LANDASAN TEORI
Menurut M.M. Dandekar Turbin air merupakan jenis mesin fluida yang
berfungsi merubah energi air menjadi energi listrik dimana air digunakan secara
langsung untuk mengerakan roda turbin (runner).
Menurut sejarah turbin sekarang ini berasal dari kincir air pada zaman
petengahan yang dipakai untuk memecah batubara dan keperluan pabrik gandum.
Tetapi disamping pemikiran dasar Turbin moderen merupakan kemajuan
teknologi dari cabang cabang bidang teknik seperti mekanika zat cair, ilmu
logam dan mekanika teknik.
generator merupakan kemajuan yang berarti sekali bagi pusat Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hydro. (Kasra Nofri , 2005 : 1). Pembangkit listrik tenaga mikro
hydro merupakan pembangkit listrik yang sangat tergantung pada ketersediaan air
yang mengalir (debit air). Bervariasinya tegangan yang dihasilkan lebih banyak
disebabkan karena bervariasinya debit air yang mengalir. Enoh (1997),
mengatakan bahwa variasi tegangan dapat saja direduksi dengan menambahkan
pemanas yang akan mengkonversikan energi listrik menjadi panas. Tentunya ini
tidak efisien dan mempunyai banyak kelemahan.
Turbin air merubah energi pontensial air menjadi energi kinetik, dimana energi
kinetik diperoleh dari tekanan tinggi air jatuh yang mengalir pada ketinggian
tertentu.
1. Turbin pelton
2. Turbin banki (cross-flow)
b. Turbin reaksi
Pada turbin reaksi, energi yang tersedia pada saluran masuk hanya
sebagian saja yang dirubah menjadi energi kinetik sedangkan sisanya tetap
dalam bentuk energi tekan. Ketika air mengalir melalui roda gerak / runner
terjadi perubahan energi tekan menjadi energi kinetik secara berangsurangsur. Tekanan pada sisi masuk roda gerak lebih tinggi dibandingkan
tekanan pada sisi keluar roda gerak turbin, dimana tekanan tersebut
bervariasi terhadap laju aliran fluida yang melalui turbin. Selanjutnya agar
perubahan tekanan ini dapat terjadi, maka soda gerak/runner dalam hal ini
harus tertutup dari udara luar dan seluruhnya terisi air selama turbin
beroperasi.
Yang termasuk dari turbin reaksi adalah
1. Turbin francis
2. Turbin Kaplan dan propeller
2.2.2
Tinggi tekan
Perbedaan kemiringan (elevasi) dari muka air ke hulu dan ke hilir dari turbin
adalah tinggi tekan (head), dibawah tinggi tekan tersebut turbin berfungsi. Dimana
tidak ada muka air bebas, perbedaan antara jumlah seluruh tenaga pada kedua sisi
turbin, memberikan suatu ketinggian. Turbin bekerja dibawah suatu wilayah yang
luas dengan tinggi tekan dari 2 meter sampai 2.000 meter. Berdasarkan wilayah
tersebut, diadakan penggolongan turbin. Mosoyi memaparkan tersebut, sebagai
berikut :
-
Ketiga arah ortogonal pada aliran dalam turbin dapat uraikan sebagai aliran
radial, aksial dan tangensial, sementara dalam perencanaan ini menghasilkan arah
radial dan tangensial. Tabel 2.1 adalah ringkasan dari arah aliran yang umumnya
terjadi pada turbin yang biasa di gunakan.
Tabel 2.1. Jenis - Jenis Arah Aliran Turbin Air
Jenis turbin
Francis
Pelton
Kaplan
Cross Flow
Deriaz
Arah aliran
Radial atau gabungan
Tangensial
Aksial
Radial
Diagonal
2.2.4
Debit
Turbin dapat juga disebut sebagai turbin debit rendah, sedang dan tinggi,
turbin Pelton untuk ukuran perbandingan adalah turbin dengan debit relatif
10
rendah. Turbin Kaplan merupakan turbin dengan debit tinggi, sementara Francis
merupakan turbin dengan debit sedang.
2.2.5
Tenaga
Tenaga sebuah turbin dapat dinyatakan dengan tenaga kuda. Tenaga yang
dikeluarkan bagaimanapun, tergantung dengan head maupun debit. Sejauh itu,
satu unit turbin Pelton adalah > 330.000 tk, turbin Kaplan > 150.000 tk, dan
turbin Fancis > 820.000 tk.
2.2.6
Kecepatan Spesifik
Kecepatan specifik ( specific speed ) adalah kecepatan turbin model yang bekerja
pada tinggi air jatuh. Table 2.2 menujukan penggolongan turbin-turbin atas dasar
kecepatan spesifik.
Tabel 2.2. Kecepatan Spesifik Turbin Air
Kecepatan specifik
(
ns
Jenis turbin
4 - 35
17 50
24 - 70
80 - 120
120 - 220
220 - 350
350 430
300 - 1000
11
12
digunakan untuk tinggi air jatuh sampai 700 meter dengan kapasitas air dan
kecepatan putar yang sudah memenuhi harapan.
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Roda jalan
Cincin labirin
Cincin labirin kontra
Cincin jet arang
Pipa kuras
Pengumpul minyak yang
berputar
7. Blok bantalan
8. Bantalan penghantar
9. Saluran aliran kompensator
10. Bordes pelayanan
13
tengah
24. Cincin penutup roda
pengarah
25. Daun sudu pengarah
32.
33. Penjelasan turbin Francis dengan daya kecil, gambar 2.1 sebagai berikut :
34.
Air masuk melewati ruah keong (29) yang telah di perkuat dengan
sudu-sudu penyangga (30). Disebelah kanan adalah daun sudu pengarah (25) atau
yang biasanya disebut sebagai sudu pengarah saja. Posisi membuka dan menutup
sudu tersebut digerakan melalui batang penggerak (18), tuas (17) dan cincin
pengatur (16) sesuai dengan banyak atau sedikitnya air masuk kedalam turbin.
Untuk penutupan aliran air yang masuk kedalam turbin tiba-tiba, supanya tekanan
didalam rumah keong dan pipa saluran tidak naik, maka pelimpahan/saluran aliran
kompensator (9) dapat terbuka dalam waktu yang singkat. Cincin labirin (2) dan
(3) dan juga cincin jat arang (4) pada prinsipnya mencegah jangan sampai air
masuk keruangan yang lain-lainnya, kecuali hanya masuk ke sudu pengarah dan
dan sudu jalan ; air yang keluar dari sudu pengarah mempunyai tekanan lebih.
Roda jalan dengan poros dan dengan rotor generator ditahan atau dipikul bantalan
(8) adalah sebagai bantalan penghantar radial.
35.
2.3.2
sebuah baling-baling yang terdiri dari pusat pada periphery, dimana baling-baling
lengkung dinaikan. Baling-baling turbin Kaplan bervariasi antara 3 8 tergantung
pada jangkauan (range) kecepatan spesifik. Baling-baling berbentuk sebuah badan
beronggga semikonikal permukaan luar dimana menjadi batas dari pemasukan
(passage) air. Didalam poros terdapat corong (shaft) turbin. Dalam hal (case)
Pada saat bekerja turbin ini bisa diatur posisinya, sesuai dengan
peruba- han tinggi air jatuh, jadi turbin ini cocok untuk pusat air jatuh yang
dibangun disungai. Dimana makin kecil tinggi air yang tersedia, makin sedikit
belokan aliran air didalam sudu jalan. Turbin ini bekerja pada air jatuh yang
berubah ubah mempunyai kerugian, karena dalam perencanaan sudu turbin telah
disesuaikan bahwa perpindahan energi yang baik hanya terjadi pada titik normal
yaitu pada kondisi perbandingan kecepatan dan tekanan yang tertentu.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53. Gambar 2.2 Kontruksi Turbin Kaplan
54. (Sumber : Turbin Pompa Dan Kompresor; Dietsel Fritz, Dakso sriyono, hal: 57)
55.
2.3.3
Turbin Crossflow
56.
Turbin crossflow terdiri dari tiga bagian utama, yaitu roda jalan,
alat pengarah dan rumah turbin. Dari alat pengarah pancaran air keluar tegak
lurus. Roda jalan dan alat pengarah dibagi menjadi 2 buah sel tegak lurus tidak
sama dengan perbandingan 1 : 2, maksudnya adalah bila aliran air kapasitasnya
sedikit maka yang dioperasikan adalah sel kecil, bila kapasitas air sedang maka
yang dioperasikan sel yang besar dan bila airnya banyak maka turbin akan bekerja
dengan kedua sel tersebut.
58.
59.
60. Gambar 2.3 Turbin Crossflow
63.
2.3.4
Tubin pelton
64.
Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang berputar karena
adanya pancaran air yang disemprotkan dari nosel. Pancaran air akan mengenai
sudu di tengah-tengahnya dan sesuai dengan pertimbangan tempatnya air pancar
tersebut akan belok ke dua arah supaya ada kemungkinan mambaliknya air bisa
diarahkan tegak lurus. Turbin ini bisa terdiri dari 1 s/d 6 buah nosel untuk
memutar roda jalan (runner). Turbin ini sangat cocok digunakan untuk head
tinggi, tetapi tidak jarang juga digunakan untuk head rendah yang biasanya
disebut Turbin Pelton Mikro. Turbin pelton mikro berkapasitas jauh lebih kecil
daripada turbin pelton. Mikro menunjukan ukuran kapasitas pembangkit yaitu
antara 5 kW sampai 100 kW.
65.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73. Gambar 2.4 Kontruksi Turbin Pelton
74. (Sumber : Turbin Pompa Dan Kompresor; Dietsel Fritz, Dakso sriyono, hal 30)
75.
76.
2.4 Karakteristik Turbin Air
77. Turbin air adalah suatu pesawat tenaga, dimana air merupakan media
utama sebagai sumber energi yang diubah sedemikian rupa sehingga didapatkan
energi mekanis. Adapun uraian singkat konveksi energinya digambarkan seperti
dibawah ini :
78.
79.
80.
Energi
Energi kinetik
81.
82.
Energi mekanis
83.
84. Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : air mengalir dari tempat
yang tinggi menuju ketempat yang lebih rendah, dalam hal ini air memiliki energi
potensial. Dimana air mengalir didalam pipa sehingga energi potensial sedikit
demi sedikit berubah menjadi energi kinetik. Didalam turbin energi kinetik air
diubah menjadi energi mekanis, dimana air yang mengalir ketinggian tertentu
didalam pipa menabrak sudu-susu turbin, kemudian memutar roda turbin.
85. Turbin air disebut juga sebagai pesawat air, dimana air dapat dikatakan
secara langsung memutar poros dari pada rotor, jadi bertentangan atau berbeda
dengan motor bakar atau mesin uap, dimana diperlukan hubungan antara peralatan
gerak untuk mengembangkan momen putar. Adapun bagian-bagian utama dari
turbin air adalah sebagai berikut :
a. Rotor adalah bagian yang berputar yang terdiri atas poros, runner dan
sejumlah sudu. Pada sudu-sudu inilah energi kinetik air diubah menjadi
energi mekanis.
b. Stator adalah bagian yang diam , terdiri dari rumah turbin dan beberapa
sudu tetap / nozzle.
86. Kurva-kurva karakteristik turbin dinyatakan penampilan dari turbin diatas
daerah
muatan
sepenuhnya
dari
turbin.
Hal
ini
biasa
untuk
89.
90.
Pelton
Debit
91.
92.
Dayagunnna/efisie
nsi
Francis
Turbin impuls
Turbin Reaksi
93.
94.
Kecepata
n
95.
96. Gambar 2.5 Karakteristik Utama Turbin
97. (Sumber : Pembangkit Listrik Tenaga Air; M.M. Dandekan, K.N.Shalma, hal: 446)
98.
99. Adapun karakteristik dari turbin air adalah :
2.4.1
Kecepatan Spesifik
100.
kecepatan turbin model yang bekerja pada tinggi jatuh 1 meter dan menghasilkan
daya output 1 Hp. Kecepatan spesifik dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
101................................................................................
Ns=
102.
103.
Dimana :
104.
H 1,25
N s =
..........................................................
N=
106.
107.
Pt
Putaran turbin
Kecepatan spesifikasi (
untuk
1.1
105.
108.
dipakai
N . Pt
mengelompokan
Ns
turbin
unjuk
kerja
dan
ukuran
debit dan putaran turbin yang dikehendaki sudah diketahui, kemudian apakah
turbin pelton tersebut ,menggunakan 1 nosel atau lebih dapat diketahui pada Tabel
2.2, kisaran penggunaan nosel pada turbin Pelton berdasarkkan harga harga
kecepatan spesifik.
110.
2.4.2
Kecepatan Satuan
111.
mempunyai diameter (D) satu satuan panjang dan berkeja pada tinggi terjun (H)
satu satuan panjang.
112.
2.4.3
Rasio Kecepatan
113.
turbin pada ujung diameter nominalnya dibagi dengan kecepatan teoritis air
dengan tinggi jatuh melalui curat dengan tinggi jatuh sama dengan tinggi jatuh
yang berkerja pada turbin.
114.
2.4.4
Daya Satuan
115.
2.4.5
Debit Satuan
117.
satuan panjang dan berkerja pada tinggi jatuh satuan panjang. Debit yang masuk
turbin secara teoritis dapat diandalkan sebagai debit yang melalui suatu nozel
dengan tinggi jatuh sama dengan dengan tinggi jatuh yang berkerja pada turbin.
118.
2.5 Effisiensi Turbin
119.
dari keadaan beban dan jenis turbinya. Kinerja dari suatu turbin dapat dinyatakan
dalam beberapa keadaan tinggi jatuh maksium, tinggi jatuh minimum, tinggi jatuh
normal, dan tinggi jatuh rancangan. Pada tinggi jatuh rancangan turbin akan
member kecepatan terbaiknya sehingga effisiensinya mencapai maksimum. Tabel
2.3, menunjukan effisiensi turbin berbagai kondisi beban.
120.
121.
122.
123.
124.
128.
127.
125.
Jenis
turb
130.
% efisiensi pada
131.
berbagai
129.
135. 136.
kondisi beban
137. 138. 139.
beban pada
efisiensi
132.
142. 143.
144.
145.
146.
147.
Pelton
maksim
um
in
141.
148.
70
149.
150. 151.
152.
153.
154.
155.
Francis
157.
158. 159.
160.
161.
162.
163.
Francis
165.
166. 167.
168.
169.
170.
171.
Francis
173.
174. 175.
176.
177.
178.
179.
Francis
181.
182. 183.
184.
185.
186.
187.
Francis
189.
190. 191.
192.
193.
194.
195.
Francis
197.
198. 199.
200.
201.
202.
203.
Propelle
208.
209.
210.
211.
156.
75
164.
80
172.
85
180.
87,5
188.
92,5
196.
92
204.
92
212.
96
r
(sud
u
teta
p)
205.
206. 207.
Propelle
r
(sud
u
teta
p)
213.
214. 215.
216.
217.
218.
219.
Propelle
220.
70
r
(sud
u
diatu
r)
221.
222.(Sumber : Hydrolictric Handbook; William P.Creager And Joel)
223.
2.6 Kecepatan Lepas
224.
putar turbin tanpa beban dan tidak ada kondisi pengaturan. Kecepatan maksimum
yang mungkin terjadi dinamakan kecepatan lepas maksimum.. Pada turbin yang
memiliki rotor yang dapat digerakkan, ini akan terjadi bila kedudukan sudu rotor
(runner blade) dan baling-baling antar ( guide vane ) yang berbeda-beda dan tak
ada hubungannya satu sama lain. Apabila tinggi jatuh air berubah - rubah, maka
dipakai kecepatan lepas yang terbesar yaitu sesuai dengan H yang terbesar. Pada
umumnya, kecepatan lari adalah 1,85 - 2 kali kecepatan putar normal ( kecepatan
putar yagn direncanakan ) untuk turbin Pelton, 1,6 - 2,2 kali untuk turbin Francis,
1,8 - 2,3 kali untuk turbin aliran diagonal, dan 2,2 - 3,2 kali untuk turbin Kaplan.
225.
2.7 Ukuran Turbin
226.
besar. Salah satunya alasan pokok adalah bahwa effisiensi hidroulik semakin
meningkat karena ukuranya. Pada umumnya lebih hemat menggunakan unit-unit
yang ukurannya lebih besar. Ukuran dan jumlah turbin harus dipilih secara
bijaksana sehingga dapat member kondisi kerja yang optimum dan hemat pula.
Jika mengambil terlalu besar ukuranya, kerugian dari sebuah unit dapat
mengganggu beban. Untuk mesin tingkat permukaan air yang tinggi, masalah
kebocoran dapat mengganggu katup-katup maupun segel antara penggerak
(runner) dan selubungnya. Table 2.4 ukuran turbin yang berhubungan dengan
tinggi air, tenaga, ukuran, dan kecepatan khusus.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233.
234. Jenis
turbin
243.
Pelto
235.
Maks.
Ketinggian
236. (m)
246.
300
Ma
239.
Maks.
240.
241. Kecepat
an
242. khusus
255.
3
n
244.
Fran
200
247. 30
0.000
250. 9.6
Kapl
500
248. 2 - 70
0.000
251. 300
cis
245.
253.
254.
10
10
70
256.
0 400
257.
an
00 - 1100
258.
259.(Sumber : Pembangkit Listrik Tenaga Air; M.M. Dandekan, K.N.Shalma, hal 400)
260.
2.8 Pengaturan Turbin
261.
bahwa frekuensi dari pembangkit diusahakan tetap. Hal ini dapat dicapai dengan
dua cara yaitu :
1. Dengan mempertahankan kecepatan tetap, terlepas dari beban yang ada
pada mesin.
2. Dengan menggunakan suatu penurunan sedikit dari kecepatan, tidak lebih
dari 5%, antara tanpa beban dengan beban penuh dan dengan mengatur
beban pada mesin yang sesuai. Metode ini sesuai bila ada suatu baterai
dari mesin-mesin berkerja secara parallel yang member tenaga untuk
jaringan umum.
262.
Pengaturan Hindraulik
264.
Pengaturan Kelistrikan
266.
yang lebih besar. Selain dari unit pengaturan, sebuah pusat tenaga pengaturan
yang lebih luas tergantung dari frekuensi jaringan yang sekarang dapat dicapai.
267.
2.9 Kavitasi
268.
Kavitasi adalah suatu gejala fisik yang dialami oleh aliran cairan,
kapan saja tekanan umum mendekati tekanan uap, misalnya pada kondisi hampa
udara. Pada saat tekanan turun menjadi tekanan uap , air mulai menguap pada saat
yang sama, gas-gas yang larut secara normal juga mulai menjadi bebas
sehubungan dengan tekanan rendah. Jadi, pada air yang mengalir, gelembunggelembung kecil (minute microscopic bubbles) terbentuk yang berisi uap dan gas.
Gelembung gelembung tersebut muncul terus secara umum dan dalam jumlah
yang besar. Gelembung tersebut dapat melekat pada permukaan padat dan
membentuk suatu rongga dekat permukaan atau bisa terangkut besama aliran
melalui daerah-daerah dimana tekanan yang tinggi mungkin terjadi. Bila tekanan
yang lebih tinggi menjadi cukup tinggi untuk mengatasi dampak dari tegangan
permukaan dari gelembung rongga, gelembung berubah dengan suatu perubahan
yang cepat dalam aliran pada daerah kecil mengelilingi aliran. Hasil dari pecahan
gelembung merupakan suatu gelombang kejut yang sama dengan pukulan
gelombang air, tetapi dengan suatu priode yang sangat pendek dan hanya
mempengaruhi sebuah ruang pendek, sebelum itu ditekan oleh sejumlah masa air
yang mengelilinginya.
269.
Kerusakan
akibat
kavitasi
dapat
dicegah
dengan
jalan
menggunakan material yang kuat atau melapisi dengan bahan yang tahan
terhadap kavitasi, seperti baja tahan karat ( Stainless Steel ) dan Crom,
terutama untuk bagian - bagian dimana diperkirakan dapat terjadi kavitasi.
272.
2.10
tenaga air yang memanfaatkan energi pontesial air kecil atau rendah. Pembangkit
listrik tenaga mikrohidro daya yang dihasilkan sekitar 5 100 kW, pembangkit
listrik minihidro daya yang dihasilkan sekitar 100 5000 kW, dan pembangkit
listrik tenaga air daya yang dihasilkan sekitar > 5000 kW.
274.
275.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
dari bendungan yang berfungsi sebagai kolam penampungan air yang mempunyai
297.
merubah energi pontensial air menjadi energi kinetik, akibat adanya perbedaan
tinggi bedungan dengan poros turbin. Didalam turbin energi kinetik diubah
menjadi energi makanis, karena energi kinetik air yang mengalir didalam pipa
memutar roda turbin yang mengakibatkan
(energi listrik).
299.
2.10.1 Bendungan
300.
ditentukan meliputi :
a. Bendung harus dilengkapi pintu penguras endapan dan lantai pintu
penguras diletakkan mimimum 60 cm dibawah pintu intake atau lantai
saluran penghantar.
b. Lebar pintu penguras dibuat antara 0,6 meter sampai dengan 1,0 meter.
Daun pintu penguras sebaiknya dibuat dari plat baja dengan ketinggian
lebih dari 1.5 meter, sedangkan bendung dengan ketinggian kurang
dari 1,5 meter cukup dengan menggunakan balok sekat ( stop log).
c. Untuk bendung yang berada pada dasar yang bukan berupa batuan,
maka dibagian belakang bendung dibuat lantai dengan batu kosong
dengan tebal minimum 30 cm dan lebar lantai 200 cm untuk bendung
dengan ketinggian maksimum 1,0 meter , sedangkan bendung dengan
ketinggian anatara 1 s/d 2 meter, lebar lantai dibuat 2 s/d 3 meter.
berfungsi untuk mengalirkan air ke saluran pembawa sesuai dengan debit yang
direncanakan. Intake dirancang agar selalu mampu mengalirkan air sesuai dengan
debit perencanaan pada kondisi sungai yang bagaiamanapun. Pada intake
dilengkapi saringan kasar untuk mencegah sampah dan kayu-kayu masuk kedalam
saluran pembawa. Dalam mendisain intake dengan pintu stoplog perlu
diperhatikan pertimbanganpertimbangan dalam perencanaan sebagai berikut:
a. Untuk menjaga naiknya muka air yang tinggi dalam saluran penghantar pada
saat sungai banjir, maka bangunan sadap harus dilengkapi dengan sekat dari
beton bertulang.
b. Elevasi ambang batas lubang sadap harus terletak maksimum 5 cm diatas
elevasi muka air sungai pada debit minimum Muka Air Rendah ( MAR ).
c. Elevasi lantai lubang harus ditentukan minimum 0,50 meter diatas lantai
penguras untuk menghindari masuknya bahan padat / endapan.
d. Perbandingan tinggi dan lebar sedapat mungkin memenuhi syarat syarat :
- Lebar pintu intake ( b ) :
309.................................................................................
b=
-
311.
2Q
( m)
0,5
3 C ( 2 gY )
.............................................
1.2
bak penenang sehingga mengurangi perembesan dan pengikisan agar air yang
masuk sesuai dengan debit perencanaan. Saluran pembawa dirancang sesuai
dengan debit yang direncanakan, kemiringan antara dasar bendung dengan dasar
bak pengendap serta kondisi daya dukung tanah sepanjang lintasan saluran
pembawa selain itu diperhitungkan pula toleransi debit yang diijinkan masuk ke
saluran pembawa pada kondisi banjir.
2.10.4 Bak Penenang
318.
masuk dari saluran, sehingga turbulensi air pada saat masuk ke dalam pipa pesat
( penstock ) berkurang untuk dapat membangkitkan daya yang optimal. Pada bak
penenang dilengkapi dengan saringan ( trash rack ) dimaksudkan agar air yang
masuk ke dalam turbin bebas dari benda-benda keras yang dapat merusak runner
turbin. Pertimbangan dalam perencanaan, bak penenang sekurang - kurangnya
dilengkapi dengan bagian konstruksi sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
Bangunan pelimpah,
Pintu penguras.
Lobang sadap untuk pipa pesat.
Pintu pengatur.
Saringan sampah.
319.
2.10.5 Perencanaan Pipa pesat ( Penstock)
1. Perencanaan Panjang Pipa Pesat (Penstock)
320.
banyak pipa pesat yang dibutuhkan untuk mengalirakan air dari tempat asal
sampai ke turbin. Panjang pipa pesat dapat dihitung dengan persamaan sebagi
berikut :
321........................................................................................
...............................................................................................................
322.
L=
Hg
sin
1.3
Dimana :
323.
324.
Hg
325.
Sin
326.
2. Perencanaan Diameter Pipa Pesat
327.
4.Q
328............................................................................................... D= . c
.....................................................................................................
1.4
329.
330.
Dimana :
331.
332.
333.
334.
Spigot Cast Iron Pipe data dari tabel 7 buku Handbook of Applied
Hydraulics " oleh Calvin Victor Davis halaman 908, didapatkan data
mengenai tebal dinding pipa ( S ) , dan panjang pipa.
335.
3. Perhitungan Kerugian Head ( Head Loss )
336.
Hlf =
L.c
D .2 g
...........................................................................
1.5
339.
Dimana :
340.
341.
= koefisien
342.
343.
344.
345.
Harga koefiseien
346.
347.........................................................................................................
=0,01439+
0,00947
c
...............................................................
1.5.1
348.
sebagai berikut :
350.................................................................................................
Hlb=2.
351.
Le c 2
.
D 2g
Dimana :
.....................................................................
1.6
352.
353.
Le
D
354.
3. Kerugian Akibat Katup ( Valve )
355.
berikut :
356.................................................................................................
Hlk=
357.
Le
358. D
Le c 2
.
D 2g
.........................................................................
1.7
Dimana :
= gate valve fully open = 13
359.
360.
sebagai beerikut :
361.................................................................................................Hlt = Hlf +
Hlb + Hlk.......................................................................................
1.7.1
362.
4. Kekuatan Pipa Induk
363.
diketahui besarnya tekanan air yang diterima oleh pipa induk, dimana tekanan
yang terbesar terjadi pada ujung pipa induk yang besarnya dapat dicari dengan
rumus :
C2
P=h+
364.................................................................................................
2g
.......................................................................................................1.8
365.
Dimana :
H2
366.
367.
368.
369.
370.
O)
Pi=
2 . K 1. S
D
............................................................................
372.
Dimana :
373.
374.
375.
D = diameter pipa
376.
377.
K1
1.9
378.