Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam
A. Pengertian Sejarah
Sejarah harus menjadi suatu itibar atau cermin bagi generasi selanjutnya.
Ilmu ini bukan merupakan substansi dari ilmu agama itu sendiri melainkan
sebuah analisa terhadap peristiwa yang terjadi dalam masyarakat Islam.
Namun, pada masa kenabian, ilmu ini termasuk substansi ilmu agama,
demikian pula peristiwa-peristiwa yang diabadikan dalam Al-Quran.
Menurut Abuddin Nata, sejarah harus menganalisa lebih mendalam
tentang siapa, apa, dimana dan mengapa tentang suatu peristiwa.
Menurut Ibnu Khaldun, sejarah harus dilihat dari dua sisi, yaitu :
a. Sisi luar
: berhubungan dengan situasi dan kondisi
b. Sisi dalam : berupa penalaran kritis dan usaha yang cermat untuk
mencari kebenaran.
Menurut Sayid Qutub, sejarah bukan peristiwa melainkan penafsiran
terhadap peristiwa. Sejarah bersifat subyektif.
Sejarah umat Islam dibentuk oleh tiga faktor, yaitu :
1. Lingkungan baik budaya maupun fisik.
2. Kepentingan kelompok
3. Individu kreatif
Sejarah Islam berarti kejadian tentang Islam secara utuh sejak pertama
kali Islam disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw hingga sekarang.
B. Periodisasi Sejarah Islam
Menurut Munzir Hitami, ada empat :
1. Periode pembinaan (masa Nabi Saw hingga Bani Umayyah)
2. Periode keemasan (Dinasti Abbasiyah)
3. Periode kemunduran (sejak jatuhnya Baghdad 1258 H dan Cordova
1236 H)
4. Periode kebangkitan dan pembaharuan
Menurut Harun Nasution, ada tiga :
1. Periode klasik (650-1250 M)
2. Periode pertengahan (1250-1800 M)
3. Periode modern (1800 M sekarang)
Menurut pak Ghalib, ada lima :
1. Masa pengenalan dan pembinaan (masa awal kenabian)