Sebagai negara yang besar dan terletak pada geografi berisiko, maka Indonesia sering
mengalami kejadian alam gempa bumi, gunung meletus, banjir dan bencana lain yang
dapat menimbulkan gelombang pengungsi. Beberapa tahun terakhir ini, Indonesia
juga didera dengan berbagai konflik soial berkepanjangan dengan menimbulkan
gelombang pengungsi yang besar dan dalam periode waktu pengungsian yang lama.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yg disebabkan oleh alam atau
manusia yg mengakibatkan timbulnya korban & penderitaan manusia, kerugian harta
benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana umum, gangguan terhadap
tata kehidupan & penghidupan masyarakat serta pembangunan nasional, sehingga
untuk pemulihannya memerlukan bantuan dari luar.
Bencana terbagi dalam:
1. Natural disaster : misalnya gempa bumi, gempa vulkanik, Gelombang Tsunami,
gunung meletus
2. Man made disaster : misalnya banjir, kebakaran hutan, kerusuhan sosial,
pencemaran lingkungan, dll.
Surveilans penyakir dan faktor resiko pada umumnya merupakan upaya untuk
menyediakan informasi kebutuhan pelayanan kesejatan dilokasi bencana dan
pengungsian sebagai bahan tindakan kesehatan segera. Informasi dan data yang
dikumpulkan berupa jumlah korban meninggal, luka/sakit, jenis luka, pengobatan yg
diperlukan, kebutuhan yg belum dipenuhi, jumlah korban anak2, dewasa, lansia, dll.
Surveilans sangat penting untuk monitoring dan evaluasi dari sebuah proses, sehingga
dapat digunakan untuk menyusun kebijakan dan rencana program .
Ada 10 tugas utama yang harus di jalankan setelah keadan darurat terjadi
Inisial Assessesment,
Imunisasi Campak,
Tempat Tinggal,
SDM
Koordinasi
Tujuan surveilans:
Setelah bencana data-data yang diperoleh dari kejadian bencana harus dapat
dianalisis dan dibuat kesimpulan berupa rencana kerja atau kebijakan, misalnya apa
saja yang harus dilakukan masyarakat untuk kembali dari pengungsian, rekonstruksi
dan rehabilitasi seperti apa yang harus diberikan.
Menentukan arah respon/ penanggulangan dan menilai keberhasilan respon/ evaluasi
Manajemen penanggulangan bencana meliputi Fase I tanggap darurat, Fase II
fase akut, dan Fase III recovery (rehabilitasi dan rekonstruksi). Prinsip dasar
penanggulangan bencana adalah pada tahap PREPAREDNESS atau Kesiapsiagaan
sebelum terjadi bencana.
Upaya penanggulangan bencana meliputi
1. Pra-bencana
- Kelembagaan/ koordinasi yg solid
SDM/ petugas kesehatan yg terampil secara medik dan sosial (dapat bekerjasama
dengan siapapun)
- Ketersediaan logistic (bahan, alat, dan obat)
- Ketersediaan informasi ttg bencana (daerah rawa, beresiko terkena dampak)
- Jaringan kerja lintas program/ sektor
2. Ketika bencana RHA dilakukan hari H hingga H+3
3. pascabencana: berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah selanjutnya
- Pengendalian penyakit menular (ISPA, diare,DBD,chikungunya, tifoid,dll)
- Pelayanan kesehatan dasar
- Surveilans penyakit
Memperbaiki kesehatan lingkungan (air bersih, MCK, pengelolaan sampah, sanitasi
makanan, dll)
Membangun sistem surveilans pada situasi bencana dapat dilakukan dengan:
Sistem harus sederhana
Mencakup yang sangat prioritas
Dilakukan secara aktif & intensif
Melibatkan semua pihak
Mengutamakan unsur kecepatan
Didukung kecepatan respon
Surveilas epidemiologi yang dikembangkan pada pengungsi pada periode emergensi
merupakan Sistem Kewaspadaan Dini KLB penyakit dan keracunan. Sistem yang akan
dikembangkan harus selalu didahului dengan kajian awal. Kajian awal harus dapat
mengidentifikasi prioritas-prioritas penyakit penyebab kesakitan dan kematian, faktorfaktor yang berpengaruh, serta program intervensi yang mungkin dapat dilakukan,
terutama
penyakit potensial
KLB.
rentan
pada
kelompok
pengungsi, agar kejadian luar biasa penyakit dan keracunan dapat ditekan frekuensi
atau
penyakit penyebab kesakitan kematian pada pengungsi tersebut juga menjadi dasar
perumusan
terhadap
kemungkinan penyelenggaraan
surveilans
kesehatan
masyarakat dalam bentuk sistem kewaspdaan dini KLB dan keracunan. Model
surveilans yang akan dikembangkan juga perlu menjadi salah satu sasaran kajian
awal. Prioritas-prioritas penyakit penyebab kesakitan dan kematian pada pengungsi
tersebut, juga menjadi dasar dari prioritas kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan
terjadinya
kejadian
rawan
atau
KLB
penyakit
menular
dan keracunan.
Berorientasi pada tindakan yang cepat, tepat dengan lebih berorientasi pada
promosi, pencegahan dandeteksi dini di lapangan
Jadi Surveilans bencana sangat penting, secara garis besar dapat disimpulkan
manfaatnya adalah:
Survei epidemiologii
Fleas plague
ditempuh
adalah
dengan
manajemen
vektor,
seperti
2. Slide kuliah vector control in disaster area dr. Tri baskoros, M.Sc,PhD.
http://bejotingkir.blogspot.co.id/2011/02/surveilans-bencana.html