Anda di halaman 1dari 35

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Turbin Air


Teori dasar aliran ( Hidrodinamik ) adalah Air yang mengalir mempunyai
energi yang dapat digunakan untuk memutar roda turbin, karena itu pusat-pusat
tenaga air dibangun disungai-sungai dan di pegunungan-pegunungan. Pusat
tenaga air teersebut dapat dibedakan dalam 2 golongan, yaitu pusat tenaga air
tenakan tinggi dan pusat tenaga air tekanan rendah.

Menurut M.M. Dandekar Turbin air merupakan jenis mesin fluida yang
berfungsi merubah energi air menjadi energi listrik dimana air digunakan secara
langsung untuk mengerakan roda turbin (runner).

Menurut sejarah turbin sekarang ini berasal dari kincir air pada zaman
petengahan yang dipakai untuk memecah batubara dan keperluan pabrik gandum.
Tetapi disamping pemikiran dasar Turbin moderen merupakan kemajuan
teknologi dari cabang cabang bidang teknik seperti mekanika zat cair, ilmu
logam dan mekanika teknik.

Penemuan turbin air merupakan penemuan yang berarti dalam pengembangan


tenaga air. Bentuk turbin modern yang sekarang digunakan adalah rancangan dari
Francis (1849), Pelton (1890) dan Kaplan (1913). Menghubungkan turbin dengan

generator merupakan kemajuan yang berarti sekali bagi pusat Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hydro. (Kasra Nofri , 2005 : 1). Pembangkit listrik tenaga mikro
hydro merupakan pembangkit listrik yang sangat tergantung pada ketersediaan air
yang mengalir (debit air). Bervariasinya tegangan yang dihasilkan lebih banyak
disebabkan karena bervariasinya debit air yang mengalir. Enoh (1997),
mengatakan bahwa variasi tegangan dapat saja direduksi dengan menambahkan
pemanas yang akan mengkonversikan energi listrik menjadi panas. Tentunya ini
tidak efisien dan mempunyai banyak kelemahan.
Turbin air merubah energi pontensial air menjadi energi kinetik, dimana energi
kinetik diperoleh dari tekanan tinggi air jatuh yang mengalir pada ketinggian
tertentu.

2.2 Klasifikasi Turbin Air


Klasifikasi turbin air dapat dibedakan berdasarkan :
2.2.1 Berdasarkan Prinsip Kerja
a. Turbin impuls
Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang
keluar dari nosel tekananya sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya.
Pada turbin impuls, air dari sebuah bendungan / dam dialirkan melalui
pipa pesat ( penstock ) , kemudian melalui mekanisme pengarah dan
terakhir melewati nozzle. Air yang keluar dari nosel mempunyai kecepatan
tinggi membentur sudu turbin, sehingga arah kecepatan aliran berubah.
Maka terjadilah perubahan momentum ( impuls ) yang mengakibatkan
roda turbin akan berputar.
Yang termasuk dari jenis turbin impuls adalah

1. Turbin pelton
2. Turbin banki (cross-flow)
b. Turbin reaksi
Pada turbin reaksi, energi yang tersedia pada saluran masuk hanya
sebagian saja yang dirubah menjadi energi kinetik sedangkan sisanya tetap
dalam bentuk energi tekan. Ketika air mengalir melalui roda gerak / runner
terjadi perubahan energi tekan menjadi energi kinetik secara berangsurangsur. Tekanan pada sisi masuk roda gerak lebih tinggi dibandingkan
tekanan pada sisi keluar roda gerak turbin, dimana tekanan tersebut
bervariasi terhadap laju aliran fluida yang melalui turbin. Selanjutnya agar
perubahan tekanan ini dapat terjadi, maka soda gerak/runner dalam hal ini
harus tertutup dari udara luar dan seluruhnya terisi air selama turbin
beroperasi.
Yang termasuk dari turbin reaksi adalah
1. Turbin francis
2. Turbin Kaplan dan propeller

2.2.2

Tinggi tekan

Perbedaan kemiringan (elevasi) dari muka air ke hulu dan ke hilir dari turbin
adalah tinggi tekan (head), dibawah tinggi tekan tersebut turbin berfungsi. Dimana
tidak ada muka air bebas, perbedaan antara jumlah seluruh tenaga pada kedua sisi
turbin, memberikan suatu ketinggian. Turbin bekerja dibawah suatu wilayah yang
luas dengan tinggi tekan dari 2 meter sampai 2.000 meter. Berdasarkan wilayah
tersebut, diadakan penggolongan turbin. Mosoyi memaparkan tersebut, sebagai
berikut :
-

Tinggi tekan rendah 2 15 meter

Tinggi tekan sedang 15 50 meter


Tinggi tekan tinggi > 50 meter

Dengan memodifikasi ruang lingkupnya guna menjelaskan pemilihan turbin yang


ada hubungannya dengan tinggi air. Dengan demikian :
2.2.3

Tinggi tekan rendah 2 15 m, menggunakan turbin Kaplan


Tinggi tekanan sedang 16 70 m, menggunakan turbin francis
Tinggi tekan tinggi 71 500 m, menggunakan turbin pelton
Tinggi tekan sangat tinggi > 500 m, menggunakan turbin pelton

dengan berbagai modifikasi penyusuaian.


Arah Aliran

Ketiga arah ortogonal pada aliran dalam turbin dapat uraikan sebagai aliran
radial, aksial dan tangensial, sementara dalam perencanaan ini menghasilkan arah
radial dan tangensial. Tabel 2.1 adalah ringkasan dari arah aliran yang umumnya
terjadi pada turbin yang biasa di gunakan.
Tabel 2.1. Jenis - Jenis Arah Aliran Turbin Air

Jenis turbin
Francis
Pelton
Kaplan
Cross Flow
Deriaz

Arah aliran
Radial atau gabungan
Tangensial
Aksial
Radial
Diagonal

(Sumber : Pembangkit Listrik Tenaga Air ; M.M. Dandekar, hal 396)

2.2.4

Debit

Turbin dapat juga disebut sebagai turbin debit rendah, sedang dan tinggi,
turbin Pelton untuk ukuran perbandingan adalah turbin dengan debit relatif

10

rendah. Turbin Kaplan merupakan turbin dengan debit tinggi, sementara Francis
merupakan turbin dengan debit sedang.

2.2.5

Tenaga

Tenaga sebuah turbin dapat dinyatakan dengan tenaga kuda. Tenaga yang
dikeluarkan bagaimanapun, tergantung dengan head maupun debit. Sejauh itu,
satu unit turbin Pelton adalah > 330.000 tk, turbin Kaplan > 150.000 tk, dan
turbin Fancis > 820.000 tk.

2.2.6

Kecepatan Spesifik

Kecepatan specifik ( specific speed ) adalah kecepatan turbin model yang bekerja
pada tinggi air jatuh. Table 2.2 menujukan penggolongan turbin-turbin atas dasar
kecepatan spesifik.
Tabel 2.2. Kecepatan Spesifik Turbin Air

Kecepatan specifik
(

ns

Jenis turbin

4 - 35
17 50
24 - 70
80 - 120
120 - 220
220 - 350
350 430
300 - 1000

Pelton dengan 1 nosel


Pelton dengan 2 nosel
Pelton dengan 4 nosel
Francis dengan kecepatan rendah
Francis dengan kecepatan normal
Francis dengan kecepatan tinggi
Francis dengan kecepatan sangat tinggi
Kaplan

(Sumber : Hydraulic Turbines; Miroslav Nechleba hal. 80)

11

2.3 Kontruksi Turbin Air


2.3.1 Turbin Francis
Turbin Francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu
air masuk ke roda jalan, sebagian dari energi tinggi jatuh telah bekerja didalam
sudu pengarah diubah sebagai kecepatan arus masuk. Sisa energi tinggi dimanfaatkan atau bekerja didalam sudu jalan, dengan adanya pipa isap memungkinkan
energi tinggi jatuh bekerja di sudu jalan dengan semaksimum mungkin. Didalam
pipa isap kecepatan aliran akan berkurang dan tekanannya akan kembali naik,
sehingga air bisa dialirkan keluar lewat saluran air bawah dengan tekanan seperti
keadaan sekitar. Sudu pengarah pada turbin Francis berupa sudu pengarah yang
tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Dalam berbagai kondisi
aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang
tepat.
Jenis konstruksi turbin ini pertama kali dibuat sekitar tahun 1950 oleh
seorang Amerika yang bernama Howk dan Francis, turbin ini yang paling banyak
dipakai, karena tinggi air jatuh dan kapasitasnya yang paling sering didapat /
sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil penggunaan dan penelitian yang terus
menerus untuk pengembangan selanjutnya, turbin Francis sekarang sudah bisa

12

digunakan untuk tinggi air jatuh sampai 700 meter dengan kapasitas air dan
kecepatan putar yang sudah memenuhi harapan.

Gambar 2.1. Kontuksi Turbin Francis; Escher Wysss


(Sumber : Turbin Pompa Dan Kompresor; Dietsel Fritz, Dakso sriyono, hal: 45)

Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Roda jalan
Cincin labirin
Cincin labirin kontra
Cincin jet arang
Pipa kuras
Pengumpul minyak yang

berputar
7. Blok bantalan
8. Bantalan penghantar
9. Saluran aliran kompensator
10. Bordes pelayanan

11. Poros turbin


12. Kopling
13. Poros hantar
14. Tabung penutup poros
15. Titik tangkap servomotor
16. Cincin pengatur
17. Tuas
18. Batang penggerak
19. Cincin hantaran
20. Roda penghantar
21. Tutup turbin
22. Tabung block bantalan atas

13

23. Cincin penutup roda bantalan

26. Tutup turbin bawah atau

tengah
24. Cincin penutup roda

cincin roda pengarah


27. Saluran udara pipa isap
28. Pipa isap
29. Rumah keong
30. Sudu penyangga
31. Cincin sudu penyangga

pengarah
25. Daun sudu pengarah

32.
33. Penjelasan turbin Francis dengan daya kecil, gambar 2.1 sebagai berikut :
34.

Air masuk melewati ruah keong (29) yang telah di perkuat dengan

sudu-sudu penyangga (30). Disebelah kanan adalah daun sudu pengarah (25) atau
yang biasanya disebut sebagai sudu pengarah saja. Posisi membuka dan menutup
sudu tersebut digerakan melalui batang penggerak (18), tuas (17) dan cincin
pengatur (16) sesuai dengan banyak atau sedikitnya air masuk kedalam turbin.
Untuk penutupan aliran air yang masuk kedalam turbin tiba-tiba, supanya tekanan
didalam rumah keong dan pipa saluran tidak naik, maka pelimpahan/saluran aliran
kompensator (9) dapat terbuka dalam waktu yang singkat. Cincin labirin (2) dan
(3) dan juga cincin jat arang (4) pada prinsipnya mencegah jangan sampai air
masuk keruangan yang lain-lainnya, kecuali hanya masuk ke sudu pengarah dan
dan sudu jalan ; air yang keluar dari sudu pengarah mempunyai tekanan lebih.
Roda jalan dengan poros dan dengan rotor generator ditahan atau dipikul bantalan
(8) adalah sebagai bantalan penghantar radial.
35.
2.3.2

Turbin Kaplan Dan Propeller


36.

Pada turbin Kaplan roda gerak (runner) menyerupai ulir atau

sebuah baling-baling yang terdiri dari pusat pada periphery, dimana baling-baling
lengkung dinaikan. Baling-baling turbin Kaplan bervariasi antara 3 8 tergantung
pada jangkauan (range) kecepatan spesifik. Baling-baling berbentuk sebuah badan
beronggga semikonikal permukaan luar dimana menjadi batas dari pemasukan
(passage) air. Didalam poros terdapat corong (shaft) turbin. Dalam hal (case)

turbin kaplan, rumah-rumah poros penyelesaian mekanikal yang otomatis


mengubah dayung tergantung pada beban.
37.

Pada saat bekerja turbin ini bisa diatur posisinya, sesuai dengan

peruba- han tinggi air jatuh, jadi turbin ini cocok untuk pusat air jatuh yang
dibangun disungai. Dimana makin kecil tinggi air yang tersedia, makin sedikit
belokan aliran air didalam sudu jalan. Turbin ini bekerja pada air jatuh yang
berubah ubah mempunyai kerugian, karena dalam perencanaan sudu turbin telah
disesuaikan bahwa perpindahan energi yang baik hanya terjadi pada titik normal
yaitu pada kondisi perbandingan kecepatan dan tekanan yang tertentu.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.

52.
53. Gambar 2.2 Kontruksi Turbin Kaplan
54. (Sumber : Turbin Pompa Dan Kompresor; Dietsel Fritz, Dakso sriyono, hal: 57)

55.
2.3.3

Turbin Crossflow
56.

Turbin crossflow merupakan turbin air yang di kenal dengan nama

turbin michell-banki sesuai dengan nama penemunya. Turbin crossflow dapat


dioperasikan pada debit 20 liter/second sampai 10 m/det, dan antara 1 s/d 200
meter.
57.

Turbin crossflow terdiri dari tiga bagian utama, yaitu roda jalan,

alat pengarah dan rumah turbin. Dari alat pengarah pancaran air keluar tegak
lurus. Roda jalan dan alat pengarah dibagi menjadi 2 buah sel tegak lurus tidak
sama dengan perbandingan 1 : 2, maksudnya adalah bila aliran air kapasitasnya
sedikit maka yang dioperasikan adalah sel kecil, bila kapasitas air sedang maka
yang dioperasikan sel yang besar dan bila airnya banyak maka turbin akan bekerja
dengan kedua sel tersebut.
58.

59.
60. Gambar 2.3 Turbin Crossflow

61. (Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf)


62.

63.
2.3.4

Tubin pelton
64.

Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang berputar karena

adanya pancaran air yang disemprotkan dari nosel. Pancaran air akan mengenai
sudu di tengah-tengahnya dan sesuai dengan pertimbangan tempatnya air pancar
tersebut akan belok ke dua arah supaya ada kemungkinan mambaliknya air bisa
diarahkan tegak lurus. Turbin ini bisa terdiri dari 1 s/d 6 buah nosel untuk
memutar roda jalan (runner). Turbin ini sangat cocok digunakan untuk head
tinggi, tetapi tidak jarang juga digunakan untuk head rendah yang biasanya
disebut Turbin Pelton Mikro. Turbin pelton mikro berkapasitas jauh lebih kecil
daripada turbin pelton. Mikro menunjukan ukuran kapasitas pembangkit yaitu
antara 5 kW sampai 100 kW.
65.

Turbin ini terdiri dari sebuah piringan lingkaran pada pinggir-

pinggirnya (periphery), sebuah nomor dari dua lobe keranjang dimontase


(mounted). Pada desain-desain terdahulu tiap keranjang (bucket) dikukuhka
ditengah piringan. Saat ini runner dibuah secara menyeluruh sehingga menjadi
lebih mahal. Aspek ini bagian yang sangat penting dari roda ,tentu saja keranjang
tersebut dari mana pancaran jet memancar dan air memancar sebagai aliran
simetri ke dalam tiap lobe dari keranjang. Keadaan simetri ini menegaskan bahwa
tidak ada momen pada arah aksial dan kedua tidak ada kekuatan aksial pada shaft
bearings.
66.

67.
68.
69.
70.
71.
72.
73. Gambar 2.4 Kontruksi Turbin Pelton
74. (Sumber : Turbin Pompa Dan Kompresor; Dietsel Fritz, Dakso sriyono, hal 30)
75.
76.
2.4 Karakteristik Turbin Air
77. Turbin air adalah suatu pesawat tenaga, dimana air merupakan media
utama sebagai sumber energi yang diubah sedemikian rupa sehingga didapatkan
energi mekanis. Adapun uraian singkat konveksi energinya digambarkan seperti
dibawah ini :
78.
79.
80.

Energi
Energi kinetik

81.
82.

Energi mekanis

83.
84. Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : air mengalir dari tempat
yang tinggi menuju ketempat yang lebih rendah, dalam hal ini air memiliki energi
potensial. Dimana air mengalir didalam pipa sehingga energi potensial sedikit

demi sedikit berubah menjadi energi kinetik. Didalam turbin energi kinetik air
diubah menjadi energi mekanis, dimana air yang mengalir ketinggian tertentu
didalam pipa menabrak sudu-susu turbin, kemudian memutar roda turbin.
85. Turbin air disebut juga sebagai pesawat air, dimana air dapat dikatakan
secara langsung memutar poros dari pada rotor, jadi bertentangan atau berbeda
dengan motor bakar atau mesin uap, dimana diperlukan hubungan antara peralatan
gerak untuk mengembangkan momen putar. Adapun bagian-bagian utama dari
turbin air adalah sebagai berikut :
a. Rotor adalah bagian yang berputar yang terdiri atas poros, runner dan
sejumlah sudu. Pada sudu-sudu inilah energi kinetik air diubah menjadi
energi mekanis.
b. Stator adalah bagian yang diam , terdiri dari rumah turbin dan beberapa
sudu tetap / nozzle.
86. Kurva-kurva karakteristik turbin dinyatakan penampilan dari turbin diatas
daerah

muatan

sepenuhnya

dari

turbin.

Hal

ini

biasa

untuk

menggambarkan kurva-kurva debit dan effisiensi dibandingkan kecepatan


pada suatu tinggi tetap. Karakteristik utama turbin air dapat dilihat pada
gambar 2.5 dibawah ini.
87.
88.
kaplan

89.
90.

Pelton
Debit

91.
92.

Dayagunnna/efisie
nsi

Francis

Turbin impuls
Turbin Reaksi

93.
94.

Kecepata
n

95.
96. Gambar 2.5 Karakteristik Utama Turbin
97. (Sumber : Pembangkit Listrik Tenaga Air; M.M. Dandekan, K.N.Shalma, hal: 446)

98.
99. Adapun karakteristik dari turbin air adalah :
2.4.1

Kecepatan Spesifik
100.

Kecepatan spesifik atau cepat jenis ( specific speed ) adalah

kecepatan turbin model yang bekerja pada tinggi jatuh 1 meter dan menghasilkan
daya output 1 Hp. Kecepatan spesifik dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
101................................................................................

Ns=
102.
103.

Dimana :

104.

H 1,25

N s =

..........................................................

N=

106.

= Head effektif air

107.

Pt

= daya turbin effektif

Putaran turbin

Kecepatan spesifikasi (
untuk

1.1

Putaran specifik turbin

105.

108.
dipakai

N . Pt

mengelompokan

Ns

turbin

) merupakan suatu istilah yang


atas

unjuk

kerja

dan

ukuran

pertimbangannya diantar jenis, Pelton, Francis, Propeller atau Turbin Aliran


Silang.
109.

Untuk pemakaian keceptan spesifik dimana tinggi terjun kerja,

debit dan putaran turbin yang dikehendaki sudah diketahui, kemudian apakah
turbin pelton tersebut ,menggunakan 1 nosel atau lebih dapat diketahui pada Tabel
2.2, kisaran penggunaan nosel pada turbin Pelton berdasarkkan harga harga
kecepatan spesifik.
110.
2.4.2

Kecepatan Satuan
111.

Kecepatan satuan (Nu) adalah kecepatan putaran turbin yang

mempunyai diameter (D) satu satuan panjang dan berkeja pada tinggi terjun (H)
satu satuan panjang.
112.
2.4.3

Rasio Kecepatan
113.

Rasio kecepatan adalah perbandingan kecepatan keliling linier

turbin pada ujung diameter nominalnya dibagi dengan kecepatan teoritis air
dengan tinggi jatuh melalui curat dengan tinggi jatuh sama dengan tinggi jatuh
yang berkerja pada turbin.
114.
2.4.4

Daya Satuan
115.

Daya satuan yang mempunyai diameter (D) satu satuan panjang

dan berkeja pada tinggi terjun (H) satu satuan panjang.


116.

2.4.5

Debit Satuan

117.

Debit satuan adalah debit turbin yang mempunyai diameter satu

satuan panjang dan berkerja pada tinggi jatuh satuan panjang. Debit yang masuk
turbin secara teoritis dapat diandalkan sebagai debit yang melalui suatu nozel
dengan tinggi jatuh sama dengan dengan tinggi jatuh yang berkerja pada turbin.
118.
2.5 Effisiensi Turbin
119.

Setiap turbin mempunyai effisiensi yang berbeda-beda, tergantung

dari keadaan beban dan jenis turbinya. Kinerja dari suatu turbin dapat dinyatakan
dalam beberapa keadaan tinggi jatuh maksium, tinggi jatuh minimum, tinggi jatuh
normal, dan tinggi jatuh rancangan. Pada tinggi jatuh rancangan turbin akan
member kecepatan terbaiknya sehingga effisiensinya mencapai maksimum. Tabel
2.3, menunjukan effisiensi turbin berbagai kondisi beban.
120.
121.
122.
123.
124.

Tabel 2.3 Effisiensi Turbin Untuk Berbagai Kondisi Beban


126.

128.

127.
125.

Jenis
turb

130.

% efisiensi pada

131.

berbagai
129.
135. 136.

kondisi beban
137. 138. 139.

beban pada
efisiensi

132.

142. 143.

144.

145.

146.

147.

Pelton

maksim
um

in
141.

148.

70

149.

150. 151.

152.

153.

154.

155.

Francis

157.

158. 159.

160.

161.

162.

163.

Francis

165.

166. 167.

168.

169.

170.

171.

Francis

173.

174. 175.

176.

177.

178.

179.

Francis

181.

182. 183.

184.

185.

186.

187.

Francis

189.

190. 191.

192.

193.

194.

195.

Francis

197.

198. 199.

200.

201.

202.

203.

Propelle

208.

209.

210.

211.

156.

75

164.

80

172.

85

180.

87,5

188.

92,5

196.

92

204.

92

212.

96

r
(sud
u
teta
p)
205.

206. 207.

Propelle

r
(sud
u
teta
p)
213.

214. 215.

216.

217.

218.

219.

Propelle

220.

70

r
(sud
u
diatu
r)
221.
222.(Sumber : Hydrolictric Handbook; William P.Creager And Joel)

223.
2.6 Kecepatan Lepas
224.

Kecepatan lepas ( the runaway ) suatu turbin adalah kecepatan

putar turbin tanpa beban dan tidak ada kondisi pengaturan. Kecepatan maksimum
yang mungkin terjadi dinamakan kecepatan lepas maksimum.. Pada turbin yang
memiliki rotor yang dapat digerakkan, ini akan terjadi bila kedudukan sudu rotor
(runner blade) dan baling-baling antar ( guide vane ) yang berbeda-beda dan tak
ada hubungannya satu sama lain. Apabila tinggi jatuh air berubah - rubah, maka
dipakai kecepatan lepas yang terbesar yaitu sesuai dengan H yang terbesar. Pada
umumnya, kecepatan lari adalah 1,85 - 2 kali kecepatan putar normal ( kecepatan

putar yagn direncanakan ) untuk turbin Pelton, 1,6 - 2,2 kali untuk turbin Francis,
1,8 - 2,3 kali untuk turbin aliran diagonal, dan 2,2 - 3,2 kali untuk turbin Kaplan.
225.
2.7 Ukuran Turbin
226.

Kecendrungan sekarang adalah menggunakan turbin yang semakin

besar. Salah satunya alasan pokok adalah bahwa effisiensi hidroulik semakin
meningkat karena ukuranya. Pada umumnya lebih hemat menggunakan unit-unit
yang ukurannya lebih besar. Ukuran dan jumlah turbin harus dipilih secara
bijaksana sehingga dapat member kondisi kerja yang optimum dan hemat pula.
Jika mengambil terlalu besar ukuranya, kerugian dari sebuah unit dapat
mengganggu beban. Untuk mesin tingkat permukaan air yang tinggi, masalah
kebocoran dapat mengganggu katup-katup maupun segel antara penggerak
(runner) dan selubungnya. Table 2.4 ukuran turbin yang berhubungan dengan
tinggi air, tenaga, ukuran, dan kecepatan khusus.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233.
234. Jenis
turbin
243.

Pelto

235.

Maks.

Ketinggian
236. (m)
246.

300

Tabel 2.4 Ukuran Turbin


237.

Ma

239.

Maks.

ks. Tenaga Diameter roda


238.
(tk)
(m)
249. 3.3
252. 5,5

240.
241. Kecepat
an
242. khusus
255.
3

n
244.

Fran

200
247. 30

0.000
250. 9.6

Kapl

500
248. 2 - 70

0.000
251. 300

cis
245.

253.
254.

10
10

70
256.

0 400
257.

an
00 - 1100
258.
259.(Sumber : Pembangkit Listrik Tenaga Air; M.M. Dandekan, K.N.Shalma, hal 400)

260.
2.8 Pengaturan Turbin
261.

Kondisi dasar yang dipenuhi pada penggerak turbin-turbin adalah

bahwa frekuensi dari pembangkit diusahakan tetap. Hal ini dapat dicapai dengan
dua cara yaitu :
1. Dengan mempertahankan kecepatan tetap, terlepas dari beban yang ada
pada mesin.
2. Dengan menggunakan suatu penurunan sedikit dari kecepatan, tidak lebih
dari 5%, antara tanpa beban dengan beban penuh dan dengan mengatur
beban pada mesin yang sesuai. Metode ini sesuai bila ada suatu baterai
dari mesin-mesin berkerja secara parallel yang member tenaga untuk
jaringan umum.
262.

Syarat-syarat dasar dari pengaturan adalah ketepatan dan ketelitian

operasi yang tetap dan mantap, stabil dibawah kondisi-kondisi sementara,


dinyatakan oleh kekurangan hunting. Hunting adalah suatu gejala yang terjadi
apabila gerakan pintu kecil tidak diperiksa secara tertutup, jadi perubahan yan
terus-menerus secara berkala dari pembukaannya mengambil tempat. Di samping
hal itu, ada suatu pembatasan pada waktu penggerak pengaturan secepat
perubahan-perubahan pada aliran yang menimbulkan tekanan-tekanan pukulan air

pada batang pipa. Sebagai pengaturan jempol (thumbrule) untuk perencanaan,


tekanan lebih biasanya sekitar 10 - 15% dari tekanan bersih (net head) untuk
turbin-turbin dengan tinggi tekan yang tinggi dan 40% untuk tinggi tekan rendah.
263.
2.8.1

Pengaturan Hindraulik

264.

Pengaturan hindraulik merupakan pengaturan kecepatan

atau pengaturan tenaga, pengaturan sebenarnya terdiri di dalam jalur debit


dari turbin yang diperiksa pemasukan turbin. Hal itu dilakukan oleh ujungujung katup ke turbin pelton dan oleh penutupan dan pembukaan dari
pintu-pintu ukuran kecil pada kasus dari turbin Francis dan Kaplan. Pada
kasus dari pengeluaran beban yang tiba-tiba, aliran air ke turbin telah
dipancarkan keluar dari turbin secara berkala, sampai penempatan dari
katup memakai sejumlah detik ini dicapai oleh sebuah lempengan
pembelokan pada turbin pelton dan oleh sebuah katup penolong yang ada
pada turbin reaksi.
265.
2.8.2

Pengaturan Kelistrikan
266.

Pengaturan kelistrikan memakai sirkuit-sirkuit listrik yang

ditempatkan pada peralatan-peralatan menkanika. Pengaturan unit listrik terdiri


dari sekumpu-lan penyambung-penyambung pencegah, amplifer-amplifer pemilih
dan peralatan listrik lainnya yang mencapai fungsi-fungsi yang sama sebagai
pengangkat pada pengaturan hidromekanika. Timbulnya kedatangan pengaturan
listrik telah menimbulkan masalah dari pengaturan turbin-turbin diperlukan dasar

yang lebih besar. Selain dari unit pengaturan, sebuah pusat tenaga pengaturan
yang lebih luas tergantung dari frekuensi jaringan yang sekarang dapat dicapai.
267.
2.9 Kavitasi
268.

Kavitasi adalah suatu gejala fisik yang dialami oleh aliran cairan,

kapan saja tekanan umum mendekati tekanan uap, misalnya pada kondisi hampa
udara. Pada saat tekanan turun menjadi tekanan uap , air mulai menguap pada saat
yang sama, gas-gas yang larut secara normal juga mulai menjadi bebas
sehubungan dengan tekanan rendah. Jadi, pada air yang mengalir, gelembunggelembung kecil (minute microscopic bubbles) terbentuk yang berisi uap dan gas.
Gelembung gelembung tersebut muncul terus secara umum dan dalam jumlah
yang besar. Gelembung tersebut dapat melekat pada permukaan padat dan
membentuk suatu rongga dekat permukaan atau bisa terangkut besama aliran
melalui daerah-daerah dimana tekanan yang tinggi mungkin terjadi. Bila tekanan
yang lebih tinggi menjadi cukup tinggi untuk mengatasi dampak dari tegangan
permukaan dari gelembung rongga, gelembung berubah dengan suatu perubahan
yang cepat dalam aliran pada daerah kecil mengelilingi aliran. Hasil dari pecahan
gelembung merupakan suatu gelombang kejut yang sama dengan pukulan
gelombang air, tetapi dengan suatu priode yang sangat pendek dan hanya
mempengaruhi sebuah ruang pendek, sebelum itu ditekan oleh sejumlah masa air
yang mengelilinginya.
269.

Pada turbin-turbin kerusakan akibat kavitasi disebut sebagai

pelubangan (pitting ), diperkirakan terjadi pada pipa-pipa sementara dan

pada lorong penggerak. Pada turbin pelton, kerusakan akibat pengikisan


pada kran ( nozzle ) dan pada ujung katup.
270.

Perlubangan pada turbin dapat dihindari atau dicegah dengan cara :

1. Suatu perencanaan yang langsing dan sebaik-baiknya dari lintasan aliran


dari penggeraknya yang sama baiknya.
2. Tekanan rata-rata sub-atmosfer pada keluaran penggeraknya dipertahankan
sedikit diatas batas tekanan uap.
3. Pemeriksaan berkala terhadap turbin, dan pengelasan titik tetap pada
bagian yang terkikis, gejala kerusakan tidaklah diperbolehkan untuk di
percepat.
271.

Kerusakan

akibat

kavitasi

dapat

dicegah

dengan

jalan

menggunakan material yang kuat atau melapisi dengan bahan yang tahan
terhadap kavitasi, seperti baja tahan karat ( Stainless Steel ) dan Crom,
terutama untuk bagian - bagian dimana diperkirakan dapat terjadi kavitasi.
272.
2.10

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)


273.

Pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah pembangkit listrik

tenaga air yang memanfaatkan energi pontesial air kecil atau rendah. Pembangkit
listrik tenaga mikrohidro daya yang dihasilkan sekitar 5 100 kW, pembangkit
listrik minihidro daya yang dihasilkan sekitar 100 5000 kW, dan pembangkit
listrik tenaga air daya yang dihasilkan sekitar > 5000 kW.
274.
275.
276.

277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.

Sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro (Gambar 2.6) terdiri

dari bendungan yang berfungsi sebagai kolam penampungan air yang mempunyai
297.

kesanggupan untuk menyediaakan air dan menaikan ketingian

tekanan air serta mengarahkan air ke sayap bendungan, dimana sayap

berfungsi untuk mengarahkan air yang masuk ke intake selanjutnya


melalui saluran pembawa air dialirkan ke bak pengendap yang berfungsi
untuk menjebak kotoran yang terbawa oleh aliran air yang dilengkapi
pintu penguras yang digunakan untuk membuang kotoran dari bak
pengendap kemudian air melalui bak penenang yang dilengkapi saringan
selanjutnya air menuju pipa pesat untuk memutar turbin yang selanjutnya
dapat menghasilkan listrik.
298.

Secara umum sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah

merubah energi pontensial air menjadi energi kinetik, akibat adanya perbedaan
tinggi bedungan dengan poros turbin. Didalam turbin energi kinetik diubah
menjadi energi makanis, karena energi kinetik air yang mengalir didalam pipa
memutar roda turbin yang mengakibatkan

poros turbin memutar generator

(energi listrik).
299.
2.10.1 Bendungan
300.

Bendungan yang berfungsi sebagai kolam penampungan air yang

mempunyai kesanggupan untuk menyediaakan air dan menaikan ketingian


tekanan air sehingga air dapat mengalir ke intake kemudiaan air dialirkan
kesaluran pembawa.
301.
302.

Dalam membangun sebuah bedungan pertimbangkan dasar yang

perlu dilakukan adalah :


1. Factor keamanan dan ekonomi

303.Kegagalan dari sebuah bendungan ialah bencana dari pemasukan sebagian


besar banyak penghidupan dan biaya. Bendungan juga harus memuasakan dari
kestabilan untuk ; ketinggian aliran tak lazim dengan waktu pengambilan dari
perintah 10.000 tahun dan kejutan muatan yang mungkin bertepatan dengan
gempa bumi dan perubahan yang tiba-tiba dari bak pengumpul.
304.
2. Factor ekonomi keseluruhan
305.

Analisis ekonomi secara keseluruhan mengambil jumlah bisanya

modal dari bangunan sebaik mungkin pemeliharaan keluar melalui bendungan


saat penghidupannya, untuk perbandingan dan uraian biaya yang paling sedikit.
306.

Selain itu bendung harus memenuhi spesifikasi teknis yang telah

ditentukan meliputi :
a. Bendung harus dilengkapi pintu penguras endapan dan lantai pintu
penguras diletakkan mimimum 60 cm dibawah pintu intake atau lantai
saluran penghantar.
b. Lebar pintu penguras dibuat antara 0,6 meter sampai dengan 1,0 meter.
Daun pintu penguras sebaiknya dibuat dari plat baja dengan ketinggian
lebih dari 1.5 meter, sedangkan bendung dengan ketinggian kurang
dari 1,5 meter cukup dengan menggunakan balok sekat ( stop log).
c. Untuk bendung yang berada pada dasar yang bukan berupa batuan,
maka dibagian belakang bendung dibuat lantai dengan batu kosong
dengan tebal minimum 30 cm dan lebar lantai 200 cm untuk bendung
dengan ketinggian maksimum 1,0 meter , sedangkan bendung dengan
ketinggian anatara 1 s/d 2 meter, lebar lantai dibuat 2 s/d 3 meter.

d. Pada bagian muka bendung, dibuat lantai pasangan batu dengan


adukan 1 : 2.
307.
2.10.2 Intake
308.

Intake adalah bagunan baik disisi kiri maupun kanan bendung

berfungsi untuk mengalirkan air ke saluran pembawa sesuai dengan debit yang
direncanakan. Intake dirancang agar selalu mampu mengalirkan air sesuai dengan
debit perencanaan pada kondisi sungai yang bagaiamanapun. Pada intake
dilengkapi saringan kasar untuk mencegah sampah dan kayu-kayu masuk kedalam
saluran pembawa. Dalam mendisain intake dengan pintu stoplog perlu
diperhatikan pertimbanganpertimbangan dalam perencanaan sebagai berikut:
a. Untuk menjaga naiknya muka air yang tinggi dalam saluran penghantar pada
saat sungai banjir, maka bangunan sadap harus dilengkapi dengan sekat dari
beton bertulang.
b. Elevasi ambang batas lubang sadap harus terletak maksimum 5 cm diatas
elevasi muka air sungai pada debit minimum Muka Air Rendah ( MAR ).
c. Elevasi lantai lubang harus ditentukan minimum 0,50 meter diatas lantai
penguras untuk menghindari masuknya bahan padat / endapan.
d. Perbandingan tinggi dan lebar sedapat mungkin memenuhi syarat syarat :
- Lebar pintu intake ( b ) :
309.................................................................................

b=
-

311.

2Q
( m)
0,5
3 C ( 2 gY )

h = Tinggi pintu intake.


3
h= b
310.
(m)
2
Dimana :

.............................................

1.2

312. Q = Debit air, ( m/s )


313. g = Percepatan grafitasi , ( 9,81 m/s).
314. Y = Kedalaman air dimuka pintu intake ( 0,2 s/d 0,5 )
315. C = Koefisien pengaliran.
e. Kecepatan air masuk di lubang sadap tidak boleh diambil lebih dari 1,5
m/detik.
f. Untuk menutup bangunan sadap dalam keadaan darurat dan waktu diadakan
perbaikan, bangunan sadap dilengkapi dengan balok sekat. Penempatan
balok sekat harus mempertimbangkan ruang kerja antara kedudukan balok
dengan daun pintu
316.
2.10.3 Saluran Pembawa
317.

Saluran pembawa berfungsi untuk mengalirkan air dari intake ke

bak penenang sehingga mengurangi perembesan dan pengikisan agar air yang
masuk sesuai dengan debit perencanaan. Saluran pembawa dirancang sesuai
dengan debit yang direncanakan, kemiringan antara dasar bendung dengan dasar
bak pengendap serta kondisi daya dukung tanah sepanjang lintasan saluran
pembawa selain itu diperhitungkan pula toleransi debit yang diijinkan masuk ke
saluran pembawa pada kondisi banjir.
2.10.4 Bak Penenang
318.

Bak penenang berfungsi untuk mengurangi kecepatan air yang

masuk dari saluran, sehingga turbulensi air pada saat masuk ke dalam pipa pesat
( penstock ) berkurang untuk dapat membangkitkan daya yang optimal. Pada bak
penenang dilengkapi dengan saringan ( trash rack ) dimaksudkan agar air yang

masuk ke dalam turbin bebas dari benda-benda keras yang dapat merusak runner
turbin. Pertimbangan dalam perencanaan, bak penenang sekurang - kurangnya
dilengkapi dengan bagian konstruksi sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.

Bangunan pelimpah,
Pintu penguras.
Lobang sadap untuk pipa pesat.
Pintu pengatur.
Saringan sampah.
319.
2.10.5 Perencanaan Pipa pesat ( Penstock)
1. Perencanaan Panjang Pipa Pesat (Penstock)
320.

Dalam perancancangan pipa pesat, harus mengetahui berapa

banyak pipa pesat yang dibutuhkan untuk mengalirakan air dari tempat asal
sampai ke turbin. Panjang pipa pesat dapat dihitung dengan persamaan sebagi
berikut :
321........................................................................................
...............................................................................................................
322.

L=

Hg
sin
1.3

Dimana :

323.

= panjang pipa induk (m)

324.

Hg

= Head gloss (m)

325.

Sin

= sudut yang dibentuk oleh sumbu mendatar

326.
2. Perencanaan Diameter Pipa Pesat
327.

Diameter pipa induk dapat di cari dengan persamaan berikut :

4.Q
328............................................................................................... D= . c
.....................................................................................................

1.4

329.
330.

Dimana :

331.

D = diameter pipa induk (m)

332.

Q = kapasitas aliran air (m/s)

333.

c = kecepatan air didalam pipa induk ( m/s)

334.

Setelah diameter pipa diketahui, maka dari tabel Bell And

Spigot Cast Iron Pipe data dari tabel 7 buku Handbook of Applied
Hydraulics " oleh Calvin Victor Davis halaman 908, didapatkan data
mengenai tebal dinding pipa ( S ) , dan panjang pipa.
335.
3. Perhitungan Kerugian Head ( Head Loss )
336.

Dalam sistem perpipaan sering terjadi adanya kerugian head ( head

loss ) sehingga dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Kerugian head akibat gesekan didalam pipa pesat
337.

Kerugian head akibat gesekan didalam pipa pesat dapat dihitung

dengan perasaaan sebagi berikut :


338.................................................................................................

Hlf =

L.c
D .2 g

...........................................................................

1.5

339.

Dimana :

340.

Hlf = kerugian akibat gesekan sepanjang pipa induk

341.

= koefisien

342.

L= panjang pipa induk (m)

343.

D = diameter pipa (m)

344.

g = gaya gravitasi (9.81 m/s)

345.

Harga koefiseien

dapat dicari dengan persamaan sebagi

berikut : (Ref. 1 hal 33 )


= koefisien

346.

347.........................................................................................................

=0,01439+

0,00947
c

...............................................................

1.5.1

348.

2. Kerugian head akibat belokan


349.

Kerugian head akibat belokan dapat dihitung dengan persamaan

sebagai berikut :
350.................................................................................................

Hlb=2.

351.

Le c 2
.
D 2g

Dimana :

.....................................................................

1.6

352.

Hlb = kerugian akibat belokan (m)

353.

Le
D

= panjang equivalen didapat dari table lampiran

354.
3. Kerugian Akibat Katup ( Valve )
355.

Kerugiab akibat katup dapat dihitung dengan persamaan sebagai

berikut :
356.................................................................................................

Hlk=

357.
Le
358. D

Le c 2
.
D 2g

.........................................................................

1.7

Dimana :
= gate valve fully open = 13

359.
360.

Sehingga untuk menentukan total kerugian dapat dihitung dengan

sebagai beerikut :
361.................................................................................................Hlt = Hlf +
Hlb + Hlk.......................................................................................

1.7.1

362.
4. Kekuatan Pipa Induk
363.

Untuk menentukan kekuatan dari pipa induk yang digunakan harus

diketahui besarnya tekanan air yang diterima oleh pipa induk, dimana tekanan

yang terbesar terjadi pada ujung pipa induk yang besarnya dapat dicari dengan
rumus :
C2
P=h+
364.................................................................................................
2g
.......................................................................................................1.8
365.

Dimana :
H2

366.

P = tekanan dalam pipa induk ( m

367.

h = tinggi air jatuh (m)

368.

C = kecepatan air dalam pipa induk (m/dt)

369.

g = gaya gravitasi (m/dt)

370.

O)

Setelah diketahui tekanan yang berada dalam pipa pesat tersebut,

sehingga dapat ditentukan kekuatan yang diijinkan bahan pipa yang


besarnya dapat ditentukan sebagai berikut :
371.................................................................................................

Pi=

2 . K 1. S
D

............................................................................

372.

Dimana :

373.

S = tebal dinding pipa induk

374.

Pi = tekanan ijin dalam pipa induk

375.

D = diameter pipa

376.
377.

K1

= 60 - 70 % dari Yield Point Stress

1.9

378.

Didalam perencanaan pipa pesat, pertimbangan yang perlu

dilakukan adalah dalam hal sebagai berikut :


a. Pemilihan dimensi ekonomis (De) pipa pesat.
b. Perhitungan kehilangan Head.
c. Sambungan dan penyangga pipa
d. efek perubahan

Anda mungkin juga menyukai