Anda di halaman 1dari 10

ISSN.

1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

MODEL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN PERDESAAN MELALUI


PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
Oleh
Susi Ratnawati

ABSTRAK
Pada tahun 2004 jumlah penduduk miskin absolute tercatat sebesar 36,1 juta jiwa atau
16,66% dari total populasi. Dari jumlah tersebut ternyata lebih banyak penduduk perempuan
miskin dibanding laki-laki, dan jumlahnya makin bertambah dari tahun ke tahun. Dari uraian
diatas dapat dikatakan bahwa kemiskinan sangat dekat dengan perempuan. Berdasar
geografi, orang miskin lebih banyak di desa daripada di kota.. (http://www.docstoc.com/docs)
Penelitian ini ingin mengkaji secara komprehansif tentang Model pemberdayaan
perempuan miskin perdesaan melalui pengembangan kewirausahaan untuk meningkatkan
taraf hidup keluarga.
Hasil dari Penelitian ini adalah adanya Model Pemberdayaan Perempuan Miskin
Perdesaan melalui Pengembangan Kewirausahaan untuk Meningkatkan taraf hidup keluarga
melalui pendekatan kelompok dan diversifikasi usaha, Upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan dan keberdayaan perempuan miskin perdesaan menyangkut pada persoalan
bagaimana upaya pemberdayaan perempuan miskin perdesaan melalui kewirausahaan dapat
menjamin para pelaku ekonomi rakyat memperoleh apa yang menjadi hak mereka, khususnya
kesejahteraan dan taraf kehidupan yang layak.
key words : Model Pemberdayaan, perempuan miskin, perdesaan, kewirausahaan.
PENDAHULUAN
Jumlah penduduk miskin (penduduk
yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di
Jawa Timur pada bulan Maret 2009
sebesar 6,02 juta (16,68 persen). sebagian
besar penduduk miskin berada di daerah
perdesaan (64,32 persen), sedang di
perkotaan sebesar 35,68 persen. Dari jumlah
tersebut ternyata lebih banyak penduduk
perempuan miskin dibanding laki-laki, dan
jumlahnya makin bertambah dari tahun ke
tahun. Dari uraian diatas dapat dikatakan
bahwa kemiskinan sangat dekat dengan
perempuan. Berdasar geografi, orang
miskin lebih banyak di desa daripada di
kota. (http://www.docstoc.com/docs)
Sebagian
besar
penduduk
di
Indonesia adalah perempuan, dan tidak
kurang dari 6 juta mereka adalah kepala
rumah tangga miskin dengan pendapatan
rata-rata dibawah 10,000 per hari. Untuk
menjaga kelangsungan diri dan keluarga,
umumnya mereka bekerja pada sektor
informal, perdagangan dan jasa, sektor

pertanian-buruh tani, dan buruh pabrik.


Mereka
sulit
mendapatkan
akses
sumberdaya
termasuk
sumberdaya
keuangan seperti kredit dari lembaga
keuangan yang ada karena dianggap tidak
layak, lokasi terpencil, tidak ada penjamin,
yang sebagian persoalan ini terkait dengan
issue gender.
Dalam strategi bertahan selama ini
mereka tergantung pada sumber-sumber
keuangan alternative seperti hibah program
pengentasan kemiskinan baik yang
dilakukan pemerintah maupun lembagalembaga social dan LSM, rentenir (bank
keliling, bank titil, bank plecit) kerabat dan
tetangga. Sebagai akibatnya mereka
menjadi tergantung , usaha tidak
berkesinambungan, terjepit hutang, dan
tetap dalam lingkaran kemiskinan.. (Nani
Zulminarni : 2004)
Untuk data kemiskinan , baik
dalam

jumlah

maupun

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya

persentasenya,
1

ISSN. 1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

ternyata penduduk miskin jauh lebih besar

pengguna hasil pembangunan, yang

yang berada di pedesaan dibandingkan

mempunyai hak sama dengn laki-laki.

dengan yang ada diperkotaan. Lebih-lebih


lagi

akibat

krisis

ekonomi

2). Perempuan juga memiliki kepentingan

jumlah

yang khusus sifatnya bagi perempuan

penduduk miskin yang ada di perdesaan

itu sendiri dan anak-anak. Yang kurang

sebanyak 56,8 juta jiwa atau sebesar 71,5%

optimal jika digagas oleh laki-laki

dari jumlah penduduk miskin Indonesia

karena membutuhkan kepekaan yang

secara keseluruhan serta merupakan 45,6%

sifatnya

dari jumlah penduduk desa di Indonesia

keseharian, sosio kultural yang ada.

secara keseluruhan.

Kemiskinan

3).

khusus,

Memberdayakan

merupakan problema bersama , karena

perempuan

secara harfiah saja definisinya masih

secara

diperdebatkan

memberdayakan

kemudian

pengentasan

wacana

terkait

dan

dalam

tidak

dengan

melibatkan

pembangunan,

langsung

akan

dan

juga

menularkan

kemiskinan

demikian

semangat yang positif kepada generasi

didengungkan,

sementara

penerus, yang pada umumnya dalam

kemiskinan itu sendiri tidak bergeming.

keseharian sangat lekat dengan sosok

Adakah yang salah dalam cara pandang

ibu.

kita

pemberdayaan perempuan)

gencarnya

terhadap

persoalan

ini

(http://www.wikimu.com)
Pemberdayaan

(www.pnpmmandiri.com-

Secara sederhana arti wirausahawan


bukan

hanya

(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa

individu

anggota

berani mengambil resiko untuk membuka

juga

pranata-

usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa

nilai-nilai

berani mengambil resiko artinya bermental

budaya modern, seperti kerja keras (hard

mandiri dan berani memulai usaha, tanpa

working), kemandirian (self

reliance),

diliputi rasa takut atau cemas sekalipun

keterbukaan (open

dalam kondisi yang tidak pasti. (Kasmis,

meliputi

penguatan

masyarakat,

tetapi

pranatanya.

Menanamkan

hemat (efficiency),

mind), sikap tanggung jawab (responsible),


adalah merupakan bagian pokok dari

2007 : 18)
Kewirausahaan adalah kemampuan

upaya pemberdayaan ini.

kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,

Mengapa perempuan wajib diberdayakan ?

kiat dan sumber daya untuk mencari

1).

peluang

Karena

perempuan

kepentingan

yang

mempunyai
sama

dalam

pembangunan, dan juga merupakan

menuju

sukses.

Inti

dari

kewirausahaan adalah kemampuan untuk


menciptakan
berbeda

sesuatu

melalui

yang

berpikir

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya

baru

dan

kreatif dan
2

ISSN. 1978-4724

bertindak

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

inovatif

untuk

menciptakan

peluang pasar. (Suryana : 2003)


Studi

mengenai

perempuan miskin perdesaan, dengan


mengadakan

kemiskinan

wawancara

langsung dengan

secara

para perempuan

perdesaan oleh Sarman dan Sajogyo

miskin

(2000) menunjukkan bahwa untuk daerah

informasi

pedesaan mencapai 48,08% sementara

komprehenship

untuk perkotaan sekitar 12,24%. Studi ini

Yang

menggunakan pendekatan jisam (kajian

utama dalam penelitian ini adalah

bersama) sehingga kriteria kemiskinan

para perempuan miskin perdesaan.

sangat

dengan

Selain itu juga ada sumber informasi

dan

lain yang penting dan relevan yaitu

lokalistik

pemenuhan

berkaitan

kebutuhan

dasar

perdesaan

dapat

secara

mendalam
(Irianto,

menjadi sumber

digali
dan

2001)..
informasi

kepemilikan masyarakat. (Sajogjo : 2000)

para pengambil kebijakan

METODE PENELITIAN

berkaitan langsung dengan kegiatan


pemberdayaan

Menentukan Lokasi Penelitian


Penelitian ini mengambil lokasi

perempuan

miskin

perdesaan

di Jawa Timur di beberapa kabupaten

Melakukan

antara lain : Kabupaten Malang,

Discussion (FGD)

Kabupaten Bondowoso, Kabupaten

Teknik

Blitar,

yang

Focus

ini

Group

cocok

untuk

dan Kabupaten Sidoarjo.

menggali data yang berkaitan dengan

Jumlah Penduduk miskin di Jawa

berbagai pendapat dari orang lain

Timur sangat tinggi

serta

Subyek Penelitian

saling

Yang

melengkapi

serta

yang
saling

subyek

koreksi. Dalam penelitian ini FGD

penelitian ini adalah para perempuan

digunakan untuk menjaring informasi

miskin perdesaan . Subyek penelitian

dari berbagai pihak yang terlibat

lain adalah aparat pemerintah dari

langsung dengan masalah-masalah

dinas

pemberdayaan

yang

menjadi

pemikiran-pemikiran

berkaitan

langsung

perempuan

dengan pemberdayaan perempuan

perdesaan

miskin perdesaan , yaitu dinas-dinas

kewirausahaan.

yang berkaitan dengan pemberdayaan

Melakukan Analisis Data

perempuan.

Dalam

Melakukan wawancara mendalam


Dalam
wawancara

melalui

penelitian
mendalam

digunakan

miskin

pengembangan

penelitian

Metode

ini

Pendekatan

ini

kualitatif; pendekatan ini dipakai

kepada

agar dalam mengkaji permasalahan

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya

ISSN. 1978-4724

dapat

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

lebih

mendalam

komprehenship.

dan

Sesuai

dengan

memang harus

kerangka

akan digunakan

model

Model

dengan

menyimpan, bukan meminjam.

pendekatan kualitatif maka dalam


menganalisis data

mulai

Membuka
dengan

akses

berkelompok

sumberdaya;

dan

berkoperasi

mereka diakui keberadaannya, dapat akses

Pengharapan Porter dan Lawier

informasi, dapat

(Kreitner, 2003 : 304).

sumberdaya termasuk dana, pendidikan

mengakses berbagai

dan pelatihan melalui berbagai program


HASIL DAN PEMBAHASAN

yang

Faktor-faktor

Berpartisipasi secara aktif dalam berbagai

terhadap

yang

berpengaruh

Pemberdayaan

Perempuan

dikembangkan

aktivitas

dalam

Miskin Perdesaan dalam meningkatkan

membangun

taraf hidup keluarga

mengambil

Ada

lima faktor

berhubungan

yang

pemberdayaan

yang

saling

berpengaruh dalam
perempuan

kesejahteraan, akses

wilayahnya.

kelompok

mereka

kebersamaan,

belajar

keputusan,

belajar

Selain

itu

kesadaran

kolektif terhadap posisi dan keberadaan

yaitu,

mereka dalam masyarakat setara dengan

sumberdaya,

yang lain juga terbangun seiring dengan

partisipasi, kesadaran kritis dan kontrol.


Apapun upaya

berorganisasi.

di

dilakukan

Mempunyai kontrol terhadap diri

dalam memberdayakan perempuan, sudah

dan berbagai aspek kehidupan dalam

semestinya

masyarakat,

diatas,

yang akan

terbangunnya keyakinan diri mereka.

mencakup

kelima

hal

termasuk dalam pengembangan

secara

kolektif

mereka

kemudian dapat ikut mengontrol proses

lembaga keuangan mikro sebagai salah

pengambilan

satu sumber daya ekonomi bagi mereka.

sumberdaya dalam masyarakat karena

Memfasilitasi perempuan miskin di


satu wilayah untuk berkelompok

dan

Selain
juga

di kelompoknya merupakan langkah awal

positif

yang dilakukan

mereka

ini. Setiap

dan

alokasi

mereka telah terbiasa dalam kelompoknya.

mengembangkan kegiatan simpan pinjam

selama

keputusan

itu,

kelompok-kelompok

ini

telah member dampak sosial yang


dalam

masyarakatnya

karena

juga menyisihkan sebagian

kelompok menyepakati bersama berapa

keuntungan simpan pinjam untuk kegiatan

jumlah simpanan-simpanan yang harus

sosial seperti beasiswa anak sekolah,

mereka lakukan, bagaimana

santunan bagi orang perempuan tua dan

ketentuan-ketentuan

caranya, dan

lainnya.

Mereka

tidak mampu bekerja, korban bencana dan


sebagainya.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya

ISSN. 1978-4724

Upaya

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

yang

Memberdayakan
Perdesaan

dilakukan

untuk

Perempuan

Miskin

melalui

kewirausahaan

pengembangan

untuk

meningkatkan

umumnya

tersebut berupa

permodalan dengan
agar

dapat

miskin

bersifat

perdesaan

musim

sehingga pemberdayaan untuk mereka

sesuai

membutuhkan kesabaran dan pendekatan

miliki.

sangat

secara personal / kelompok yang dilakukan


intens

serta

melalui

suasana

informal.

berwirausaha di luar

kemarau

(sesudah

keterampilan

yang

panen)
mereka

3. Menggalakkan sektor-sektor produktif


serta membantu didalam pemasaran

hasil

penelitian

bahwa

manajemen pemasaran serta peran

keterlibatan perempuan miskin perdesaan

pemerintah

dalam pemberdayaan ekonomi keluarga,

pemasaran.

pendapatan

perempuan

dari

yang
kegiatan

adalah sosok perempuan pedesaan baik


maupun

muda. Mereka

di

perdesaan ,

adalah isteri atau anggota keluarga yang

bahwa

perempuan

terlibat secara langsung atau tidak dengan

mempunyai posisi sentral dalam ekonomi

tetap

keluarga,

kegiatan

maka

perempuan

miskin

atau

sewaktu-waktu

dalam

usaha dan kesibukan lainnya

perdesaan perlu diberikan upaya-upaya

berhubungan

pemberdayaan perempuan melalui :

penghidupan keluarga dipedesaan.

Upaya peningkatan kualitas sumber


daya manusia, khususnya
bagi para ibu

jaring

ekonomi

non

menunjukkan

dalam

Perempuan miskin perdesaan

yang dewasa

pertanian

dalam

dihasilkan

produktif baik disektor pertanian maupun

1.

rendah

produk. Dengan memberikan pelatihan

Sesuai

dengan

bunga

jedah yaitu antara musim hujan dan

tertutup,

secara

pemberian bantuan

sektor pertanian khusus pada masa

taraf hidup keluarga


Perempuan

memperhatikan kelompok perempuan

dengan

kehidupan

dan

Perempuan miskin dari setiap daerah

pelatihan

mempunyai masalah yang sama. Secara

rumah tangga dalam

umum mereka menghadapi masalah yang

rangka peningkatan

keterampilan

kerja para perempuan miskin .

tingkat hidup yang

rendah dan jumlah keluarga yang relatif

2. Perempuan miskin perdesaan terbukti


mampu memberi kontribusi

sama pula. Yaitu

yang

besar, tingkat pendidikan dan kesempatan


belajar

kurang,

pengetahuan

dan

cukup memadai terhadap pendapatan

keterampilan yang sangat terbatas dan

keluarganya, untuk itu diharapkan

tertinggal

agar

sikap positif

pemerintah daerah lebih

dalam

usaha,

kurangnya

terhadap kemajuan baik

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya

ISSN. 1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

karena adat, agama, maupun kebiasaan

Keikutsertaan anggota keluarga mencari

hidup.

nafkah

Perempuandalam

proses

merupakan upaya

pembangunan dipedesaan bukanlah berarti

pendapatan

hanya

memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga.

sebagai

perikemanusiaan
tindakan

suatu
yang

tindakan

adil

belaka,

mengajar,

perempuan

mendorong

dipedesaan

berpartisipasi

dalam

Namun

guna

peningkatan

mengatasi

demikian

masalah

perempuan

diwajibkan melaksanakan kewajibannya

untuk

sebagai warga negara yang baik dan aktif

pembangunan

dalam berbagai organisasi kewanitaan,

merupakan suatu tindakan yang efisien.

serta menjunjung karirnya.

Ikut sertanya perempuan pada umumnya

Pemberdayaan Keluarga miskin

dalam

pembangunan

memanfaatkan

berarti

sumber

juga

daya

pula
manusia

Dalam penelitian ini

masalah

kemiskinan pedesaan, mengindentifikasi

dengan potensi yang tinggi.

rumah tangga miskin di daerah pedesaan

Dalam

umumnya adalah petani pemilik lahan

pekerjaan yang menghasilkan

pendapatan, pemilikan tanah pertanian dari

pertanian

warga desa menyebabkan

berkurangnya

menghuni lahan-lahan marginal dimana

kerja. Bagi

hasil produksi pertanian yang ada tidak

kesempatan atau
mereka

yang

peluang
berhasil

pekerjaan itu, waktu

mendapatkan

yang

dicurahkan

sempit

mencukupi.
pelayanan

yang

Selain
produksi,

sering

itu

kali

terbatasnya

ketidak

efisienan

oleh perempuan lebih banyak dengan

pasar bagi hasil pertanian mengikat mereka

hasil

jika

dalam rendahnya kemampuan menabung.

dari

Selanjutnya kelangsungan hidup mereka

golongan sosial ekonomi yang sama.

akan tergantung pada pekerjaan musiman

Karena

yang tidak pasti.

yang

lebih

dibandingkan dengan

itu,

meningkatkan

rendah
lelaki

salah satu

jalan

kesejahteranan

untuk
hidup

Ciri-ciri

yang

menandai

rumah

masyarakat miskin perdesaan yang dapat

tangga miskin umumnya terjalin erat satu

dilaksanakan adalah mengikut

dengan yang lain dalam suatu mata rantai

sertakan

perempuan dalam melaksanakan kegiatan-

atau perangkap kemiskinan.

kegiatan produktif melalui pendekatan

merupakan faktor yang paling menentukan

kewirausahan

dibandingkan faktor-faktor

Keikutsertaan

perempuan

dalam

kemiskinan

lainnya.

Sering terjadi bahwa akibat kemiskinan

kegiatan mencari nafkah tidak lain karena

yang

diderita,

pendapatan lelaki tidak cukup untuk

menjadi rapuh, mudah terserang penyakit,

memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

status

ekonomi

sebuah

rumah

tangga

dan sosio kulturalnya

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya

ISSN. 1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

tidak kunjung dapat ditingkatkan, sehingga

jamu. Lain halnya dengan para perempuan

keluarga ini menjadi lebih miskin lagi

miskin perdesaan di Kecamatan Tulangan

karena banyak harta miliknya yang terjual

Kabupaten

atau tergadaikan.

kerupuk

rumah tangga,

mandiri

dan

Pemberdayaan

Ekonomi

melalui

Pemberdayaan lebih terkait dengan


pendekatan dari bawah keatas
daripada

dengan

industri

mereka

memenuhi

bisa

kebutuhan

keluarganya. Di Kabupaten Bondowoso

Kewirausahaan

up)

Sidoarjo,

pendekatan

(bottomdari

atas

para perempuan miskin perdesaan yang


hidup dengan didaerah pesisir pantai
mereka

juga

mengembangkan

usaha

kebawah

(top

down).

Lembaga-

melalui diversifikasi hasil perikanan mulai

lembaga

terkait

dengan

gerakan

dari ikan yang dikeringkan, dijadikan

mengambil

tindakan

makanan siap saji.

pemberdayaan
berdasarkan

kesadaran

masyarakat.

Sasaran

penelitian

ini

adalah

Kelompok perempuan yang paling berhasil

peranan perempuan miskin diperdesaan.

adalah kelompok yang bergerak dibidang

Peranan adalah perilaku atau tugas yang

khusus

diharapkan

dilaksanakan

berdasarkan

kedudukan

misalnya bidang kesehatan atau

pekerjaan,

termasuk

dalam

bidang

pertanian serta perempuan yang benar-

yaang

benar

kesempatan sekaligus

konsentrasi

menekuni

seseorang
atau status

dimilikinya. Untuk memperluas


memberdayakan

kewirausahaan, seperti industri kerupuk

perempuan perdesaan diantaranya dengan

rumah tangga, diversifikasi empon-empon

meningkatkan peran serta mereka dalam

pembuatan kerajinan dari kain perca,

pembangunan melalui kewirausahaan.

pembuatan jilbab hiasan monte dan sulam

KESIMPULAN

pita.

Faktor-faktor
Seperti yang dilakukan di kabupaten

terhadap

yang

berpengaruh

Pemberdayaan

Perempuan

Sidoarjo, pembuatan jilbab hiasan monte

Miskin Perdesaan dalam meningkatkan

dan sulam pita, serta para perempuan

taraf hidup keluarga.

perdesaan di Kabupaten Mojosari dimana

Ada

lima faktor yang


yang

saling

para perempuan perdesaan ini membuat

berhubungan

berpengaruh dalam

diversifikasi empon-empon, jadi empon-

pemberdayaan

empon hasil dari pertanian tidak hanya

kesejahteraan, akses

dijual mentah tetapi telah diversifikasi

partisipasi, kesadaran kritis dan kontrol.

dalam bentuk jamu, bubuk instan, enting-

Apapun upaya

enting jahe dan juga irisan kering untuk

dalam memberdayakan perempuan, sudah

perempuan

yang akan

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya

yaitu,

sumberdaya,

dilakukan

ISSN. 1978-4724

semestinya
diatas,

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

mencakup

kelima

hal

termasuk dalam pengembangan

Tujuan
Miskin

Pemberdayaan

melalui kewirausahaan adalah

yang

yang

Memberdayakan
Perdesaan

Perempuan

Miskin

melalui

serta meningkatnya partisipasi termasuk

taraf hidup keluarga

dalam

proses

serta

untuk

kewirausahaan

perempuan

handal

dilakukan

untuk meningkatkan tarafhidup keluarga

kelompok

seorang

mandiri.
Upaya

perempuan

perempuan

wirausaha

lembaga keuangan mikro sebagai salah


satu sumber daya ekonomi bagi mereka

Menjadikan

pengembangan

untuk

Perempuan

meningkatkan

miskin

perdesaan

pembangunan.

umumnya bersifat sangat tertutup,

Melalui berbagai langkah antara lain :

sehingga

untuk

Penyadaran kritis tentang hak dan

mereka membutuhkan kesabaran

kewajiban

sebagai

dan pendekatan secara personal /

warganegara, dan peran perempuan

kelompok yang dilakukan secara

dalam pembangunan.

intens

mereka

Mencerdaskan

perempuan

perdesaan, agar menyadari potensi


dan

kelemahan

lingkungannya,
kebutuhan

dasar

mereka

serta

melalui

suasana

informal.

Perlu pemetaan dan pemahaman

dan

kondisi sosial kultural terlebih

menyangkut

dahulu

(sandang,

secara

Fasilitator

umum,

mulai

sebelum

melakukan

pangan, papan serta kesehatan dan

komunikasi

pendidikan) dan hak mereka dalam

perempuan perdesaan. Karena pada

partisipasi

di

umumnya perilaku mereka sangat

serta

menjadikan

terikat dengan sosio kultural yang

mampu

menemukan

ada.

pembangunan

daerahnya,
mereka
alternatif

pemberdayaan

solusi

yang

dapat

intensif

dengan

Model

Pemberdayaan

Perempuan

direalisasi.

Miskin

Perdesaan

melalui

Memberikan ruang dan kesempatan

Pengembangan Kewirausahaan untuk

bagi partisipasi perempuan dalam

Meningkatkan taraf hidup keluarga.

setiap tahap pelaksanaan program


(perencanaan,
pemantauan,
pelestarian).

pelaksanaan,
evaluasi

dan

Keterampilan untuk berusaha akan


diarahkan pada peningkatan keterampilan
yang

dimiliki

guna

dicetak

menjadi

wirausaha yang handal. Upaya untuk


meningkatkan

kesejahteraan

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya

dan
8

ISSN. 1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

keberdayaan perempuan miskin perdesaan

Pengembangan
UMKM
di
Kabupaten Garut, disampaikan
pada Seminar Membangun Garut
Melalui Sumber Daya Lokal
Berpotensi Global Kerjasama
Pemerintah Daerah Kabupaten
Garut dan Lembaga Penelitian
UNPAD. Tanggal 11 Desember
2007.

menyangkut pada persoalan bagaimana


upaya pemberdayaan perempuan miskin
perdesaan melalui kewirausahaan yang
dilakukan dapat menjamin para pelaku
ekonomi rakyat memperoleh apa yang
menjadi

hak

mereka,

khususnya

kesejahteraan dan taraf kehidupan yang


layak.

Dengan

kewirausahaan
kelompok

model
melalui

dan

pemberdayaan
pendekatan

diversifikasi

usaha

diharapkan para perempuan miskin akan


dapt

meningkatkan

Owin,
2004,
Pemberdayaan
Penanggulangan
Blantika Mizan.

Keadilan,
dan
Kemiskinan,

Kreitner, Robert, 2003, prilaku Organisasi,


Salemba Empat, Jakarta.

wirausaha.

Kementrian
Negara
Pemberdayaan
Perempuan, 2006, Rencana aksi
peningkatan
Kualitas
Hidup
Perempuan (PKHP), Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Kasmis, 2007, Kewirausahaan, PT. Raja


Grafindo Perkasa, Jakarta.

keluarganya

dengan

kesejahteraan

Jamasy

menjadi

seorang

Buchori, Mochtar. 2000, Pengantar.


Walter Fernandes dan Rajesh
Tandon (eds) Riset PartisipatorisRiset Pembebasan. Penyunting
Wardaya dan Hardiman. Gramedia
Pustaka Umum
Elizabeth, R., 2007. Peran Ganda Wanita
tani Sebagai Pelaku Usaha
Mencapai Strategi Ketahanan
Pangan Rumah Tangga Petani di
Perdesaan, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan.
Bogor. Badan Penelitian dan
Pengembangan
Pertanian
Departemen Pertanian.
Hastuti, 2004, Pemberdayaan Petani dan
Kelembagaan
Lokal
dalam
Perspektif Gender. Working Paper
No. 50 Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi Pertanian Bogor.
Hayati, Amelia, 2007, Studi terhadap
Pemberdayaan Perempuan dalam

Novirianti, D., 2005. Pemberdayaan


hukum Perempuan Untuk Melawan
Kemiskinan, Jurnal Perempuan No.
42
Sarman, Mukhtar dan Sajogyo, 2000,
Masalah
Penanggulangan
Kemiskinan Refleksi dari kawasan
Timur Indonesia, Puspa swara.
Suryana, 2003, Kewirausahaan, Pedoman
Praltis, Kiat dan Proses menuju
Sukses, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta, Edisi I.
Sajogyo, 2000, Peranan Wanita dalam
Perkembangan Ekonomi, Obor
Jakarta.
Zulminarni,
Nani,
2004,
lembaga
Keuangan Mikro Dalam Rangka
Pemberdayaan
Perempuan
Miskin, Disampaikan dalam acara
workshop berbagi Pengetahuan
dan Sumberdaya Keuangan Mikro

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya

ISSN. 1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

di
Indonesia
yang
diselenggarakan oleh GEMA PKM
Indonesia dan BWTP di Jakarta 27
Agustus 2004.
http://www.docstoc.com/docs/20860495/
Studi terhadap pemberdayaan
perempuan dalam pengembangan
usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) di Kabupaten Garut.
http://www.docstoc.com/docs/19707820/P
rogram
Penanggulangan
Kemiskinan di Kecamatan Temon,
Kulonprogo DI Yogyakarta.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya

10

Anda mungkin juga menyukai