinggi sedangkan daya dukungnya tidak memadai, sehingga
korupsi adalah jembatan emas untuk mencapai impiannya (dorongan kerakusan).
Jika ditelaah lebih lanjut sebenarnya penyebab timbulnya perilaku korup di Indonesia
disebabkan oleh faktor budaya. Faktor ini berkaitan dengan kepribadian yang meliputi mental
dan moral. Dalam faktor ini termasuk tidak adanya budaya malu.
Korupsi juga telah dilakukan secara turun temurun. Bukan hanya turun temurun,
anak-anak yang dilahirkan bukan dari orang tua yang korup pun bisa menjadi koruptor,
apalagi jika anak itu lahir dari orang tua yang korup. Para orang tua pun bangga sekali jika
melihat anaknya sukses dari sisi materi tanpa melihat bahwa uang yang mereka dapatkan itu

berasal dari rezeki yang tidak halal. Rasa malu yang telah hilang dari otak mereka membawa
mereka pada rasa bangga melakukan korupsi. Bangga memiliki kekayaan yang berlebih.
Bangga karena memiliki ini dan itu dan setumpuk kemewahan lainnya. Bangga karena tidak
ketahuan, padahal semuanya itu didapatkan dari korupsi. Mereka memang menyadari bahwa
itu merupakan dosa dan merugikan orang banyak, namun mereka sama sekali tidak
menghiraukannya. Sangat memalukan dan menyedihkan , Bangsa kita yang seharusnya
nyaman dan makmur malah membuat rakyat yang miskin semakin bertambah miskin dan
juga semakin memperburuk citra Indonesia di mata dunia sehingga secara tidak langsung
juga mempengaruhi tingkat kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Tidak adanya budaya malu yang menyebabkan para pelaku korupsi dengan sewenangwenang menyalahgunakan kekuasaanya dengan melanggar nilai dan norma. Mentalitas
korupsi pada dasarnya tercipta oleh mentalitas modern seperti budaya
konsumtif, easy going, tidak mau bekerja keras dan lain-lain.
Cara terbaik untuk mengatasi Korupsi atau perilaku korupsi adalah
dimulai dari kesadaran diri kita. Tanya pada diri kita, apakah kita telah berhasil
memberantas korupsi dalam diri kita? karena untuk memutus mata rantai praktik korupsi
kita harus memulainya dari diri sendiri. Sebuah tindakan kecil, namun mempunyai efek yang
besar. Kita melatih diri sendiri untuk berlaku bersih dan jujur agar bisa menjadi panutan siapa
saja.
Dengan menjadi pribadi yang memiliki mental jujur dan karakter antikorupsi,
percayalah, satu orang koruptor di bumi ini telah berkurang. Meskipun tindakan yang dimulai
dari dalam diri sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai Indonesia
bebas korupsi, tapi tindakan kecil itu merupakan cara yang paling efektif.
Selain itu sebagai generasi penerus bangsa ini, kita berkewajiban untuk menjaga
kelangsungan bangsa ini . Jika semua generasi muda bangsa ini melakukan hal yang sama
yakni korupsi, hancurlah bangsa kita nanti. Untuk itu, korupsi di negara kita harus diberantas.
Dan keadilan di negara kita harus ditegakkan. Serta para koruptor harus mendapatkan
hukuman yang setimpal.

Daftar Pustaka
https://pengelolaankeuangan.wordpress.com/2009/03/07/kenapa-orangmelakukan-korupsi/. Diakses pada tanggal 21 April 2015. 21.10
https://tikachan.wordpress.com/korupsi/. Diakses pada tanggal 21
April 2015. 22.22
http://hukum-rechtat.blogspot.com/2008/12/makalah-tentang-korupsi.html.
tanggal 21 april 2015. 23.00

Diakses

pada

http://soloraya.net/korupsi-dan-pengertiannya.html. Diakses pada tanggal 21


april

2015.

http://mardiyatunnisyah.blogspot.com/2010/12/terkikisnyakesadaran-beretika-di.html. Diakses pada tanggal 21 april 2015.


23.11

Anda mungkin juga menyukai