STUDI KASUS
KEGAGALAN DAN KEANDALAN BEARING DI PT X
Latar Belakang Perusahaan
PT X memproduksi kampas rem dengan klasifikasi jenis wet type, dry type
dan roll lining. Dimana masing-masing jenis kampas rem tersebut mempunyai
sejumlah variasi produk dari berbagai macam tipe dan merk kendaraan.
Perbedaan jenis kampas rem tersebut disesuaikan dengan sifat bahan dan
kondisi pemakaiannya. Untuk jenis dry type yang memiliki kekasaran tinggi
bisaanya digunakan pada kendaraan berbeban berat seperti truk, bus dan lain-lain.
Sedangkan untuk wet type bisaanya digunakan pada kendaraan yang berbeban
sedang seperti sedan dan van. Dan untuk roll lining yang memiliki kekasaran
rendah tetapi mempunyai koefisien besar digunakan untuk kendaraan yang
berbeban ringan seperti sepeda motor.
Dalam tugas achir ini penulis memilih data kegagalan mesin mixer pada
proses produksi kampas rem dengan jenis dry type, karena jenis ini memiliki
tahapan proses yang lebih banyak dan sering mengalami gangguan dari pada
jenis yang lain. Skema urutan proses produksi dari dry type dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
MIXING
GRINDING
FORMING
HOT FORMING
OVEN
CHAMFERING
DRILLING
MARKING/
PACKAGING
Gambar 4.1
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
agar formula yang dicampur bebas dari butiran-butiran yang besar yang akan
mempersulit proses pencampuran.
Pada tipe EH 100 F berat setiap formula adalah 102 kg dengan warna merah
muda. Dilakukan pencampuran pada formula tersebut sampai homogen.
Pencampuran dilakukan dengan waktu 3 jam dengan menghasilkan 78 buah
produk tiap prosesnya dengan biaya produksi sebesar Rp. 8.500,00 perbuahnya.
Setelah proses pencampuran selesai, formula tersebut diletakkan dalam sebuah
bak dorong lalu dikirim ke bagian forming.
Bearing merapakan komponen mesin mixer yang digunakan sebagai
bantalan dari poros, bearing sering mengalami kerusakan karena adanya material
yang tersangkut didalam bearing.
Mesin
Komponen
Waktu
Jarak
Perbaikan
Kerusakan
Pemakaian
(Jam/ Hari)
(Menit)
(Jam)
Mixer
Bearing
60-200
2500-3000
24
Catatan: Merk BearingSKF tipe 6206 zz, dengan Waktu Operasi yang
dianjurkan sebesar 2500 jam operasi.
Data Biaya
Data di bawah ini adalah data biaya yang diperoleh dari bagian PPIC.
Tabel 4.2
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
Mesin
Komponen
Mixer
Bearing
Harga
Biaya Tenaga
Biaya
Komponen
Kerja
Produksi
(Rp)
(Rp)
15.000,00/
(Rp)
8.500,00/
Shift
produk
67.500,00
Xi
i 1
, 1 2806.3333
42095
2806.3333
15
15
xi X
S2
i 1
306189.3 20412.62
15
n 15
2 S 2 20412.62 21870.67
n 1 15 1
147.89
Untuk mesin mixer#2 dan 3 juga dihitung seperti proses di atas.
3) BKA ( 1 2 ) (2806.33 ( 2 147.89)) 3052.24
4) BKB ( 1 2 ) (2806.33 (2 147.89)) 2508.56
5) Perhitungan tersebut juga dilakukan terhadap mesin Mixer#2 Mixer#3.
2780.40
3
3
X 2780.40
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
S p2
i 1
N k
45 3
18474.68 135.92
Tabel 4.3
Uji Keseragaman Data Waktu Kegagalan Mesin Mixer
Mixer 1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
N
_
S2
x1
2510
2545
2710
2715
2750
2752
2785
2830
2840
2864
2910
2950
2954
2980
3000
42095
15
2806.33
Mixer 2
2
x2
x1 X
87813.44
68295.11
9280.11
8341.78
3173.44
2952.11
455.11
560.11
1133.44
3325.44
10746.78
20640.11
21805.44
30160.11
37506.78
306189.33
Mixer 3
2
x2 X
2510
2583
2690
2713
2732
2746
2763
2764
2767
2845
2852
2891
2955
2968
2998
41777
15
75698.35
40857.88
9050.35
5203.22
2823.15
1531.42
489.88
446.62
328.82
3584.02
4471.15
11207.75
28854.68
33440.22
45312.22
263299.73
2785.13
x3
2541
2548
2568
2692
2698
2715
2736
2754
2763
2784
2815
2845
2890
2897
3000
41246
15
2749.73
20412.62
17553.32
16226.46
147.89
137.14
131.85
x3 X
43569.60
40696.34
33027.00
3333.14
2676.34
1206.40
188.60
18.20
176.00
1174.20
4259.74
9075.74
19674.74
21687.47
62633.40
243396.93
X
_
S gab
x
BKA
BKB
2780.40
18064.13
135.92
3052.24
2508.56
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
135.92
H 0 : k 135.92 , dimana
1 , 2 , 3
H 1 : k 135.92
2) 0.05
3) Distribusi pengujian yang digunakan dalam penelitian ini yang
digunakan adalah distribusi F, dimana nilai distribusinya dapat dilihat
pada tabel lampiran 6.
4) Tentukan daerah-daerah penolakan atau kritis
Daerah nilai kritis 98% dirumuskan dengan:
1
f
dan F f
2 ( v2 , v1 )
2 ( v1 , v2 ) ,
a.
F
F
b.
1
f
2 ( v2 , v1 )
1
f 0.98 2(14 , 44 )
F f
1
f 0.05(14 , 44 )
1
0.521
1.92
2 ( v1 , v2 )
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
Tolak H0 dan terima H1 , bila Fhitung , jatuh pada daerah penolakan, jika
tidak demikian terima H0
6) Uji statistik
a. Mixer#1
Fhitung
S12 18064.13
2
0.885
S 2 20412.62
b. Mixer#2
Fhitung
S12 18064.13
1.029
S 22 17553.32
c. Mixer#3
Fhitung
S12 18064.13
1.113
S 22 16226.46
Daerah Penerimaan
Fhitung = 0.885
Daerah Penolakan
0.521
2.27
Gambar 4.2
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
b. Mixer#2
Fhitung 1.029 dan daerah kritis F 0.521 dan F 2.27 , karena
Fhitung jatuh pada daerah penerimaan maka H 0 diterima.
Daerah Penerimaan
Fhitung = 1.029
Daerah Penolakan
2.27
0.521
Gambar 4.3
Daerah Penerimaan
Fhitung = 1.113
Daerah Penolakan
2.27
0.521
Gambar 4.4
sebelumnya,
bahwa
nilai
X 2780.40 . Untuk
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
H 1 : k 2780.40
1 2806.33
Mixer#1,
Z hitung
X 0
2780.40 2806.33
135.92
45
1.349
2 2785.13
Mixer#2,
Z hitung
X 0
135.92
45
0.246
3 2749.73
Mixer#3,
Z hitung
2780.40 2785.13
X 0
2780.40 2749.73
135.92
45
1.595
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
Daerah penerimaan:
Zhitung Mixer#1: -1.349
Zhitung Mixer#2: -0.246
Zhitung Mixer#1: 1.595
Daerah penolakan
/2
/2
-1.96
1.96
Gambar 4.5
Daerah kritis hipotesis tandingan 2780.40 untuk 1 , 2 , 3
Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Interval Kerusakan Mesin Mixer
Berikut adalah contoh perhitungan pembuatan tabel distribusi untuk
mesin mixer:
a. Range = BKA BKB 3052.24 2508.56 555.84 543.69
b. Panjang Interval Kelas (K) = 1 3.3 log 45 6
c. Lebar kelas = c
R 543.69
90.614
K
6
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kegagalan Komponen Mesin Mixer
No
1
2
3
4
5
6
SELANG KELAS
LBS
LAS
2510.000 2600.604
2600.614 2691.219
2691.229 2781.833
2781.843 2872.448
2872.458 2963.062
2963.072 3053.676
BATAS
LBB
2509.995
2600.609
2691.224
2781.838
2872.453
2963.067
KELAS
LAB
2600.609
2691.224
2781.838
2872.453
2963.067
3053.681
fi
xi
7
1
16
9
7
5
2555.30
2645.92
2736.53
2827.15
2917.76
3008.37
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
45
Gambar 4.6
Histogram Time to Failure Mesin Mixer
Penentuan Distribusi Kegagalan Bearing Mesin Mixer
Untuk memastikan bentuk kurva mengikuti suatu pola distribusi
tertentu, maka dilakukan pendugaan distribusi kegagalan bearing mengikuti
distribusi normal dan weibull dua parameter.
A Distribusi Kegagalan Bearing Mesin Mixer Mengikuti Distribusi Weibull
Dua Parameter.
Untuk menafsirkan besarnya nilai parameter bentuk
dan faktor
ci
-
lnti
7.845926
0.351701
b
-
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
10
0.128810
-
2645.92 0.079377
7.880773
0.625552
7.914446
0.930272
7.947023
0.064666
2917.76 0.226486 0.031796 7.978571
3008.37 0.368179 0.405733 8.009155
=
47.575894
1.300061
2736.53
0.132102
-
0.117541
0.111951
-
2827.15 0.163591
i 6
i 1
i 6
i 1
1.807035
2.948803
7.963424
1.010634
1.041066
0.886030
0.513902
0.253687
3.249579
0.051633
, dengan cara:
_
cixnti 0.056331 ;
1 19.37
b
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
11