Anda di halaman 1dari 5

BAHAN BAKAR MINYAK DARI DAUR ULANG LIMBAH PLASTIK

Pendahuluan
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu membuat masyarakat harus
merogoh kantongnya lebih dalam untuk biaya transportasi dan bagi industri tentunya akan menaikkan
ongkos produksinya, karena BBM menjadi bagian vital bagi kelangsungan produksinya. Namun demikian
kalau kita melihat di jalanan sehari-hari, kita tidak melihat pengurangan jumlah penggunaan kendaraan,
antrean di SPBU pun tidak berubah, ini menunjukkan bahwa memang kebutuhan akan BBM tidak bisa
dihilangkan sebagai bagian utama untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.
Kenaikan BBM ini merupakan pilihan yang harus diambil pemerintah mengingat subsidi yang
nilainya cukup besar sementara saat ini Indonesia menjadi net-importir BBM karena menurunnya
produksi minyak dalam negeri sementara di sisi lain pertumbuhan penggunaan BBM yang cukup tinggi.
Kenaikan ini di sisi lain akan memberikan gairah baru pada pengembangan energi alternatif dan
terbarukan yang selama ini agak sulit bersaing karena harga BBM yang cukup murah. Salah satu energi
alternatif yang bisa dimanfaatkan adalah BBM dari sampah plastik.
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa sampah, khususnya sampah plastik saat ini telah
menjadi momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat pada umumnya dan para pecinta lingkungan
pada khususnya. Seperti diketahui bersama bahwa plastik tidak dapat terurai dalam tanah, hal ini berbeda
dengan sampah jenis organik seperti sisa-sisa makanan yang akan sangat mudah terurai. Sehingga hal ini
dikhawatirkan akan menyebabkan degradasi fungsi tanah.
Sampai saat ini, plastik memang masih menjadi bahan yang sulit tergantikan untuk berbagai
kebutuhan kita sehari-hari seperti kemasan makanan, tas, produk-produk elektronik, otomotif, mainan,
dan masih banyak lagi lainnya. Penggunaan plastik akan terus meningkat mengingat kelebihan yang
dimilikinya antara lain ringan dan kuat, tahan terhadap korosi, transparan dan mudah diwarnai, dan sifat
insulasinya yang cukup baik. Sehingga secara otomatis produksi sampah plastik akan terus meningkat
dari tahun ke tahun. Sehingga perlu dikembangkan solusi jangka panjang yang dapat mengurangi sampah
jenis ini sekaligus dapat menghasilkan produk lain yang bermanfaat. Proses daur ulang (recycling)
menjadi sangat popular saat ini. Namun hanya daur ulang tertentu saja yang selama ini dijalankan.
Padahal ada banyak alternatif proses daur ulang yang lebih menjanjikan dan berprospek ke depan.
Dengan mengkonversi sampah plastik menjadi BBM kita tidak hanya bisa mengatasi persoalan
sampah plastik saja, tetapi juga bisa memproduksi bahan bakar untuk kebutuhan energi kita. Hal ini bisa
dilakukan karena pada dasarnya plastik sendiri berasal dari minyak bumi, sehingga kita hanya tinggal
mengembalikannya ke bentuk semula. Keuntungan sampah plastik adalah tidak menyerap air, sehingga
kadar airnya sangat rendah dibandingkan dengan sampah kertas, sisa makanan dan biomassa. Di sisi lain,
plastik juga mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi setara dengan bahan bakar fosil seperti bensin dan
solar.
Permasalan sampah terutama bahan plastik di dunia pada masa kini menjadi semakin serius.
Bagaimana tidak, berdasarkan data Dinas Kebersihan-DKI Jakarta, volume sampah di Jakarta

diperkirakan telah mencapai lebih dari 5.000-6.000 ton/hari. Dari sekian banyak sampah yang diproduksi
warga Jakarta hanya sekitar 88% sampah yang bisa ditangani, sedangkan sisanya dibuang ke sungai (atau
drainase lainnya), dibakar, atau ditimbun.
Seperti yang kita telah ketahui bahwa plastik memang memiliki banyak kelebihan daripada bahan
lainnya. Pada umumnya, plastik memiliki densitas yang rendah, isolator listrik yang baik, memiliki
kekuatan mekanik yang bemacam-macam, ketahanan suhu yang terbatas dan ketahanan terhadap bahan
kimia yang bervariasi. Di samping itu, plastik juga ringan, mudah dibentuk dan biaya produksinya yang
murah. Namun, dibalik kelebihan-kelebihan tersebut, limbah plastik menimbulkan masalah bagi
lingkungan. Mengapa bisa demikian? Hal ini disebabkan karena sifat dari plastik itu sendiri yang tidak
dapat diuraikan oleh tanah. Berbagai upaya dilakukan untuk mereduksi jumlah sampah plastik yang ada.
Salah satunya adalah melakukan daur ulang limbah dan sampah plastik.

Proses Deskripsi
Semua jenis plastik bisa diolah jadi BBM dengan proses destilasi atau penyulingan. Selain
tergantung pada teknik penyulingan, hasil yang didapatkan tergantung dari jenis plastik yang disuling.
Jenis plastik itu di antaranya Polyethylene (PE), Polypropylene Carbonate (PPC), Polyethylene
Terephthalate (PET), Density Polyethylene (DPE), Low Density Polyethylene (LDPE), dan sebagainya.
Dari sekian banyak jenis plastic, PE lebih mudah diekstrak dan relatif murni sehingga tidak sulit
memurnikannya.
Pertama melalui pembakaran hingga 600 derajat Celcius, lalu disuling (firolisis) dan penjernihan.
Uap hidrokarbon hasil pembakaran inilah yang menjadi minyak yang bisa digunakan untuk bahan bakar.
Alat pembakaran dibuat dari tabung gas elpiji yang memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI)
ukuran 3 kilogram. Tabung elpiji dilubangi dan dipasang corong besi dengan cara dilas.Corong ini untuk
memasukkan bahan plastik yang dibakar dalam tabung.

Setelah itu, tabung pembakaran dihubungkan dengan pipa penyulingan yang terhubung dengan
tabung penadah uap atau hidrokarbon yang mencair jadi minyak. Segala jenis plastik bisa diolah dengan
cara ini.
Plastik yang dimasukkan ke dalam tabung dipanaskan dengan gas elpiji sehingga terurai dan
uapnya mengendap menjadi minyak.
Agar efisien dan bernilai ekonomis, untuk pembakaran plastik selanjutnya menggunakan minyak
plastik hasil penyulingan. Proses pembakaran dan penyulingan minyak dari limbah plastik ini ramah
lingkungan.
Dalam pembakaran, sama sekali tidak ada asap yang keluar karena setelah disuling, uap
ditampung dalam tabung yang tertutup sehingga asapnya tidak membahayakan.
Soal unsur kimia dalam BBM limbah plastik ini ,memang belum diteliti lebih lanjut. Sejauh ini,
penelitiannya belum sampai pada unsur yang ada seperti timbal atau Pb (Plumbum) yang terkandung
dalam BBM alternatif ini. Kemungkinan ada karena ini dari minyak bumi juga, katanya.

Dari percobaaan tambahan diperoleh hasil bahwa bila plastik yang digunakan sebagai bahan baku
berasal dari bekas botol minuman mineral, maka hasil minyaknya lebih bagus yakni lebih jernih
ketimbang minyak yang berasal dari tas kresek bekas.
Dari hasil ini bisa disimpulkan bahwa semakin jernih dan bersih bentuk limbahnya semakin
bagus minyak yang dihasilkan.
Berikut penjelasan lebih detailnya dengan diagram :

Dari gambar di atas , sampah plastik masuk ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan sampai
plastik plastik tersebut menguap. Uap Hasil dari proses tersebut kemudian mengalir ke kondensor-1
akan mengalami proses penyulingan menjadi minyak tanah dan solar. Sementara itu, uap yang tidak
tersuling di kondensor-1 akan mengalir ke kondensor-2. Lalu uap di dalam kondensor-2 mengalami
penyulingan dan menghasilkan premium.
Dari percobaan yang telah ada, 1 kg plastik dapat menghasilkan kurang lebih 1 liter BBM.

Kesimpulan
Sebuah proses katalitik sederhana untuk de - polimerisasi limbah plastik untuk minyak mentah sintetis
telah dikembangkan dan lebih halus dengan menggunakan skala laboratorium ganda Proses kondensasi .
Studi Karakterisasi oleh GC dan GC - MS menunjukkan produk de polimerisasi pada dasarnya semua
hidrokarbon rantai lurus ketika linear polimer termoplastik digunakan sebagai pakan . Kedua GC dan
Studi DSC menunjukkan bahwa bahan bakar NSR termasuk hidrokarbon mulai dari C4 ke C27 , kisaran
yang termasuk komersial bensin - 87 , penerbangan , dan diesel bahan bakar . Analisis awal bahan bakar
NSR menunjukkan penelitian rendah nilai oktan 79,2 dan nilai oktan motor 72,6 untuk kasus NSR ganda
koleksi 1st kental ( NSR - 1 ) bahan bakar , yang lebih rendah dari komersial bensin - 87 .
Perubahan nilai oktan diperkirakan dengan tepat fraksinasi yang akan dikonfirmasi dalam waktu per
Spesifikasi ASTM . Perbandingan sifat fisik , sifat kimia , dan kromatogram gas menunjukkan bahwa
baik koleksi bahan bakar NSR untuk selanjutnya dapat difraksinasi dan digunakan sebagai bensin yang
sesuai dan / atau avtur .
Analisis eksternal bahan bakar NSR menunjukkan energi yang sebanding konten dalam bahan bakar NSR
bila dibandingkan dengan komersial bahan bakar yang tersedia . Pengujian internal dengan pembangkit
acara output daya listrik serupa dari NSR - 2 bahan bakar saat dibandingkan dengan yang dari komersial
bensin - 87 . ini tes awal akan dilengkapi di masa depan dengan pengujian ASTM ketat berbagai fraksi
untuk langsung dibandingkan dengan spesifikasi bahan bakar konvensional , motor bakar atau avtur .
Jika penelitian ini bisa berhasil dengan baik, tentu pengolahan limbah plastik jadi BBM itu bisa
mendatangkan keuntungan. Satu kilogram limbah plastik yang harganya sekitar Rp 500, jika diolah, bisa
menghasilkan satu liter BBM seharga Rp 8.000. Yang terpenting, hal ini bisa mengurangi sampah plastik
yang sulit didaur ulang dan sekaligus sebagai energi alternatif menggantikan bahan bakar dari fosil.

Anda mungkin juga menyukai