Anda di halaman 1dari 17

A.

Sumber Air Limbah


Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah
yang dibuang tanpa pengolahan ke dalam suatu badan air. Air limbah
merupakan kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari
daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industry, bersama
dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin ada.
Pengertian air limbah menurut Ehless dan Steel, sebagaimana
dikutip Chandra adalah cairan buangan yang berasal dari rumah
tangga, industri, dan tempat-tempat umum lainnya yang mengandung
bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta
mengganggun kelestarian lingkungan. Limbah adalah buangan yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Berdasarkan
perturan pemerintah (PP) No. 18/ 1999 Jo. PP 85/1999, limbah
didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau
kegiatan manusia. Berdasarkan sumber penghasilnya, air limbah
berasal dari berbagai jenis kegiatan seperti perumahan, industri,
pertanian, dan perkebunan. Karena itu, jenis polutan yang dihasilkan
oleh industry tergantung pada jenis industrinya sendiri, bahan baku,
proses industry, bahan bakar, sistem pengelolaan limbah cair yang
digunakan
1. Air Limbah Rumah Tangga (ALRT)
Air limbah rumah tangga (ALRT) merupakan air limbah yang
berasal dari pemukiman penduduk. Pada dasarnya air limbah
rumah tangga (ALRT) terdiri dari tiga fraksi penting di antaranya:
a. Tinja (faeces) berpotemsi mengandung mikroba pathogen
(contohnya Bakteri E.coli).
b. Air seni (urine) umumnya mengandung nitrogen dan fosfor,
serta kemungkinan kecil mikroorganisme.
c. Greywater merupakan air limbah domestic yang berasal dari
dapur (tempat cuci piring), air bekas cuci pakaian (air dari
saluran pembuangan mesin cuci misalnya), dan air mandi
(bukan dari toilet). Campuran faeces dan urine disebut
sebagai excreta. Excreta ini merupakan cara transport utama
bagi penyakit bawaan air (waterborne disease). Blackwater

adalah

istilah

yang

digunakan

untuk

air

limbah

yang

mengandung kotoran manusia. Kelompok air limbah ini harus


diolah terlebih dahulu karena mengandung bakteri pathogen.
Blackwater dikenal juga dengan istilah sewage.
Beberapa hal utama yang membedakan greywater dan
blackwater antara lain:
I. Greywater memiliki kandungan nitrogen yang jauh lebih
II.

rendah dibanding blackwater.


Greywater mengandung pathogen yang jauh lebih

III.

rendah dibanding blackwater.


Greywater jauh lebih mudah didekomposisi daripada
blackwater.

Pada saat ini banyak yang memanfaatkan greywater untuk


keperluan lain dalam rangka konservasi sumber daya air. Salah
satu manfaatnya adalah untuk menyiram tanaman. Hal penting
yang ditekankan, yaitu tidak boleh ada materi toksik yang
mencemari greywater. Sabun cuci piring yang digunakan pun
harus

yang

ramah

lingkungan.

Sementara

itu,

blackwater

biasanya disalurkan ke septic tank atau langsung disalurkan ke


sewage

system

untuk

kemudian

diolah

dalam

instalasi

pengolahan air limbah domestic. (greywater.com)


2. Air Limbah Industri (ALI)
Air limbah industri (ALI) merupakan hasil sisa dari produksi, air
limbah

industry

umumnya

terjadi

sebagai

akibat

adanya

pemakaian air dalam proses produksi. Zat-zat yang terkandung


didalamnya sangat bervariasi tergantung dari bahan baku yang
digunakan oleh industry tersebut. Antara lain: nitrogen, sulfide,
amoniak, lemak, zat pewarna, mineral, dan logam berat. Oleh
sebab itu, dampak yang diakibatkannya juga sangat bervariasi,
bergantung kepada zat-zat yang terkandung didalammnya.
Pemanfaatan air pada kegiatan industry memiliki beberapa
fungsi berikut:

a. Sebagai air pendingin, untuk memindahkan panas yang


terjadi dari proses industry.
b. Untuk mentrasportasikan produk atau bahan baku.
c. Sebagai air proses, misalnya sebagai umpan boiler, pada
pabrik minuman dan sebagainya.
d. Untuk mencuci dan membilas produk dan/atau gedung
serta instalasi.
Karakteristik air limbah
Karakteristik fisik
99,9% air, bahan padat 0,1% dalam bentuk suspensi padat,
volumenya antara 100-500 mg/l. Jika suspensi padat <100mg/l air
limbah lemah. Jika >500 mg/l air limbah kuat
Karakteristik kimia
bercampur dengan zat kimia anorganik dan zat organik. Bersifat
basa, namun jika sudah lama akan bersifat asam karena sudah
mengalami dekomposisi
Karakteriksik biologis
Bakteri patogen dalam air limbah biasanya golongan E. coli

Tujuan pengelolaan air limbah

Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga


Melindungi hewan dan tanaman yang hidup di air
Menghindari pencemaran tanah permukaan
Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor
penyakit
Syarat pengelolaan air limbah
Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum
Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan
Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup
diair
Tidak dihinggapi oleh vektor
Tidak terbuka dan harus tertutup
Tidak menimbulkan bau tidak sedap

Pengelolahan air limbah


1. Dilution
2. Irrigation
3. Self purification (kolam oksidasi)
dekomposisi, recovery, clean water
Tujuan purifikasi air limbah

terdiri

dari

pengendapan,

Untuk menstabilkan bahan organik melalui proses stabilisasi. Materi


organik akan diuraikan oleh bakteri
Untuk menghasilkan effluent yang bebas dari keadaan patogen
Air dapat digunakan tanpa menimbulkan resiko gangguan kesehatan
Cara purifikasi air limbah
Modern sewage treatment (pengelolahan primer dan sekunder)
Tradisional sewage treatment(oxidation pond)
Land treatment atau sewage farming, sebidang tanah disekeliling
parit ditanami tumbuhan semacam kentang dan pohon buahbuahan

Pengelolahan limbah cair industri berdasarkan karakteristik

Proses fisik, dapat dilakukan melalui:


Penghancuran
Perataan air (mis, mengubah sistem saluran dan membuat
kolam)
Penggumpalan (mis, menggunakan aluminium sulfat dan
ferrosulfat)
Sedimentasi
Pengapungan
filtrasi
Proses kimia, dapat dilakukan melalui
Pengendapan dengan bahan kimia
Pengolahan dengan lagoon atau kolam
Netralisasi
Sedimentasi
Oksidasi dan reduksi
Klorinasi
Penghilangan klor (menggunakan karbon aktif atau natrium
sulfat)
Pembuangan fenol
Pembuangan sulfur
Proses biologi dapat dilakukan dengan
Kolam oksidasi
Lumpur aktif(mixed liquid suspended solid)
Trickling filter
Lagoon
Fakultatif
Proses fisika kimia biologi
Pengelolahan tingkat lanjut

B. Dampak Buruk Air Limbah


Air limbah yang menandung bahan pencemar dialirkan ke lingkungan,
akan mengakibatkan terjadinya pencemaran pada badan air tersebut.
Hal tersebut akan mengakibatkan dampak buruk bagi makhluk hidup
dan lingkungannya. Dampak buruk tersebut sebagai berikut:

1. Gangguan kesehatan
Air limbah yang mengandung bibit penyakit dapat menimbulkan
waterborne

disease

dan

sebagai

sarang

vektor

penyakit

(nyamuk, lalat, kecoa, dll). Limbah berbahaya bersifat toksik


terhadap manusia, dapat menimbulkan penyakit yang bersifat
akut maupun kronis. Efek akut tersebut yaitu kerusakan susunan
saraf,

kerusakan

sistem

pencernaan,

kerusakan

sistem

neurologis, kerusakan sistem pernafasan, kerusakan kulit. Efek


kronis yang dihasilkan yaitu efek karsinogenik, efek mutagenic,
efek teratogenik dan kerusakan sistem reproduksi. Penyakit
tersebut

dapat

menyebabkan

beban

pada

komunitas

dan

penghalang tercapainya kemajuan di bidang social dan ekonomi.


2. Penurunan kualitas lingkungan
Bahan organic yang terdapat dalam air limbah bila dibuang
langsung

ke

sungaindapat

menyebabkan

penurunan

kadar

oksigen yang terlarut (dissolved oxygen) di dalam sungai


tersebut. Hal ini menyebabkan kehidupan dalam air yang
membutuhkan oksigen terganggu., sehingga akan mengurangi
perkembangannya sebagai akibat matinya bakteri, maka proses
penjernihan air secara alamiah terganggu.
3. Gangguan terhadap keindahan
Air limbah dapat mengandung bahan-bahan yang jika terurai
menghasilkan gas yang berbau. Selain bau, limbah juga dapat
menyababkan tempat sekitarnya menjadi licin. Limbah detergen
akan menimbulkan tumpukan busa. Hal ini juga mengurangi
estetika.
4. Gangguan terhadap kerusakan benda
Air limbah dapat menghasilkan gas yang agresif seperti H 2S. Gas
ini mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat
dari besi.
C. Parameter dalam Air Limbah
Parameter dalam menentukan kualitas dan karakteristik dari air
limbah, diantaranya:
1. BOD520 (Biochemical Oxygen Demand)

Merupakan banyaknya oksigen dalam ppm atau milligram/ liter


yang diperlukan untuk menguraikan benda organic oleh bakteri
pada suhu 20OC selama 5 hari. Jika konsumsi oksigen tinggi yang
ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka
berarti kandungan bahan buangan yang membutuhkan oksigen
tinggi.
2. COD (Chemical Oxygen Demand)
Jumlah total oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan
organik secara kimiawi, baik yang dapat didekomposisi secara
biologis (biodegradable) maupun yang sukar didekomposisi
secara

biologis

(non-

biodegradable).

Uji

COD

biasanya

menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang lebih tinggi daripada


uji BOD karena bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi
dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD.
3. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen= DO)
Banyaknay oksigen yang terkandung di dalam air dan diukur
dalam satuan milligram per liter. Oksigen terlarut ini digunakan
sebagai tanda derajat pengotoran limbah yang ada. Senakin
besar oksigen terlarut, maka menunjukkan derajat pengotoran
yang relative kecil.
4. Kesalahan (Hardenss)
Reaksi kation dan anion dalam air dapat membentuk endapan
atau karat pada peralatan logam. Sifat kesalahan sering kali
ditemukan pada air yang menjadi sumber baku air bersih yang
berasal dari air tanah atau daerah yang tanahnya mengandung
deposit garam mineral dan kapur.
5. Settleable Solid
Lumpur yang mengendap dengan sendirinya pada kondisi yang
tenang selama 1 jam secara gaya beratnya sendiri.
6. TSS (Total Suspended Solid)
Kandungan TSS memiliki hubungan yang erat dengan kecerahan
perairan.

Keberadaan

padatan

tersuspensi

tersebut

akan

menghalangi penetrasi cahaya yang mausk ke perairan sehingga


hubungan antara TSS dan kecerahan berbanding terbalik.
7. MLSS (Mixed Liquor Suspended Solid )
Jumlah TSS yang berasal dari bak pengendap lumpur aktif
setelah dipanaskan pada suhu 103O-105OC.

8. MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solid )


Kandungan organic matter yang terdapat dalam MLSS didapat
dari pemanasan MLSS pada suhu 600

C. Benda Volatile

menguap disebut MLVSS.


9. Kekeruhan (Turbidity)
Ukuran yang menggubakam efek cahaya sebagai dasar untuk
mengukur keadaan air sungai, kekeruhan ini disebabkan oleh
adanya benda tercampur atau benda koloid dalam air.
D. Pengolahan Air Limbah
Pengelolaan air limbah bertujuan untuk mengurangi dampak
negative terhadap lingkungan, dilakukan dengan mebgurangi jumlah
dan kekuatan air limbah sebelum dibuang ke perairan penerima.
Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun
dengan peralatan. Pengolahan secara alamiah dilakukan dengan kolam
stabilitasi.

Kolam

stabilitasi

direkomendasikan

untuk

Negara

berkembang dan daerah tropis, karena biayanya murah namun


membutuhkan aera yang luas dan retention time

yang lama (20-50

hari). Kolam stabilitasi yang umum digunakan adalah kolam anaerobic,


kolam fakultatif, dan kolam maturasi. Kolam anaerobic untuk mengolah
air limbah yang mengandung bahan organic sangat pekat. Kolam
maturasi untuk memusnahkan mikroorganisme pathogen dalam air
limbah.
Jika pengurangan air limbah sudah optimal, maka air limbah yang
dihasilajn selanjutnya diolah terlebih dahulu. Tujuan pengolahan limbah
adalah mengurangi kandungan pencemar air sehingga mencapai
tingkat konsentrasi dan bentuk yang lebih sederhana dan aman.
Pengurangan kandungan ini dilakukan dengan tahapan:
1. Proses alamiah
Alam memiliki kemampuan untuk memulihkan kondisinya sendiri,
disebut self purification. Salah satu kandungan yang dapat
mendegradasi pencemar adalah mikroorganisme. Waktu yang
diperlukan terganting dari tingkat pencemarannya. Semakin
padat pemduduk maka pencemaran meningkat, sehingga proses
self purification membutuhkan waktu lebih lama.
2. Sistem pengolahan air limbah

Jika kapasitas alam sudah tidak sebanding dengan jumlah


pencemar, maka harus dilakukan pengolahan limbah. Pengolahan
dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air lImbah/ IPAL (Waste
Water Treatment Plant/ WWTP), proses tersebut dibagi menjadi:
a. Primary treatment
Bertujuan untuk memisahkan padatan dari air secara fisik.
1) Penyaringan (filtration)
Bertujuan untuk mengurangi padatan maupun
lumpur dan pertikel koloid dengan melewatkan air
limbah pada media porous. Alat filtrasi yang banyak
digunakan adalah saringan pasir lambat, saringan
pasir cepat, saringan multimedia, percoal filter ,
microstaining, vacuum filter.
2) Pengendapan (sedimentation)
Bahan kimia dapat ditambahkan untuk menetralkan
keadaan

atau

partikel

yang

mengurangi

meningkatkan

pengurangan

tercampur.

kebutuhan

Pengendapan

oksigen

pada

dari
akan

proses

pengolahan biologis berikutnya dan pengendapan


yang terjadi adalah pengendapan secara gravitasi.
Untuk

mempercapat

proses

pengendapan

dapat

ditambahkan tawas. Apabila hasil buangan ke sungai


dengan
peralatan

sedikit
yang

partikel

zat

digunakan

tercampur,
adalah

maka

penjernih,

sedangkan jika penekanannya menghasilkan partikel


padat yang jernih, maka dikenal dengan pengental.
b. Secondary treatment
Bertujuan untuk mengkoagulasikan dan menghilangkan
koloid serta menstabilisasi zat organic dalam air limbah.
1) Proses aerobic
Proses ini dilakuka dengan bantuan lumpur aktif,
yaitu lumpur yang banyak

mengandung bakteri

pengurai. Hasil akhir adalah karbon dioksida, uap air,


serta sisa lumpur. Lumpur aktif sering disebut MLSS.
Teradapat

dua

hal

penting

yaotu

bakteri dan penambahan oksigen.


2) Proses anaerobic

pertumbuhan

Pada proses ini zat organic diuraikan tanpa oksigen,


dengan hasil akhir biogas (campuran metana dan
karbon dioksida), uap air, sisa lumpur.
c. Tertiary treatment
Pengolahan ini untuk menghilangkan nutria atau unsur
hara khususnya nitrat dan fosfat. Pada tahapan ini
dilakukan pemusnahan mikroorganisme pathogen dengan
penambahan chlor pada air limbah.
E. Komposisi Air Limbah Domestik
Komposisi air limbah domestik hampir lebih dari 99% berisi air itu
sendiri,

sisanya

adalah

kandungan

pencemar

organic

dan

anorganik. Bahan organic terdiri dari protein (65%), karbohidrat


(25%) , lemak (10%). Bahan anorganik terdiri dari butiran, garam,
dan metal.
Rata-rata timbulan air limbah yang dihasilkan dari pemukiman
adalah:
1. Apartemen
a. High-rise: 35-75 gal/orang/hari (tipikal: 50)
b. Low-rise: 50-80 gal/orang/hari (tipikal: 65)
2. Rumah individu
a. Sederhana: 45-90 gal/orang/hari (tipikal: 70)
b. Menengah: 60-100 gal/orang/hari (tipikal: 80)
c. Mewah: 70-150 gal/orang/hari (tipikal: 95)
3. Hotel: 30-55 gal/orang/hari (tipikal: 100)
4. Motel
a. Dengan dapur : 90-180 gal/orang/hari (tipikal: 70)
b. Tanpa dapur: 75-150 gal/orang/hari (tipikal: 70)
c.
F. Aspek yang Memengaruhi Pengelolaan Air Limbah
1. Demografi
Perbedaan kawasan perkotaan dan pedesaan seperti kepadatan
penduduk dan kondisi sosial sanaga menentukan penerapan
teknologi air limbah. Pengelolaan system air limbah dari sudut
demografi lebih melihat pada kategori urbanise area dan remote
area bukan berdasarkan pembatasan administrasi. Regionalisasi
pengelolaan limbah lebih melihat dari sisi ekonomis pelayanan,
misalnya instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) melayani
beberapa daerah berdekatan lebih ekonomis daripada membuat
system tersendiri dengan skala kecil. Berdasarkan data pada 35
kota di Indomesia diperkirakan setiap pertambahan 200.000
penduduk perkotaan meningkatkan kadar BOD pada badan air 1

ppm. Strategi penanganan system off site adalah sebagai berikut:


besarnya BOD pada badan air akan diturunkan, setiap ppm
penurunan BOD dikalikan 200.000 jiwa menunjukan jumlah total
penduduk yang akan dikelola air limbah domestiknya dengan
system off site, dipilih kawasan pada yang akan dan perlu
diterapkan, pilih skala penanganan berdsarkan pertimbangan
ekonomis dan tetapkan kawasan seusai pengolahan air limbah skala
komunal, skala modul (1000 KK) atau skala wawasan.
2. Ekonomi
Menentukan pemilihan sistem pengelolaan air limbah. Kelayakan
ekonomis antara biaya sanitasi off site dan on site pada titik
kepadatan sekitar 300 org/ha. Lebih dari 300 secara terpusat (offsite) merupakan pilihan. Berapa biaya pencemaran (pengobatan
untuk penyakit yang ditularkan melalui air, bahan kimia PDAM
semakin menurunnya BOD pad air bakunya) yang diperlukan
dibandingkan dengan keuntungan secara ekonomi yang diperoleh.
Penerapan teknologi pengolahan air limbah bergantung standar
effluent yang diperkenankan dan sampai tingkat mana kondisi
lingkungan akan diperbaiki.
3. Sosial
Berkaitan dengan kemampuan bayar retribusi air limbah. Dana
pemerintah sangat terbatas, sedangkan penerapan sistem subsidi
silang penangan air limbah tidak layak diterapkan secara
kwawasan. Jika seseorang dikenanakan pungutan jasa melebihi dari
diterima, maka akan menolak. Tingkat BOD per kapita per hari di
Indonesia tidak terlalu tinggi, 30-40 gram.
4. Lingkungan
Iklim tropis menolong pengolahan secara anaerob serpti septic tank,
kolan anerobik, Intensitas hujan tropis memberikan run off besar
disbanding aliran air limbah, sistem sewer lebih ekonomis dan
sehat. Posisi bangunan sanitasi kawasan pasang surut harus
memperhatikan muka air tertinggi, septic tank dengan upword flow
(vertical septic tank) dapat diterapkan. Kepadatan 100 org/ha dapat
menerapkan sistem off site. Untuk kawasan dengan effluent yang
dibuang ke danau dan waduk harus mengendalikan kadar nitrogen
dan fosfor pemicu pertumbuhan algae biru dan gulma. Kawasan
perairan wisata renang dijaga kadar COD tidak melebihi 5 ppm dan
tidak mengandung logam berat. Jika tidak ada pentepan kuota
pencemaran maka kualitas effluent hasil pengolahan limbah harus
memperhitungkna kemampuan badan air penerima natural
purification.
Pengelolaan Ekskreta
Excreta dapat mengandung mikroba patogen yang menjadi
penyebab penyakit bawaan air. Pada pengelolaan off-site excreta dialirkan
ke tempat pengolahan, pada on-site diolah pada jamban di sekitar rumah,

adapun community on-site dilakukan pada sekelompok komunitas secara


kolektif.
Syarat jamban sehat:
a. Tidak mengotori permukaan tanah di
sekelilingnya
b. Tidak mengotori air permukaan sekitarnya
c. Tidak mengotori air tanah sekitarnya
d. Tidak terjangkau oleh serangga lalat, kecoa,
dan binatang lain
e. Tidak menimbulkan bau
f. Mudah digunakan dan dipelihara
g. Desain sederhana, murah, dapat diterima oleh
pemakainya.
Pengelolaan dapat dilakukan di dalam septic tank, dikonversi secara
anaerobik menjadi biogas ( campuran co2 dan metana).
Proses Pengolahan Kimia
Proses pengolahan kimia pada IPAL untuk netralisasi asam maupun
basa, proses pemisahan lumpur, mengurangi konsentrasi minyak dan
lemak, meningkatkan efisiensi instalasi flotasi dan filtrasi, mengoksidasi
warna dan racun. Hampir dapat meanangani seluruh polutan anorganik,
namun dapat meningkatkan jumlah garam pada effluent dan
meningkatkan jumlah lumpur.
1. Netralisasi
Merupakan reaksi antara asam dan basa menghasilkan air dan
garam. pH diatru antara 6-9,5, diluar dari kisara air bersifat racun
bagi kehidupan. Netralisasi air limbah asam dapat ditambahkan
Ca(OH)2 atau NaOH, sedangkan yang basa dapat ditambahkan
H2SO4, HCL, HNO3, H3PO4, Co2 dari fuel gas. Ada 2 sistem, batch
atau continue tergantung aliran air limbah. Batch jika aliran sedikit
dan kulitas buangan cukup tinggi, continue jika laju aliran besar
diperlukan alat kontrol otomatis.

2. Presipitasi
Merupakan
pengurangan
bahan-bahan
terlarut
(mayoritas
anorganik) dengan penambahan bahan kimia terlarut yang
menyebabkan terbentuknya padatan, untuk menghilangkan logam
berat, sulfat,fluoride, dan fosfat. Adanya complexing agent seperti
NTA (nitrilo tiracetic acid) atau EDTA (ethylene diamine tetraacetic
acid) menyebabkan tidak terjadi presipitasi, kedua senyawa
tersebut harus dihancurkan sebelum prose presipitasi akhir dengan
penambahan garam besi dan polimer khusus/ gugus sulfide yang
memiliki pengendapan yang baik.

3. Koagulan dan Flokulasi

Merupakan konversi dari polutan-polutan yang tersuspensi koloid


yang sangat halus di dalam air limbah, menjadi gumpalan-gumpalan
yang dapat diendapkan, disaring, atau diapungkan. Koagulasi
bertujuan membuat gumplan lebih besar dengan penambahan
bahan kimia, misal Fe2SO4, PAC. Flokulasi bertujuan untuk
membuat gumpalan hasil koagulasi lebih besar dan penambahan
polimer kationik dan anionic.
Ekskreta Manusia
Pembuangan tinja secara tidak baik dan sembarangan dapat
mengkontaminasi air, tanah, atau menjadi sumber infeksi,kontaminasi
makanan, perkembangbiakan lalat terutama waterborne disease. Penyakit
yang sering di antara lain, tifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing,
hepatitis viral. Kotoran manusia sakit atau sebagai carrier suatu penyakit
dapat menjadi sumber infeksi.
Komposisi tinja manusia terdiri atas zat padat, organic, dan
anorganik. Kuantitas tinja dipengaruhi beberapa factor seperti keadaan
setempat, fisiologi, kebudayaan, dan kepercayaan. Dalam sehari orang
Asia rata-rata mengeluarkan 200-400 gram, Eropa 100-150 gram. Menurut
McDOnald, di daerah tropis pengeluaran tinja antara 380-530
gram/orang/hari dan urin 600-1,130 gram/orang/hari.
Faktor-faktor yang memengaruhi transmisi penyakit dari tinja,
antara lain: agen penyebab penyakit, reservoir, cara menghindar dari
reservoir, cara transmisi dari reservoir ke pejamu potensial, cara
penularan ke pejamu baru, pejamu yang rentan (sensitive).
Faktor yang memengaruhi ukuran jarak yang aman antara lubang
kakus dengan sumber air minum: faktor hidrobiologi (kedalaman air
tanah, arah kecepatan aliran tanah, lapisan tanah yang berbtau dan pasir
memerlukan jarak lebih jauh dengan yang dilapisi tanah liat), topografi
tanah(kondisi permukaan dan sudut kemiringan), Metereologi (curah
hujan tinggi, jarak sumur harus lebih jauh dari kakus), Jenis
mikroorganisme (bakteri pathogen lebih tahan pada tanah basah dan
lembab), Kebudayaan (sumur tanpa dinding), Frekuensi pemompaan
( sering dipompa laju aliran air tanah menjadi lebih cepat untuk mengisi
kekosongan).
Metode Pembuangan Kotoran Manusia
1. Unsewered Areas
Merupakan metode yang tidak menggunakan saluran air dan
tempat pengolahan air kotor, antara lain: Service type (conservancy
system) ,non-service type (sanitary latrines) dan Latrines suitable
for camps and temporary use.
Service Type (Conservancy System)
Metode pengumpulan tinja dari ember-ember khusus oleh manusia
disebut service type dan kakusnya disebut service latrines. Diolah

dengna metode composting dan ditanam dalam lubang dangkal.


Sistem ini tidak sehat dan menyebabkan pencemaran.
Non-Service Type of Latrines (sanitary Latrines)
DI dalam sistem sanitary latrines ini ada beberapa teknik:
a. Bore Hole Latrine
Lubang dengan diameter 30-40 cm digali vertical ke dalam tanah
dengan kedalaman 4-8 m, paling sering 6m. alat khusus (auger)
dibutuhkan untuk gali lubang. Plat dengan lubang di tengah dan
lubang untuk berpijak diletakkan di atas lubah hasil pengeboran.
Diperuntukan bagi keluarga beranggotakan 5-6 jiwa selama 1
tahun. Jika isi sudah mencapai 50 cm dari permukaan tanah, plat
diangkat dan lubang ditutup dengan tanah. Keuntungannya tidak
memerlukan permbersih setiap hari, lubang gelap tidak cocok
bagi lalat, lokasi 15 m dari sumber air, tidak menimbulkan
pencemaran. Tidak cocok dengan sistem sekaran karena lubang
cepat penuh kapasitas kecil, auger tidak selalu tersedia, banyak
tempat lapisan tanahnya lunak.
b. Dug Well Latrine
Metode dengan membuat lubang diameter 75 cm dengan
kedalaman 3-3,5 m. Dilapisi bambu untuk mencegah runtuhnya
tanah, setelah plat dipasang di atas lubang, lubang ditutup
dengan super structure (rumah-rumahan).
Manfaatnya mudah dibuat dan tidak butuh alat khusus, lebih
lama penggunaan karena kapasitas lebih besar 5 tahun untuk 4-5
orang. Cara kerjanya sama dengan bore hole, anareob digestion.

c. Water Seal Type Latrine


Dibuat untuk dua fungsi penting, mencegah kontak dengan lalat
dan bau busuk. Keuntungannya, memenuhi syarat estetika,
dapat ditempatkan di dalam rumah, aman untuk anak-anak.
Persyaratan penerapan antara lain:
1. Lokasi 15 m dari sumber air dan lebih rendah
2. Plat untuk jongkok dari bahan mudah dicuci, cepat bersih, dan
kering. Dibuat dari beton/ semen ukuran 90x 90 x 5 cm,
kemiringan 0,5 inci pada wadahnya untuk aliran kakus
3. Memiliki wadah untuk menampung tinja, urine, air, panjanh
43,5 cm, lebar depan 12,5 cm, terlebar 20cm
4. Memiliki perangkap terbuat dari pipa diameter 7,5 cm
dihubungkan dengan wadah di atas dan menyimpan air. Water
seal adalah jarak antara titik tertinggi air di dalam perangkap
dan titik terbawah air pada permukaan atas perangkap.
Kedalaman water seal pada RCA latrine 2 cm, mencegah bau
dan masuknya lalat.

5. Memiliki dug well latrine diameter 75 cm kedalaman 3-3,5 cm.


6. JIka lubang yang digali jauh dari plat jongkok dapat disipakan
pipa penghubung antara keduanya diameter 7,5 cm panjang
minimal 1 meter berujung bengkok disebut tipe indirek. Pada
tipe direk pipa penguhubung tidak digunakan, paling baik
digunakan pada daerah tanah keras dan tidak mudah runtuk.
Kelebiha tipe indirek jika lubang penuh, lubang kedua dapat
dibuat hanya dengan mengubah arah pipa penghubung
7. Memiliki super structure untuk kebebasan pribadi
8. Tidak digunakan untuk pembuangan bahan lain, platnya harus
sering dibersihkan agar selalu kering dan bersih.
Septic tank
Merupakan cara yang memuaskan dalam pembuangan ekskreta
untuk sekelompok kecil rumah tangga dan lembaga yang memiliki
persediaan air yang mencukupi tetapi tidak memiliki hubungan dengan
sistem penyaluran limbah masyarakat
Design septic tank

Kapasitas tergantung jumlah pemakai. Kepentingan rumah


tangga20-30 galon/orang. Kepentingan umumminimal 50
galon/orang
Ukuran panjang 2 kali lebar
Kedalaman lubang 1,5-2 meter
Kedalaman cairan dianjurkan hanya 1,2 m
Ruangan udara minimal 30 cm diantara titik tertinggi cairan dalam
tank dengan permukaan bawah penutup
Dasar dibuat miring ke arah lubang pengeluaran
Memiliki lubang air masuk dan keluar, terdapat pipa masuk dan
keluar
Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang
sama
Periode retensi septic tank dirancang 24 jam

Mekanisme kerja septic tank


Terdiri dari 2 tahap

Anaerobic digestion, yaitu benda padat diuraikan oleh bakteri


anaerob dan jamur senyama kimia yg sederhana, cairan yang
keluar disebut affluent
Anaerobic oxidation, yaitu affluent dioksidasinitrat dan air

Aqua privy (cubluk berair)

Fungsi aqua privy sama dengan septic tank, kakus ini memiliki bak
yang kedap air

Bentuk tanki sirkuler atau rektanguler. Dengan cara membuat


lubang pada tanah diameter 80-120 cm , dalam 2,5-8m. Dindingnya
ditembok
Lama pemakaian 5-15 tahun
Jika tinja mencapai 50cm dari permukaan tanah sudah penuh
ditimbun dengan tanah biarkan 9-12 bulanisi cubluk dapat diambil
dan dipakai menjadi pupuklubang dapat digunakan kembali
Kakus ini hanya baik dibangun ditempat yang banyak mengandung
air

Chemical closet

Kloset ini terdiri dari tanki metal berisi cairan desifektan(kaustik


soda) ditambah dengan bahan penghilang bau
Tempat duduk diletakkan langsung diatas tangki
Setelah beberapa bulan isi harus dibuang
Digunakan dalam sarana transportasi, misal pesawat

Latrines suitable for camps and temporary use


Kakus untuk kebutuhan sementara, ada 2 jenis
Shallow trench latrine
Lebar 30 cm dalam 90-150cm panjang 3-3,5 untuk 100 org
Setiap kali digunakan kotorannya ditutup dengan tanah
Deep trench latrine
Dalam 1,8-2,5m lebar 75-90cm
Digunakan untuk jangka waktu lama (sampai beberapa
bulan),dilengkapi dengan rumah kakus

Sewered areas

Pada sistem pembuangan limbah cair yang menerapkan water


carriage system atau severage system, ekskreta dan air limbah
disalurkan melalui jaringan pipa bawah tanah(sewers) tempat
pembuangan akhir,ada 2 tipe
Sistem kombinasi = air permukaan dan air limbah dlm satu
saluran
Sistem terpisah= air permukaan tidak masuk

Daftar Pustaka
Chandra,
Budiman.
2005.Pengantar
Kesehatan
LIngkungan.
Jakarta:ECG
Sumantri, Arif.2013.Kesehatan Lingkungan Edisi Revisi. Jakarta:
Prenada Media

Limbah Cair

Disusun oleh:
Jennifer Prisilla (1015042)
Indra Wijaya (1015044)
Fathia Budi Asmara (1015048)

Anda mungkin juga menyukai