Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2015
1. Definisi
Brown-Squard Syndrome didefinisikan sebagai sebuah lesi inkomplit pada
korda spinalis yang ditandai dengan paralysis upper motor neuron ipsilateral dan
kehilangan sensasi proprioseptif dengan kehilangan sensasi rasa sakit dan suhu
kontralateral. (Adam dan Victor, 2014)
2. Epidemiologi
Brown Sequard syndrome sangat jarang ditemukan, baik pria maupun wanita.
Insiden dari sindrom ini diperkirakan hanya 2% dari seluruh kejadian trauma pada
medulla spinalis.
Iskemia
4. Patofisiologi
Patofisiologi dari Brown-Squard Syndrome adalah kerusakan traktus korda
spinalis asenden dan desenden pada satu sisi korda spinalis. Serabut motorik dari
traktus kortikospinal menyilang pada pertemuan antara medulla dan korda spinalis.
Kolumna dorsalis asenden membawa sensasi getar dan posisi ipsilateral terhadap akar
masuknya impuls dan menyilang diatas korda spinalis di medulla. Traktus
spinotalamikus membawa sensasi nyeri, suhu dan raba kasar dari sisi kontralateral
tubuh. Pada lokasi terjadinya cedera spinal, akar saraf dapat terkena. (Adam dan
Victor, 2014)
5. Manifestasi Klinis
Gejala yang ditemukan pada pasien BSS (Baehr M., 2012):
Pada sisi lesi jaras motorik desenden terganggu, dan setelah syok spinal awal
menghilang, maka akan menyebabkan paralisis spastik ipsilateral di bawah tingkat
lesi dengan hiperrefleksia dan refleks abnormal pada jari jari kaki. Ipsilateral
kerena traktus telah menyilang pada tingkat yang lebih tinggi, dan spastik karena
traktus tersebut mengandung serat ekstrapiramidal.
Cedera funiculus menghilangkan rasa untuk posisi, getaran dan diskriminasi taktil
dibawah tingkat lesi.
Ataksia seharusnya dapat ditemukan, tetapi tidak terlihat karena adanya ipsilateral
paralisis.
Rasa nyeri dan suhu menghilang pada sisi kontralateral di bawah tingkat lesi.
Rasa taktil sederhana tidak menurun, karena serat yang mengirim rasa ini
menggunakan dua jaras yaitu funikuli posterior dan traktus spinotalamikus
anterior.
manajemen
akut
cedera
tulang
belakang
selama
20
tahun,
Daftar Pustaka
Abouhashem S., Ammar M., Barakat M., Abdelhameed E. (2012). Management of BrownSequard syndrome in cervical disc diseases. Turkish neurosurgery, 23(4), 470-475.
Albanese. C., (2014), Brown-Sequard Syndrome, diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/321652-overview#aw2aab6b2b6 [pada tanggal :
9 April 2015]
Baehr M., Frotscher M. (2010). Diagnosis topik neurologi Duus : anatomi, fisiologi, tanda,
gejala. Ed. 4, Jakarta : EGC
Ceruti S., Previsdomini, M. (2012). Traumatic Brown-Squard syndrome.Journal of
emergencies, trauma, and shock, 5(4), 371.
Firlik A. D., Welch, W. C. (1999). BrownSquard Syndrome. New England Journal of
Medicine, 340(4), 285-285.
Ranga U., & Aiyappan, S. K. (2014). Brown-Squard syndrome. The Indian journal of
medical research, 140(4), 572.
Ropper. A., et al (2014), Adams and Victors Principles of Neurology, 10th ed., Penerbit
McGraw Hill Education: New York.
Rustaghi, T., Badve, S., Maniar, H et al. (2011). Cervical Disc Herniation Causing Brown
Sequard Syndrome: A Case Report and Literature Review. Hindawi Publishing
Corporation. Available from :
[http://www.hindawi.com/journals/crior/2011/943720/#B3] . Accessed on : 9th of April
2015