Anda di halaman 1dari 13

Penyelesaian

Sengketa Pemilihan
GBW
(Gubernur,
(Gubernur, Bupati,
Bupati, Walikota)
Walikota)

Hardi Munte, S.H.

Pimpinan Bawaslu Provinsi Sumatera


Utara
Divisi Penindakan Pelanggaran

Dasar Hukum

UU No. 15/2011 ttg Penyelenggara Pemilu


(pasal 73 ayat 4 butir c )
UU No. 8/2015 j.o UU No.1/2015 ttg
Pemilihan G B W.(pasal 143)
Perbawaslu No. 8 tahun 2015 ttg tata cara
penyelesaian sengketa pemilihan GBW
Perbawaslu No.11/2014 ttg pengawasan
Pemilu
Perbawaslu No.2/2015 ttg perubahan
Perbawaslu No.11/2014 ttg pengawasan
Pemilu
2

Pengantar

Pengawas Pemilu merupakan lembaga


yang dituntut profesionalitasnya dalam
memeriksa dan memutus sengketa yang
muncul dalam penyelenggaraan pemilihan.

Kewenangan Penyelesaian Sengketa


Pemilihan merupakan kewenangan residu
berdasarkan UU No 1 Tahun 2015.
(Kewenangan Residu merupakan
kewenangan sisa dimana tidak ada
lembaga lain yang berwenang, hanya
dapat ditempuh melalui mekanisme dan
tata cara yang sudah ditetapkan oleh
Bawaslu)
3

Pengantar (Lanjutan)

Kewenangan pengawas Pemilu dalam Penyelesaian Sengketa


sudah dimiliki sejak Pemilu Legislatif 2014.
Beberapa Keputusan Pengawas Pemilu dalam penyelesaian
sengketa seperti :
Bawaslu RI: penetapan PKPI sebagai Parpol peserta Pemilu,
pengembalian hak parpol dan Calon Anggota DPD
disebabkan terlambatnya penyerahan laporan dana
kampanye.
Bawaslu Sumut: Calon Anggota DPRD yang dirugikan
karena tidak ditetapkan dalam DCS maupun DCT.
PEMOHON:
1. HADIRAT MANAO(Calon Anggota DPRD SUMUTTIDAK DIKABULKAN),
2. ZAKIR HUSIN( Bakal Calon Anggota DPRD Kota MedanTIDAK DIKABULKAN).
3.TAHAN MANAHAN PANGGABEAN (Calon Anggota DPRD
SUMUT- DITERIMA),
TERMOHON: KPU Prov. SUMUT dan KPU Kota Medan
4

Penyelesaian Sengketa Pemilihan

Kewenangan Penyelesaian Sengketa


Pemilihan Gubernur oleh Bawaslu
Provinsi.
Kewenangan Penyelesaian Sengketa
Pemilihan Bupati/Walikota oleh
Panwaslu Kabupaten/Kota.
Dalam hal ada pihak tidak puas
terhadap Penyelesaian Sengketa oleh
Bawaslu Provinsi dan/atau Panwaslu
Kabupaten/Kota dapat mengajukan
Banding ke Pengadilan Tata Usaha
Negara.
5

Ruang Lingkup

Sengketa antar Peserta Pemilihan


meliputi: perbedaan penafsiran atau
suatu ketidakjelasan tertentu tentang
suatu masalah kegiatan, dan/atau
peristiwa berkaitan dengan
pelaksanaan ketentuan peraturan perUU-an mengenai Pemilihan; dan
keadaan dimana terdapat pengakuan
yang berbeda, dan/atau penolakan
penghindaran antar peserta pemilihan.
Sengketa antara Peserta Pemilihan
dengan KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota akibat
dikeluarkannya Keputusan KPU Provinsi
atau Keputusan KPU Kabupaten/Kota.
6

Keputusan KPU sebagai Obyek Sengketa

Keputusan tentang Penetapan


Pasangan Calon.
Keputusan Penetapan Daftar Pemilih.
Keputusan tentang Jadwal Kampanye.
Keputusan Diskualifikasi Pasangan
Calon (Dana Kampanye).
Keputusan tentang Penetapan Desain
Surat Suara.
Keputusan KPU Provinsi dan KPU
Kab/Kota lainnya kecuali Keputusan
KPU Provinsi & KPU Kab/Kota tentang
Penetapan Hasil Pemilihan yang
menjadi wewenang MK.
7

Pemohon

Permohonan sengketa Pemilihan dapat


diajukan oleh Pasangan Calon Gubernur dan
Wakil Gubernur, pasangan Calon Bupati dan
Wakil Bupati dan pasangan Calon Walikota dan
Wakil Walikota.
Permohonan sengketa terhadap
Keputusan KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota mengenai Penetapan
pasangan calon peserta Pemilihan dapat
diajukan oleh : pasangan calon yang
mendaftarkan diri atau didaftarkan ke KPU
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota; dan Parpol
atau gabungan Parpol pengusung pasangan
calon.
8

Jangka Waktu Pengajuan Permohonan

Permohonan Penyelesaian Sengketa


Pemilihan diajukan paling lama 3 (tiga)
hari sejak diketahui objek sengketa dalam
Pemilihan.
Permohonan penyelesaian sengketa
terkait Keputusan KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota, diajukan paling lama 3
(tiga) hari sejak Keputusan KPU Provinsi
atau KPU Kabupaten/Kota ditetapkan
dan/atau diumumkan.
Bawaslu Provinsi atau Panwaslu
Kabupaten/Kota tidak menerima
Permohonan yang diajukan melebihi
jangka waktu.
9

Tata Cara Pengajuan Permohonan


Permohonan Penyelesaian Sengketa diajukan kepada
Bawaslu Provinsi atau Panwaslu Kabupaten/Kota secara
tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan memuat:
identitas Pemohon terdiri dari: nama Pemohon, alamat
Pemohon, telepon/fax, dengan dilampiri foto copy
Kartu Tanda Penduduk/Paspor.
kedudukan Pemohon dalam penyelenggaraan
Pemilihan;
identitas Termohon yang terdiri dari: nama Termohon,
alamat Termohon, telepon/fax;
kedudukan Termohon dalam penyelenggaraan
Pemilihan;
uraian yang jelas mengenai kewenangan
menyelesaikan sengketa;
10

Tata Cara Pengajuan Permohonan (Lanjutan...)


uraian kedudukan hukum Pemohon dan Termohon
dalam penyelesaian sengketa;
uraian yang jelas mengenai tenggang waktu pengajuan
permohonan;
uraian yang jelas mengenai obyek yang disengketakan;
permasalahan sengketa yang memuat kepentingan
langsung Pemohon atas penyelesaian sengketa dan
masalah/obyek yang disengketakan; dan
hal-hal yang diminta untuk diputuskan.
Permohonan ditandatangani oleh Pemohon atau kuasanya
di buat dalam 7 (tujuh) rangkap (1 (satu) asli dan 6 (enam)
salinan) dan format digital, disertai bukti pendukung,
dengan bukti yang asli diberi materai secukupnya.

11

Mekanisme Penyelesaian Sengketa


Musyawarah untuk Mufakat demi
mencapai kesepakatan.
Dalam hal tidak tercapai
mufakat, maka Bawaslu Provinsi
atau Panwaslu Kab/Kota
mengambil Keputusan
Penyelesaian Sengketa Pemilihan
Bawaslu Provinsi atau Panwas
Kab/Kota menyelesaikan sengketa
pemilihan dalam jangka waktu 12
hari sejak permohonan diregistrasi.
(cat: hari adalah hari kalender)

12

Terimakasih
Atas
Perhatiannya

13

Anda mungkin juga menyukai