PENDAHULUAN
b.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sosialisasi
2.1.1. Pengertian Sosialisasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi berarti suatu
proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan
menghayati kebudayaan masyarakat dilingkungannya.
Mengenai definisi sosialisasi ini dapat pula dikutip pendapat
beberapa ahli:
a.
b.
norma,
agar
dapat
berpartisipasi
sebagai
anggota
masyarakat.
c.
a.
b.
c.
Keluarga
Keluarga merupakan media awal dari suatu proses
sosialisasi. Begitu anggota keluarga baru lahir, ia sangat
bergantung
pada
perlindungan
dan
bantuan
anggota
sosialisasi,
yaitu;
dengan
cara
represif (repressive
aturan
tentang
peranan
orang-orang
yang
c.
Lingkungan Sekolah
Disini seseorang akan mempelajari hal baru yang tidak
diajarkan di dalam keluarga maupun kelompok sepermainan.
Sekolah mempersiapkannya untuk peran-peran baru di masa
mendatang saat ia tidak tergantung lagi pada orang tua. Sekolah
tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan ketrampilan yang
bertujuan memengaruhi perkembangan intelektual anak, tetapi
juga
mempengaruhi
hal
lain
seperti
kemandirian,
modal
penting
dalam
menentukan
mata
pencaharian.
2) Dapat mengembangkan potensi demi pemenuhan kebutuhan
pribadi dan pengembangan masyarakat.
3) Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
4) Membentuk kepribadian.
d.
Lingkungan Kerja
Lingkungan
kerja
juga
berpengaruh
besar
pada
contoh, seorang
anggota
tentara
akan
Media Massa
Para ilmuwan sosial telah banyak membuktikan bahwa
pesan-pesan yang disampaikanmelalui media massa (televisi,
radio,
film,
internet,
surat
kabar,
makalah,
buku,
4
bermain game
melaluiinternet,
online dan
seperti yahoo
berkomunikasi
messenger,
talk,
dalam
proses
homogenisasi,
bahwa
akhirnya
Sosialisasi Primer
Sosialisasi Primer adalah sosialisasi pada tahap-tahap awal
kehidupan seseorang sebagai manusia. Berger dan Luckman
menjelaskan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang
dijalani individu semasa kecil, dimana ia belajar menjadi
anggota masyarakat. Hal itu dipelajarinya dalam keluarga.
b.
Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi Sekunder adalah proses berikutnya yang
memperkenalkan individu ke dalam lingkungan di luar
keluarganya,
seperti
sekolah,
lingkungan
bermain
dan
lingkungan kerja
2.1.4. Tahap-Tahap Sosialisasi
a.
Masa Anak-Anak
Ketika seorang anak baru dilahirkan, hidupnya sangat
bergantung kepada perlindungan dan bantuan dari orang tua dan
saudara-saudara dekat dilingkungan keluarganya. Ia belajar
menirukan apa yang di ajarkan keluarganya. George Herbert
Masa Remaja
Tahapan ini merupakan lanjutan dari tehnik bermain peran
pada masa anak-anak. Seorang remaja tidak hanya meniru peran
seseorang yang di idolakannya, tetapi sudah mengidentikkan
dirinya, seolah-olah ia sudah menyamakan (identik) dirinya
dengan tokoh idolanya. Ia akan mengikuti model rambut, mode
pakaian, bahkan akan berprilaku sama seperti idolanya tersebut.
Tahapan ini oleh George Herbert Mead disebut game stage.
Para ahli psikologi menyebutkan usia remaja sebagai masa
puber, yakni suatu periode awal tumbuh dan berkembangnya
ciri-ciri fisik dan seksualitas seorang individu. Dalam masa
puber ini, seorang remaja seringkali mengalami krisis dengan
gejala-gejala antara lain sebagai berikut:
1) Bertemperamen keras dan agresif, atau sebaliknya murung
dan suka menyendiri.
2) Berkepribadian labil karena masih mencari identitsa diri.
3) Mudah tersinggung dan sukar mengendalikan emosi.
4) Mudah terpengaruh oleh hal-hal tertentu, baik yang bersifat
positif maupun negatif.
5) Memiliki rasa ingin tahu dan mencoba hal-hal baru, yang
sebeblumnya belum pernah ia alami.
Dampak yang sangat tidak di inginkan dari situasi krisis
tersebut adalah munculnya prilaku menyimpang dikalangan
remaja. Gejalanya muncul dalam berbagai bentuk masalah
sosial, seperti dekadensi (kemerosotan) moral, pergaulan seks
Masa Dewasa
Proses sosialisasi pada tahap ini merupakan titik kulminasi
yang paling optimal bagi seorang individu. Proses belajar tidak
semata-mata melalui pola meniru, tetapi lebih kepada pola
menyesuaikan
diri. George
Herbert
Mead menyebutkan
2.2. Kepribadian
2.2.1. Pengertian Kepribadian
Ada beberapa pendapat ahli mengenai pengertian kepribadian,
di antaranya yakni:
a.
b.
an
buku
Introduction
mereka
yang
mendefenisikan
berjudul
kepribadian
c.
Koentjaraningrat, seorang
ahli
antropologi
Indonesia
Faktor
yang
Mempengaruhi
Perkembangan
Kepribadian
a.
Warisan Biologis
Semua manusia normal dan sehat mempunyai persamaan
biologis tertentu, persamaan biologis ini membantu menjelaskan
beberapa persamaan dalam kepribadian dan prilaku semua
orang.
b.
c.
Faktor Kelompok
Sebuah kelompok dapat mempengaruhi kepribadian
anggotanya, baik yang sifatnya positif maupun negatif.
d.
e.
Perkembangan
Kepribadian
sebagai
Hasil
(1864-1929),
proses
Sosialisasi
a.
Fase Pertama
Menurut
Charles
H.
Cooley
dilingkungannya.
Kita dapat membedakan kepribadian seseorang menjadi
dua bagian penting, yaitu:
1) Basic Personality Structure, yaitu unsur-unsur dasar atas
berbagai sikap yang disebut attitude. Unsur ini bersifat
permanen dan tidak mudah berubah.
2) Capital Personality, yaitu unsur-unsur yang terdiri atas
keyakinan-keyakinan
atau
anggapan-anggapan
yang
Fase Kedua
Ini merupakan fase perkembangan dimana rasa ego yang
dimiliki seorang anak mulai berkembang karakternya sesuai
dengan tipe pergaulan yang ada dilingkungannya.
Fase kedua ini berlangsung relatif panjang hingga
menjelang masa dewasa. Kepribadian tersebut mulai tampak
dengan tipe prilaku khas yang tampak dari perangai, kegemaran,
IQ serta bakat-bakatnya.
c.
Fase Ketiga
Kepribadian seseorang pada akhirnya mengalami suatu
perkembangan yang relatif tetap, yaitu dengan terbentuknya
kehidupan
masyarakat
sehari-hari,
kebudayaan
mempengaruhi
pribadi-pribadi
masyarakat
kota
dengan
10
dipengaruhi
oleh
corak
budaya
yang
ada
dalam
sedangkan
di
Minangkabau
garis
keturunan
c.
d.
11
e.
seseorang
akan
berpengaruh
besar
pada
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sosialisasi adalah suatu proses belajar seorang anggota masyarakat
untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dilingkungannya.
Kepribadian merupakan organisasi sikap yang dimiliki seseorang
sebagai latar belakang dari prilakunya. Hal ini berarti kepribadian menunjuk
pada organisasi dari sikap-sikap seorang individu untuk berbuat,
mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus apabila ia berhubungan
dengan orang lain atau ketika ia menanggapi suatu masalah atau keadaan.
Setiap manusia dilahirkan dengan kepribadian yang berbeda.
Kepribadian seseorang erat kaitannya dengan proses sosialisasi yang
berlangsung dalam masyarakat.
3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami menyarankan kepada teman-teman yang ingin lebih
memahami tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian untuk mencari
referensi tambahan melalui buku-buku yang sekarang mudah didapat.
13
DAFTAR PUSTAKA
14