Puji dan syukur dengan tulus serta hidmat kami panjatkan ke hadirat
Alloh SWT atas limpahan dan karunia-Nya yang tak pernah hilang bahkan
berkurang. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, tabi`ut tabi`in dan kita selaku
umatnya yang senantiasa mengikuti sunnahnya.
Alhamdulillah berkat rahmat dan inayah-Nya kami dapat membuat
makalah yang berjudul Formulasi Tablet Parasetamol dengan Menggunakan
Metode Granulasi Basah yang walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum
teknologi formulasi sediaan solid.
Dengan penuh rasa hormat dan tulus hati, kami mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Praktikum Teknologi Formulasi Sediaan
Solid yang telah memberikan arahan untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Rekan-rekan yang telah ikhlas memberi dukungan dan motivasi kepada
praktikan.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyeleseian makalah ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami akan menerima kritik dan saran yang
sifatnyamembangun dari pembaca dengan kesenangan hati, demi kesempurnaan
penyusunan.
BAB I
PENDAHULUAN
masalah
dari
percobaan
ini
adalah
bagaimana
cara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Tablet
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,
zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok ( menurut FI
III). Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet
cetak dan tablet kempa (menurut FI IV).
Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Sejumlah tertentu dari
tablet dibuat dengan mencetak. Tablet yang dibuat secara kompresi
menggunakan mesin yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul
dengan menggunakan berbagai bentuk punch dan die. Alat kompresi tablet
merupakan alat berat dari berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari
jenis tablet yang akan dibuat serta produksi rata-rata yang diinginkan. Tablet
yang dicetak dibuat dengan tangan atau dengan alat mesin tangan, dengan cara
menekan bahan tablet ke dalam cetakan, kemudian bahan tablet yang telah
terbentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan sampai kering.
2.1.1
Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi
persyaratan.
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik.
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
7. Bebas dari kerusakan fisik.
yaitu :
1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih.
2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis.
3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil
sehingga memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan,
dan penyimpanan.
4. Bebas dari air, sehingga potensi hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.
Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai
keuntungan, antara lain :
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk
sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan
pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan.
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif
yang tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua
bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan
yang paling rendah.
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang
kecil.
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil.
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air.
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet.
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah.
tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan
permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
8. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas
terkendali).
9. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau
yang tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);
10. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya
produksinya lebih rendah.
11. Pemakaian oleh penderita lebih mudah.
12. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan
Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)
Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa
kerugian, antara lain :
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan
tidak sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat
amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak
disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan
kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa.
Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)
Granulasi Basah
Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat
dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.
Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan
panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran
dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah
membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat
tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan,
suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke
campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam
campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan
memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di
antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang
ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling
penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan
pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka
massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau
oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan
meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan
granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang
dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Granulasi Kering
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat
aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa
padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran
lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat
granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya
didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif
yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat
aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponenkomponen tablet dikompakan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga
diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses
selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang
daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum
memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi
kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor
yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor
memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang
lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini
mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara
penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
Zat aktif susah mengalir
Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
2.2.3
langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal
terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan
cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang
kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab.
Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin
langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung
dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan
tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum
sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik,
kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas
Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan
lembab
Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses
granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi
partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus
terlebih dahulu.
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan
pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya
dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam
tablet.
Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung
karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan
proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak
dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan
obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan
warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang
terjadi
selama
pencampuran
dan
pemeriksaan
rutin
sehingga
2.4
a.
Zat Aktif :
Paracetamol/acetaminophen
Sifat Kimia
Nama Lain
: Acetaminofen,
Nama kimia
: 4-hidroksiasetanilida [103-90-2]
Rumus Molekul
: C8H9NO2
rumus bangun
Berat Molekul
: 151
Kemurniaan
Sifat Fisika
Organoleptis
Bentuk
: Serbuk
Bau
: Tidak berbau
Warna
: Putih
Rasa
: Pahit
Kelarutan
Larut dalam 70 bagian air, larut dalam air panas, 7 bagian etanol P,
13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol, dan dalam 9 bagian
propilenglikol
Stabilitas
Terhadap pelarut
Terhadap PH
Terhadap cahaya : -
Terhadap oksigen : -
Sifat Farmakologi
Khasiat
juga
Efek Samping
Tempat absorpsi :
Diabsorpsi cepat dan sempurna di saluran cerna.
Waktu paruh
Interaksi obat
1. Aspirin
Dosis
Dosis Lazim
: 100-200 mg
(1XHP )
: 400-800 mg
(1XP)
(1XHP)
: 250 mg
:1g
: 500 mg
: 500 mg 2 g
b.
1.
Zat tambahan
Amprotab / Amylum manihot (penghancur) ( FI III hal 93)
Sinonim
: Amylum manihot, pati singkong
Pemerian
: serbuk sangat halus, putih.
pH
: 4,5-7,0
BJ
: 1 : 478
Kecepatan alir = 10,8 - 11,7%
Stabilitas
: Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dan etanol
Pemerian
:
Serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan kecil, putih tidak
berbau , tidak berasa.
2. PVP (Polivinil Prolidon) (pengikat) (Hope edisi 2009 hal 581)
BJ
: 1,180 gram/cm3
pH
: 3,0 7,0
Titik lebur
: 160 1860C
Kegunaan
: Pengikat
Pemerian
:
Serbuk putih / hablur putih kekuningan; berbau lemah atau tidak
berbau, higroskopis.
Kelarutan
Stabilitas
Stabil pada suhu 110 1300C, gelap pada pemanasan suhu 1500C.
Inkompatibilitas
3.
Laktosa (pengisi)
:
Pemerian
Serbuk atau masa hablur, keras putih/ putih krem, tidak berbau,
rasa sedikit manis, stabil diudara tetapi mudahmenyerap debu.
Kelarutan
Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar
larut dalam etanol 95%, praktis tidak larut dalam kloroform p dan
eter p.
pH
Fungsi
: 2,54
:
Stabilitas
Inkompatibiltas :
Terjadi reaksi kondensasi antara laktosa dan senyawa gugus amin
primer,
inkompatibilitas
dengan
asam
amino,aminopilin,
amfetamin, lisinopril.
4.
Titik Leleh
BM
Pemerian
: 1050C
Etanol (pelarut) (FI III hal 65)
: 46,07
:
Khasiat
Titik didih
Kelarutan
BJ
Stabilisator
: Pelarut, antimikroba
: 78,150C
: Larut dalam kloroform, eter, gliserin, dan air
: 0,8119 0,8139
:
Inkompatibilitas :
Dalam keadaan asam, larutan etanol bereaksi dengan agent
pengoksidasi. Larutan etanol inkompatibilitas dengan alumunium
berinteraksi dengan beberapa obat.
Sinonim
CAS
BM
pH
Fungsi
Pemerian
: Talk [14807-96-6]
:0
: 7-10 untuk 20% b/v
: Anti cracking,glidant, diluent, lubricant
Penggunaan
Konsentrasi
Dusting powder
Glidant dan tablet lubricant
Tablet dan capsule diluent
(%)
90 99
1 10
53
:
Talk sangat halus, putih keabu-abuan, tidak berbau, tidak berasa,
serbuk kristal menempel / melekat pada kulit, lembut jika disentuh,
bebas dari pasir (hidrofobik).
Kelarutan
:
Praktis tidak larut dalam asam encer dan alkali, pelarut organic
dan air
OTT
: Dengan ammonium
Kekerasan
: 1,0 1,5
Wadah
:
Dalam wadah tertutup baik, tempat yang dingin dan kering.
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam etanol,etanol (95%) eter dan air larut
dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat.
Stabil dan harus dismpan dalam wadah tertutup baik ditempat yang
sejuk dan kering.
Inkompatibilitas
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Formulasi
Formula B
(Pengikat PVP dengan cara kering)
Fasa Dalam (92%)
Paracetamol 250 mg
Amprotab
10%
PVP
5%
Etanol 95% qs
Laktosa
qs
Fasa Luar 8%
Mg stearat
1%
Talk
2%
Amprotab
5%
Perhitungan penimbangan
(zat aktif)
(penghancur)
(pengikat)
(pelarut)
(pengisi)
(pelicin)
(pelicin)
(penghancur)
PVP 5 =
75000 mg
=75 g/75000 mg
1000
10
35 mg x 300
x 350=
=10,5 g /10500 mg
100
1000
5
17,5 X 300
x 350=
=5,25 g/5250 mg
100
1000
laktosa=96,6(75+10,5+5,25)
Mg stearat 1% =
Talk 2%
1
x 90 gram=0,978 g
92
2
x 90 gram=1,956 g
92
Amprotab 5% =
5
x 90 gram=4,891 g
92
Talkum dan Magnesium stearat, adalah zat tambahan fasa luar yang
berfungsi sebagai pelican yang meningkatkan aliran granul sehingga
tersebar ke seluruh tempat cetakan pada pengempaan dan agar tidak
menyumbat dicetakan. Selain itu pelincir dapat memperpanjang waktu
penghancuran obat sehingga pada saat dilakukan uji friabilitas masa
tablet tidak berkurang banyak.
b.
Granul basah dikeringkan dalam oven dengan suhu 400C atau dianginanginkan di udara terbuka sampai kandungan lembab kurang dari 3%
Granul yang telah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 14 atau
16
Granul yang telah memenuhi syarat dapat dicampur dengan fasa luar
(talk dan amprotab). Aduk sekitar 10 menit hingga homogen,
kemudian tambahkan Mg Stearat, aduk selama 2 menit
Massa
siap
cetak
dievaluasi
kemudian
ditabletasi
dengan
3.3.1
Evaluasi Granul
1. Kecepatan aliran
a. Metode corong
-
Dari timbunan ini diukur sudut istirahat (sudut antara lereng granul
dengan bidang datar).
Penafsiran hasil :
Jika : = 25-30o = Granul sangat mudah mengalir
= 30-38o = Granul mudah mengalir
> 38o
Penafsran hasil :
Kadar air yang baik 1 2 %
3. Bobot jenis dan kerapatan
a.
BJ nyata
-
W
V
BJ mampat
-
Gelas ukur diketuk sebanyak 10 kali dan 500 kali. Catat volumenya
( V10 dan V500 ).
P n=
W
Vn
( ba ) x BJ cairan pendispersi
( b+d )(a+ c)
Keterangan :
a = bobot piknometer kosong
b = bobot piknometer + 1 g granul
c = bobot piknometer + 1g granul + cairan pendispersi (parafin cair )
d = bobot piknometer + cairan pendispersi
d.
Kadar pemampatan
VoV 500
Vo
= 100 %
Perbandingan Haussner
Sama dengn pada prosedur BJ mampat
Angka haussner=
BJ setelah pemampatan
BJ sebelum pemampatan
BJ mampatBJ nyata
BJ mampat
x 100 %
Penafsiran hasil :
Jika %K = 5 15 % aliran sangat baik
= 16 25 % aliran baik
= > 26% aliran buruk
e. Kadar zat aktif
Zat aktif dalam granul ditentukan sesuai pada metode yang tercantum
pada masing masing monografi zat di farmakope.
3.3.2
Evaluasi tablet
1. Visual / Organoleptik
a. Rupa
b. Bau
c. Rasa
2.
Keseragaman tebal
Keseragaman diameter
ab
a
x 100%
Pasang alat, biarkan media disolusi hingga suhu 370 dan angkat
termometer
Masukan 1 tablet ke dalam alat segera jalankan alat pada laju kecepatan
Pada laju kecepatan (dalam interval waktu) ambil cuplikan pada tiap 5
menit
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
: 78,2 gram
:
78,2
96,6 x 300 tablet
: 242,857 tablet
b. Fasa Luar
Mg stearat 1 %
1
92 x 78,2 = 0,85 gram
Talk 2 %
2
92 x 78,2 = 1,7 gram
5
92 x 78,2 = 4,25 gram
78,2+0,85+ 1,7+4,25
242,857
Amprotab 1 %
= 350 mg
2. Penentuan kadar air granul
a. Krus Konstan yang telah dioven : 33, 5432 gram (W0)
b. Krus + sampel sebelum di oven : 34,5432 gram (W1)
c. Krus + sampel setelah dioven
W 1W 2
W 1Wo x 100 %
% Kadar Sampel
34,543234,5220
34,543233,5432 x 100 %
0,212
x 100 %
1
% Kadar Sampel
= 2,12 %
34,543234,5217
= 34,543233,5432 x 100 %
=
% Kadar Sampel
0,215
x 100 %
1
= 2,15 %
34,543234,5215
= 34,543233,5432 x 100 %
= 0,350
0,217
x 100 %
1
= 2,17 %
2,12+2,15+ 2,17
=
3
= 2,15 %
Penafsiran hasil :
Kadar air yang baik 1 3 %
Kesimpulan :
kadar air pada granul baik karena ada pada rentang kadar yang ditentukan
yaitu 2,15.
3. Kecepatan Aliran
10 gram = 2,23 detik
10
2,23 = 4,48 g/detik
Penafsiran hasil :
Aliran granul baik jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 10 g
granul < 10 detik yaitu 4,48 g/detik.
Kesimpulan :
Jadi aliran granul baik jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 10
g granul < 10 detik yaitu 4,48 g/detik.
4. Metode Sudut Istirahat
Hasil Pengamatan : 7 cm
5. Bobot Jenis atau Kerapatan
a. Bj Nyata
=
W
V
10 gram
23 ml
= 0,4347 g/mL
b. Bj Mampat
Hasil Pengamatan
W
= 10 gram
Vn 10 kali = 23 mL
Vn 500 kali
= 20 mL
W
= Vn
Vn 10 kali =
10 gram
23 ml
= 0,4347 g/mL
Vn 500 kali =
10 gram
20 ml
= 0,5 g/mL
c. Bj Sejati
Hasil Pengamatan
a) Bobot pikno kosong
= 9,76 gram
= 10,74 gram
Bj sejati
= 12,26 gram
( b+ d )( a+ c )
( ba ) x bj cairan pendisfersi
( 10,7412,26 )( 9,7610,74 )
=
( 10,749,76 ) x 12,26
12,0148
2,5
= 4,80592 g/ml
d. Kadar Pemampatan
Hasil Pengamatan : Vo = 23 mL
: V500 = 20 mL
VoV 500
Kp =
x 100 %
Vo
=
2320
x 100 %
23
= 13, 043 %
e. Perbandingan Hausner
Hasil Pengamatan
:
Bj Setelah Pemampatan
Bj Sebelum Pemampatan
: 0,5 gram/ mL
: 0,4347 gram / mL
Angka Hausner
:=
Bj setelah pemampatan
Bj sebelum Pemampatan
0,5
0,4347
: 1,1 gram/ml
Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika angka haussner = 1
Kesimpulan :
Granul memenuhi syarat karena angka hausner dihasilkan 1,1 g/ml
f. Persen Kompresibilitas
Hasil Pengamatan
Bj mampat
Bj Nyata
% kompresibilitas
:
: 0,5
: 0,4347
Bj mampat Bj nyata
:
x 100 %
Bj Mampat
:
0,50,4347
x 100 %
0,5
: 13,6 %
Penafsiran hasil :
Jika % K
Kesimpulan :
Jadi % kompresibilitas mempunyai aliran sangat baik yaitu 13,6 %.
4.2
Keseragaman Tebal
Tablet ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ukuran (mm)
0,62
0,64
0,64
0,62
0,63
0,66
0,65
0,63
0,64
0,64
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
x=
0,65
0,65
0,62
0,66
0,64
0,63
0,63
0,62
0,62
0,63
12,72
=0,636 mm
20
-Keseragaman Diameter
Tablet ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
x=
Ukuran (mm)
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
0,81
16,2
=0,81mm
20
Tidak boleh lebih dari = 3x 6,15 = 18,45 mm Tidak boleh kurang dari = 1
1/3 x 6,15 = 8,2 mm
Syarat : Menurut F1 III diameter tablet tidak boleh dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
Tablet ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
x=
120
=6 kg /cm
20
ab
x 100
a
6,74376,7064
x 100
6,7347
Bobot (g)
0,3555
0,3627
0,3439
0,3618
0,3361
0,3003
0,3554
0,3339
0,3137
0,3036
0,3479
0,3476
0,3454
0,3392
0,3488
0,3623
0,3247
0,3312
0,3343
0,3191
6,8174
=0,33796 g
20
T 1=
0,3550,33796
x 100 = 0,05042 %
0,33796
T 2=
0,3620,33796
x 100 =0,07113
0,33796
T 3=
0,3430,33796
x 100 =0,01491
033796
T 4=
0,3610,33796
x 100 =6,817
0,33796
T 5=
0,3360,33796
x 100 =0,0236 %
0,33796
T 6=
0,3030,33796
x 100 =0,0203 %
033796
T 7=
0,3550,33796
x 100 = 0,0255 %
0,33796
T 8=
0,3330,33796
x 100 =0,0233 %
0,33796
T 9=
0,3130,33796
x 100 =0,0213 %
0,33796
T 10=
0,3030,33796
x 100 = 0,0203 %
0,33796
T 11=
0,3470,33796
x 100 = 0,0247 %
0,33796
T 12=
0,3470,33796
x 100 = 0,0247 %
0,33796
T 13=
0,3450,33796
x 100 = 0,0245 %
0,33796
T 14=
0,3390,33796
x 100 = 0,0307 %
0,33796
T 15=
0,3480,33796
x 100 =0,02970 %
0,337,96
T 16=
0,3620,33796
x 100 =
0,337,96
T 17=
0,3240,33796
x 100 =0,04130
0,337,96
T 18=
0,3310,33796
x 100 =0,02059 %
0,33796
T 19=
0,3340,33796
x 100 =0,01171 %
0,33796
T 20=
319337,96
x 100 =0,0610 %
337,96
0,07113 %
Syarat :
Tidak boleh ada 2 tablet yang masing-masing menyimpang dari bobot ratarata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A, dan tidak boleh ada
satupun yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga pada kolom
B.
Bobot rata-rata
< 25 mg
26 mg-150 mg
151 mg-300 mg
>300 mg
Kesimpulan
Dari 20 tablet tidak ada dua tablet yang masing-masing menyimpang dari
harga yang ditetapkan pada kolom A, dan tidak ada satupun yang menyimpang
dari bobot rata-rata lebih besar dari harga pada kolom B.
Keseragaman Bobot
Tablet ke
1
2
3
4
5
6
Bobot (g)
0,3555
0,3627
0,3439
0,3618
0,3361
0,3003
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
T 1=
355
x 100 = 101,42 %
350
T 2=
362
x 100 =103,42
350
T 3=
343
x 100 =98
350
T 4=
361
x 100 =103,14 %
350
T 5=
336
x 100 =96 %
350
T 6=
303
x 100 =87 %
350
T 7=
355
x 100 = 101,42%
350
T 8=
333
x 100 =95 %
350
T 9=
313
x 100 =89 %
350
0,3554
0,3339
0,3137
0,3036
0,3479
0,3476
0,3454
0,3392
0,3488
0,3623
0,3247
0,3312
0,3343
0,3191
T 10=
303
x 100 = 87 %
350
T 11=
347
x 100 = 99 %
350
T 12=
347
x 100 = 99 %
350
T 13=
345
x 100 = 98 %
350
T 14=
339
x 100 = 96 %
350
T 15=
348
x 100 =99 %
350
T 16=
362
x 100 =
350
T 17=
324
x 100 =92,57 %
350
T 18=
331
x 100 =94,57 %
350
T 19=
334
x 100 =95
350
T 20=
319
x 100 =91 %
350
103,42 %
Syarat :
Tidak boleh ada 2 tablet yang masing-masing menyimpang dari % yang
ditetapkan dar 85-115%
0.8
0.6
0.4
Linear ()
0.2
0
0
10
12
14
0,641
=8,6622
ppm
0,074
2165,55 108,2775
=
1000
50 ml
150 mg
350 mg
x 250mg = 107,1428mg
kadar =
108,2775mg
x 100 =101,0590
107,1428mg
0.6
0.4
Linear ()
0.2
0
0
10
12
14
y= b x +a
y = 0,067 x + 0,076
R2 = 0,990
Abs sampel = 0,742
0,742= 0,067 x + 0,076
0,742 + 0,076 = 0,067 x
0,666 = 0,067 x
X=
0,666
=
9,9403 ppm
0,067
2485,075 mg 124,25375 mg
=
1000 ml
50 ml
150 mg
350 mg
x 250mg = 107,1428mg
124,25375mg
x 100 =115,97
107,1428mg
% Terdisolusi=
121,64 mg
1000mg
x 900 ml = 109,476 mg
109,476 mg
x 100 =43,7904
250 mg
2. 10 menit
(pengenceran 50x , Abs= 0,251)
Y = 0,067x + 0,076
0,251 0,076 = 0,067x
0,251 = 0,067x + 0,076
x=
0,175
=2,6119 ppm
0,067
2,6119 ppm x 50 =
130,595
1000 ml
x 900 ml = 117,5355
47,595 mg
1000
10
x 900 ml = 117, 3355 + ( 900
x 109,476)
=117,5355 + 1,2164 mg
% Terdisolusi=
118,7519 mg
x 100 =47,50076
250
3. 15 menit
( Pengenceran 50x, Abs. 0,275)
y= 0,067x + 0,076
0,275 = 0,067x + -,076
0,275 0,076 = 0,067x
X=
0,199
0,067
X = 2,9701
2,9701 ppm x 50 =
148,305
1000
x 900 = 133,6545 mg
10
Terdisolusi dalam 900 ml = 133,6545 + ( 900
10
= 133,6545 + ( 900
x 109,476 + 117,5355)
x 227,0115 )
= 136,17685 mg
% terdisolusi =
136,17685
250
x 100 % = 54,47074 %
4. 30 menit
( Pengenceran 50x, Abs. 0,442)
y= 0,067x + 0,076
0,442 0,076 = 0,067x
0,366
=x
0,067
5,4626= x
5,4626 ppm x 50 =
273,13
1000
x 900 = 245,817 mg
10
Terdisolusi dalam 900 ml = 245,817 + ( 900
10
= 245,817 + ( 900
= 249,8244 mg
x 109,476 + 133,6545)
x 227,0115 )
% terdisolusi =
249,8244
x 100 =99,9297
250
Kesimpulan
Jadi % kadar terdisolusi tidak boleh melebihi 100 % kadar zat aktif, dan % kadar
harus memenuhi FI edisi III dimana % kadar terdisolusi tidak boleh kurang dari
90 % dan tidak boleh kurang dari 110%.
g. Uji waktu hancur
Syarat : Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan ke 6 tablet tidak
lebih dari 15 menit untuk tablet yang tidak bersolut.
Kesimpulan : Waktu hancur tablet 2 menit 15 detik.
.3
Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu pembuatan tablet parasetamol dengan metode
granulasi dengan PVP dengan cara kering, maka digunakan formula standar
(yang ada di Praformulasi). Parasetamol memiliki sifat higroskopis maka dipilih
cara granulasi basah dengan pengikat PVP dengan cara kering dan etanol sebagai
pengembang PVP sehingga tidak terlalu bermasalah dalam pengeringan granul.
Pencampuran dan peracikan fase dalam harus benar-benar homogen karena akan
mengakibatkan tidak meratanya kandungan zat aktif pada granul dan tablet yang
dihasilkan. Massa yang telah bisa dikepal kemudian diseragamkan Ukuran
granulnya dengan ayakan Mesh No. 12. Pada proses pengeringan granul
disimpan pada suhu 500C selama 15 menit.
Pada formula diatas, PCT atau parasetamol sebagai zat aktif dengan
efek farmakologis sebagai zat antipiretik dan analgesic. PCT dimasukkan ke fase
dalam karena stabil dalam pemanasan yang lama. Amprotab merupakan zat
tambahan fase dalam yang digunakan sebagai pengisi dan pengikat karena harga
ekonomis sehingga mengurangi biaya produksi. Fungsi sebagai pengisi untuk
menambah massa tablet yang akan dicetak dan fungsi sebagai pengikat untuk
mengikat zat aktif dan zat pengisi sehingga dapat tercampur dengan homogen.
Amprotab dapat digunakan sebagai zat pengikat dengan pencampuran amprotab
dan aquadest hangat dengan konsentrasi 3-20 % b/b untuk mendapatkan
amprotab pro pasta segar (HOPE, 2009). Pada praktikum ini dibuat amprotab
propasta dengan konsentrasi 15% yang ditambahkan secukupnya.
PVP merupakan zat tambahan fase luar digunakan sebagai pengikat
yang membantu pengikatan fase luar dengan granul fase dalam. PVP walaupun
berfungsi sebagai pengikat dimasukkan ke fase luar karena tidak tahan dengan
pemanasan yang lama (HOPE, 2009). Selain itu juga berfungsi sebagai
disintegrant yang membantu penghancuran tablet sehingga meningkatkan
kelarutan obat dalam cairan tubuh. PVP sebagai pengikat dan disintegrant
digunakan sebanyak 0.5- 5% (HOPE, 2009). Pada praktikum ini digunakan PVP
sebanyak 5 % agar tablet lebih mudah hancur dan larut dalam tubuh.
Talkum dan magnesium stearat adalah zat tambahan fase luar yang
berfungsi sebagai pelincir yang meningkatkan aliran granul sehingga tersebar ke
seluruh tempat cetakan pada saat pengempaan dan agar tidak meyumbat di
cetakan. Selain itu pelincir dapat memperpanjang waktu penghancuran obat,
sehingga pada saat dilakukan uji friabilitas, massa tablet tidak berkurang banyak.
Kedua zat ini ditambahkan sebagai fase luar untuk memberikan hasil yang lebih
baik pada kekerasan tablet dibandingkan ditambahkan sebagai fase dalam. Pada
formulasi tablet, talcum ditambahkan sebanyak 1- 10% dan magnesium stearat
ditambahkan sebanyak 0.25- 5% (HOPE, 2009). Pada praktikum ini digunakan
talcum 2% dan magnesium stearat 1%, penambahan hanya sedikit karena pelincir
yang banyak dapat menyebabkan tablet terlalu keras sehingga sulit hancur dan
sulit terlarut serta sulit dimetabolisme didalam tubuh.
Untuk pembuatan tablet dengan metode granulasi basah, hal yang
pertama yang harus dilakukan adalah menggranulasi fase dalam dari formula
diatas. Fase dalam biasanya terdiri dari zat aktif, pengisi dan pengikat. Amprotab
pro paste yang digunakan sebagai pengikat dibuat dalam konsentrasi 15%
dengan cara 15gr amprotab ditimbang dan dilarutkan dalam 100ml air dan
dipanaskan hingga terbentuk suatu mucilago yang bening. Untuk pemakaian
terbaik, konsentrasi maksimum amprotab yang digunakan sebagai pasta ini
biasanya 30%, tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi tidak
dapat dicetak dikarenakan kompresibilitas nya yang tidak baik.
Selanjutnya, parasetamol sebagai zat aktif dan amprotab dicampurkan
hingga terbentuk suatu campuran yang homogen. Amprotab merupakan
disintregan yang paling umum digunakan. Mekanisme kerja nya adalah dengan
membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan pecah atau mengembang saat
cairan masuk ke dalam pori-pori tablet (kapiler). Amprotab pro pasta yang telah
dibuat sebelum nya dicampurkan sedikit demi sedikit hingga terbentuk suatu
massa yang dapat dikepal. Penambahan amprotab pro pasta harus dilakukan
dengan hati-hati dan secara perlahan, karena apabila amprotab pro pasta yang
digunakan terlalu banyak akan menyulitkan proses granulasi dan pada akhirnya
tablet yang dihasilkan akan sangat keras dan waktu hancur nya akan sangat lama.
Selanjutnya, massa campuran tadi dimasukkan ke dalam alat granulasi
yang disebut granulator. Pada alat granulator ini, massa dilewatkan pada mesh
atau ayakan dan diberi tekanan agar terbentuk suatu granul sehingga luas
permukaannya meningkat dan proses pengeringan berjalan dengan lebih cepat.
Ukuran mesh yang digunakan biasanya mesh no.16. Granul yang terbentuk,
selanjutnya dikeringkan dengan cara dimasukan ke dalam oven pada suhu 50-60
0C selama 18-24 jam. Setelah proses pengeringan selesai, granul kemudian di
masukan kembali ke dalam granulator dan diayak dengan menggunakan ayakan
yang ukuran nya lebih kecil, biasa nya digunakan ayakan no.18 agar ukuran
granul menjadi lebih homogen.
Setelah itu, granul yang diperoleh kemudian ditimbang, dan dievaluasi.
Evaluasi terhadap granul ini dilakukan dengan menentukan laju alir,
kompresibilitas, dan susut pengeringan atau lost of drying (LOD). Laju alir
granul memegang peranan penting dalam pembuatan tablet. Apabila granul
mudah mengalir, tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman bobot yang
baik. Laju alir ini dapat ditentukan dengan menentukan sudut istirahat dari granul
dengan menggunakan metode corong, Sudut istirahat ini merupakan sudut yang
dibentuk oleh tumpukan serbuk terhadap bidang datar setelah serbuk atau granul
tersebut mengalir secara bebas melalui suatu celah sempit dalam hal ini adalah
corong. Jadi, sudut istirahat diperoleh dengan memasukan sekitar 15gr serbuk ke
dalam corong yang ditutup, kemudian tutup tersebut dibuka, dan dihitung waktu
alir serta tinggi dan diameter dari tumpukan granul yang dihasilkan. Dari hasil
uji terhadap granul yang dihasilkan, diperoleh sudut istirahat granul sebesar
17,008 0C dengan waktu alir selama 2,41 detik. Nilai ini menunjukkan bahwa
granul yang dihasilkan memiliki sifat laju alir yang baik karena pada umumnya
granul dikatakan mengalir baik (free flowing) apabila sudut diamnya lebih kecil
dari 30 0C, sehingga granul dapat dicetak menghasilkan tablet yang homogen.
tablet tidak boleh dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Pada uji ini
tablet tidak memenuhi syarat karena diameter tablet 0,81 mm,kurang dari 8,2
mm (tebal tablet). Lalu kemudian uji kekerasan, syarat :Tablet besar 7-10 kg/cm
Kesimpulan tablet tidak memenuhi syarat karena pada uji kekerasan 6 kg/cm2
dengan kriteria tablet besar (7-10 kg/cm 2).
Uji selanjutnya friabilitas, syaratnya tablet yang baik memenuhi
friabilitas 1 %. Disini tablet memenuhi syarat karena ukuran friabilitas kurang
dari 1% 0,5531 %.. Untuk ujik keseragaman bobot, syarat : tidak boleh ada 2
tablet yang masing-masing menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
harga yang ditetapkan pada kolom A. tidak boleh ada satupun tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga pada kolom B. Uji waktu
hancur, syarat : waktu yang diperlukan untuk menghancurkan ke 6 tablet tidak
lebih dari 15 menit untuk tablet yang tidak bersolut. Hasil yang diperoleh: waktu
hancur tablet 2 menit 15 detik.
Selanjutnya pengujian waktu hancur dilakukan untuk melihat seberapa
lama tablet akan hancur pada kondisi yang menyerupai tubuh manusia.
Berdasarkan FI III, waktu hancur yang baik tidak lebih dari 15 menit. Pada
pengujian ini, dilakukan dengan alat disintregration taster didapatkan waktu
hancur 2 menit 12 detik. Hal ini menunjukan tablet terlalu lunak sehingga waktu
yang diperlukan sangat sebentar. Waktu hancur yang tidak baik ini dikarenakan
proses granulasi yang kurang baik dan efek Mg Stearat yang bisa jadi kurang
atau kehilangan. Saat pencampuran fase luar dengan fase dalam, bila pengocokan
kurang baik dan terlalu lama, maka Mg stearat akan menghilang pada tablet dan
Padahal dengan sifatnya yang tidak larut air akan memperlama waktu hancur
tablet.
Kemudian uji disolusi, disini bertujuan agar diperoleh kadar obat yang
tinggi di dalam darah, maka kecepatan obat dan tablet melarut menjadi sangat
menentukan. Karena itu, laju larut dapat berhubungan langsung dengan efikasi
(kemanjuran) dan perbedaan bioavaibilitas dari berbagai formula. Karena itu,
dilakukannya evaluasi mengenai apakah suatu tablet melepas kandungan zat
aktifnya atau tidak bila berada di saluran cerna.
Perlakuan pertama adalah dicari panjang gelombang serapan maksimum
untuk baku pembanding Paracetamol. Langkah selanjutnya adalah tablet
dicelupkan ke dalam medium pelarut sampai ke dasar yang terdapat dalam labu
sebanyak 900mL, suhu dipertahankan pada 37oC, motor diatur pada kecepatan
konstan 50 rpm. Kemudian cairan sample diambil pada selang waktu menit ke 5,
menit ke 10 , menit ke 15, dan menit ke 30 untuk menentukan jumlah obat dalam
cairan itu. Kemudian diencerkan 1 mL dari setiap cuplikan menjadi 10 mL
dengan medium dan tentukan absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum yang didapat pada percobaan. Untuk menentukan kadar obat maka
digunakan alat spektrophotometri dengan mengukur tingkat absorbansi-nya.
Hasilnya adalah pada menit ke 5 persen terdisolusi adalah
43,7904 , menit ke
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan pembuatan tablet parasetamol dengan metode
granulasi basah dapat disimpulkan :
Tiap tablet mengandung :
1.
250 mg
PVP
5%
Amprotab
10 %
Laktosa
qs.
Etanol 95%
qs.
Fase luar ( 8% )
Magnesium stearat
1%
Talk
2%
Amprotab
5%
2. Evaluasi granul meliputi : laju alir, bobot jenis nyata, kadar mampat, BJ
sejati, Kadar pemapatan, Persen kompresibilitas, dan penentuan kadar zat
aktif dalam granul secara keseluruhan dengan menggunakan formula diatas
menunjukkan hasil yang diperoleh cukup baik.
3. Evaluasi tablet meliputi : Organoleptis, sifat fisiko kimia, kekerasan,
friabilitas, keseragaman bobot keseragaman sediaan dan penentuan kadar zat
aktif, uji waktu hancr dan uji disolusi dalam tablet secara keseluruhan
menunjukkan hasil yang kurang baik dikarnakan banyak yang melenceng
dari standar. Disini menjadi bahan evaluasi bahwa tablet yang dibuat belum
cukup maksimal. Adapun letak keslahan lebih pada kesalahan proceduran
ataupun human eror.
DAFTAR PUSTAKA
Dokumentasi
Excipient.
6th
Edition.
Piknometer kosong
Piknometer kosong
Piknometer+gliserin
Penimbangan tablet
Proses Friabilitas
Penimbangan 20 tablet