Belajar Dan Hasil
Belajar Dan Hasil
A. HASIL BELAJAR
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, hasil belajar memegang peranan
penting. Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai hasil belajar. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan Abdurrahman (2003: 28) bahwa belajar
merupakan proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar
atau yang disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap. Perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti pembelajaran terdiri
dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan aspekaspek tersebut.
Page 1
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Bloom dalam Hudoyo (1975:28) bahwa hasil belajar merupakan tingkat
penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan yag diterapkan. Seperti telah dikemukakan
sebelumnya, bahwa belajar adalah sutu proses hasil belajar yaitu berupa sesuatu
yang baru yang segera nampak dalam prilaku nyata atau masih tersembunyi, atau
mungkin hanya berupa penyempurnaan terhadap hal-hal yang pernah dipelajari.
Pengertian tersebut dapat terlihat pada diri individu.
Nasution mendefinisikan hasil belajar dalam bukunya yang berjudul
Didaktik Azas-azas Mengajar, bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan yang
terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan,
tetapi juga pengetahuan untuk mengetahui kecakapan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penguasaan dan pergaulan dalam diri pribadi individu yang belajar.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi dan
keterampilan. Nana Sudjana (1995:22) berpendapat bahwa hasil belajar juga
merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar dan dapat dinilai atau diukur melalui tes. Hasil belajar dapat
dilihat seteah seseorang melakukan aktivitas belajar baik sesuatu yang baru atau
penyempurnaan dari yang pernah dipelajari sebelumnya yang akhirnya akan
membentuk suatu kepribadian dan dapat digambarkan dengan prestasi yang
berkaitan dengan tujuan pembelajaran.
Menurut Roestiyah (1989:151), hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama:
1.
Faktor Internal yaitu faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri seperti
kesehatan, rasa aman, kemampuan, minal dan sebagainya
2.
Faktor eksternal ialah faktor yang datang dari luar diri si anak seperti
kebersihan rumah, udara lingkungan dan sebagainya. Jadi jelas bahwa hasil
belajar sangat tergantung dari kesiapan siswa itu sendiri dan faktor lain yang
mendukung termasuk faktor guru di sekolah.
Page 2
B. PRESTASI BELAJAR
1. Pengertian Prestasi dan Belajar
a. Pengertian Prestasi.
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu:
Prestasi dan Belajar. Antara kata Prestasi dan Belajar mempunyai arti yang
berbeda. Oleh karena itu sebelum membahas pengertian prestasi belajar maka kita
harus mengetahui apa yang dimaksud dengan Prestasi dan Belajar. Prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara
individu maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama
seseorang tidak pernah melakukan suatu kegiatan. Pencapaian prestasi tidaklah
mudah, akan tetapi kita harus menghadapi berbagai rintangan dan hambatan hanya
dengan keuletan dan optimis dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya.
Berbagai kegiatan dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan Prestasi.
Semuanya tergantung dari profesi dan kesenangan dari masing-masing individu.
Pada prinsipnya setiap kegiatan harus digeluti secara optimal. Dari kegiatan
tertentu yang digeluti untuk mendapatkan prestasi maka beberapa ahli
berpendapat tentang Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan.
Sajalan dengan itu beberapa ahli berpendapat tentang prestasi antara lain:
1) W.J.S Poerwadarminta,berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah
dicapai(dilakukan,dikerjakan,dan sebagainya).
2) Masud Said Abdul Qahar, persatasi adalah apa yang telah kita dapat ciptakan,
hasil pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan.
3) Nasrun Harahap dkk, prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perekembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan
bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serat nilai-nilai yang terdapat
dalam kurikulum.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu
prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang
berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada baiknya
pembahasan ini diarahkan pada masing-masing permasalahan terlebih dahulu
untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata prestasi dan
belajar. Hal ini juga untuk memudahkan dalam memahami lebih mendalam
Page 3
tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Di bawah ini akan dikemukakan
beberapa pengertian prestasi dan belajar menurut para ahli.
Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai
berikut :To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something
difficult as well and as quickly as possibleKebutuhan untuk prestasi adalah
mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit
dengan baik dan secepat mungkin.Prestasi adalah hasil yang telah dicapai
seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa
prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual,
strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam
Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.Prestasi merupakan kecakapan atau hasil
kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat
tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam
proses pembelajaran.
Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar. Menurut
Purwodarminto
prestasi
belajar
diartikan
sebagai
hasil
yang
dicapai
(dilakukan/dikerjakan). Jadi prestasi itu adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan pada suatu tingkat keberhasilan tentang suatu hal, yang disebabkan
oleh suatu hal yang telah dilakukan. Prestasi mencerminkan sejauhmana siswa
telah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan disetiap bidang studi.
Gambaran prestasi siswa bisa dinyatakan dengan angka (0 s.d 10). Dalam proses
belajar mengajar, siswa mengalami suatu perubahan dalam bidang pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan ini dapat dilihat dari
prestasi belajar siswa yang dihasilkan oleh siswa dari kegiatan mengerjakan soal
ulangan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kata prestasi belajar
mengandung dua kata yakni prestasi dan belajar yang mempunyai arti
berbeda. Oleh karena itu sebelum pengertian prestasi belajar dibicarakan ada
baiknya kedua kata itu dijelaskan artinya satu persatu. Menurut Syaiful Bahri
Djamarah, menyatakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat di dalam
kurikulum. Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku untuk mencapai
Page 4
tujuan dari tidak tahu menjadi tahu atau dapat dikatakan sebagai proses yang
menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku dan kecakapan seseorang.
Sardiman AM sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah
menyatakan bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju
perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa,
dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Bertolak dari pendapat di atas
jelas menyatakan bahwa belajar itu bertujuan untuk mengembangkan pribadi
manusia bukan hanya sekedar mencerdaskan manusia belaka namun menjadi
manusia yang berkepribadian yang luhur itulah hakekat sebuah belajar. Dalam
mengembangkan kepribadian manusia seutuhnya itu melibatkan unsur-unsur cipta
atau membuat sesuatu, rasa/perasaan, karsa/keinginan, kognitif, afektif dan
psikomotorik. Jadi belajar merupakan suatu aktifitas yang sadar akan tujuan.
Tujuannya adalah terjadinya suatu perubahan dalam diri individu. Perubahan yang
dimaksudkan tentu saja menyangkut semua unsur yang ada pada diri individu.
Dari pendapat tersebut di atas, maka seseorang dinyatakan melakukan kegiatan
belajar, setelah ia memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan
sebagainya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar
adalah suatu proses untuk mencapai suatu kecakapan, kebiasaan, sikap dan
pengertian suatu pengetahuan dalam usaha merubah diri menjadi semakin baik
dan mampu. Selanjutnya Abdurrahman Saleh memberikan prestasi belajar atau
hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari mempelajari tingkat penguasaan
ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang dinyatakan
dalam bentuk angkah huruf atau kata atau simbol, dengan istilah lain yakni
prestasi. Salah satu program diklat (mata pelajaran) yang diajarkan di sekolah
adalah program diklat (mata pelajaran) kewirausahaan. Pelajaran ini sengaja
diterapkan di sekolah-sekolah bertujuan adalah menghasilkan lulusan yang akan
menempati lapangan pekerjaan maupun berwiraswasta. Pengertian prestasi belajar
adalah sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai anak
didik dalam memahami mata pelajaran di sekolah. Sehingga dari pengertian di
atas dapat diketahui yang dimaksud dengan prestasi belajar kewirausahaan adalah
bukti
keberhasilan
siswa
dalam
penguasaan
terhadap
program
diklat
Page 5
Page 6
belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi
yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun
prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah
dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan
belajar
adalah
mencari
ilmu
dan
menuntut
ilmu.
Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap
oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia.
Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi
yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi
belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.
Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan
pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita
temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto
(1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh
seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.
Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu
bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut S.
Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: Kesempurnaan yang dicapai
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna
apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya
dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi
target dalam ketiga kriteria tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat
dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki
siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh
dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam
bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar
mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil
dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar
Page 7
siswa.Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada
saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi adalah hasil
yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,
maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang
terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain
adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
a. Faktor dari dalam diri siswa (intern)
Faktor interen, yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri,
antara lain ialah kemampuan yang dimilikinya, minat dan motivasi serta faktorfaktor lainnya.Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas
menurut Slameto (1995 : 54) yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor
kelelahan.
1) Faktor Jasmani
Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan
faktor
cacat
tubuh.
a) Faktor kesehatan,
Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika
kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat, mudah
pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah dan kurang darah ataupun ada
gangguan kelainan alat inderanya.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta,
tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain (Slameto, 2003 : 55).
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa berupa
intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan.
a) Intelegensi,
Page 8
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan
sebaya.
Adakalanya
Page 9
tertentu.
Slameto
(1995:57)
mengemukakan
bahwa
minat
adalah
Page 10
dengan
rasa
sayang.
Page 11
Page 12
3) Faktor kelelahan
Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa antara lain dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani
dan kelelahan rohani. Sebagaimana dikemukakan oleh Slameto (1995:59) sebagai
berikut: Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena ada
substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada
bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat terus menerus karena
memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena
terpaksa, tidak sesuai dengan minat dan perhatian. Dari uraian di atas maka
kelelahan jasmani dan rohani dapat mempengaruhi prestasi belajar dan agar siswa
belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam
belajarnya seperti lemah lunglainya tubuh. Sehingga perlu diusahakan kondisi
yang bebas dari kelelahan rohani seperti memikirkan masalah yang berarti tanpa
istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa tidak sesuai dengan minat dan
perhatian. Ini semua besar sekali pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi
belajar siswa. Agar siswa selaku pelajar dengan baik harus tidak terjadi kelelahan
fisik dan psikis.
b. Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)
Faktor yang berada di luar individu di antaranya lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor ekstern yang berpengaruh
terhadap prestasi belajar dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 1995 : 60).
1) Faktor keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto
bahwa: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga
yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan
dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa
aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif,
karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
menambah motivasi untuk belajar. Dalam hal ini Hasbullah (1994:46)
mengatakan: Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena
Page 13
Page 14
Page 15
2) Faktor sekolah
hasil-hasil
belajarnya.
Page 16
Dalam hal ini model atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
tidak hanya terpaku pada satu model pembelajaran saja, akan tetapi harus
bervariasi yang disesuaikan dengan konsep yang diajarkan dan sesuai dengan
kebutuhan siswa, terutama pada guru matematika. Dimana guru matematika
harus bisa menilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk
digunakan dalam pembelajaran. Adapun model-model pembelajaran itu,
misalnya : model pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, realistik
matematikaproblem solving dan lain sebagainya. Dalam hal ini, model yang
diterapkan adalah model kooperatif tipe STAD, dimana model atau metode ini
berpengaruh terhadap proses belajar siswa dan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa
c) Alat-alat pelajaran, Untuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat
belajar adalah suatu hal yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa, misalnya perpustakaan, laboratorium, dan sebagaianya.
Menurut Purwanto (2004 : 105) menjelaskan bahwa sekolah yang cukup
memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah
dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam
menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar
anak.
d) Kurikulum, Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa, kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Menurut
Slameto (2003 : 63) bahwa kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak
baik terhadap proses belajar maupun prestasi belajar siswa.
e) Waktu sekolah, Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar
mengajar di sekolah, waktu sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam
hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa (Slameto, 2003 : 68).
f) Interaksi guru dan murid, Menurut Roestiyah (1989 : 151) bahwa guru yang
kurang berinteraksi dengan murid secara intim, menyebabkan proses belajar
mengajar itu kurang lancar. Oleh karena itu, siswa merasa jenuh dari guru,
maka segan berpartisipasi secara aktif di dalam belajar.
g) Disiplin sekolah, Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan
siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar (Slameto, 2003 : 67).
Kedisiplinan sekolah ini misalnya mencakup kedisiplinan guru dalam
Page 17
Page 18
terpenuhi
kebutuhan
pokoknya,
misalnya
makanan,
pakaian,
Page 19
Page 20
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Remaja.
Arends, R. 1997. Classroom Instruction Management. New York: The Mc GrawHill Company.
Bobi DePorter & Mike Hernacki.Quantum Learning Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan (yang diterjemahkan oleh : Alwiyah
Abdurrahman) . Bandung : Kaifa. 1999.
Cohen, William A. 2001. Seni Kepemimpinan. Jakrta: Mitra Utama Spektrum
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar
(Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1991), 149.
Djamarah, Syaiful Bahri, & Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Fred Luthan. 1995. Organizational Behavior. Singapore: McGraw-Hill,Inc. Hay
Group
Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1996. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih
Bahasa Nunuk Adiarni), Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.
Glendinning, P. M. 2002. Performance management: Pariah or messiah. Public
Personnel Management, 31(2), 161-177.
Page 21
2007.
Page 22
Page 23
2008.
Penilaian Pembelajaran.
Page 24