Sistem ini menurut UUD 1945 sebelum amandemen dijelaskan dalam Penjelasan
UUD 1945, namun dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 juga memiliki isi yang
sama, sebagai berikut:
Disamping presiden adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden harus
mendapat persetujuan DPR untuk membentuk Undang-Undang (Gezetzgebung)
pasal 5 ayat (I) dan untuk menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara
(Staatsbergrooting) sesuai dengan pasal 23. Oleh karena itu Presiden harus bekerja
sama dengan Dewan akan tetapi Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan,
artinya kedudukan Presiden tidak tengantung Dewan.
Sistem ini dijelaskan dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 maupun dalam
penjelasan UUD 1945, sebagai berikut:
Presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahannya dibantu oleh menterimenteri Negara (Pasal 17 ayat (I) UUD 1945 Hasil Amandemen), Presiden
mengangkat dan memberhentikan Menteri-Menteri Negara (Pasal 17 ayat (2) UUD
1945 Hasil Amandemen 2002). Menteri-menteri Negara tidak bertanggungjawab
kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
BAR VI
RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA
A. Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum
Pengertian Rule of Law dan negara hukum pada hakikatnya sulit
dipisahkan. Ada sementara pakar mendeskripsikan bahwa pengertian
negara hukum dan Rule of Law itu hampir dapat dikatakan sama, namun
terdapat pula sementara pakar menjelaskan bahwa meskipun antara
negara hukum dan Rule of Law tidak dapat dipisahkan namun masingmasing memiliki penekanan masing-masing. Menurut Philipus M. Hadjon
misalnya bahwa negara hukum yang menurut istilah bahasa Belanda
rechtsstaat lahir dan suatu perjuangan menentang absolutisme, yaitu dan
kekuasaan raja yang sewenang-wenang untuk mewujudkan negara yang
didasarkan pada suatu peraturan perundang-undangan Oleh karena itu
dalam proses perkembangannya rechtsstaat itu lebih memiliki ciri yang
revolusioner. Gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan
raja maupun penyelenggara Negara harus dibatasi dan diatur melalui
suatu peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan dalam
hubungarinya dengan segala peraturan perundang-undaaan itulah yang
sering diistilahkan dengan Rule of Law. Oleh karena itu menurut Hadjon,
Rule of Law Iebih memiliki ciri yang evolusioner sedangkan upaya untuk
mewujudkan negara hukum atau rechtsstaat Iebih mecniliki ciri yang
revolusioner, misalnya gerakan revolusi Perancis serta gerakan melawan
absolutisme di Eropa lainnya baik dalam melawan kekuasaan raja,
bangsawan maupun golongan teologis.
Oleh karena itu menurut Friedman, antara pengertian negara hukum atau
rechtsstaat dan Rule of Law sebenamya saling mengisi (Friedman, 1960:
546). Oleh karena itu berdasarkan bentuknya sebenamya Rule of Law
adalah kekuasaan publik yang diatur secara legal. Oleh karena itu setiap