Anda di halaman 1dari 11

BAB III

ANALISA
Dalam Bab ini, akan di bahas
Ijin IMB 3/10/2006
Ijin pengadaan coal fired power plant 12 maret 2007
Ijin amdal oleh guubernur 27/04/07
Ijin transportasi utk pngadaan coal
Ijin prinsip

No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Milestones

Planned

Tahap Inisiasi / Pemilihan Lokasi


Proyek
Pembukaan Lahan
Tahap Kajian Kelayakan Pra Feasibility
Study
Pengadaan Coal Fired Power Plant
Site Investigation
Tahap pra Konstruksi/Desain Rinci,
Penyiapan Dokumen, Project Financial,
Proses Tender
Tahap Kajian Kelayakan Feasibility
Study
Tanda Tangan Kontrak

Achieved

20-Jun-06
26-Jun-06

10-Jul-06

10-Jul-06
17-Jul-06
Agust-06

31-Jan-07

31-Jan-07

12-Mar-07

12-Mar-07
28-Apr-07

Boiler first concrete


A. Civil works
Cutting Rock/Hill
Rock Armor
ESP Foundation
Boiler Foundation
Fire Pump Building
All road

04-Des-07

Seal Well
Start Up Boiler Structure

diperlukan

18-Mei-06

Persiapan Lahan

Perimeter Wall
Steam Turbine Foundation
GIS 500 KV Foundation

Ijin yg

03-Jan-08
03-Jan-08
27-Jan-08
01-Mar-08
28-Mei-08
31-Mei-08
Not
indicated
05-Jun-08
25-Jun-08
24-Agust08
28-Agust-

05-Okt-09
30-Des-09
07-Jun-08
08-Feb-08
10-Apr-09
30-Jun-10
15-Jul-10
21-Feb-09
08-Jan-09
07-Des-09
15-Mar-09

Ijin Survey

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Main House
Main Condenser
Chimney on top
Daily Tank Foundation

08
12-Sep-08
25-Sep-08
15-Okt-08
23-Okt-08
not
indicated
22-Jan-09
15-Mei-09
05-Jul-09
30-Sep-09
31-Des-10

15-Des-09
09-Des-08
05-Jan-09
30-Apr-09

CCB Steel Structure


30-Apr-09
Coal Mill Foundation
31-Mar-09
CWPH in operation
15-Jul-10
IDF,FDF, PAF Foundation
15-Nov-2009
Intake Channel Dredging
15-Jan-10
Coal Yard (VO)
31-Des-10
B. Main Mechanical Plant
Desalination plant
17-Mar-08
20-Mei-10
Boiler Drum lifting
06-Jun-08
08-Okt-08
Boiler pressure part
26-Jun-08
26-Agust-08
Raw Water Tank
24-Agust-08
27-Jun-20
Start up Boiler
07-Des-08
20-Mei-10
Main Condenser
10-Feb-09
09-Jun-10
ESP
28-Apr-09
25-Jul-10
Hydrogen Plant
28-Mei-09
16-Jan-10
Steam Turbine Capping
02-Jul-09
30-Mar-10
IDF,FDF and PAF
05-Jul-09
15-Jul-10
Coal Handling Conveyor
15-Jul-09
30-Jul-10
Coal Mill
29-Jul-09
30-Nop-09
Air Compressor system
05-Agust-09
30-Jun-10
Daily Oil Tank
13-Sep-09
15-Jul-10
Steam Blowout
27-Sep-09
12-Agust-10
Steam Turbine Installation
28-Okt-09
31-Jan-10
Steam Turbine oil flushing
28-Okt-09
01-Agust-10
Turbine Ready for Steam Admission
28-Okt-09
22-Jan-11
Ash Handling System
29-Okt-09
10-Agust-10
C. ELECTRICAL, CONTROL AND INSTRUMENTATION WORKS
Unit Transformer/Generator
Transformer
25-Agust-08
09-Des-09
GIS 500 KV
17-Des-08
30-Des-10
TOC/COD
12-Mar-09
15-Mar-11
150 kV cable connection
08-Apr-09
30-Jan-10
DCS ready for Operation
09-Apr-09
20-Jul-10
CCB ready for Operation
30-Sep-09
15-Jan-10
First Synchronization
09-Nop-09
23-Jan-11
96 hours run test
15-Des-09
15-Mei-11
Performance Test
31-Des-09
06-Jul-11

Dari tabel Time Frame di atas, maka ijin-ijin yang diperlukan adalah sebagai berikut :
A. PERIZINAN TAHAP PRA-KONSTRUKSI

1. Ijin Prinsip
Pemrosesan Ijin Prinsip sudah harus dilaksanakan sejak proyek ditetapkan lokasinya di Jawa,
PLTU 1, Banten Suralaya Unit 8 (625 MW). Ijin prinsip ini dikeluarkan oleh Bupati/Walikota daerah
tersebut. Adapun syarat-syarat yang diperlukan untuk mengajukan permohonan ijin prinsip adalah
sebagai berikut :
1. Copy akte pendirian usaha
2. Copy NPWP
3. Rencana kegiatan
4. Ijin usaha
5. Ketentuan , mekanisme dan persyaratan pengurusan ijin prinsip mengacu pada perda terkait.
6. Proposal yng berisi tentang rencana dan uraian lengkap termasuk biaya/ modal yusaha yang
diperlukan
Selain itu, dalam permohonan ijin juga memiliki persyaratan. Persyaratan tergantung pada
ketentuan yang terdapat dalam perda masing-masing daerah diantaranya :
1. Proposal yang berisi tentang rencana dan uraian lengkap termasuk biaya/ modal usaha yang
diperlukan
2. Denah Lokasi usaha
3. Copy akte pendirian usaha
4. Copy NPWP
5. Rencana kegiatan
6. Ijin usaha
7. Ketentuan , mekanisme dan persyaratan pengurusan ijin prinsip mengacu pada Perda terkait.
2. Ijin Survey Untuk Pembangunan

Adapun persyaratan pada ijin survei ini adalah tergantung pada PERDA masing-masing
daerah. Pada umumnya terdiri atas :
a) Surat permohonan Instansi/perusahaan terkait
b) Jenis kegiatan yang dilaksanakan
c) Tenaga kerja dan identitas diri seperti KTP/Pasport yang dikerjakan
d) Waktu pelaksanaan
e) Rekomendasi ijin yang diperlukan untuk pekerjaan yang perlu rekomendasi, dll.
3. Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR) Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Persyaratan Pemanfaatan ruang Sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.
4. Ijin Lingkungan untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Izin Lingkungan diperoleh melalui tahapan kegiatan yang meliputi :
-

Penyusunan Amdal dan UKL- UPL

Penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL UPL dan

Permohonan dan penerbitan izin lingkungan


Permohonan Izin Lingkungan harus dilengkapi dengan :

Dokumen Amdal atau formulir UKL UPL, dokumen pendirian Usaha dan / atau Kegiatan
dan profil Usaha dan/ atau kegiatan

5. Ijin Lokasi Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Persyaratan yang diperlukan untuk proses ini tergantung kepada PERDA dimasing-masing
daerah misalnya :
a) Surat permohonan perusahaan
b) Akte pendirian perusahaan
c) Foto copy KTP Pemohon
d) Proposal Kegiatan/proyek
e) Pernyataan kesanggupan memberikan ganti rugi
f) Surat pernyataan kepemilikan tanah yang telah dikuasai
g) Peta lokasi yang dimohon
h) Memenuhi persyaratan perizin sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Ijin Terminal Khusus
Permohonan penetapan lokasi Terminal khusus diajukan kepada menteri melalui Dirjen
menggunakan format 1 disertai persyaratan sebagai berikut :
Salinan surat ijin usaha pokok dari instansi terkait
Letak lokasi yang diusulkan dilengkapi dengan koordinat geografis yang digambarkan
dalam peta laut.
Studi kelayakan yang paling sedikit memuat :
- Rencana volume bongkar muat bahan baku
- Rencana frekwensi kunjungan kapal
- Aspek ekonomis yang berisi tentang efisiensi dibangunnya.
- Terminal khusus dan aspek lingkungan

Hasil survey yang meliputi Hidrooceanografi (pasang surut, kedalaman, dan arus) lokasi
pelabuhan yang dinyatakan dalam geografis.
7. Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)
Adapun tata cara dan persyaratan permohonan penggunaan kawasan hutan lindung dan hutan
produksi adalah sebagai berikut.
Pemohon (pimpinan badan usaha) ijin pinjam pakai kawasan hutan mengajukan permohonan
persetujuan prinsip IPPKH ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan dilengkapi :
1) Persyaratan Administrasi
a. Surat Permohonan
b. Rekomendasi Gubernur
c. Pernyataan dalam bentuk akta No. Tariil:
i.

Kesanggupan untuk memenuhi semua kewajiban dan kesanggupan menanggung


seluruh biaya sehubungan dengan permohonan.

ii. Semua dokumen yang dilampirkan dalam permohonan adalah sah.


iii. Tidak melakukan kegiatan di lapangan sebelum ada izin dari menteri
2) Persyaratan Teknis
a. Rencana kerja penggunaan kawasan hutan (peta lokasi skala 1:50.000)
b. Izin lingkungan dan dokumen AMDAL atau UKL-UPL yang telah disahkan oleh
instansi yang berwenang
Apabila seluruh kelengkapan telah dilengkapi, maka Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan akan mengeluarkan surat persetujuan prinsip IPPKH. Dalam rangka memperoleh surat
IPPKH, maka Pemohon harus melengkapi seluruh kelengkapan atau persyaratan yang tertuang dalam
surat persetujuan prinsip seperti Tata Batas lahan yang akan dilakukan pinjam pakai, inventarisasi
tegakan, surat pernyataan dalam bentuk akte No.tariil, lahan kompensasi (untuk Jawa Lampung) dll
agar dapat diproses dan diterbitkan surat persetujuan IPPKH.
B. PERIZINAN TAHAP KONSTRUKSI
1. Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing

Untuk mendapatkan pengesahan permohonan pengesahan Rencana Mempekerjakan


Tenaga Kerja Asing (RPTKA) , pemberi kerja TKA harus mengajukan permohonan secara
tertulis yang dilengkapi alasan penggunaan TKA dengan melampirkan :
1) Formulir RPTKA yang dilengkapi
2) Surat Ijin Usaha dari instansi yang berwenang
3) Akte Perusahaan
4) Domisili perusahaan
5) Bagan struktur perusahaan
6) Copy bukti wajib lapor ketenaga kerjaan
7) Rekomendasi jabatan
Formulir Rencana Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) harus memuat :
1) Identitas pemberi kerja TKA
2) Jabatan/kedudukan TKA dalam struktur bagan organnisasi perusahaan
3) Besarnya Upah TKA
4) Jumlah TKA
5) Persyaratan Jabatan
6) Lokasi kerja
7) Jangka waktu penggunakan TKA
2. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Permohonan IMB dilengkapi dengan persyaratan dokumen :
1. Dokumen administrasi terdiri atas:
a) Tanda bukti status kepemilikan hak atas tanah atau perjanjian pemanfaatan tanah
b) Data kondisi/situasi tanah ( letak/lokasi dan topografi)
c) Data pemilik bangunan
d) Surat pemberitahuan pajak terhutang bumi dan bangunan tahun berkenaan
e) Dokumen AMDAL atau UKL-UPL
2. Rencana teknis, persyaratannya meliputi:
a) Gambar Rencana/ arsitektur bangunan
b) Gambar sistem struktur
c) Gambar sistem utilitas
d) Perhitungan struktur dan/atau bentang struktur

bangunan disertai hasil

penyelidikan tanah bagi


bangunan 2 lantai atau lebih
e) Perhitungan utilitas bagi bangunan bukan rumah tinggal
f) Data penyedia jasa perencanaan
3. Persyaratan administrasi lainnya yang diperlukan adalah:
a) Ijin Prinsip Bupati/ Walikota
b) Foto kopy Bukti diri ( KTP )
c) Gambar Rencana Bangunan
d) Bukti lunas PBB
e) Rekomendasi Lingkungan ( camat, lurah , warga sekitar, Ijin LINGKUNGAN )
f) Untuk Industri ditambah :
Izin lokasi

Akte pendirian Perusahaan

Rencana tata ruang


Rekomendasi amdal


( Hasil ANDALL lalu lintas )
g) Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan dikenakan biaya retribusi IMB.
h) Pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan bangunan dilaksanakan
oleh satuan kerja perangkat daerah.

3. Ijin Transportasi Pengangkutan Barang-Barang Proyek


Analisa dampak Lalu Lintas sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat :
a) Analisa bangkitan dan tarikan lalu Lintas dan Angkutan Jalan
b) Simulasi kinerja Lalu lintas tanpa dan dengan adanya pengembangan
c) Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak
d) Tanggung jawab Pemerintah dan pengembang atau pembangun dalam penanganan dampak
e) Rencana pemantauan dan evaluasi
f) Hasil analisa dampak lalu lintas merupakan salah satu syarat bagi pengembang untuk
mendapatkan izin Pemerintah/ pemerintah daerah.
g) Analisa Dampak Lalu lintas tsb diatas dilaksanakan oleh lembaga konsultan yang memiliki
tenaga ahli bersertifikat.
h) Hasil analisa dampak lalu lintas tsb harus mendapatkan persetujuan dari Instansi yang terkait
dibidang Lalu Lintas dan Angkutan jalan.
i) Pengembang atau pembangun melakukan analisa dampak lalu lintas dengan menunjuk
lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli bersertifikat.
j) Sertifikat sebagaimana dimaksud diberikan oleh menteri yang bertanggung jawab dibidang
sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan.
k) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara untuk memperoleh sertifikat analisa
dampak lalu lintas diatur oleh menteri yang bertanggung jawab dibidang sarana dan prasarana
lalu lintas dan angkutan jalan setelah memperoleh pertimbangan dari menteri yang
bertanggung jawab dibidang jalan dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
l) Tanggung jawab pengembang atau pembangun dalam penanganan dampak dilakukan dalam
lokasi pusat kegiatan, pemukiman, atau infrastruktur yang dibangun atau dikembangkan.
m) Hasil analisa dampak lalu lintas harus mendapat persetujuan dari :
- Menteri yang bertanggung jawab dibidang sarana dan prasarana lalu lintaas dan angkutan
jalan nasional.
- Gubernur untuk jalan provinsi
- Bupati untuk jalan kabupaten dan/atau jalan desa
- Walikota untuk jalan kota
n) Dalam hal hasil penilaian menyertakan hasil analisa dampak lalu lintas yang disampaikan
telah memenuhi persyaratan, kepada pengembang atau pembangun harus menandatangani
surat pernyataan kesanggupan melaksanakan semua kewajiban yang tercantum dalam
dokumen Analisa Dampak Lalu Lintas.
o) Surat pernyataan ini merupakan bagian yang tak terpisah dari dokumen Analisa Dampak Lalu
Lintas.

4. Ijin Penggunaan Ruang Publik Jalan


Ijin Pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan paling sedikit memuat hal-hal :
a) Gambar teknis, jenis dan dimensi bangunan
b) Jangka waktu
c) Kewajiban memelihara dan menjaga bangunan untuk keselamatan umum dan menanggung
resiko yang terjadi akibat pemasangan bangunan
d) Penunjukan lokasi dan persyaratan teknis pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang milik
jalan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh menteri
Apabila ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan diperlukan untuk penyelenggaraan jalan,
pemegang ijin yang bersangkutan wajib mengembalikan ruangmanfaat jalan dan ruang milik jalan
seperti keadaan semula, atas beban biaya pemegang ijin yang bersangkutan. Apabila pemegang ijin
tidak mengembalikan keadaan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan, penyelenggara jalan dapat
mengembalikan keadaan seperti semula atas biaya pemegang ijin.Ijin pemanfaatan jalan dan ruang
milik jalan ditetapkan oleh penyelenggara jalan sesuai kewenangannya.
5. Ijin Melintasi Jalur Lalu Lintas Air
Hal yang perlu dipahami bagi pengelola proyek adalah :
Ijin instalasi perlintasan jalur lalu lintas air diajukan oleh UIP yang menangani
pembangunan proyek ditujukan kepada menteri melalui Dirjen Perhubungan Laut.
Ijin melintasi jalur lalu lintas air pada umumnya di lingkungan PT PLN, diperlukan untuk
proyek transmisi sungai, teluk dan kabel bawah laut.
Ruang bebas alur transportasi air adalah ruang bebas antar muka air tertinggi dengan
kabel terendah SUTT/SUTET sehingga dapat dilayari Alat transportasi air dengan aman.
Ruang bebas ini diperhitungkan terhadap posisi tertinggi kapal/alat angkut yang
diizinkan melintasi alur tersebut.
Besarnya clearance harus memenuhi SNI 04-6918-2002
Ketentuan mengenai keamanan dan keselamatan alur lalu lintas air sesuai dengan
ketentuan PP No. 5 tahun 2010.
Zona keamanan dan keselamatan adalah ruang disekitar sarana bantu navigasi-pelayaran,
sarana Telekomunikasi, pelayaran dan bangunan atau instalasi yang dibatasi oleh radius,
tinggi, dan atau kedalaman tertentu.
Bangunan atau instalasi adalah setiap konstruksi baik berada di atas atau di bawah
permukaan perairan.
Bangunan atau instalasi yang berada di alur pelayaran sungai maupun danau harus
memenuhi persyaratan :
- Penempatan, pemendaman, dan pendanaan
- Tidak menimbulkan kerusakan terhadap instalasi sarana bantu navigasi-pelayaran.

Rambu-rambu lalu lintas air perlu dipasang sesuai persetujuan yang dicantumkan dalam
ijin instalasi perlintasan jalur lalu lintas air.
Memperhatikan ruang bebas alur pelayaran pada setiap bangunan atau instalasi di alur
sungai/danau wajib :
- Dipasang fasilitas alur pelayaran tertentu
- Ditetapkan zona keamanan dan keselamatan berlayar
- Pemasangan fasilitas alur pelayaran dilakukan oleh pemilik bangunan setelah
mendapat
-

persetujuan

dari

menteri/Gubernur/Bupati/Walikota

sesuai

dengan

kewenangannya.
Menteri menetapkan zona keamanan dan keselamatan berlayar pada setiap bangunan
atau instalasi.

6. Ijin Penggunaan Air Permukaan


Adapun tata cara dan persyaratan permohonan ijin adalah sebagai berikut :
a) Permohonan ijin penggunaan air dan/atau sumber air diajukan secara tertulis kepada yang
berwenang, dilampiri persyaratan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
b) Penggunaan air dan/atau sumber daya air dapat diberikan, apabila memenuhi ketentuan sbb:
Permohonan tsb tidak akan berakibat mengganggu dan/atau merugikan kepentingan
umum dan kelestarian lingkungan
Permohonan izin telah memenuhi persyaratan baik teknis maupun administrasi
Rekomendasi teknis :
- Bila izin tsb menyangkut wilayah sungai yang pengelolaan air dan sumber airnya
dilimpahkan kepada Badan Hukum tertentu, maka rekomendasi teknis diberikan oleh
-

Badan Hukum tertentu.


Rekomendasi teknis bagi surat izin penggunaan air yang dikeluarkan oleh Gubernur
diberikan oleh kepala Dinas Pekerjaan Umum Tingkat I bidang pengairan/Kepala

Sub. Dinas Pengairan Daerah Tingkat I.


Bila ijin menyangkut wilayah sungai yang pengelolaan air dan sumber airnya menjadi

wewenang menteri, maka rekomendasi teknis di atur oleh Dirjen.


Bila ijin tsb menyangkut wilayah sungai yang pengelolaan air dan sumber airnya
dilimpahkan kepada Badan Hukum tertentu, maka rekomendasi teknis diberikan oleh

Badan Hukum tertentu.


Rekomendasi teknis bagi Surat ijin penggunaan air yang dikeluarkan oleh Gubernur
diberikan oleh kepala Dinas Pekerjaan Umum Tingkat I Bidang Pengairan/Kepala
Sub. Dinas Pengairan Daerah Tingkat I.

7. Ijin Penggunaan Air Tanah


Adapun proses ijin penggunaan air tanah adalah sebagai berikut :
-

Pengurusan perijinan penggunaan air tanah dilakukan oleh UIP yang ditugasi menangani

proyek yang ditugaskannya.


Survey keberadaan dan kapasitas akuifer dapat dilakukan oleh konsultan yang ditunjuk.
Bagi Pembangkit Listrik yang penyediaan airnya hanya dari sumur air dalam , survey
keberadaan akuifer perlu dilakukan sebelum menetapkan lokasi pembangkit.

Pengusahaan air tanah dilakukan setelah memiliki hak guuna usaha air dari pemanfaatan

air tanah.
Hak guna usaha air dan pemanfaatan air tanah diperoleh melalui ijin pengusahaan air
tanah yang diberikan oleh Bupati/Walikota.

8. Ijin Pengerukan
Permohonan ijin pengerukan diajukan kepada menteri melalui Direktur Jenderal disertai
dokumen sebagai berikut.
a. Persyaratan Administrasi
1. Akte pendirian perusahaan
2. Nomor Pokok Wajib Pajak
3. Surat keterangan domisili perusahaan
4. Keterangan penanggung jawab kegiatan
b. Syarat teknis meliputi :
1. Keterangan maksud dan tujuan kegiatan pengerukan
2. Lokasi dan koordinat geografis areal yang akan dikeruk
3. Peta pengukuran kedalaman awal
9. Ijin Reklamasi
Syarat administrasi yang harus dipenuhi meliputi :
1. Akte pendirian perusahaan
2. Nomor Pokok Wajib Pajak
3. Surat keterangan domisili perusahaan
4. Keterangan penanggung jawab kegiatan
Syarat teknis yang harus dipenuhi adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Keterangan mengenai maksud dan tujuan kegiatan reklamasi


Lokasi dan koordinat geografis areal yang akan direklamasi
Peta pengukuran kedalaman awal dari lokasi yang akan direklamasi
Hasil studi AMDAL
Surat pernyataan bahwa pekerjaan reklamasi akan dilakukan oleh perusahaan yang

mempunyai kemampuan dan kompetensi


6. Rekomendasi dari syahbandar setempat berkoordinasi dengan kantor Distrik Navigasi
setempat terhadap aspek keselamatan pelayaran setelah mendapat pertimbangan dari
Kepala Kantor Distrik Navigasi setempat.
7. Rekomendasi dari otortas Pelabuhan atau unit penyelenggara pelabuhan dari pelabuhan
setempat akan kesesuaian dengan rencana Induk Pelabuhan bagi pekerjaan reklamasi
yang berada didalam daerah Lingkungan Kerja dan daerah Lingkungan Kepentingan
pelabuhan
8. Rekomendasi dari Bupati/Walikota setempat akan kesesuaian dengan rencana umum tata
ruang wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan bagi pekerjaan reklamasi diwilayah
perairan terminal khusus.
9. Permohonan ijin pekerjaan reklamasi pada pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul
serta wilayah perairan terminal khusus diajukan kepada menteri melaluui Dirjen.
10. Berdasarkan penelitian yang dilakukakn oleh Dirjen, menteri menerbitkan ijin reklamasi.

11. Lahan hasil reklamasi diwilayah perairan terminal khusus dapat dimohonkan hak
pengelolaannya atas tanahnya oleh pengelola terminal khusus sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
12. Permohinan ijin reklamasi dilakukan oleh UIP yang mendapat penugasan mengelola
proyek.
13. Dalam pelaksanaannya pengurusan permohonan ijin reklamasi dapat ditunjuk konsultan.
14. Permohonan ijin reklamasi diajukan pada saat pekerjaan reklamasi perlu dilaksanakan
atau diproses bersamaan dengan ijin pembangunan terminal khusus.

10. Ijin Analisa mengenai dampak Lingkungan

(Amdal) untuk

Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Didalam penyusunan AMDAL, harus dilengkapi dokumen-dokumen yang harus dilengkapi. Dokumen
AMDAL terdiri dari :
a. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
b. Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
c. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
d. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

11. Ijin Analisa Dampak lalu Lintas (ANDALL)


12.

4.

Anda mungkin juga menyukai