Anda di halaman 1dari 24

PRESTASI DAN HASIL BELAJAR

A. HASIL BELAJAR
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, hasil belajar memegang peranan
penting. Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai hasil belajar. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan Abdurrahman (2003: 28) bahwa belajar
merupakan proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar
atau yang disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap. Perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti pembelajaran terdiri
dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan aspekaspek tersebut.

Adapun aspek-aspek itu adalah pengetahuan, pengertian,

kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi


pekerti, dan sikap. Hasil Belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan
berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan
yang telah diajarkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi
guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi
siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Kemampuan siswa dalam
menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan dapat diketahui
berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh guru. Salah satu upaya mengukur
hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha
yang dilakukan dalam proses belajar adalah hasil belajar yang diukur melalui tes.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ahmadi (1984:35) bahwa Hasil
belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar
dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dilihat pada setiap mengikuti tes.
Hasil belajar dalam penelitian ini di-peroleh melalui tes yang diberikan
pada setiap akhir siklus. Dimana hasil belajar merupakan gambaran keberhasilan
siswa dalam belajar. Dalam kaitan ini Sudjana (1990:36) mengatakan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajar. Bahkan Djamarah (1994:23) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil
yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 1

individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Bloom dalam Hudoyo (1975:28) bahwa hasil belajar merupakan tingkat
penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan yag diterapkan. Seperti telah dikemukakan
sebelumnya, bahwa belajar adalah sutu proses hasil belajar yaitu berupa sesuatu
yang baru yang segera nampak dalam prilaku nyata atau masih tersembunyi, atau
mungkin hanya berupa penyempurnaan terhadap hal-hal yang pernah dipelajari.
Pengertian tersebut dapat terlihat pada diri individu.
Nasution mendefinisikan hasil belajar dalam bukunya yang berjudul
Didaktik Azas-azas Mengajar, bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan yang
terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan,
tetapi juga pengetahuan untuk mengetahui kecakapan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penguasaan dan pergaulan dalam diri pribadi individu yang belajar.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi dan
keterampilan. Nana Sudjana (1995:22) berpendapat bahwa hasil belajar juga
merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar dan dapat dinilai atau diukur melalui tes. Hasil belajar dapat
dilihat seteah seseorang melakukan aktivitas belajar baik sesuatu yang baru atau
penyempurnaan dari yang pernah dipelajari sebelumnya yang akhirnya akan
membentuk suatu kepribadian dan dapat digambarkan dengan prestasi yang
berkaitan dengan tujuan pembelajaran.
Menurut Roestiyah (1989:151), hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama:
1.

Faktor Internal yaitu faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri seperti
kesehatan, rasa aman, kemampuan, minal dan sebagainya

2.

Faktor eksternal ialah faktor yang datang dari luar diri si anak seperti
kebersihan rumah, udara lingkungan dan sebagainya. Jadi jelas bahwa hasil
belajar sangat tergantung dari kesiapan siswa itu sendiri dan faktor lain yang
mendukung termasuk faktor guru di sekolah.

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 2

B. PRESTASI BELAJAR
1. Pengertian Prestasi dan Belajar
a. Pengertian Prestasi.
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu:
Prestasi dan Belajar. Antara kata Prestasi dan Belajar mempunyai arti yang
berbeda. Oleh karena itu sebelum membahas pengertian prestasi belajar maka kita
harus mengetahui apa yang dimaksud dengan Prestasi dan Belajar. Prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara
individu maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama
seseorang tidak pernah melakukan suatu kegiatan. Pencapaian prestasi tidaklah
mudah, akan tetapi kita harus menghadapi berbagai rintangan dan hambatan hanya
dengan keuletan dan optimis dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya.
Berbagai kegiatan dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan Prestasi.
Semuanya tergantung dari profesi dan kesenangan dari masing-masing individu.
Pada prinsipnya setiap kegiatan harus digeluti secara optimal. Dari kegiatan
tertentu yang digeluti untuk mendapatkan prestasi maka beberapa ahli
berpendapat tentang Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan.
Sajalan dengan itu beberapa ahli berpendapat tentang prestasi antara lain:
1) W.J.S Poerwadarminta,berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah
dicapai(dilakukan,dikerjakan,dan sebagainya).
2) Masud Said Abdul Qahar, persatasi adalah apa yang telah kita dapat ciptakan,
hasil pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan.
3) Nasrun Harahap dkk, prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perekembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan
bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serat nilai-nilai yang terdapat
dalam kurikulum.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu
prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang
berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada baiknya
pembahasan ini diarahkan pada masing-masing permasalahan terlebih dahulu
untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata prestasi dan
belajar. Hal ini juga untuk memudahkan dalam memahami lebih mendalam

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 3

tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Di bawah ini akan dikemukakan
beberapa pengertian prestasi dan belajar menurut para ahli.
Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai
berikut :To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something
difficult as well and as quickly as possibleKebutuhan untuk prestasi adalah
mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit
dengan baik dan secepat mungkin.Prestasi adalah hasil yang telah dicapai
seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa
prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual,
strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam
Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.Prestasi merupakan kecakapan atau hasil
kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat
tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam
proses pembelajaran.
Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar. Menurut
Purwodarminto

prestasi

belajar

diartikan

sebagai

hasil

yang

dicapai

(dilakukan/dikerjakan). Jadi prestasi itu adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan pada suatu tingkat keberhasilan tentang suatu hal, yang disebabkan
oleh suatu hal yang telah dilakukan. Prestasi mencerminkan sejauhmana siswa
telah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan disetiap bidang studi.
Gambaran prestasi siswa bisa dinyatakan dengan angka (0 s.d 10). Dalam proses
belajar mengajar, siswa mengalami suatu perubahan dalam bidang pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan ini dapat dilihat dari
prestasi belajar siswa yang dihasilkan oleh siswa dari kegiatan mengerjakan soal
ulangan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kata prestasi belajar
mengandung dua kata yakni prestasi dan belajar yang mempunyai arti
berbeda. Oleh karena itu sebelum pengertian prestasi belajar dibicarakan ada
baiknya kedua kata itu dijelaskan artinya satu persatu. Menurut Syaiful Bahri
Djamarah, menyatakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat di dalam
kurikulum. Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku untuk mencapai

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 4

tujuan dari tidak tahu menjadi tahu atau dapat dikatakan sebagai proses yang
menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku dan kecakapan seseorang.
Sardiman AM sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah
menyatakan bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju
perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa,
dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Bertolak dari pendapat di atas
jelas menyatakan bahwa belajar itu bertujuan untuk mengembangkan pribadi
manusia bukan hanya sekedar mencerdaskan manusia belaka namun menjadi
manusia yang berkepribadian yang luhur itulah hakekat sebuah belajar. Dalam
mengembangkan kepribadian manusia seutuhnya itu melibatkan unsur-unsur cipta
atau membuat sesuatu, rasa/perasaan, karsa/keinginan, kognitif, afektif dan
psikomotorik. Jadi belajar merupakan suatu aktifitas yang sadar akan tujuan.
Tujuannya adalah terjadinya suatu perubahan dalam diri individu. Perubahan yang
dimaksudkan tentu saja menyangkut semua unsur yang ada pada diri individu.
Dari pendapat tersebut di atas, maka seseorang dinyatakan melakukan kegiatan
belajar, setelah ia memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan
sebagainya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar
adalah suatu proses untuk mencapai suatu kecakapan, kebiasaan, sikap dan
pengertian suatu pengetahuan dalam usaha merubah diri menjadi semakin baik
dan mampu. Selanjutnya Abdurrahman Saleh memberikan prestasi belajar atau
hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari mempelajari tingkat penguasaan
ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang dinyatakan
dalam bentuk angkah huruf atau kata atau simbol, dengan istilah lain yakni
prestasi. Salah satu program diklat (mata pelajaran) yang diajarkan di sekolah
adalah program diklat (mata pelajaran) kewirausahaan. Pelajaran ini sengaja
diterapkan di sekolah-sekolah bertujuan adalah menghasilkan lulusan yang akan
menempati lapangan pekerjaan maupun berwiraswasta. Pengertian prestasi belajar
adalah sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai anak
didik dalam memahami mata pelajaran di sekolah. Sehingga dari pengertian di
atas dapat diketahui yang dimaksud dengan prestasi belajar kewirausahaan adalah
bukti

keberhasilan

siswa

dalam

penguasaan

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

terhadap

program

diklat

Page 5

kewirausahaan melalui tahap-tahap evaluasi belajar yang dinyatakan dengan nilai.


Untuk mengukur prestasi belajar program diklat kewirausahaan, guru harus
memberikan penilaian kepada siswa dalam bentuk angka dan ditulis sebagai
laporan pendidikan yang biasanya tercantum dalam raport. Prestasi belajar siswa
bukan semata-mata karena faktor kecerdasan (intelegensia) siswa saja, tetapi ada
faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut,
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan
menurut Masud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi
adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan
hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat
perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu
hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang
menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara
individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Menurut Slameto (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang
dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang
hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
individu. Sedangkan menurut Nurkencana (1986 : 62) mengemukakan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai
mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
belajar. Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi
belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan
tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai
yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa
dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 6

belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi
yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun
prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah
dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan
belajar

adalah

mencari

ilmu

dan

menuntut

ilmu.

Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap
oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia.
Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi
yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi
belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.
Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan
pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita
temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto
(1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh
seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.
Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu
bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut S.
Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: Kesempurnaan yang dicapai
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna
apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya
dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi
target dalam ketiga kriteria tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat
dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki
siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh
dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam
bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar
mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil
dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 7

siswa.Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada
saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi adalah hasil
yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,
maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang
terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain
adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
a. Faktor dari dalam diri siswa (intern)
Faktor interen, yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri,
antara lain ialah kemampuan yang dimilikinya, minat dan motivasi serta faktorfaktor lainnya.Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas
menurut Slameto (1995 : 54) yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor
kelelahan.
1) Faktor Jasmani
Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan
faktor

cacat

tubuh.

a) Faktor kesehatan,
Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika
kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat, mudah
pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah dan kurang darah ataupun ada
gangguan kelainan alat inderanya.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta,
tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain (Slameto, 2003 : 55).
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa berupa
intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan.
a) Intelegensi,

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 8

Slameto (2003: 56) mengemukakan bahwa intelegensi atau kecakapan


terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dan cepat efektif mengetahui/menggunakan konsepkonsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan
cepat. Kecerdasan/intelegensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat
ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan
kecakapan

sesuai

dengan

tingkat

perkembangan

sebaya.

Adakalanya

perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu


anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan
sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal
yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Kartono (1995:1)
kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan
berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat
kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai
prestasi yang tinggi. Slameto (1995:56) mengatakan bahwa tingkat intelegensi
yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang
rendah. Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa intelegensi adalah semakin
tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya
untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi
seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses. Dari
pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi
merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
b) Perhatian,
Menurut al-Ghazali dalam Slameto (2003 : 56) bahwa perhatian adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan semata-mata kepada suatu
benda atau hal atau sekumpulan obyek. Untuk menjamin belajar yang lebih baik
maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika
bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan,
sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa belajar dengan baik, usahakan buku
pelajaran itu sesuai dengan hobi dan bakatnya.
c) Bakat,

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 9

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai


kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya
dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupankesanggupan

tertentu.

Kartono (1995:2) menyatakan bahwa bakat adalah potensi atau kemampuan


kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi
kecakapan yang nyata. Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan bakat
diartikan sebagai kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Dari pendapat di atas jelaslah
bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat
yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi
rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar
terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai
suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa
anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan
merusak keinginan anak tersebut.
Menurut Hilgard dalam Slameto (2003 : 57) bahwa bakat adalah the
capacity to learn. Dengan kata lain, bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan itu akan terealisasi pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar
atau terlatih. Kemudian menurut Muhibbin (2003 : 136) bahwa bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang.
d) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus
menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat
adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada
bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Selanjutnya

Slameto

(1995:57)

mengemukakan

bahwa

minat

adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa


kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 10

dengan

rasa

sayang.

Kemudian Sardiman (1992:76) mengemukakan minat adalah suatu kondisi yang


terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap
belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah
dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk
menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa
diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat
belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi
terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa
yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
Menurut Jersild dan Taisch dalam Nurkencana (1996 : 214) bahwa minat
adalah menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Minat
besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, siswa yang gemar membaca
akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian,
wawasan akan bertambah luas sehingga akan sangat mempengaruhi peningkatan
atau pencapaian prestasi belajar siswa yang seoptimal mungkin karena siswa yang
memiliki minat terhadap sesuatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguhsungguh karena ada daya tarik baginya.
e) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.
Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar
motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar
sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.Nasution
(1995:73) mengatakan motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Sardiman (1992:77) mengatakan bahwa
motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin
melakukan sesuatu. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 11

instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri


seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu
pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi
yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut
melakukan kegiatan belajar. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus
berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa
kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan
timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk
membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan
belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.
Menurut Slameto (2003 : 58) bahwa motivasi erat sekali hubungannya
dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan itu
dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat,
sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai
daya penggerak atau pendorongnya.
f) Kematangan
Menurut Slameto (2003 : 58) bahwa kematangan adalah sesuatu tingkah
atau fase dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap
melaksanakan kecakapan baru. Berdasarkan pendapat di atas, maka kematangan
adalah suatu organ atau alat tubuhnya dikatakan sudah matang apabila dalam diri
makhluk telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masingmasing kematang itu datang atau tiba waktunya dengan sendirinya, sehingga
dalam belajarnya akan lebih berhasil jika anak itu sudah siap atau matang untuk
mengikuti proses belajar mengajar.
g) Kesiapan
Kesiapan menurut James Drever seperti yang dikutip oleh Slameto (2003 :
59) adalah preparedes to respon or react, artinya kesediaan untuk memberikan
respon atau reaksi. Berdasarkan pendapat di atas dapat diasumsikan bahwa
kesiapan siswa dalam proses belajar mengajar, sangat mempengaruhi prestasi
belajar siswa, dengan demikian prestasi belajar siswa dapat berdampak positif
bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata
pelajaran dengan baik.

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 12

3) Faktor kelelahan
Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa antara lain dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani
dan kelelahan rohani. Sebagaimana dikemukakan oleh Slameto (1995:59) sebagai
berikut: Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena ada
substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada
bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat terus menerus karena
memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena
terpaksa, tidak sesuai dengan minat dan perhatian. Dari uraian di atas maka
kelelahan jasmani dan rohani dapat mempengaruhi prestasi belajar dan agar siswa
belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam
belajarnya seperti lemah lunglainya tubuh. Sehingga perlu diusahakan kondisi
yang bebas dari kelelahan rohani seperti memikirkan masalah yang berarti tanpa
istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa tidak sesuai dengan minat dan
perhatian. Ini semua besar sekali pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi
belajar siswa. Agar siswa selaku pelajar dengan baik harus tidak terjadi kelelahan
fisik dan psikis.
b. Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)
Faktor yang berada di luar individu di antaranya lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor ekstern yang berpengaruh
terhadap prestasi belajar dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 1995 : 60).
1) Faktor keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto
bahwa: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga
yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan
dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa
aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif,
karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
menambah motivasi untuk belajar. Dalam hal ini Hasbullah (1994:46)
mengatakan: Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 13

dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan


bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah
sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari
keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan
pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang
baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil
belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus
menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian
orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar
dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik
untuk belajar.
Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat mempengaruhi
dari keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang
kebudayaan dan suasana rumah.
a) Cara orang tua mendidik, Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya
terhadap prestasi belajar anak, hal ini dipertegas oleh Wirowidjojo dalam
Slameto (2003 : 60) mengemukakan bahwa keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk
mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan
dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan negara. Dari pendapat di atas
dapat dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan
anaknya. Cara orang mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap
belajarnya.
b) Relasi antar anggota keluarga, Menurut Slameto (2003 : 60) bahwa yang
penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu juga
relasi anak dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut
mempengaruhi belajar anak. Wujud dari relasi adalah apakah ada kasih
sayang atau kebencian, sikap terlalu keras atau sikap acuh tak acuh, dan
sebagainya.
c) Keadaan keluarga, Menurut Hamalik (2002 : 160) mengemukakan bahwa
keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karena

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 14

dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan


perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang tua, tingkat
ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga terhadap masalah sosial
dan realitas kehidupan. Berdasarkan pendapat di atas bahwa keadaan keluarga
dapa mempengaruhi prestasi belajar anak sehingga faktor inilah yang
memberikan pengalaman kepada anak untuk dapat menimbulkan prestasi,
minat, sikap dan pemahamannya sehingga proses belajar yang dicapai oleh
anak itu dapat dipengaruhi oleh orang tua yang tidak berpendidikan atau
kurang ilmu pengetahuannya.
d) Pengertian orang tua, Menurut Slameto (2003 : 64) bahwa anak belajar perlu
dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu
dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat,
orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin
untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya.
e) Keadaan ekonomi keluarga, Menurut Slameto (2003 : 63) bahwa keadaan
ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang
belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian,
perlindungan kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar
seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, dan
sebagainya.
f) Latar belakang kebudayaan, Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam
keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar (Roestiyah, 1989: 156).
Oleh karena itu perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar
mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal.
g) Suasana rumah, Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar, hal ini
sesuai dengan pendapat Slameto (2003 : 63) yang mengemukakan bahwa
suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam
keluarga di mana anak-anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh,
bising dan semwarut tidak akan memberikan ketenangan terhadap diri anak
untuk belajar. Suasana ini dapat terjadi pada keluarga yang besar terlalu
banyak penghuninya. Suasana yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok,
pertengkaran antara anggota keluarga yang lain yang menyebabkan anak
bosan tinggal di rumah, suka keluar rumah yang akibatnya belajarnya kacau
serta prestasinya rendah.

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 15

2) Faktor sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat


penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan
sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan
sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alatalat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan
mempengaruhi

hasil-hasil

belajarnya.

Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan guru dituntut untuk menguasai bahan


pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam
mengajar. Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran
yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
Faktor sekolah dapat berupa cara guru mengajar, ala-alat pelajaran,
kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru dan murid, disiplin sekolah, dan media
pendidikan, yaitu :
a) Guru dan cara mengajar, Menurut Purwanto (2004 : 104) faktor guru dan cara
mengajarnya merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian
guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana
cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya turut
menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Sedangkan menurut
Nana Sudjana dalam Djamarah (2006 : 39) mengajar pada hakikatnya adalah
suatu proses , yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada
disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak
didik melakukan proses belajar. Dalam kegiatan belajar, guru berperan
sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing, guru harus
berusaha menhidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi
yang kondusif. Dengan demikian cara mengajar guru harus efektif dan
dimengerti oleh anak didiknya, baik dalam menggunakan model, tehnik
ataupun metode dalam mengajar yang akan disampaikan kepada anak
didiknya dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan konsep yang
diajarkan berdasarkan kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar
b) Model pembelajaran, Model pembelajaran sangat penting dan berpengaruh
sekali terhadap prestasi belajar siswa, terutama pada pelajaran matematika.

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 16

Dalam hal ini model atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
tidak hanya terpaku pada satu model pembelajaran saja, akan tetapi harus
bervariasi yang disesuaikan dengan konsep yang diajarkan dan sesuai dengan
kebutuhan siswa, terutama pada guru matematika. Dimana guru matematika
harus bisa menilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk
digunakan dalam pembelajaran. Adapun model-model pembelajaran itu,
misalnya : model pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, realistik
matematikaproblem solving dan lain sebagainya. Dalam hal ini, model yang
diterapkan adalah model kooperatif tipe STAD, dimana model atau metode ini
berpengaruh terhadap proses belajar siswa dan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa
c) Alat-alat pelajaran, Untuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat
belajar adalah suatu hal yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa, misalnya perpustakaan, laboratorium, dan sebagaianya.
Menurut Purwanto (2004 : 105) menjelaskan bahwa sekolah yang cukup
memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah
dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam
menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar
anak.
d) Kurikulum, Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa, kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Menurut
Slameto (2003 : 63) bahwa kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak
baik terhadap proses belajar maupun prestasi belajar siswa.
e) Waktu sekolah, Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar
mengajar di sekolah, waktu sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam
hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa (Slameto, 2003 : 68).
f) Interaksi guru dan murid, Menurut Roestiyah (1989 : 151) bahwa guru yang
kurang berinteraksi dengan murid secara intim, menyebabkan proses belajar
mengajar itu kurang lancar. Oleh karena itu, siswa merasa jenuh dari guru,
maka segan berpartisipasi secara aktif di dalam belajar.
g) Disiplin sekolah, Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan
siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar (Slameto, 2003 : 67).
Kedisiplinan sekolah ini misalnya mencakup kedisiplinan guru dalam

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 17

mengajar dengan pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan pengawas atau


karyawan dalam pekerjaan administrasi dan keberhasilan atau keteraturan
kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain.
h) Media pendidikan, Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang
masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belaajr
anak dalam jumlah yang besar pula (Roestiyah, 1989 : 152). Media
pendidikan ini misalnya seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau
media lainnya yang dapat mendukung tercapainya prestasi belajar dengan
baik.
3) Faktor Lingkungan Masyarakat
Selain orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak
sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan
pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih
banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Dalam hal ini Kartono
(1995:5) berpendapat: Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran
belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya
merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk
mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan
kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat
terpengaruh pula.Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk
kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu
menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena
itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang
rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada
dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa antara lain
teman bergaul, kegiatan lain di luar sekolah dan cara hidup di lingkungan
keluarganya.
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat, Menurut Slameto (2003 : 70) mengatakan
bahwa kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap
perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 18

masyarakat yang telalu banyak misalnya berorganisasi, kegiatan sosial,


keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak
bijaksana dalam mengatur waktunya.
b) Teman Bergaul, Anak perlu bergaul dengan anak lain, untik mengembangkan
sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul
yang buruk perangainya. Perbuatan tidak baik mudah berpengaruh terhadap
orang lain, maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul. Menurut
Slameto (2003 : 73) agar siswa dapat belajar, teman bergaul yang baik akan
berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul
yang jelek perangainya pasti mempengaruhi sifat buruknya juga, maka perlu
diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan
pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus
bijaksana.
c) Cara Hidup Lingkungan, Cara hidup tetangga disekitar rumah di mana anak
tinggal, besar pengaruh terhadap pertumbuhan anak (Roestiyah, 1989 : 155).
Hal ini misalnya anak tinggal di lingkungan orang-orang rajib belajar,
otomatis anak tersebut akan berpengaruh rajin juga tanpa disuruh.
Faktor eksternal ini dapat menimbulkan pengaruh positif antara lain dilihat dari
1. Ekonomi keluarga, menurut Slameto (1993 : 63), bahwa keadaan ekonomi
keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar
selain

terpenuhi

kebutuhan

pokoknya,

misalnya

makanan,

pakaian,

perlindungan kesehatan dan lain-lain. Juga membutuhkan fasilitas belajar


seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku dan
lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai
cukup uang.
2. Guru dan cara mengajar, Guru dan cara mengajar merupakan faktor yang
penting bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan
yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu menyampaikan pengatahuan
itu kepada anak-anak didiknya. Ini sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa karena guru yang berpengetahuan tinggi dan cara mengajar
yang bagus akan memperlancar proses belajar mengajar sehingga siswa
dengan mudah menerima pengetahuan yang disampaikan oleh gurunya.\
3. Interaksi guru dan murid, Interaksi guru dan murid dapat mempengaruhi juga
dengan prestasi belajar, karena interaksi yang lancar akan membuat siswa itu

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 19

tidak merasa segan berpartisipasi secara aktif di dalam proses belajar


mengajar.
4. Kegiatan siswa dalam masyarakat, Kegaiatan siswa dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya misalnya berorganisasi,
kegiatan-kegiatan sosial, kegiatan keagamaan, dan lain-lain.
5. Teman bergaul, Anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan
sosialisainya karena siswa dapat belajar dengan baik apabila teman
bergaulnya baik tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul
yang buruk perangainya.
6. Cara hidup lingkungan, Cara hidup tetangga di sekitar rumah besar
pengaruhnya pada pertumbuhan anak (Roestiyah 1989 : 155). Hal ini
misalnya anak yang tinggal di lingkungan orang-orang yang rajin belajar
otomatis anak tersebut akan berpengaruh rajin belajar tanpa disuruh.
Faktor eksternal yang dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi prestasi anak
adalah:
1. Cara mendidik, Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anaknya
sekolah akan menjadi anak yang kurang bertanggung jawab dan takut
menghadapi tantangan atau kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya
secara keras maka anak tersebut manjadi penakut dan tidak percaya diri.
2. Interaksi guru dan murid, Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara
intern menyebabkan proses balajar mengajar menjadi kurang lancar juga anak
merasa jauh dari guru maka segan berpartisipasi secara aktif dalam
belajarnya. Guru yang mengajar bukan pada keahliannya, serta sekolah yang
memiliki fasilitas dan sarana yang kurang memadai maka bisa menyebabkan
prestasi belajarnya rendah.

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 20

DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Remaja.
Arends, R. 1997. Classroom Instruction Management. New York: The Mc GrawHill Company.
Bobi DePorter & Mike Hernacki.Quantum Learning Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan (yang diterjemahkan oleh : Alwiyah
Abdurrahman) . Bandung : Kaifa. 1999.
Cohen, William A. 2001. Seni Kepemimpinan. Jakrta: Mitra Utama Spektrum
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar
(Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1991), 149.
Djamarah, Syaiful Bahri, & Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Fred Luthan. 1995. Organizational Behavior. Singapore: McGraw-Hill,Inc. Hay
Group
Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1996. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih
Bahasa Nunuk Adiarni), Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.
Glendinning, P. M. 2002. Performance management: Pariah or messiah. Public
Personnel Management, 31(2), 161-177.

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 21

Grote, D. 1996. The complete guide to performance appraisal. New York:


AMACOM.
Gulo, W. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.
Hadjam, M. Noor Rochman & Nasiruddin, Arif. 2003. Jurnal Psikologi. Peranan
Kesulitan Ekonomi, Kepuasan Kerja, dan Religiusitas terhadap
Kesejahteraan Psikologis, no. 2, hal. 72-80. Yogyakarta: Fakultas
Psikologi, Universitas Gadjah Mada.
Haling, dkk.
UNM

2007.

Perencanaan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.


Hamzah B. Uno.2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hoy, Wayne K., Cecil G. Miskel. Educational Administration : Theory, Research,
and Practice, Singapore : McGraw-Hill, 2001
Husaini Usman, 2010. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi aksara
John P. Kotter. & James L. Heskett, 1998. Corporate Culture and Performance.
(terj Benyamin Molan). Jakarta: PT Prehalindo.
Kambey, D. C. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia..Manado: Yayasan tri
Ganesha Nusantara
Karli, Hilda dan Yuliariatiningsih, Margaretha Sri. 2002. Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi: Model-model Pembelajaran.
Latham, G. P., & Wexley, K. N. (1996). Increasing productivity through
performance appraisal. New York: Addison-Wesley.
Locke, E. A., & Latham, G. P. (1984). Goal setting: A motivational technique that
works! Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Makawimbang, J. H, 2011. Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
.
2012. Kpemimpinan Pendidikan Yang Bermutu.
Bandung: Alfabeta.
Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta:
Bumi aksara.

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 22

Nana Syaodih Sukmadinata. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, S, 2003, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Jakarta, Bumi Aksara, Jakarta.
.. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurkencana. 2005. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Omar Hamalik.2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Bandung: Bumi Aksara
Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses
Popham, W, J. dan Eva L. Baker.2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terj.
Amirul Hadi, dkk). Jakarta: Rineka Cipta.
Ratumanan, Tanwey, Gerson, Drs., M.Pd. (2002). Belajar dan Pembelajaran.
Surabaya. Unesa University Press.
Robbins. S.P. dkk, 2009. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Sagala, Syaiful, DR.,H.,M.Pd. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta.
Alfabeta Bandung.
Sapani, H. Suardi, dkk. 1997/1998. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Dirjen
Dikdasmen, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III
Siagian. S. P, 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sukanto, R. dan Handoko H. 2000. Organisasi perusahaan, Teori struktur, dan
perilaku. Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA
Sumadi Suryabrata. 1990. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV Rajawali. h.105
Suparman, Atwi. 1993. Desain Intruksional. Jakarta: PAU untuk Peningkatan dan
Pengembangan Aktivitas Instruksional Dirjen Dikti.
Suwanto, H & Priansa, D,J., 2011. Manajeman SDM dalam organisasi publik
dan bisnis. Bandung: Alfabeta.
Terry, G. R., & Rue, L. W. 2008. Dasar-dasar manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 23

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka.
Umar, Alimin.
UNM.

2008.

Penilaian Pembelajaran.

Makassar: Badan Penerbit

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Zainal Aqib Elham Rohmanto,2006, Membangun Profesionalisme Guru dan
Pengawas Sekolah,Bandung, Yrama Widya, Bandung.
, 2008, Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan
Teknik Pembelajaran

Diakses melalui Website (online) :


Adiputro, Didiet. 2008. Olimpiade Fisika: Dari Potensi Menjadi Prestasi. (17
Juni 2008) [Online]. Tersedia: kipsaint.com/isi/merubah-potensi-menjadiprestasi.html
Akhmad
Sudrajat.
2008
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategimetode-teknik-dan-model-pembelajaran
Beda

Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran


http://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-modelmetode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/

Fisika, Budak. 2009. Fisika Lebih Menyenangkan dengan Imajinasi. [Online].


Tersedia:
http://budakfisika.blogspot.com/2009/01/fisika-lebihmenyenangkan-dengan.html
Fogarty dan Robin. (1996). Think/Pair/Share. [online]. Tersedia: www.Broward
kl2.fl.us/Ci/Whatsnew/strategies and such/ strategies/thinkpairshare.html
[2 November 2009]
Heri. 2009. Belajar Fisika Gampang, Asyik dan Menyenangkan. [Online].
Tersedia: fisikakristoforus.blogspot.com (23 Desember 2008)
Hedry. 2007http://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-modelmetode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/
Nurahman, Arif. 2009. Fisika GASING "Nggak" Pusing. [Online]. Tersedia:
http://www.banjar-jabar.go.id/redesign//?pilih=lihat&id=882 (18 Maret
2009)

Prestasi Dan Hasil Belajar Siswa

Page 24

Anda mungkin juga menyukai