M Luthfi Hidayatussaleh
- M Rizki
- M Zainudin
- Ogna Alif Utama
c. Mengolah,
d. Menggandakan,
A. Administrasi Kepaniteraan :
Meliputi : Gugatan, Permohonan, dan Hukum
B. Administrasi Kesekretariatan :
Meliputi : Umum, Kepegawaian, dan Keuangan
Catatan :
Yang akan dibahas pada perkuliahan ini adalah yang berkaitan
dengan persoalan Administrasi Kesekretariatan yang lebih spesifik
terhadap bagian keuangan.
C. Struktur
Organisasi
Pengadilan Agama
Pengadilan
Tinggi
Agama
dan
besarnya berdasarkan PERMA nomor 2 tahun 2009 maksimal Rp 50.000,penggunaannya akan dipertanggung jawabkan oleh Panitera.6
F.
11
12)
Penutupan Buku Induk Keuangan Perkara dan Buku Keuangan
Biaya Eksekusi dilakukan oleh Panitera dan diketahui oleh Ketua
Pengadilan Agama atau Mahkamah Syar'iyah.
13)
Pada setiap penutupan Buku Induk Keuangan tersebut, harus
dijelaskan sisa uang menurut buku kas, sisa uang dalam kas
maupun yang disimpan di bank, serta perincian dari uang tersebut.
14)
Apabila terdapat selisih antara jumlah uang menurut buku
kas dengan uang kas sesungguhnya, maka harus dijelaskan alasan
terjadinya selisih tersebut.
15)
Ketua Pengadilan Agama atau Mahkamah Syar'iyah sebelum
menandatangani Buku Induk Keuangan Perkara, harus meneliti
kebenaran keadaan uang menurut buku kas dan menurut keadaan
yang nyata, baik dalam brankas maupun yang tersimpan di bank,
dengan disertai bukti penyimpanan uang di bank.
16)
Ketua Pengadilan Agama atau Mahkamah Syar'iyah setiap
saat dapat memerintahkan Panitera untuk menutup Buku Induk
Keuangan Perkara dan meneliti kebenaran setiap penerimaan dan
pengeluaran uang perkara, sesuai dengan Buku Jurnal yang
berkaitan, dan meneliti keadaan uang menurut buku kas dan uang
yang ada dalam brankas maupun yang disimpan di bank, disertai
bukti-buktinya.
17)
Penutupan Buku Induk Keuangan Perkara atas dasar perintah
Ketua Pengadilan Agama atau Mahkamah Syar'iyah tersebut di atas,
hendaknya dilakukan secara mendadak sekurang-kurangnya 3 (tiga)
bulan sekali, dengan dibuatkan berita acara pemerisaan.
18)
Buku Jurnal dan Buku Induk Keuangan setiap tahun harus
diganti dan tidak boleh digabung dengan tahun sebelumnya.7
F. Kesimpulan
Biaya perkara menurut pasal 121 HIR dan 145 R.Bg adalah biaya kepaniteraan dan
biaya proses. Biaya kepaniteraan meliputi pungutan-pungutan sebagai pelayanan pengadilan
yang harus disetor ke kas negara, seperti biaya pencatatan atas pendaftaran perkara, redaksi
atau leges yang dipungut saat diputusnya perkara yang diajukan. Sedang biaya proses
merupakan biaya-biaya pelaksanaan peradilan dalam rangka menyelesaikan suatu perkara
seperti : biaya panggilan penggugat / tergugat / saksi, sita, eksekusi, pemeriksaan setempat,
pemberitahuan amar putusan dari lain-lain atas perintah ketua pengadilan.
Buku keuangan perkara meliputi buku jurnal perkara dan buku induk keuangan
perkara. Buku jurnal mencatat tentang kegiatan penerimaan dan pengeluaran uang perkara
untuk setiap perkara untuk tingkat pertama, banding, kasasi dan peninjauan kembali.
Sedangkan Buku induk keuangan perkara dalam bentuk tabelaris mencatat semua kegiatan
penerimaan dan pengeluaran biaya perkara untuk semua perkara yang masuk di pengadilan
dan dicatat setiap hari.
7 Pedoman Pelaksana Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, Buku II Edisi
revisi 2010, jakarta: Mahkamah Agung RI, Direktorat Jenderal Badan Peradilan
Agama,2010, hlm. 30-34.
13
DAFTAR PUSTAKA
Manan, Abdul,Dr.,H.,SH.,M.Hum dan Ahmad Kamil, Drs.,H.,SH.,M.Hum.Penerapan dan
Pelaksanaan Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan
Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama, Jakarta: Direktorat Jenderal Badan
Peradilan Agama Mahkamah Agung RI, 2007
Masrum M Noor, Bebaskan Biaya Perkara di Pengadilan Agama (Hakim Pengadilan Tinggi
Agama Medan), 2012
Pedoman Pelaksana Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, Buku II Edisi revisi
2010, jakarta: Mahkamah Agung RI, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama,2010
Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 2 tahun 2009 Tentang Biaya Proses Penyelesaian
Perkara dan Pengelolaaanya pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan Yang Berada
Di Bawahnya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2008 Tentang Jenis Dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Mahkamah Agung Dan
Badan Peradilan Yang Berada Di Bawahnya
UU No. 50 Tahun 2009, jo UU No. 3 Tahun 2006, jo UU No. 7 Tahun 1989 tentang
Pengadilan Agama
14