Pembimbing :
Dr. A.Sentot Suropati, Sp.PD
Oleh :
Riki Umarwan
J 500 070 019
PROGRAM STUDI PROFESI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia merupakan masalah medis yang paling sering dijumpai diklinik di
seluruh dunia. Disamping masalah kesehatan utama masyarakat, terutama dinegara
berkembang. Kelainan ini merupakan penyebab debilitas kronik yang merupakan
dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi. Anemia bukanlah suatu
masalah tersendiri namun merupakan gejala dari berbagai macam penyakit. Oleh
karena itu dalam diagnosis anemia tidaklah cukup hanya sampai kepada label anemia,
tetapi harus dapat ditetapkan penyakit dasar yang menjadi penyebab anemia tersebut.
Diperkirakan 30% penduduk dunia atau 1500 juta orang menderita anemia dengan
sebagian besarnya tinggal didaerah tropic.
Selama anemia jantung harus bekerja lebih keras untuk memasok darah yang
kaya oksigen kejaringan dan organ tubuh lainnya, hal ini dapat menyebabkan
hipertrofi otot jantung, aritmia dan kegagalan jantung.
Gagal jantung adalah suatu kondisi patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh.
Keadaan ini dapat timbul dengan atau tanpa penyakit jantung.
Gangguan fungsi jantung dapat berupa gangguan fungsi diastolik
atau
jantung, atau
ketidaksesuaian
BAB II
KASUS
A. Identitas Pasien
Nama
: Ny. K
Umur
: 65 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Petani
Agama
: Islam
Alamat
: Bulu ,Sukoharjo
No. RM
: 186xxx
Tanggal MRS
: 24 januari 2012
Tanggal keluar
: 30 januari 2012
B. Anamnesis
Keluhan utama : lemas dan sesak nafas.
C. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Sukoharjo dengan keluhan lemas dan sesak
nafas, pusing(-), mual(-), mutah (-),BAB (+), BAK (+).
D. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit DM disangkal, riwayat penyakit hipertensi disangkal,
riwayat penyakit stroke disangkal, riwayat penyakit TBC disangkal, riwayat
penyakit asma disangkal, riwayat alergi obat dan makanan disangkal. riwayat
opname (+) dengan penyakit serupa transfusi darah merah 10 colf. Sering merasa
pegel pegel kemudian mengkonsumsi obat pegel linu dari warung.
E. Riwayat penyakit keluarga
tidak
ditemukan.
Palpasi:
tidak
terdapat
ketinggalan
26 Januari 2012
S : tidak ada keluhan, BAB(-), BAK (+), mual(-), mutah(-)
O: TD: 130/70 mmHg R : 36x/mnt, S: 35,9 C, N: 68-x/mnt, conjunctiva anemis
(CA) +/+, tho : simetris , SDV +/+ whezzing (-) rhonkhi (-) cor : BJ I- II
iregular,
A: Anemia grafis dengan CHF dan gastritis erosiva
P : RL 20 tpm, Ranitinin 1A/12 jam, Furosemide 1A/12jam, cefazolin 1g/12 jam.
omeprazol 20mg 1 x sehari 1 tab, antacid syr 3 kali sehari 1 sendok sebelum
makan. Cek hemoglobin, pagi transfusi PRC 2 colf.
27 Januari 2012
S : tidak ada keluhan, BAB(-), BAK (+),
O: TD: 130/70 mmHg R : 22x/mnt, S: 34,8 C, N: 80-x/mnt, conjunctiva anemis
(CA) +/+, tho : simetris, SDV +/+ , whezzing (-) rhonkhi (-) cor : BJ I- II
iregular, Hb:8,7 gr/dl,
A: IHD e.c anemia , anemia e.c gastritis erosiva
P : RL 20 tpm, Ranitinin 1A/12 jam, Furosemide 1A/12jam, cefazolin 1g/12 jam.
omeprazol 20mg 1 x sehari 1 tab, antacid syr 3 kali sehari 1 sendok sebelum
makan.
28 Januari 2012
S : mengeluh nyeri pada kaki, BAB(-), BAK (+),
O: TD: 140/80 mmHg R : 20x/mnt, S: 36,1 C, N: 60-x/mnt, conjunctiva anemis
(CA) +/+, tho : simetris, SDV +/+ , whezzing (-) rhonkhi (-) cor : BJ I- II
regular,
A: IHD e.c anemia , anemia e.c gastritis erosiva
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
I.
ANEMIA
A. Defenisi
Anemia adalah keadaan dimana kadar Hb &/ hitung eritrosit lebih rendah
dari harga normal. (P: Hb= <14g/dl, Ht= <41%; W:Hb= <12g/dl, Ht=<37%).
Sedangkan disebut anemia gravis bila kadar Hb < 6g/dl.
Parameter yang paling umum dipakai untuk menunjukkan penurunan
massa eritrosit adalah hemoglobin, disusul dengan hematokrit, dan hitung
eritrosit.
B. Klasifikasi anemia
1. Anemia mikrositik hipokromik: Anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi
besi adalah anemia karena kekurangan kadar Fe dalam darah . Anemia ini
umumnya disebabkan karena pendarahan kronik, di Indonesia paling banyak
karena infestasi cacing tambang (ankilostomiasis), penyebab yang lain
adalah diet yang tidak mencukupi, absorbsi yang menurun, kebutuhan yang
meningat pada kehamilan dan laktasi, perdarahan saluran cerna, menstruasi
atau donor darah dan hemoglobinuria.
2. Anemia makrositik: Defisiensi vitamin B12 & defisiensi asam folat. Anemia
karena kekurangan vitamin B12 biasanya disebabkan gangguan absorbsi
vitamin yang merupakan penyakit autoimun herediter. Sedangkan anemia
karena kekurangan asam folat umumnya berhubungan dengan malnutrisi.
10
11
sekresi
asam
lambung,
berupa
antagonis
reseptor
H2
12
jantung
dengan/tanpa
dekompensasi
jantung
BAB IV
PEMBAHASAN
Ny. K,65 tahun, datang ke IGD RSUD Sukoharjo dengan keluhan lemas dan
sesak nafas, pusing(-), mual(-), mutah (-),BAB (+), BAK (+). riwayat opname (+)
dengan penyakit serupa transfusi darah merah 10 colf. Sering merasa pegel pegel
kemudian mengkonsumsi obat pegel linu dari warung. Pasien bekerja sebagai
seorang petani,sering makan tidak teratur karena sibuk disawah. :
13
14
BAB VI
KESIMPULAN
Ny. K,65 tahun, datang ke IGD RSUD Sukoharjo dengan keluhan lemas dan
sesak nafas,riwayat opname (+) dengan penyakit serupa transfusi darah merah 10
colf. Sering merasa pegel pegel kemudian mengkonsumsi obat pegel linu dari
warung.. Conjuctiva Anemis didapatkan,suara jantung S1-S2 ireguler, Hb:3,9 gr/dl,
EKG ; sinus aritmia, segmen ST depresi, gelombang T mendatar. ditegakkan
diagnosis penyakit jantung anemik et causa anemia grafis, anemia grafis et causa
gastritis erosiva. Dengan diagnosis yang ditegakkan maka diberikan terapi sesuai
dengan teori.
15
DAFTAR PUSTAKA
Arif M, Kuspuji T, Rakhmi S, Wahyu I W, Wiwiek S, 2007, Kapita Selekta
Kedokteran, Ed. 3, Cet. 7, Jakarta: Media Aesculapius FK UI, Hal: 434-37.
Bhakta I.M., 2009. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia. dalam Ari W.S., Bambang
S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.V, Cet.1,
Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, Hal: 11091115.
Hirlan, 2009, Gastritis, dalam: Ari WS, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S,
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.V, Cet.1, Jakarta: Interna Publishing Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, Hal: 509-512.
Lindes, G., 2006. Gangguan Lambung dan Duodenum, dalam Patofisiologi. Jakarta:
EGC
16
McGuigan, J., 2000. Ulkus Peptikum dan Gastritis, dalam Prinsip-Prinsip Ilmu
Penyakit Dalam. Jakata: EGC
Purwanto E., 2004. Diktat Pegangan Kuliah Patologi Klinik I. Jilid I. FK UNDIP.
Semarang. 15-36.
Tierney, L., dkk.2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Salemba Medika.
17