PERANCANGAN KOMPUTER
( 2 sks )
SISTEM PENILAIAN :
-
Kehadiran
30%
35%
TOTAL
15%
100%
Buku Wajib :
Computer Analysis of Structure Matrix Structural Analysis
Structured Programming, Siegbried M. Holzer, Elsevier.
Buku Pendukung :
Buku Manual SAP, Etabs, SANS
PENDAHULUAN
Pemilihan material
Pembebanan
OBJECT
Object digunakan untuk merepresentasikan geometri struktur yang
dimodelkan.
SISTEM KOORDINAT
Sistem koordinat digunakan untuk menempatkan geometri model dan
menentukan arah pembebanan, perpindahan, gaya-gaya internal dan
tegangan yang terjadi.
Semua sistem koordinat didalam model ditetapkan terhadap satu sistem
koordinat global, sedangkan setiap bagian dari model (joint, element,
atau constraint) dapat mempunyai sistem koordinat lokal tersendiri.
Sistem koordinat yang digunakan adalah koordinat tiga dimensi persegi
(Cartesian) yang mengacu kepada kaidah tangan kanan (ibu jari, telunjuk
dan jari tengah) yang saling membentuk garis tegak lurus, dimana :
- ibu jari
- telunjuk
- jari tengah
: sumbu X
: sumbu Y
: sumbu Z
Untuk rotasi dan momen, juga ditentukan dengan aturan tangan kanan
(lihat gambar), dimana arah ibu jari menunjukkan arah posistif dari sumbu
putar sedangkan arah yang ditunjukkan keempat jari yang lain
menunjukkan arah posistif dari rotasi dan momen.
SAP2000 selalu mengasumsikan Z sebagai sumbu vertikal, dimana +Z
mengarah keatas. Sistem koordinat lokal untuk joints, elements, dan
akselerasi beban ke tanah ditetapkan terhadap arah vertikal tersebut.
Berat sendiri struktur selalu mengarah kebawah, dalam arah Z.
Contoh Restraints :
FRAME ELEMENT
Frame element digunakan untuk memodelkan balok, kolom dan rangka
pada struktur 3D.
Frame element dimodelkan sebagai garis lurus yang menghubungkan dua
titik. Setiap elemen mempunyai sistem sumbu lokal tersendiri (lokal 1-2-3)
yang digunakan untuk mendefinisikan section properties dan beban, serta
digunakan untuk menginterpretasikan output hasil analisis.
Sumbu lokal 1 selalu terletak pada sumbu longitudinal elemen dengan arah
positif dari joint i ke joint j (yang ditetapkan pada saat membuat geometri
struktur), sedangkan dua sumbu lain saling tegak lurus yang orientasi
arahnya dapat ditetapkan sesuai kebutuhan user.
Orientasi default sumbu lokal 2 & 3 oleh SAP2000, sbb :
Bidang 1-2 terletak vertikal, sejajar dengan sumbu Z
Sumbu lokal 2 mengarah keatas (+Z), kecuali elemen vertikal (kolom)
dimana sumbu lokal 2 terletak pada bidang horisontal searah dengan
sumbu +X
Sumbu lokal 3 terletak pada bidang horisontal.
Section Properties:
Section properties dari suatu frame element ditetapkan terhadap sistem
sumbu lokal, dengan megikuti ketentuan sbb :
Sumbu 1 terletak pada sumbu longitudinal elemen,
Sumbu 2 & 3 parallel dengan garis netral, biasanya sumbu 2 searah
dengan sumbu kuat (tinggi) dan sumbu 3 searah dengan sumbu lemah
(lebar).
Material properties yang digunakan untuk penampang adalah :
Modulus elastis, E, untuk kekakuan aksial dan lentur,
Modulus geser, G, untuk kekakuan torsi dan kekakuan geser
transversal,
Koefisien ekspansi thermal, , untuk menghitung ekspansi aksial dan
regangan lentur akibat pengaruh termal,
Densitas massa, , untuk menghitung massa elemen, yang digunakan
untuk analisa dinamik.
Densitas berat, , untuk menghitung berat sendiri dan beban gravitasi.
Untuk menghasilkan kekakuan penampang diperlukan enam properti
geometri dasar yang digunakan secara bersama-sama dengan properti
material yang lain. Enam properti tersebut adalah :
Luas penampang, A, untuk menghasilkan kekakuan batang (AE/L)
Momen inersia, I33 adalah momen inersia terhadap sumbu 3 untuk
lentur pada bidang 1-2 dan I22 adalah momen inersia terhadap sumbu
2 untuk lentur pada bidang 1-3. Kekakuan lentur yang dihasilkan
adalah EI33/L dan EI22/L
Konstanta torsi, K, menghasilkan kekakuan torsi (GK/L)
Luas Bidang Geser, Av2 dan Av3, untuk perhitungan geser transversal
pada bidang 1-2 dan bidang 1-3. Luas efektif bidang geser ini untuk
berbagai penampang berbeda-beda seperti ditunjukkan pada tabel.
Ri1
Ri2
Rj2
Ui2
Uj2
node i
Ui1
node j
Ui3
Rj1
Uj1
Sumbu 1
Uj3
Ri3
Rj3
Sumbu 3
ku1
0
ku2
0
0
ku3
0
0
0
kr1
=
SIM
ETR
IS
0
0
-ku3r2
0
kr2
0
ku2r3
0
0
0
kr3
-ku1
0
0
0
0
0
0
-ku2
0
0
0
-ku2r3
0
0
-ku3
0
ku3r2
0
0
0
0
-kr
0
0
0
0
-ku3r2
0
kr2
0
0
ku2r3
0
0
0
kr3
Ui1
Ui2
Ui3
Ri1
Ri2
Ri3
ku1
0
ku2
0
0
ku3
0
0
0
kr1
0
0
ku3r2
0
kr2
0
-ku2r3
0
0
0
kr3
Uj1
Uj2
Uj3
Rj1
Rj2
Rj3
Dimana :
AE
ku1
=
L
12 E I3
ku2
2 =
=
(1+2) L
ku3
3 =
=
(1+3) L
G KT
kr1
=
L
(4+3) E I2
kr2
=
(1+3) L
(4+2) E I3
kr3
A2/k2 G L2
12 E I3
=
(1+2) L
6 E I3
ku2r3 =
(1+2) L2
6 E I2
ku3r2 =
(1+3) L2
12 E I3
12 E I2
A3/k3 G L2
Uz
Uz
Ux
Ry
2D Beam
2D Truss
Uz
Ux
Ux
Ry
Rx
Ry
2D Frame
2D Grid
Rz
Uz
Uz
Ux
Ux
Uy
Uy
Ry
3D Truss
3D Frame
Rx
ANALISIS STATIK
Linear-Elastic
Action
Action
Nonlinear-Elastic
Deformation
Linear-Inelastic
Action
Action
Deformation
Nonlinear-Inelastic
Deformation
Deformation
Contoh Aplikasi :
Sebuah struktur rangka batang seperti terlihat pada gambar. Diminta
untuk mencari gaya-gaya internal dan reaksi tumpuan (berat sendiri
rangka diabaikan). Gunakan Static Load Case.
Uz
Ux
2D Truss
P = 89 kN, L = 183 cm, E = 206850 Mpa A = 96.8 cm 2
(catatan : 1 MPa = 1 N/mm2)
Solusi :
DOF = Ux, Uz
Struktur rangka batang mengasumsikan bahwa gaya-gaya internal
yang
bekerja adalah gaya aksial (node-nya diasumsikan sendi)
Orientasi arah beban P kebawah (global Z)
Berat sendiri diabaikan (Self Weight Multiplier = 0)
Catatan : Jika berat sendiri tidak diabaikan, maka akan timbul gaya geser
dan lentur pada batang (silahkan dicoba!!!)
Yang perlu diperhatikan, bahwa keseimbangan struktur mengharuskan gayagaya aksi akan saling meniadakan dengan gaya-gaya reaksi, atau:
AKSI + REAKSI = 0
(Ingat !!! gaya aksi berlawanan tanda dengan gaya reaksi)
F O R C E
B A L A N C E
LOAD1 -----------------MY
.000000
-5.17E-11
MZ
.000000
.000000
TOTAL
3.13E-13
.000000
-1.25E-12
.000000
-5.17E-11
.000000
MX
.000000
.000000
FY
FZ
.000000 -445.000000
.000000 445.000000
FX
.000000
3.13E-13
APPLIED
REACTNS
PROBLEM
PERINTAH SAP2000
Perletakan miring
Differential Settlement
LATIHAN 1:
Suatu struktur rangka
terlihat seperti pada
gambar.
Profil Baja Siku L100.100.10
E=2.000.000 kg/cm2
Berat sendiri diabaikan !
Load Case 1 :
Beban terpusat pada Joint G sebesar 5000 Kg ( )
Load Case 2 :
Pada saat pemasangan terjadi kesalahan potong pada batang AD dimana
panjangnya berkurang 1.5 mm, sehingga perlu pemaksaan agar batang
tersebut dapat dipasang pada struktur
Load Case 3 :
Terjadi penurunan sebesar 5 cm pada pondasi B
Hitung gaya-gaya batang dan reaksi perletakan akibat kombinasi ketiga load
case tersebut.
LATIHAN 2 :
Jika inputing pada soal latihan 2 dilakukan dengan benar, maka Output untuk
beberapa parameter yang dihasilkan SAP2000 dapat disimak pada tabel dibawah.
Perbandingan hasil analisis SAP2000 dan perhitungan manual menurut metode
beban satuan (Cook & Young 1985, halaman 244) sbb :
Sifat rigid pada end offset mempengaruhi sifat kekakuan end offset
terhadap deformasi lentur dan geser, tetapi tidak berpengaruh terhadap
deformasi axial dan torsi.
Seluruh output gaya internal dan momen hasil analisis merupakan gayagaya internal dan momen pada permukaan tumpuan (support face) dan
pada sepanjang bentang bersih (Lc) dari elemen.
VERIFIKASI :
Hitung lendutan pada ujung cantilever dan bandingkan hasilnya dengan
tabel dibawah !
END RELEASE
Perintah release pada ujung elemen dilakukan untuk menyesuaikan model
struktur dengan kondisi fisik struktur yang sebenarnya (atau untuk
menyesuaikan dengan asumsi dari perilaku struktur yang diinginkan).
EFEK P-DELTA
Konsep dasar dari efek P-Delta, dijelaskan menurut contoh gambar berikut ini :
-Balok cantilever
menerima gaya aksial P
dan gaya transversal F,
kondisi ini mengakibatkan
momen pada tumpuan
sebesar M1=F*L
-Gaya F mengakibatkan
balok berdeformasi
sebesar
-Keseimbangan yang baru
terjadi dengan besarnya
momen pada tumpuan
adalah M2=F*L P*
(plus +, jika P berupa gaya
aksial tekan, dan minus
jika P gaya aksial tarik)
SAP2000 mempunyai opsi
untuk memperhitungkan efek
P-Delta, dengan asumsi dan
keterbatasan sbb:
-Efek P-Delta hanya dianalisa
pada elemen frame saja,
-Yang diperhitungkan hanya
pengaruh tegangan yang besar
dari gaya aksial pada bending
transversal dan deformasi
geser,
-Semua lendutan, regangan
dan
rotasi diasumsikan kecil,
-Lendutan transversal pada
elemen frame diasumsikan
berbentuk kubik untuk bending
dan linear untuk geser pada
daerah rigid zone offset,
-Gaya P-Delta aksial
diasumsikan konstan
sepanjang elemen.
KOMBINASI PEMBEBANAN
Pada umumnya beban yang bekerja pada struktur terdiri dari tiga bagian,
yaitu beban mati, beban hidup dan beban akibat pengaruh alam. Kekuatan
struktur harus dihitung berdasarkan beberapa kombinasi beban tersebut
(sesuai peraturan yang berlaku). Beban rencana ditetapkan dari kombinasi
pembebanan yang paling membahayakan terhadap struktur.
SAP2000 versi 7.40 student menyediakan opsi untuk menghitung
kombinasi pembebanan tersebut yang dapat diakses dengan perintah
Define - Load Combination dan dipilih Load Combination type ADD.