hancur, jelas Wakil Ketua DPRD Purwakarta, Neng Supartini, lansir Pos Kota, Kamis
(3/9/2015).
Untuk itu, Neng mendukung kebijakan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menindak
pasangan remaja berpacaran lewat jam 21.00 wib dengan sanksi kawin paksa usai
digerebek aparat Rt dan hansip.
Neng berharap tak hanya pembatasan wakuncar, Bupati Dedi juga diminta menegakan
perda kenakalan remaja mengatur tawuran antar-pelajar, seks bebas dan penggunaan hp
untuk usia anak dibawah umur.
Saya miris, anak di bawah umur di Purwakarta sudah menguasai hp modern. Hampir
setiap rumah anak SD miliki HP. Itu bisa menjadi pemicu anak sudah dewasa sebelum
waktunya karena HP bisa menonton film porno. Ini embrio kian remaja, anak anak ini
bisa terjerumus pada seks bebas, kata Ketua DPC PKB Purwakarta itu.
Lebih jauh Neng menerangkan, kebijakan kawin paksa tak berlaku bagi remaja sekolah
rumahan karena pastinya dalam pengawasan orang tua. Karena kalau remaja rumahan
mah pasti diawasi ortu. Sasarannya rumah kos kosan, ujarnya.
Sementara pemuka agama, H Iskandar mengatakan,seyogyanya persoalan pernikahan ini
jangan dijadikan alternatif akhir menangkal seks bebas. Pembangunan moral pada anak
usia dini dirasa lebih arif guna membendung seks bebas tersebut, dengan penguatan nilai
nilai keagamaan dan pengawasan ketat orang tua. (azm/arrahmah.com)
Topik: bahaya pacaran, purwakarta, seks bebas
Sebarkan!
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...