Anda di halaman 1dari 19

I.

IDENTITAS PASIEN

Nama / Panggilan

: Dilla

Jenis Kelamin

: Wanita

MR

: 02 09 xx

Tanggal Lahir / Umur : 16 tahun


Tempat Lahir

: Batusangkar

Status Perkawinan

: Belum menikah

Agama

: Islam

Pekerjaan / Pendidikan : Pelajar kelas 3 MTSN


Warga Negara

: Indonesia

Suku Bangsa

: Minangkabau

Alamat

: Guguak Koto Gadang Hilir

Pasien dibawa ke ke RSJ HB saanin pada tanggal 12 Juli 2015 pada pkul 13.40 WIB

II.

RIWAYAT PSIKIATRI
Data diperoleh dari:

Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 25 Juli 2015 di Bangsal Flamboyan

RSJ HB Saanin, Padang


Alloanamnesis dari :
o Ayah Tiri Pasien (Tn,H 48 tahun, petani, tamat SMP, tinggal serumah

dengan pasien) pada tanggal 25 Juli 2015.


o
A. Keluhan Utama:
Pasien marah-marah dan memukul orang tua sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.

B. Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien dibawa ke IGD RSJ HB Saanin, Padang karena marah-marah dan memukul
orang tuanya sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien sudah marah-marah sejak
seminngu ini kadang tanpa sebab yang jelas. Pasien mengatakan dirinya kerasukan roh
halus, yang dapat ia lihat berupa laki-laki berbadan besar dan berbulu dan wanita
berpakaian serba putih berambut panjang. Pasien mengatakan badannya sakit-sakit
semua.Saat kerasukan, ia diobati ke dukun da disuruh minum obat jampi-jampi, tapi tidak
ada perubahan. Sebelumnya, pasien sering dimarahi oleh ibunya karena pulang malam saat
malam minggu bersama pacarnya.
Keluarga mengatakan pasien adalah anak yang hiperaktif, tidak bisa diam dan
kadang tidak mau mendengar nasihat ataupun perintah. Keluarganya sering mendapatkan
laporan dari tetangga, bahwa pasien sering membuat masalah.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


1

Riwayat Gangguan Psikiatri

Tahun 2012
Pasien kesurupan setelah jam pulang sekolah di Sekolah Dasar, saat itu tangan dan
kakinya kejang kemudian ia bicara-bicara sendiri. Kemudian pasien dibawa untuk rukiyah,
setelahnya pasien suka bicara-bicara sendiri, lebih gampang marah, memukul ibunya, tidak
tidur, suka mencium-cium orang (terutama laki-laki) suka jalan-jalan walaupun telah
dilarang hingga ibu pasien mengikat kakinya. Pada saat itu ia baru saja diputuskan oleh
kekasihnya. Ibu pasien baru saja menikah dengan seorang laki-laki beranak satu kurang
lebih satu bulan sebelumnya. Kemudian pasien dibawa ke RSJ Prof HB Saanin Padang,

dirawat, dan dipulangkan dalam keadaan tenang, pasien dianjurkan untuk suntik setiap
bulan. Selama rutin disuntik, pasien lebih tenang dan terkontrol, tidak suka jalan-jalan lagi.
Tahun 2015
Pasien marah-marah, gaduh gelisah tanpa sebab yang jelas. Pasien saat itu kelas 3
SMP dan telah tidak mendapatkan obat suntik dalam 2 bulan terakhir karena keluarga
pasien sedang kekurangan biaya. Pasien marah-marah dengan memaki ibu dan bapak
pasien dan membanting peralatan rumah tangga seperti piring serta gelas. Pasien juga jalanjalan terus, tidak mau dirumah, biasanya ia pergi ke tempat kerumunan lelaki untuk minta
dicium atau dipeluk,

Riwayat Gangguan Medis

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit medis lainnya.


3

Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat adiktif lain

Tidak ada riwayat penggunaan narkoba dan zat adiktif lainnya.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1

Masa prenatal dan perinatal


Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Selama mengandung ibu pasien
tidak mempunyai penyakit serius dan tidak mengkonsumsi obat-obatan. Pasien lahir
spontan dan cukup bulan.

Masa kanak awal (0-3 tahun)


Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak-anak lainnya. Ayah pasien
meninggal dunia saat ia berusia 3 bulan.

Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)

Pasien merupakan anak yang suka membuat kegaduhan di sekolah dengan sering
berteriak-teriak terutama saat kelas 6 SD. Ia sering ditinggal di rumah sendirian
karena ibu bekerja dan kedua kakaknya bersekolah. Ibu kandung pasien menikah
dengan seorang laki-laki beranak satu sehingga ia memiliki bapak tiri dan satu
saudara tiri, ia kadang merasa kurang diperhatikan.
4

Masa kanak akhir dan remaja


Pasien sering melakukan tindakan yang kurang wajar di depan umum aitu dengan
mencium dan memeluk laki-laki sehingga menimbulkan kerisauan di masyarakat.

Masa dewasa
a

Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah kelas 3 SMP.

b Riwayat pekerjaan
Pasien tidak bekerja.
c

Riwayat perkawinan
Pasien belum menikah.

d Riwayat agama
Pasien beragama Islam. Sholat masih belum lengkap 5 waktu.
e Riwayat psikoseksual
Tidak ada riwayat deviasi seksual. Namun pasien mangaku pernah digauli oleh
saudara sepupu pasien yang seumuran dengan pasien.
f

Aktivitas sosial
Pasien dapat bergaul dengan tetangga dan masyarakat sekitar.

Riwayat pelanggaran hukum


Pasien tidak memiliki riwayat pelanggaran hukum.

E. Riwayat Keluarga

Keterangan :

: Pria

: Keluarga yang menderita penyakit psikiatri

: Wanita

: Tinggal satu rumah dengan pasien

: Pasien
Kesimpulan : tidak ada keluarga yang menderita penyakit psikiatri.

F. Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien tinggal di rumah orangtuanya bersama ibunya, ayah tirinya, kakak dan abang
iparnya serta anak mereka, serta adik tirinya.

G. Persepsi dan Harapan Keluarga


Keluarga berharap pasien dapat sembuh dan melanjutkan sekolahnya dengan baik
dan tidak lagi berbuat macam-macam dengan pacarnya

H. Persepsi dan Harapan Pasien


Pasien mengakui tidak mengalami gangguan jiwa dan masih sangat senang dengan
pacaranya.
III.

AUTOANAMNESA (13 Juli 2015)


Pertanyaan
Assalamualaikum,Dilla. saya

Jawaban
Iya, silahkan.

Interpretasi

dokter muda Wahyu dan dokter


muda Susan. Ada beberapa hal

Kesadaran baik

yang ingin kami tanyakan


mengenai perkembangan
penyakit dilla, apakah boleh?
Dilla, bagaimana perasaannya

Ndak ada. Biasa aja. Abang, kok

hari ini?

abang ganteng kali. Mirip pacar

Memang siapa pacar dilla?

aku.
Charlie namanya. Mirip dia sama

Oh, gitu, dah lama dilla pacaran?

abang. Dia ada di kampong kini.


Udah dari kelas 6 SD. Abang dah

Sering dilla cipokan sama

pernah cipokan? Enak loh bang.


Iya, tiap malam minggu

Charlie?

dijemputnya aku, dibawanya ke


lapangan, tuh kami cipokan.

Ah, dilla nih mau tau aja. Emang

Abang dah pernah cipokan?


Enak. Cipokan yok bang.

gimana rasanya cipokan?


Hush! Ga boleh kayak gitu dilla!

Ada. Di lapangan tuh kami

Nanti bang kurung. Ada

cipokan, dipegangnya payudara

dipegang2nya badan dilla?

aku. Susuku ukurannya kecil. Dia


pegangnya pelan-pelan. Enak
bang. Tuh, aku pegang juga

Menurut dilla boleh ga cipokan

anunya.
Ga boleh, tapi gimana lagi bang,
6

kayak gitu?
Hm,, dilla, kenapa dibawa

enak.
Karena kesurupan.

kesini?
Kesurupan? Kayak gimana tuh?

Aku kesurupan. Ga tau. Badan


aku sakit-sakit waktu kesurupan
tuh. Terus, ada 2 setan mau
masuk badan aku. Yang satu pria
badannya besar, berbulu hitam
lebat, yang satu lagi wanita pakai
pakaian serba putih, rambutnya

Oh, bisa dilla liat setannya?


Ada dengar suara setan tuh?
Waktu kesurupan itu, kemana

panjang.
Bisa.
Ga ada.
Ada dukun datang ke rumah.

dilla dibawa?

Dibilangnya aku nendang setan.


Terus dikasihnya ku obat-obat

Dah sering dilla kesurupan?

jampi gitu.
Dua kali. Yang pertama waktu

Dimana tuh kejadiannya?


Banyak hantu di sekolah dilla?

kelas delapan.
Di sekolah.
Iya.

Siapa aja yang kesurupan?


Habis tuh gimana?
Dilla, ada rasanya dilla sedih

Aku senidri aja yang kesurupan.


Berobat ke dukun bang.
Ada. Waktu aku kelas delapan

atau murung-murung?
Kenapa tuh?

dulu.
Aku putus sama Charlie. Padahal

Kenapa dilla putus?

aku suka kali sama dia bang.


Dia mau minta yang bawah. Aku
gam au. Kan kalo yang bawah ni
haru kita jaga ya bang. Wanita
tuh kayak telur, kalo dah pecah,

Oh, kayak gimana waktu dilla

ndak bisa diapa-apakan lagi.


Sedih aja. Aku nangis-nangis,

sedih itu?

mengurung diri aku.


7

Ada rasa mau bunnuh diri ga

Ga ada. Aku kayak gitu aja.

dilla?
Berapa lama?
Dilla kesurupan tiu setelah putus

Seminggu.
Iya.

sama charli?
Dilla, dila tau ini dimana?
Tau kenapa dilla dirawat?
Tau ga ini rumah sakit jiwa?

Di RS HB Saanin.
Karena kesurupan.
Enggak. Ini rumah sakit untuk
orang-orang sakit badannya aja.
Aku, waktu kesurupan tuh sakit

Oh iyalah. Ada dilla marah-

semua badan aku.


Ada. Dila marah-marah, buka-

marah sebelum masuk sini?

bukabaju, ngamuk-ngamuk, terus


mukul-mukul orang. Ibu, dilla

Selain berobat kesini sama ke

pukul juga.
Pernah. Ke puskesmas.

dukun, pernah dilla berobat

Dikasihnya aku obat penenang.

tempat lain?

Katanya aku tuh anaknya lasak.


Ga bisa diam. Di sekolah aku
mukul-mukul dinding, gangguin

Dapat juara ga dilla di sekolah?

orang.
Daptat. Juara 10 dari 35 orang.

Pernah tinggal kelas?


Dilla, katanya kan dilla nih

Ga pernah aku tinggal kelas.


Enggak.

lasak, terganggu ga tetangga


dilla?
Ada ga dilla merasa kesal sama

Ada. Sama ibu di rumah. Aku

orang-orang karena kelakuan

dimarah-marahin terus.

dilla?
Kenapa dimarahin?

Aku mada. Ga mau dengar kata


mereka. Disuruhnya itu, gam
mau, disuruh kerjaan itu, ga mau.
Tiap malam minggu tuh aku

sering pulang malam habis


pacaran sama Charlie. Pulangpulang dimarahin aku sampai di
Siapa aja yang tinggal serumah

pukul.
Ibu, aku, kakakku, suaminya

sama dilla?
Ayah dilla kemana?

sama anaknya
Dah meninggal pas aku umur 3

Dilla, kalo minum obat lebih

bulan.
Iya. Lebih tenang rasanya aku.

enak ga rasanya?
Oh, baguslah kalu gitu ya. Mau

Iya mau. Iya.

ya berarti dilla minum obat


terus? Janji nih?
Okelah kalau gitu, kami pamit

iya

dulu ya. Minum terus obatnya,


biar bisa sekolah dan ketemu
Charlie lagi.
IV.

STATUS INTERNUS

Berdasarkan pemeriksaan tanggal 25 Juli 2015

Keadaan Umum
: sedang
Kesadaran
: kompos mentis
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: teraba kuat, teratur, frekuensi 80 x/menit
Nafas
: teratur, abdominaltorakal, frekuensi 20 x/menit
Suhu
: 36,8 C
Tinggi Badan
: 150 cm
Berat Badan
: 50 kg
Bentuk badan
: astenikus
Sistem Kardiovaskuler :
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : irama teratur frekuensi 80 x/menit, tidak ada bising
9

Sistem Respiratorik
:
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, statis dan dinamis
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Kelainan Khusus
: Tidak ada

V. STATUS NEUROLOGIS
I.
Urat syaraf kepala (panca indera) : Penglihatan, pengecapan, dan pendengaran tidak
terganggu
Gejala rangsangan selaput otak
: Kaku kuduk (-)
Gejala tekanan intracranial
: Sakit kepala (-), muntah proyektil (-)
Mata - Gerakan (kelumpuhan, nistagmus, dsb) : Bebas ke segala arah
- Persepsi (diplopia, visus, dsb)
: tidak ada
- Pupil, bentuk
: bulat, isokor d=3mm
- Reaksi konvergensi
: tidak ada
- Reaksi cahaya
: +/+
- Reaksi kornea
: +/+
Pemeriksaan oftalmoskopik (funduskopi, dsb)
II.
-

Motorik

- Tonus
- Turgor

: Eutonus
: baik

: tidak dilakukan
- koordinasi : baik

Kekuatan
5
5

III.
IV.
V.
VI.

5
5

5 5 5 5
5 5 5 5

- Refleks : fisiologis (+), patologis (-)


Sensibilitas
: kasar dan halus baik
Susunan syaraf vegetatif : makan dan tidur tidak terganggu
Fungsi-fungsi luhur
: membaca, berhitung, menulis tidak terganggu
Kelainan Khusus
- Kaku
: tidak ada
- Tremor
: tidak ada
- Nasal Stiffness
: tidak ada
- Occulogirik crisis
: tidak ada
- Tortikolis
: tidak ada
- Lain-lain
: tidak ada
10

VI.

STATUS MENTAL
Berdasarkan pemeriksaan tanggal 25 Juli 2015
I.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

II.

Keadaan Umum
Kesadaran / Sensorium
: komposmentis
Perhatian : baik
Sikap
: kooperatif
Inisiatif : ada
Tingkah laku motorik
: hiperaktif
Ekspresi fasial
: kaya
Verbalisasi dan cara berbicara: dapat bicara, cukup lancar, kurang jelas
Kontak psikik
: dapat dilakukan, wajar, cukup lama
Tulisan dan gambar
: terlampir

Keadaan Spesifik
A. Keadaan Alam Perasaan
1. Keadaan afektif

: hipertim

2. Hidup emosi

: a. stabilitas

: labil

b. pengendalian

: kurang

c. echt unecht

: echt

d. einfuhlung (invoelaarhaid)

: inadekuat

e. dalam dangkal

: dangkal

f. skala differensiasi

: sempit

g. arus emosi (lambat cepat)

: cepat

B. Keadaan dan fungsi intelek.


a. daya ingat (amnesia)

: baik

b. daya konsentrasi

: baik

c. orientasi (waktu, tempat, personal, situasi)

: terganggu orientasi situasi

11

d. luas pengetahuan umum dan sekolah

: sesuai tingkat penddikan

e. discriminative insight

: terganggu

f. dugaan taraf intelegensia

: rata-rata normal

g. discriminative judgement

: terganggu

h. kemunduran intelek

: tidak ada

C. Kelainan Sensasi Dan Persepsi


a. Ilusi
: tidak ada
b. Halusinasi :
- akustik
- visual

: tidak ada
: ada pada saat 2 hari sebelum masuk rumah

sakit, sekarang tidak ada lagi.


- olfatorik
: tidak ada
- taktil
: ada
D. Keadaan Proses Berfikir
1. Kecepatan proses berfikir (psikomobilitas)
: cepat
2. Mutu proses berfikir
a. Jelas dan tajam
: jelas dan kurang tajam
b. Sirkumstansial
: tidak ada
c. Asosiasi longgar
: ada
d. Terhalang (Sperrung)
: tidak ada
e. Terhambat (Hemmung)
: tidak ada
f. Meloncat-loncat (Flight of ideas)
: tidak ada
g. Verbigerasi Persevarative (Persevaratich): tidak ada
3. Isi pikiran
a. Pola sentral dalam fikirannya
: ada (ingin berciuman)
b. Fobia

: tidak ada

c. Obsesi

: tidak ada

d. Delusi

: ada

e. Kecurigaan

: tidak ada

f. Konfabulasi

: tidak ada
12

g. Rasa permusuhan / dendam

: tidak ada

h. Perasaan Inferior

: tidak ada

i. Banyak / sedikit

: banyak

j. Perasaan berdosa

: tidak ada

k. Hipokhondria

: tidak ada

l. Lain-lain

: tidak ada

E. Kelainan dorongan instinktual dan perbuatan


a. Abulia

: tidak ada

b. Stupor

: tidak ada

c. Raptus / impulsivitas

: tidak ada

d. Kegaduhan umum / excitement state

: ada

e. Deviasi seksual

: tidak ada

f. Ekhopraksia

: tidak ada

g. Vagabondage

: tidak ada

h. Piromani

: tidak ada

i. Mannerisme

: tidak ada

j. Lain-lain

: tidak ada

F. Anxietas yang terlihat secara overt


G. Hubungan dengan realitas

: tidak ada
: terganggu dalam hal tingkah laku,

pikiran, dan perasaan.

13

VII.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Telah diperiksa pasien seorang wanita berusia 16 tahun, pelajar kelas 3
MTSN dengan sebab dirawat karena marah-marah, bicara kotor dan memukul
orangtuanya sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Dari anamnesa ditemukan
bahwa pasien mengalami seperti kesurupan, badannya sakit-sakit marah-marah. Ia
juga mengaku dapat melihat setan yang hendak merasuki tubuhnya. Pasien pernah
kesurupan juga sebelumnya saat di kelas 8 MTSN. Pasien memiliki riwayat
hunungan yang tidak sehat dengan pacarnya sehingga selalu teringat dan ingin
berciuman dengan pacarnya.
Dari pemeriksaan, didapatkan perilaku motoric yang hiperaktif, afek yang
hipertim, delusi bahwa banyak setan di sekolahnya dan halusinasi visual dan taktil,
yaitu dapat melihat setan dan merasa badannya sakit-sakit saat kesurupan.

VIII.

FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan, pada pasien
ini ditemukan adanya perubahan pola perilaku, pikiran dan perasaan yang secara klinis dan
hendaya (disability) dalam fungsi sosial dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa.
Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah mengalami
trauma kepala dan penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat menimbulkan disfungsi
otak sebelum menunjukkan gangguan jiwa. Oleh karena itu, gangguan mental organik
dapat disingkirkan (F00-09).
Pada pasien tidak ditemukan riwayat pemakaian NAPZA sehingga diagnosis
gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan (F1014

19). Pada pasien ini tidak ditemukan suatu kondisi medis umum, sehingga aksis III tidak
ada diagnosa
Pada keadaan sosial ekonomi pasien masih tinggal bersama orangtuanya dengan
penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari saja. Selain itu, ayah pasien
sudah tidak ada, sehingga aksis IV dapat disimpulkan permasalahan berupa masalah
pekerjaan dan ekonomi dan masalah kelompok pendukung utama.
Pada aksis V, hubungan sosial (mengunjungi teman, menghadiri acara-acara
masyarakat lainnya) dapat dilakukan, mengisi waktu luang (menonton TV, membaca) dapat
dilakukan pasien, pekerjaan sehari-hari seperti membersihkan rumah dapat dilakukan
sehingga berdasarkan penilaian GAF (global assessment of Functional Scale) saat ini
pasien berada pada nilai 51-60, gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.

IX.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I

: F31.6 Gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik

Aksis II

: gangguan kepribaadian histerionik

Aksis III

: tidak ada diagnosa

Aksis IV

: Masalah pekerjaan dan ekonomi, dan kelompok pendukung utama

Aksis V

: GAF 51-60

Diagnosis Banding
F.23. 1 Gangguan psikotik akut dan sementara dengan penyerta stress akut

15

X.

PROGNOSIS
Onset

Penilaian
Remaja

Relaps

Ada

Diagnosis

f.23.

psikotik

Baik

Gangguan
aku

sementara

dan
dengan

Family support

penyerta stress akut


Family support cukup

Respon obat

Baik

Status perkawinan

belum menikah

Keadaan ekonomi

Menengah ke bawah

Kepatuhan minum Patuh


obat
Faktor pencetus

jelas

Genetik

Ada

Penyakit

Ada (diabetes mellitus

lain/gangguan lain

dan hepatitis C kronik)

XI.

Quo ad vitam
Quo ad fungsionam
Quo ad sanactionam

: bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

PENATALAKSANAAN
A. Farmakoterapi:
Risperidon 2x2 mg
Diazepam 1 x 2mg
Trihexipenidil 2 x 2 mg

16

Buruk

Asam Valproat 2 x 125 mg

Terapi Anjuran:
1) Psikoterapi :
a. Kepada pasien
Psikoterapi supportif
Memberi empati kepada pasien. Mengidentifikasi faktor presipitat dan

membantu mengoreksinya serta memecahkan masalah dengan terarah..


Psikoedukasi
Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai gangguan yang
dideritanya, diharapakan pasien mempunyai kemampuan yang semakin efektif
untuk mengenali gejala, mencegah munculnya gejala dan segera mendapat
pertolongan. Mengedukasi pendidikan seks dan perkembangan remaja yang

sehat
b. Kepada keluarga : Psikoedukasi mengenai
Penyakit yang diderita pasien
Memberikan dukungan dan perhatian terhadap pasien
Terapi dan kepatuhan minum obat
Pemeriksaan Anjuran:
1. Darah rutin, urin rutin dan feses rutin
3. Pemeriksaan fungsi hepar
4. Pemeriksaan fungsi ginjal
5. Drug monitoring

17

SKEMA PERJALANAN PENYAKIT


Tahun 2015

Pasienkesurupansetelahjampulang
sekolah di Sekolah Dasar, saat itu
tangandankakinyakejangkemudian
ia bicarabicara sendiri. Kemudian
pasien dibawa untuk rukiyah,
setelahnya pasien suka bicarabicara
sendiri, lebih gampang marah,
memukul ibunya, tidak tidur, suka
menciumciumorang(terutamalaki
laki)sukajalanjalanwalaupuntelah
dilaranghinggaibupasienmengikat
kakinya.

Tahun 2015

Pasien marahmarah, gaduh gelisah


tanpasebabyangjelas.Pasiensaatitu
kelas 3 SMP dan telah tidak
mendapatkan obat suntik dalam 2
bulanterakhirkarenakeluargapasien
sedang kekurangan biaya. Pasien
marahmarahdenganmemakiibudan
bapak pasien dan membanting
peralatanrumahtanggasepertipiring
serta gelas. Pasien juga jalanjalan
terus,tidakmaudirumah,biasanyaia
pergi ke tempat kerumunan lelaki
untukmintadiciumataudipeluk,

18

19

Anda mungkin juga menyukai